Anda di halaman 1dari 16

BAB XV

UTANG PEMERINTAH
Macroeconomics
N. Gregory Mankiw
Bab ini membahas:
 Besarnya Utang
 Masalah Pengukuran

 Pandangan Tradisional atas Utang

Pemerintah
 Pandangan Ricardian atas Utang

Pemerintah
 Perspektif lain tentang utang pemerintah
Apa itu Utang Pemerintah?
 Bila pemerintah lebih banyak melakukan
pengeluaran daripada mengumpulkan
dana melalui pajak, pemerintah akan
meminjam dari sektor swasta untuk
mendanai defisit anggaran.
 Akumulasi pinjaman tersebut disebut

“utang pemerintah”.
Besarnya Utang Pemerintah
 Cara menilai besarnya utang
pemerintah:
 Dengan membandingkan dengan
jumlah utang negara lain.
 Biasanya diukur dengan persentase
terhadap GDP.
Utang Negara-Negara di Dunia
Negara % thd GDP Negara % thd GDP
Jepang 158,9 Belanda 63,7
Italia 125,4 Hungaria 62,5
Yunani 108,1 Swedia 61,5
Belgia 98,5 Rep. 56,8
Slowakia
Prancis 76,7 Polandia 53,3
Portugal 76,5 Finlandia 53,3
Jerman 69,9 Norwegia 51,7
Kanada 69,3 Denmark 49,7
Austria 69,2 Spanyol 49,1
USA 63,8 (2005)
Sumber: OECD Economic Outlook Inggris
dalam Mankiw (2007) 46,8
Bagaimana dengan Indonesia?
 Per Mei 2015  Rp. 2.845,25 T (24,7% dr
PDB) atau meningkat sebesar Rp. 64,28 T dari
periode Jan – April 2015 yang sebesar Rp.
2.780,97 T
 Rincian meliputi:

 Surat Berharga Rp. 2.151,58 T


 Pinjaman Rp. 691,66 T

(Sumber: www.sindonews.com, 7 Juli 2015)


Masalah Pengukuran

1. Inflasi
2. Aset Modal
3. Kewajiban yang Tidak Dihitung
4. Siklus Bisnis
Masalah Pengukuran 1: Inflasi
 Pengukuran yg paling tidak kontroversial adalah
koreksi terhadap inflasi
 Hampir semua ekonom sepakat bahwa utang
pemerintah harusnya diukur dalam bentuk riil, bukan
nominal.
 Defisit yg diukur seharusnya sama dengan perubahan
utang riil pemerintah, bukan perubahan utang
nominal.
 Namun demikian, defisit anggaran yg biasa diukur
tidak mengoreksi inflasi.
Masalah Pengukuran 2: Aset
Modal
 Banyak ekonom percaya bahwa penilaian yg akurat atas
defisit anggaran pemerintah memerlukan perhitungan
atas aset pemerintah serta kewajibannya.
 Defisit anggaran harusnya diukur sbg perubahan utang
dikurangi perubahan aset.
 Prosedur anggaran yg memperhitungkan aset dan
kewajiban disebut penganggaran modal (capital
budgeting), karena memperhitungkan perubahan modal.
 Masalahnya adalah sulitnya memutuskan pengeluaran
pemerintah mana yg seharusnya dihitung sbg
pengeluaran modal.
Masalah Pengukuran 2: … (lanjutan)

 Para ekonom dan pembuat kebijakan tidak sepakat


mengenai apakah harus menggunakan penganggaran
modal atau tidak.
 Para penentang  meskipun sistem tsb dlm prinsip
lebih unggul dibandingkan dg sistem yg sedang berlaku,
sistem itu terlalu sulit dipraktekkan.
 Para pendukung  perlakuan thd aset modal yg tdk
sempurna akan lebih baik dibandingkan dg
menghilangkan semuanya.
Masalah Pengukuran 3:
Kewajiban yang Tidak Dihitung
 Sebagian ekonom berpendapat bahwa defisit
anggaran yg diukur adalah keliru krn
mengabaikan beberapa kewajiban pemerintah
yg penting.
 Kewajiban Implisit  Jaminan Sosial, Jaminan
Pensiun
 Kewajiban Kontinjen (Contingent Liability) 
kewajiban yg muncul hanya jika peristiwa-peristiwa
khusus terjadi, cth: jaminan kredit perseorangan,
pinjaman mahasiswa, hipotek keluarga
berpendapatan rendah.
Masalah Pengukuran 4: Siklus Bisnis

 Banyak perubahan dlm defisit anggaran pemerintah


terjadi secara otomatis menanggapi perekonomian yg
berfluktuasi.
 Untuk memecahkan masalah ini, pemerintah menghitung
defisit anggaran yang disesuaikan secara siklis
(Cyclically adjusted budget deficit) – yg kadang kala
disebut defisit anggaran kesempatan kerja-penuh.
 Didasarkan pd estimasi mengenai berapa pengeluaran
pemerintah dan penerimaan pajak yg terjadi jika
perekonomian beroperasi pd tingkat output dan
kesempatan kerja alamiahnya.
Pandangan Tradisional atas Utang Pemerintah

 Pemotongan pajak yg didanai oleh utang mendorong


pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan
nasional.
Tx   C & S   i   Crowding out I
 Akibatnya:
 Jangka pendek  permintaan agregat yg lebih besar dan
pendapatan yg lebih tinggi
 Jangka panjang  persediaan modal yg lebih kecil dan
pendapatan yg lebih rendah
Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah

 Pemotongan pajak yg didanai oleh utang


tidak mendorong pengeluaran konsumen
krn tidak meningkatkan seluruh sumber
daya konsumen  pemotongan pajak
hanya menjadwal ulang pajak dari saat
ini ke masa depan.
Perdebatan Pandangan Tradisional dan Ricardian

 Perdebatan tentang bagaimana konsumen


berperilaku, yaitu:
 Apakah rasional atau berpandangan pendek?
 Apakah menghadapi batasan dalam meminjam?
 Apakah secara ekonomi dihubungkan dengan generasi
masa depan melalui warisan?
 Pandangan ekonom atas utang pemerintah
bergantung pada jawaban atas pertanyaan di atas.
Perspektif Lain tentang Utang Pemerintah

 Anggaran Berimbang versus Kebijakan Fiskal


Optimal
 Stabilisasi
 Tax Smoothing
 Redistribusi Intergenerasi
 Dampak Fiskal terhadap Kebijakan Moneter
 Utang dan Proses Politik

 Dimensi-dimensi Internasional

Anda mungkin juga menyukai