0722076201-Tindak Pidana Pers
0722076201-Tindak Pidana Pers
Pendahuluan.
Menurut pasal 1 butir 1 UU Pers
Adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi masa
yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi,
mencari, memperoleh, memiliki, menyampaikan,
menyimpan dan mengolah informasi baik dalam
bentuk tulisan, suara dan gambar yang
ditayangkan serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,
elektronik dengan segala jenis saluran yang
tersedia.
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang dalam
bahasa Inggris berarti press, secara harfiah
berarti cetak yang mempunyai arti penyiaran
atau publikasi secara tercetak.
Pengertian pers
Dalam arti sempit.
Semua jenis berita atau informasi umum yang
dikeluarkan hanya melalui media cetak.
Dalam arti luas.
Semua jenis berita atau informasi umum yang
disampaikan tidak hanya memalui media cetak
tetapi juga melalui media elktronika.
Pers juga dapat diartika sebagai bentuk penyampaian
perasaan, pikiran atau pendapat seseorang
melalui media cetak kepada masyarakat umum.
Subyek hukum
dalam delik pers, orang atau badan yang
dimungkinkan dapat melakukan tindak pidana
pers terdiri atas 3 unsur:
1. penulis/penggambar
2. penerbit dan/atau pencetak
3. redaktur.
Tanggungjawab pidana
Secara yuridis tanggungjawab pidana pers dapat
dilimpahkan (water fall system), karena pelaku
tindak pidana pers mempunyai hak tolak dan hak
ingkar pasal 15 ayat 5 UU No.11/1966 j.o pasal
170 KUHAP, bahwa hak ingkar juga diberikan
kepada orang, seperti dokter, notaris, advokat
dan pendeta yang harkat, martabat pekerjaannya
diwajibkan menyimpan rahasia, hal ini disebut
dengan pertanggungjawaban pidana fiktif.
KUHP tidak mengenal pelimpahan
tanggungjawab pidana, dalam hukum pidana
pers merupakan terobosan dari aturan KUHP.
Penuntutan pidana tidak dapat dilakukan kepada
wartawan adalah wajar, karena disamping
wartawan mempunyai hak tolak dan hak ingkar,
posisi wartawan hanya sebagai pegawai yang
tunduk kepada 2 kementerian, yaitu keminfo dan
kemendag, sehingga perumusan tindak
pidananya menganut asa lex specialis derogat lex
generali, pasal 103 KUHP.
Sanksi pidana
Penjatuhan sanksi pidana dalam hukum pers
berbeda dengan hukum pidana umum, hukum
pidana umum asas penjatuhan pidana alternatif
dan delik dirumuskan secara materiil, sedangkan
dalam hukum pers sanksi pidananya bersifat
komulatif, artinya setelah perbuatannya
dirumuskan secara materiil terdakwa dapat
dijatuhi pidana penjara dan pidana lain, seperti
denda, pidana tambahan.
oleh karenanya dalam menangani pidana pers,
penyidik, JPU, advokad dan hakim harus benar2
bersikap profesional.
Penegakan Hukum Pers Nasional
2. Masa Reformasi
pada masa ini dibedakan menjadi 2:
a. Printed media (media cetak)
b. Electrical media (media elektronik)
a. Printed Media (media cetak)
setelah lahirnya UU No.40/1999 tentang Pers,
kemerdekaan menyatakan pendapat sesuai hati
nurani dan hak memperoleh informasi
merupakan hak asasi, media cetak bisa terbit
secara alami, tanpa melibatkan pemerintah, tidak
mengenal larangan terbit, tidak dikenakan sensor
dan pembredelan (ps 4 ayat 2), alasan
pemerintah tidak terlibat sbb:
1. pers adalah milik rakyat, rakyatlah yang menilai
kualitas pers tersebut.
2. dalam UU pers tersedia hak jawab dan hak
koreksi (ps 5 ayat 2,3)
3. transparansi pers adalah cerminan dari
kemerdekaan pers dalam mewujudkan kedaulatan
rakyat (ps 2).
disisi lain pers nasional dilarang memuat berita yang
isinya: merendahkan martabat suatu agama,
mengiklankan minuman keras, narkotika,
mengiklankan rokok (ps 13).
4. peran serta masyarakat dalam kegiatan pers:
a. Mematau dan melaporkan mengenai
pelanggaran hukum, etika dan kekeliruan teknis
kepada dewan pers.
b. Menyampaikan usulan dan saran kepada
dewan pers dalam uapaya menjaga dan
meningktkan kualitas pers nasional
5. pers media cetak memiliki sanksi pidana
a. Setiap orang secara melawan hukum
dengan sengaja melakukan tindakan yang
menghambat, menghalangi kemerdekaan
pers memperoleh, menyampaikan
informasi dapat dipidana.
b. Pers yang melanggar asas praduga tidak
bersalah dapat dipidana dengan pidana
denda
c. Pers harus berbentuk badan hukum, wajib
mengumumkan nama, alamat, penaggung
jawab secara terbuka, melanggar dapat
pidana denda.
Dewan Pers
Penyelenggaraan penyiaran
Penyiaran diselenggarakan dalam satu sistem
penyiaran nasional, negara menguasai frekuensi
radio yang digunakan untuk menyelenggarakan
penyiaran, dalam sistem penyiaran nasional
terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan
yang adil dan terpadu yang dikembangkan dngan
membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal dan
dibentuk sebuah Komisi Penyiaran (ps 5 UU
Penyiaran).