Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 11 AUDITING 1

PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN


INVESTASI
2021
ASWAR ARSALDI (201930115)

KAMIS 13:00-15:30 RISKA CAHYANI (201930010)


A. SIFAT DAN CONTOH SURAT BERHARGA

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan asset lancar (current assets) atau non
currenct assets tergantung maksud atau tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.

Jika surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia,
biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities
yang merupakan current assets.
A. SIFAT DAN CONTOH SURAT BERHARGA
(LANJUTAN)
Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan
tujuan sebagai berikut:
• Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau
sama dengan 50% dari saham yang beredar).
• Untuk memperoleh pendapatan yang continue.
• Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) SURAT BERHARGA

• Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas temporary dan long
term investment.
• Untuk memeriksa apakah terdapat surat berharga yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca), betul-betul ada, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) per
tanggal laporan posisi keuangan.
• Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
• Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
• Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA YANG
DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary dan long term investment
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penembahan, dan
pengurangan serta saldo akhirnya.
3. Periksa fisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah atas nama
perusahaan).
4. Cocokkan data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan fisik surat berharga
tersebut.
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga tersebut.
6. Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar.
7. Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama perhatikan
otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA YANG
DISARANKAN (LANJUTAN)

8. Periksa perhitungan bunga dan dividen dan perhatikan segi perpajakannnya. Periksa
apakah bunga atau dividen yang diterima telah dibukukan semuanya.
9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Untuk temporary investment, valuation-nya adalah mana yang lebih rendah antara harga
beli dan harga pasar. Untuk long term investment, valuation-nya adalah berdasarkan
harga beli kecuali jika tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk
masa yang cukup Panjang.
10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan dari
pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga
tersebut.
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA YANG
DISARANKAN (LANJUTAN)

11. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure
dari surat-surat berharga tersebut, misalnya penjualan long term investment dalam
subsequent period.
12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary and long investment yang
diperiksa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai