Definisi Pitiriasis (scales), rosea (pink) Erupsi kulit akut yang dapat sembuh sendiri Lesi inisial eritema dan skuama halus Self-limiting 3-8 minggu. Sangat umum pada remaja dan dewasa muda Umumnya asimptomatik, tetapi pruritus dan sistemik seperti flu-like-symptoms bisa terjadi. Epidemiologi Bisa mengenai semua umur, terutama 15-40 tahun. Perempuan : laki-laki 1,5 : 1 Dilaporkan sering ditemukan kasus PR pada musim semi dan musim dingin di daerah beriklim sedang. Frekuensi di AS wanita 0,13% dan pria 0,14% Secara internasional diperkirakan mencapai 2% pada kasus rawat jalan dermatologis. Kasus sering ditemukan pada musim kemarau di beberapa negara seperti Australia, India, dan Malaysia. Etiologi dan Faktor Risiko Etiologi belum diketahui secara pasti. Secara gambaran klinis diduga infeksi sebagai penyebab. Bukti ilmiah menduga berhubungan dengan virus HHV-7 dan HHV-6. Erupsi menyerupai PR, dilaporkan karena konsumsi obat-obatan (barbiturat, metronidazol, katopril, dll) Terdapat laporan erupsi menyerupai PR setelah vaksinasi (difteri, hepatitis, BCG, influenza H1N1) Studi lain perubahan cuaca dingin. Patogenesis Dianggap suatu infeksi gejala prodormal Studi mengatakan ditemukannya HHV-7 dan HHV-6. Prevalensi HHV-6 dan HHV-7 pada orang dewasa sehat 80-100% dan >85% Studi menemukan profil sitokin pada PR (interleukin-17, interferon-γ, vascular endothelial growth factor, dan interferon-inducible-protein-10 (CXCL10)) interleukin-17, interferon-γ bukan sebagai profil sitokin spesifik, melainkan bisa disebut sebagai proses akibat infeksi viral. Manifestasi Klinis Prodormal gejala menyerupai flu, malaise, nyeri kepala, nausea, demam, hilang nafsu makan, artralgia. Lesi awal Herald patch, soliter, oval dan anular, diameter kira-kira 3 cm, dapat membesar dengan rentang 2-10 cm. Herald patch ditemukan 80% pada kasus Multipel herald patch 5% pada kasus Manifestasi Klinis Lesi sekunder timbul umumnya setelah 2 minggu dari lesi pertama. Rentang waktu beberapa jam- 3 bulan. Gambaran khas Christmas tree Lesi sekunder multipel, lingkaran-oval, 0,5-1,5 cm, makula, papul, dan plak Predileksi punggung, ekstremitas proksimal bilateral dan simetris. Atypical pitiriasis rosea herald patch dapat tidak ditemukan, berjumlah lebih dari 1, atau menjadi satu- satunya manifestasi klinis. Predileksi hanya di daerah perifer, wajah, kulit kepala, telapak tangan atau kaki. Lesi mukosa 16% pada kasus. Oral ulser, plak, bulla, annular, makula Limfadenopati sering ditemukan pada pasien yang memiliki gejala flu-like-symptoms Manifestasi Klinis Anak-anak dengan pigmen kulit lebih gelap presdisposisi dengan varian papular (wajah, scalp) Pasien dengan pigmen lebih gelap lesi biasa hilang dengan hipopigmentasi. PR saat kehamilan bisa mungkin di asosiasikan dengan kelahiran pematur, hipotonik neonatus, dan kematian janin, khususnya erupsi yang timbul saat 15 minggu kehamilan Diagnosis Dilihat secara klinis. (minimal 3 kriteria utama, dan 1 dari 3 kriteria opsional) 3 kriteria diagnosis utama Lesi diskret sirkular atau oval Scaling pada sebagian besar lesi Collarrete perifer dengan central clearance 3 kriteria opsional Distribusi trunk dan tungkai proksimal, <10% lesi pada bagian lengan atas distal, dan pertengahan paha. Distribusi sepanjang bagian tulang iga Herald patch timbul 2 hari sebelum erupsi. Diagnosis 3 kriteria eksklusi Multipel vesikel kecil pada bagian tengah dari 2 atau lebih lesi Distribusi lebih banyak di telapak tangan dan telapak kaki Bukti klinis/serologi adanya sifilis sekunder.
Pemeriksaan darah rutin umum dilakukan pada PR (tidak
Biopsi, tidak perlu apabila secara klinis sudah jelas.
Diagnosis Banding Tinea korporis: gambaran klinis mirip (eritema ,skuama di tepi lesi, anular) perbedaannya adalah gejala lesi inisial biasanya tidak berbentuk oval, pada pemeriksaan KOH didapat hasil positif. Dermatitis numularis: plak biasa lebih sirkular dibanding oval, lebih banyak di tungkai bawah, punggung tangan, dan sering ada vesikel kecil Psoriasis gutata: plak lebih kecil dari PR, dan tidak mengikuti garis tulang iga, bila ragu bisa dilakukan biopsi. Sifilis sekunder: ada chancre (ulkus mole), tidak terdapat herald patch, distribusi di telapak tangan dan kaki. Tatalaksana PR self-limiting, pengobatan secara simtomatik
1. Topikal : apabila gatal cukup mengganggu, dapat diberikan
obat kortikosteroid topikal. 2. Sistemik a. Dapat diberikan antihistamin seperti Cetirizin 1x10 mg per hari. b. Eritromisin oral 4 x 250 mg/hari selama 14 hari. c. Asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 7 hari, diindikasikan pada awal perjalanan penyakit dan disertai flu-like-symptoms. d. Fototerapi ultraviolet B (UVB) dengan dosis 250 mJ/cm2, 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kesimpulan PR adalah erupsi kulit akut yang self-limiting, yang umum pada umur 15-40 tahun akibat infeksi HHV-7 dan HHV-6, dengan gejala lesi primer herald patch dan lesi sekunder khas seperti christmas tree timbul 2 minggu setelah lesi primer, disertai gejala prodormal. PR dapat diatasi dengan obat simtomatik secata topikal maupun sistemik. Daftar Pustaka 1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2018. 2. Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk A, Margolis D, McMichael A et al. Fitzpatrick's Dermatology. 9th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2019. 3. Litchman G, Nair PA, Le JK. Pityriasis Rosea. [Updated 2021 Jul 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448091/ 4. Mahajan, K., Relhan, V., Relhan, A. K., & Garg, V. K. (2016). Pityriasis Rosea: An Update on Etiopathogenesis and Management of Difficult Aspects. Indian journal of dermatology, 61(4), 375–384. https://doi.org/10.4103/0019-5154.185699 5. Panduan Praktis Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. JAKARTA: PERDOSKI; 2017. 6. Pityriasis Rosea: Background, Pathophysiology, Etiology. 2021 May 18 [cited 2021 Nov 14]; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1107532- overview#a5