Sindroma akut, ditandai dyspnea dan hipotensi, diikuti renjatan, edema paru-paru dan henti jantung secara cepat pada wanita yang sedang dalam proses persalinan atau segera setelah melahirkan, sebagai akibat masuknya sejumlah besar cairan amnion ke dalam sirkulasi ibu • Emboli cairan ketuban: – Komplikasi gawat darurat kehamilan dan persalinan – Kondisi paling berbahaya dan paling tidak tertangani di bidang obstetri – Kejadiannya tidak dapat diduga atau dicegah – Tidak ada metode pemeriksaan standar yang dapat memastikan diagnosisnya EPIDEMIOLOGI • Insidens 1 dalam 8.000 – 1 dalam 80.000 kehamilan • Angka Kematian: – Morgan 86% – Clark 61% – Seluruh pasien meninggal 5 jam setelah kolaps kardiovaskuler – 50% pasien meninggal dalam satu jam pertama setelah gejala timbul • Faktor Risiko: – Usia ibu yang lanjut – Multiparitas – Persalinan yang amat sulit – Stimulasi dan manipulasi uterus – Janin yang besar – Kematian intrauterin – Solutio plasenta ETIOLOGI • Cairan amnion dapat memasuki sirkulasi maternal karena: – Membran ruptur – Perbedaan tekanan sehingga cairan amnion dari uterus sirkulasi vena maternal
• Lokasi tempat masuknya cairan ketuban:
– Perlekatan plasenta – Luka kecil di uterus bawah dan endoserviks • Bahan-bahan yang memasuki sirkulasi maternal: – Sel-sel gepeng – Musin – Verniks – Lanugo PATOFISIOLOGI • Perubahan Hemodinamika • Teori lama: Perubahan hemodinamika hipertensi pulmoner akut berat pada emboli cairan ketuban disebabkan penyumbatan kritis pembuluh-pembuluh darah paru-paru oleh bahan-bahan fetus asfiksia akut, cor pulmonale dan kematian mendadak atau kerusakan neurologis berat • Teori baru: – Model dua fase (Clark): • Fase I: – Vasospasme arteri pulmonalis + hipertensi pulmoner + peningkatan tekanan ventrikel kanan hipoksia – Hipoksia kerusakan miokardium, kapiler paru-paru, gagal jantung kiri gagal pernapasan akut • Fase II: – Perdarahan masif + atonia uteri + DIC • Hipotesis baru: – Cairan amnion mengandung Endothelin depresan miokard menurunkan kemampuan kontraksi miokardium – Faktor humoral lain enzim proteolitik, histamin, serotonin, prostaglandin, dan leukotrien mungkin mempunyai andil – Clark emboli cairan ketuban diganti “sindroma anafilaktoid kehamilan” Ringkasan Patofisiologi hemodinamika emboli cairan ketuban Embolus cairan ketuban
Obstruksi mekanis Obstruksi Humoral
Obstruksi kritis Vasospasme pembuluh-
pembuluh-pembuluh pembuluh darah darah pulmonal pulmonal Obstruksi kritis Vasospasme pembuluh- pembuluh-pembuluh pembuluh darah darah pulmonal pulmonal
Hipertensi pulmoner akut
Hipoksemia
• Kematian Resolusi Gagal jantung
• Gangguan spontan kiri neurologis berat Koagulopati • Etiologi koagulopati belum jelas • Cairan amnion mengandung faktor-faktor koagulasi aktif II, VII dan X • Cairan amnion aktivasi langsung faktor X dan efek yang mirip dengan tromboplastin • Faktor jaringan kulit dan sel-sel epitel fetus aktivasi jalur ekstrinsik koagulasi pembentukkan trombin lokal vasokontriksi, trombosis mikrovaskuler, sekresi endothelin Patofisiologi emboli cairan ketuban MANIFESTASI KLINIS • Kriteria klinis sindroma emboli cairan ketuban: – Hipotensi akut atau henti jantung – Hipoksia akut (Dyspnea, sianosis, henti napas) – Koagulopati (koagulasi intravaskuler, fibrinolisis, perdarahan hebat) – Gejala timbul saat dilatasi serviks, persalinan, persalinan SS, atau 30 menit post partum – Tidak ada kondisi klinis atau penjelasan lain terhadap gejala dan tanda tersebut DIAGNOSIS
• Tidak ada pemeriksaan lab atau klinis yang
dapat memastikan/menyingkirkan diagnosis • Diagnosis dibuat atas dasar ciri-ciri klinis • Pemeriksaan lab yang mungkin berguna: – Hitung darah lengkap – Pemeriksaan koagulasi – Analisa gas darah arterial – Kadar triptase serum – Foto polos thoraks _ EKG – Echocardiogram • Pemeriksaan lain (dalam penelitian) – Kadar antigen sialyl Tn – Kadar zinc copropophyrin DIAGNOSIS BANDING • Gawat pernapasan – Embolisme paru-paru (trombus, udara, cairan, lemak) – Edema pulmoner – Komplikasi-komplikasi anestesi – Aspirasi • Gejala-gejala hipotensi dan renjatan – Renjatan septik – Renjatan hemoragis – Reaksi anafilaktik – Infark miokard – Aritmia kordis • Kelainan-kelainan perdarahan – Koagulasi intravaskuler diseminata – Solutio plasenta – Ruptura uteri – Atonia uteri • Kondisi-kondisi yang berhubungan dengan kelainan neurologis dan epilepsi – Eklampsia – Epilepsi – Stroke serebrovaskuler – Hipoglikemia PENATALAKSANAAN Ringkasan penatalaksanaan emboli cairan ketuban Terapi Tujuan Tindakan Simtomatik Tergantung kegawatan Suportif Pengendalian •Pemberian Oksigen oksigenasi •Intubasi •Ventilasi •Diuretik Terapi Tujuan Tindakan Suportif Support •Protokol resusitasi kardiopulmoner Sirkulasi •Persalinan •Pengendalian volume cairan •Pemberian terapi inotropik •Penurunan afterload Terapi Tujuan Tindakan Suportif Koreksi Pemberian: Koagulopati •Fresh frozen plasma •Packed red blood cell •Trombosit •Cryoprecipitate Terapi Tindakan Terapi •Kortikosteroid dosis tinggi Tambahan •Epinefrin •Bypass kardiopulmoner •Pemberian nitrit oksida •Pemberian prostasiklin per inhalasi Obat-obatan yang direkomendasikan pada emboli cairan ketuban Obat-obatan Dosis Aksi Pertimbangan Farmakologis Obat-obat inotropik untuk menjaga curah jantung dan tekanan darah Dopamin Infus awal 2–5 Stimulasi reseptor Obat kuat, harus g/kg/menit. adrenergik 1 diencerkan, tidak Ditingkatkan 5–10 boleh sebagai bolus g/kg/menit sesuai kebutuhan Dobutamin Infus 2 – 40 Stimulasi reseptor Larutkan obat sesuai g/kg/menit. adrenergik 1 dengan petunjuk Kecepatan pemberian pabrik pembuatnya tergantung pada respons pasien Norepinefrin Infus 2 – 4 g/menit. Stimulasi reseptor Teruskan pemberian Efek terhadap tekanan adrenergik hingga tekanan darah darah ditentukan dosis terkendali Obat-obatan Dosis Aksi Pertim- Farmakologis bangan Obat oksitoksis untuk atonia dan perdarahan uterus Oxytocin 0 – 40 U dlm 1000 mL lar. Stimulasi uterus Efek (Pitocin) Na klorida antidiuretik isotonis/dekstrosa Titrasi 0,02 – 0,1 U/menit Metil-ergonovin 0,2 mg IV atau IM setiap 2 Stimulasi uterus IV pelan-pelan (Metergin) – 4 jam >1 menit
F2 (PGF2) 15 – 90 menit tergantung asma perdarahan Misoprostol 1000 g per rectal Stimulasi uterus Manfaat klinis belum pasti Obat-obatan Dosis Aksi Pertimbangan Farmakologis Steroid untuk mengendalikan respons inflamasi Hidrokortison 500 mg IV Dosis harus Dalam larutan IV sodium tiap 6 jam dalam batasan langsung, 100 mg/30 suksinat efek antiinflamasi, detik, dosis >500 mg menghambat per infus >10 sintesis menit prostaglandin KESIMPULAN
• Emboli cairan ketuban:
– Tetap menjadi salah satu komplikasi kehamilan yang paling ditakuti – Tidak dapat diperkirakan atau dicegah – Penatalaksanaan pada dasarnya suportif dan tergantung kelainan fisiologis yang dominan