Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yang
salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah yang dituangkan baik
dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis yang mengikat dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan dan dengan ancaman
sanksi bagi pelanggar aturan tersebut. Letak perbedaan hukum dan moral, yaitu
norma-norma moral itu berakar pada batin manusia, sedangkan peraturan-peraturan
hukum itu lain karena hukum positif mengendalikan kemungkinan paksaan, ialah
paksaan yang diatur dalam negara harus dilaksanakan. Sesuatu itu hanya menurut
hukum diwajibkan, karena hukum mengatakannya, dan hukum itu hanya mengikat
karena dibentuk dengan cara yang ditunjuk oleh Undang-Undang Dasar. Dan UUD
itu mengikat karena UUD itu merupakan kesepakatan seluruh rakyat dalam negara.
Pelaksanaan Hukum
Pelaksana atau penegak hukum dalam tatanan hukum di Indonesia terdiri dari
Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. Kendati, dalam ketentuan perundangan
lembaga-lembaga ini terpisah, namun masih memiliki jalur koordinasi keatasnya,
hingga ke presiden. Lembaga-lembaga tersebut tidak ada yang bebas dan
independen, karena garis koordinasi bersifat vertikal bertanggung jawab kepada
kepala kepala negara.
Click to add photo
ETIKA SEBAGAI FILSAFAT MORAL
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberikan perintah konkret sebagai
pedoman tolok ukur yang siap dipakai. Etika dapat dirumuskan sebgai refleksi kritis dan
rasional mengenai:
1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagi manusia.
2.Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang
umum diterima.
Sehingga dalam praktik sehari-hari dalam melakukan bisnis bagi pelaku bisnis harus
mengetahui norma-norma yang berlaku di mana kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk itu
perlu dipelajari apa saja norma tersebut. Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas
atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas (Bertens, 2002).Pendekaan ilmiah
tentang tingkat laku moral dibagi tiga menurut Bertens (2002) yaitu:
Etika deskrptif melukiskan tentang tingkah laku moral dalm arti luas misalnya adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung
diskusidiskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral.
Metaetika yang merujuk logika khusus dari ucapan-ucapan dibidang moralitas.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
ETIKA PANCASILA
Pengertian Pancasila
Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya
lima, sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang
dijadikan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pengertian Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara garis besar etika
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1.Tatanan bermasyarakat memiliki nilai-nilai dasar seperti pelarangan akan eksploitasi sesama
manusia. Semua orang wajib untuk berperikemanusiaan dan juga berkeadilan sosial.
2.Tatanan bernegara memiliki nilai-nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.
3.Tatanan luar negeri memiliki nilai ketertiban dunia, perdamaian abadi, kemerdekaan, dan
keadilan sosial.
4.Tatanan pemerintah daerah dengan nilai-nilai permusyawaratan yang mengakui asal-usul atau
latar belakang keistimewaan daerah.
5.Tatanan hidup beragama dengan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-
masing.
6.Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga negara untuk membela negara.
10.Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran bagi seluruh masyarakat.
12
Contoh penerapan etika politik Pancasila
Dalam kampanye, orang-orang dapat menjalankan dengan caranya, akan tetapi harus tetap dengan memegang prinsip sebagai berikut:
Berkampanye dengan tetap mengusung nilai-nilai kemanusiaan, contohnya dengan tetap menjaga keamanan pihak lain, tidak
merugikan orang lain, dan menjaga hubungan baik dengan sesama agar tetap harmonis, sehingga bentrokan tidak akan pernah terjadi.
Hal ini berdasarkan pada sila ke-3.
Peraturan dalam kegiatan berkampanye harus dipatuhi, sebab dengan menaati ketentuan berarti memberi keselamatan bagi diri kita
semua. Hal tersebut berdasarkan pada sila ke-4.
Pemilu dan kampanye memiliki tujuan akhir kemakmuran dan kesejahteraan hidup bersama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari hal-hal
yang menjadi penghambat usaha-usaha menuju kesejahteraan bersama. Langkah tersebut berdasarkan sila ke-5.
Dengan menyadari bahwa semua perbuatan yang tidak baik dengan mengatasnamakan Pemilu atau kampanye tidak akan lepas dari
pengawasan Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini didasarkan pada sila ke-1.
Permasalahan inti politik tentu saja tidak terbatas pada masalah kekuasaan. Namun, politik ialah tentang seperangkat keyakinan dalam
kehidupan bermasyarakat, juga berbangsa dan bernegara yang diperjuangkan oleh orang-orang yang meyakininya. Demikian adalah
pengertian “politik” secara ilmiah. Adapun pengertian “politik” secara non-ilmiah yaitu yang memiliki prinsip perjuangan demi
memenangkan kekuasaan. Bahkan cenderung mengabaikan nilai kemanusiaan, sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
BUNDA YARA
13 2021
THANK YOU
BUNDA YARA
14 2021