Anda di halaman 1dari 14

Pancasila Sebagai

Suatu Sistem Etika


Kelompok 3
1.Aldriansyah Umaldi Harahap
2.Ana Pertiwi
3.Anggreini Br Sitepu
4.Bunga Dinanti
5.Clara Cecilya Anna L
6.Eka Aulia
7.Fachira Chairuna Nasution
8.Farhan Atthariq Dalinmunthe
9.Florencia Mendrofa
10.Naufal Detra Utoyo Tarigan
11.Naufal Helmi Wiratama
12.Nazly Ayu Azwani
13.Nensy Friska Br. Perangin
14.Rut Nopiyanti Br. Sitorus
15Sherly Suci Brayan Putri
16.Sulismawati
17.Surya Alfiandi
18.Veronica Pattesia Lumban Gaol
19.Yiska Meilani Br. Sembiring
20.Yolanda Panjaitan
21.Yudha Dharma Naga Putra

Panggil aku bunda


PERBEDAAN ANTARA NILAI
MORAL,NORMA DAN ETIKA
A.NILAI MORAL
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia
atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Moral juga dapat
diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang
pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran,
suara hati, serta nasihat, dan lain-lain. Moral merupakan kondisi pikiran,
perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan
buruk.
Hakikatnya manusia adalah makhluk moral. Untuk menjadi makhluk sosial yang
memiiki kepribadian baik serta bermoral tidak secara otomatis, perlu suatu
usaha yang disebut pendidikan. Setiap orang pasti akan selalu berusaha agar
segala kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi dengan baik sehingga dapat
mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Kebutuhan hidup manusia selain ada
kesamaan juga terdapat banyak perbedaan bahkan bertentangan antara satu
dengan yang lain. Di Indonesia sendiri, penegakan hukum selalu menjadi suatu
kewajiban yang mutlak harus diadakan dalam negara hukum yang berdasarkan
Pancasila.

2021 Bunda yara 3


B.Nilai Norma C.Nilai Etika
Norma merupakan suatu aturan-aturan yang berisi perintah, Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk
larangan, dan sanksi-sanksi bagi yang melanggarnya.Secara tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
umum kita dapat membedakan norma menjadi dua norma yaitu: yaitu ta etha. Ethos arti yaitu : tempat tinggal yang biasa,
A.Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam kegiatan padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak,
atau kehidupan khusus, misalnya aturan olahraga, aturan perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu
pendidikan, atau aturan sekolah dan sebagainya. adat kebiasaan. Tujuan untuk mempelajari etika adalah
B.Norma Umum adalah norma yang bersifat umum atau Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian
universal. baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu
1. Norma Agama tertentu.
Nilai-nilai yang bersumber dari ajaran gama bersifal absolut Etika memberi pegangan atau orientasi dalam menjalani
karena berasal dari Tuhan. kehidupan di dunia ini. Ini berarti tindakan manusia selalu
2. Norma Kesusilaan mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Etika ada
Adalah aturan hidup yang bersumber dari suara hati manusia dua yaitu etika deontologi dan etika teleologi.
tentang mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan tidak • Etika deontologi menekankan manusia untuk bertindak
baik. secara baiki. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
3. Norma Kesopanan dibenarkan berdasakan akibat atau tujuan baik pada
Adalah aturan hidup bermasyarakat yang landasannya berupa dirinya sendiri.
kepatutan, kepantasan serta kebiasaan yang berlaku di • Etika teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan
masyarakat. berdasarkan tujuan yang akan dicapai dengan tindakan
4. Norma Hukum itu, atau berdasarkan nakibat yang ditimbulkan oleh
Norma hukum adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh tindakan itu.
negara atau badan yang berwenang.
PENTINGNYA MORALITAS
MASALAH MORAL MERUPAKAN MASALAH KEMANUSIAAN, JADI SUDAH SEWAJARNYA APABILA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA MASALAH MORALITAS MENJADI MASALAH PENTING YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN HUBUNGAN SOSIALNYA DENGAN MASYARAKAT SEKITAR YANG MERUPAKAN
REALITAS KEHIDUPAN YANG HARUS DIHADAPI. MELIHAT KONDISI PENERUS BANGSA YANG SAAT INI TELAH KACAU BALAU.
DIMANA BANYAK PERISTIWA YANG MENUNJUKKAN SIKAP TIDAK BERMORAL SEPERTI TINDAKAN PENCURIAN, PEMERKOSAAN,
PEMERASAN DAN PERAMPOKAN YANG HAMPIR SETIAP HARI MEWARNAI KEHIDUPAN DI NEGARA KITA TERCINTA INI.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENGAKIBATKAN SESEORANG MENJADI TIDAK BERAMORAL ADALAH:
• FAKTOR PERTAMA, YAITU PENGAJARAN TENTANG MORAL YANG TERLAMBAT. PADA DASARNYA, PENDIDIKAN MORAL HARUS
DIAJARKAN DAN DITERAPKAN MULAI USIA DINI, KARENA POTENSI ANAK-ANAK YANG LEBIH MUDAH MENCONTOH SUATU
PERILAKU BAIK/BURUK DIBANDINGKAN PADA SAAT DEWASA. KETIKA PENDIDIKAN MORAL DILAKUKAN SEJAK USIA DINI, MAKA
PENDIDIKAN MORAL TERSEBUT AKAN MENJADI KERANGKA BERPIKIR ATAU KEBIASAAN ANAK TERSEBUT KETIKA BERANJAK
DEWASA.
• FAKTOR KEDUA, YAITU PROSES TRANSFORMASI PENDIDIKAN MORAL YANG TIDAK DIIMBANGI OLEH PENDIDIK YANG
BERMORALITAS. BAGAIMANA SEORANG ANAK ATAU MURID MAMPU MENYERAP DENGAN BAIK PENDIDIKAN MORAL YANG
DIAJARKAN OLEH ORANG TUA ATAU GURUNYA, JIKA PENDIDIKNYA SENDIRI TAK MAMPU MENUNJUKKAN PERILAKU YANG
BERMORAL. IBARAT PERIBAHASA, BUAH JATUH TAK JAUH DARI POHONNYA ATAU GURU KENCING BERDIRI, MURID KENCING
BERLARI. SESEORANG AKAN MAMPU MENYERAP DENGAN BAIK INFORMASI YANG DITERIMANYA JIKA INFORMASI TERSEBUT
BERLANGSUNG DIKEHIDUPAN NYATA. OLEH SEBAB ITU MENGAPA MURID LEBIH SUKA MELAKUKAN PRAKTEK DARIPADA HANYA
MENDENGARKAN TEORI-TEORI SAJA.
• FAKTOR KETIGA, YAITU KESADARAN DIRI PADA MANUSIA ITU SENDIRI. PADA DASARNYA ORANG-ORANG YANG TIDAK/KURANG
BERMORAL BISA BELAJAR UNTUK JADI BERMORAL JIKA ORANG TERSEBUT MEMILIKI KEINGINAN, KEMAUAN, KESADARAN DAN
HARAPAN. OLEH SEBAB ITU TIDAK ADA SALAHNYA, JIKA ORANG TERSEBUT DIBEKALI OLEH PENDIDIKAN AGAMA (SPIRITUAL) DAN
CONTOH-CONTOH NYATA PERILAKU YANG BERMORAL DARI ORANG-ORANG DISEKITARNYA.
Pelaksanaan Hukum Serta Hambatan-hambatannya

Hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yang
salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah yang dituangkan baik
dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis yang mengikat dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan dan dengan ancaman
sanksi bagi pelanggar aturan tersebut. Letak perbedaan hukum dan moral, yaitu
norma-norma moral itu berakar pada batin manusia, sedangkan peraturan-peraturan
hukum itu lain karena hukum positif mengendalikan kemungkinan paksaan, ialah
paksaan yang diatur dalam negara harus dilaksanakan. Sesuatu itu hanya menurut
hukum diwajibkan, karena hukum mengatakannya, dan hukum itu hanya mengikat
karena dibentuk dengan cara yang ditunjuk oleh Undang-Undang Dasar. Dan UUD
itu mengikat karena UUD itu merupakan kesepakatan seluruh rakyat dalam negara.

Pelaksanaan Hukum

Pelaksana atau penegak hukum dalam tatanan hukum di Indonesia terdiri dari
Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. Kendati, dalam ketentuan perundangan
lembaga-lembaga ini terpisah, namun masih memiliki jalur koordinasi keatasnya,
hingga ke presiden. Lembaga-lembaga tersebut tidak ada yang bebas dan
independen, karena garis koordinasi bersifat vertikal bertanggung jawab kepada
kepala kepala negara.
Click to add photo
ETIKA SEBAGAI FILSAFAT MORAL
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberikan perintah konkret sebagai
pedoman tolok ukur yang siap dipakai. Etika dapat dirumuskan sebgai refleksi kritis dan
rasional mengenai:
1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagi manusia.
2.Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang
umum diterima.
Sehingga dalam praktik sehari-hari dalam melakukan bisnis bagi pelaku bisnis harus
mengetahui norma-norma yang berlaku di mana kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk itu
perlu dipelajari apa saja norma tersebut. Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas
atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas (Bertens, 2002).Pendekaan ilmiah
tentang tingkat laku moral dibagi tiga menurut Bertens (2002) yaitu:

 Etika deskrptif melukiskan tentang tingkah laku moral dalm arti luas misalnya adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
 Etika normatif merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang dimana berlangsung
diskusidiskusi yang paling menarik tentang masalah-masalah moral.
 Metaetika yang merujuk logika khusus dari ucapan-ucapan dibidang moralitas.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
ETIKA PANCASILA

Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan untuk


mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap
individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan
sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai sistem
etika merupakan moral guidance yang dapat
diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang
melibatkan berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu,
sila-sila Pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut
ke dalam putusan tindakan sehingga mampu
mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan
berwawasan moral-akademis.
Pengertian Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau


elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
nilai dalam pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada dalam
pamcasila yang saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat dipisahkan
ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan antara satu dengan
yang lain.

Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya
lima, sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar yang
dijadikan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku.
Pengertian Etika

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara garis besar etika
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

● Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan


manusia.
● Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial)
ETIKA POLITIK
PANCASILA
Pengertian secara sederhana tentang Politik adalah,
Suatu kegiatan untuk mencapai cita-cita yang
berhubungan dengan kekuasaan, Pancasila yang diakui
sebagai dasar negara, sebagai pedoman dan toluk ukur
kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik
Indonesia, harus dipahami, dihayati dan diamalkan
dalam tata kehidupan berpolitik. Etika politik
Pancasila adalah suatu proses pengambilan keputusan
dan kebijakan lainnya yang harus dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila, karena Pancasila mempunyai nilai
yang sangat fundamental sebagai dasar falsafah
Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam
UUD 1945.
Nilai-nilai etika yang dapat kita temukan dalam Pancasila dimanifestasikan dalam bentuk tatanan
seperti berikut:

1.Tatanan bermasyarakat memiliki nilai-nilai dasar seperti pelarangan akan eksploitasi sesama
manusia. Semua orang wajib untuk berperikemanusiaan dan juga berkeadilan sosial.

2.Tatanan bernegara memiliki nilai-nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

3.Tatanan luar negeri memiliki nilai ketertiban dunia, perdamaian abadi, kemerdekaan, dan
keadilan sosial.

4.Tatanan pemerintah daerah dengan nilai-nilai permusyawaratan yang mengakui asal-usul atau
latar belakang keistimewaan daerah.

5.Tatanan hidup beragama dengan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-
masing.

6.Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga negara untuk membela negara.

7.Tatanan pendidikan, dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

8.Tatanan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat.

9.Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan.

10.Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran bagi seluruh masyarakat.

12
Contoh penerapan etika politik Pancasila

Dalam kampanye, orang-orang dapat menjalankan dengan caranya, akan tetapi harus tetap dengan memegang prinsip sebagai berikut:

 Berkampanye dengan tetap mengusung nilai-nilai kemanusiaan, contohnya dengan tetap menjaga keamanan pihak lain, tidak
merugikan orang lain, dan menjaga hubungan baik dengan sesama agar tetap harmonis, sehingga bentrokan tidak akan pernah terjadi.
Hal ini berdasarkan pada sila ke-3.
 Peraturan dalam kegiatan berkampanye harus dipatuhi, sebab dengan menaati ketentuan berarti memberi keselamatan bagi diri kita
semua. Hal tersebut berdasarkan pada sila ke-4.
 Pemilu dan kampanye memiliki tujuan akhir kemakmuran dan kesejahteraan hidup bersama. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari hal-hal
yang menjadi penghambat usaha-usaha menuju kesejahteraan bersama. Langkah tersebut berdasarkan sila ke-5.
 Dengan menyadari bahwa semua perbuatan yang tidak baik dengan mengatasnamakan Pemilu atau kampanye tidak akan lepas dari
pengawasan Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini didasarkan pada sila ke-1.

Permasalahan inti politik tentu saja tidak terbatas pada masalah kekuasaan. Namun, politik ialah tentang seperangkat keyakinan dalam
kehidupan bermasyarakat, juga berbangsa dan bernegara yang diperjuangkan oleh orang-orang yang meyakininya. Demikian adalah
pengertian “politik” secara ilmiah. Adapun pengertian “politik” secara non-ilmiah yaitu yang memiliki prinsip perjuangan demi
memenangkan kekuasaan. Bahkan cenderung mengabaikan nilai kemanusiaan, sehingga menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

BUNDA YARA
13 2021
THANK YOU

BUNDA YARA
14 2021

Anda mungkin juga menyukai