Asfiksia
Asfiksia
TERMINOLO
GIdari bahasa yunani yaitu terdiri
Asfiksia berasal
dari “a” yang berarti “tidak” dan “sphinx” yang
artinya “nadi”. Jadi scara harfiah, asfiksia
diartikan sebagai “tidak ada nadi” atau “tidak
berdenyut”.
Asfiksia merupakan berhentinya respirasi yang
efektif atau ketiadaan kembang kempis. Namun
pengertian asfiksia dan anoksia ( atau hipoksia )
sering di campur adukkan. Oleh sebab itu
sebelum membahas asfiksia lebih lanjut, perlu
dipahami istilah anoksia
ANOKSIA.
Adalah suatu keadaan tubuh sangat
kekurangan oksigen yang berdasarkan
penyebabnya dibagi 4 golongan :
1. Anoksia anoksik : O2 tidak dapat mencapai
darah, mis. sumbatan jalan napas
2. Anoksia anemik : darah tidak dapat menye
rap O2, mis. keracunan CO
3. Anoksia stagnan : darah tidak mampu
membawa O2 ke jaringan, mis. heard failure
4. Anoksia histotoksik : jaringan tidak mampu
menyerap O2, mis. keracunan CN
Ketiga jenis anoksia yang terakhir ( anoksia
anemik, stagnan, histotoksik ) disebabkan
penyakit atau keracunan, sedang anoksia
yang pertama ( anoksia anoksik ) disebabkan
kekurangan O2 atau obstruksi mekanik pada
jalan napas
Jadi yang disebut asfiksia sebenarnya adalah
asfiksia anoksik atau asfiksia mekanik
JENIS-JENIS ASFIKSIA.
1. Strangulasi :
* Gantung (hanging )
* Penjeratan ( strangulation by
legature ) * Cekikan ( manual
strangulation )
2. Sufokasi
3. Pembekapan ( smothering )
4. Penyumpalan ( gaging/shoking )
5. Tenggelam ( drowning )
6. Crush asfiksia :
* Tekanan pada dada oleh benda berat
* Berdesakan
GEJALA KLINIK ASFIKSIA.
1. Dyspneu : rangsngan pusat pernapasan
* Gerakan pernapasan
> cepat dan berat * Tekanan darah naik
* Cyanosis
2. Konvulsi : paralise pusat pernapasan
* Kovulsi klonik, di ikuti
konvulsi tonik dan terakhir spasme opistotonik
* pupil melebar
* Detak jantung > lambat
3. Apneu : depresi pusat pernapasan
* Gerakan napas sangat
lemah atau berhenti * Penderita tidak sadar,
pada keadaan ini dapat terjadi pengeluaran
sperma, urine, feces
4. Stadium akhir ( final stage ) :
TANDA-TANDA UMUM ASFIKSIA
1. Cyanosis.
* Darah > encer dan gelap
* Warna kulit dan mukosa > gelap
* Lebam mayat > gelap
* Cyanosis bukan tanda khas asfiksia
2. Kongesti vena.
* Bintik-bintik perdarahan ( Tardieu Spot
), ini mudah terjadi pada jaringan longgar mis.
jaringan bawah kelopak mata
* Penekanan pada leher menyebabkan bintik-
bintik perdarahan pada mata dan muka
* Bintik-bintik perdarahan mudah dilihat pada
organ yang memiliki membran tranparan mis.
pleura, perikardium, kelenjar timus.
* Asfiksia hebat bintik perdarahan pada
faring atau laring
* Kongesti paru bukan tanda khas asfiksia
* Kongesti yang khas adalah kongesti
sistemik di kulit dan organ selain paru-paru.
3. Edema.
* Muka
* Lidah
* Faring
* Paru-paru * < O2 yang lama
kerusakan pembuluh darah kapiler
permiabilitas meningkat
GANTUNG DIRI (HANGING)
DEFINISI
.
Peristiwa dimana seluruh/ sebagian dari
berat tubuh seseorang ditahan di bagian
lehernyaa oleh sesuatu benda dengan
permukaan yang relative sempit dan
panjang (biasanya tali) sehingga daerah
tersebut mengalami tekanan
CIRI GANTUNG DIRI SEBAGIAN
TUBUH MENYENTUH LANTAI.
Jejaz jerat tidak begitu nyata
Letak jejaz jerat di leher > rendah
Arah jejaz jerat > mendekati horisontal
Muka sembab, warna merah kebiruan,
bintik-bintik perdarahan
PENYEBAB KEMATIAN
Asfiksia
Arah serabut
Alat Posisi tali
penumpu korban penggantung
Jenis simpul
Keadaan
tali
korban
gantungan
JENIS
PENGGANTUNGAN
Posisi • Incomplete
hanging
tubuh • Complete hanging
LETAK SIMPUL
Typical hanging
Titik gantung di belakang
leher (diatas oksiput)
Jeratan berjalan simetris
di samping leher dan di
bagian depan leher di
atas jakun.
Penekanan paling besar
pada a. karotis, v.
jugularis, dan saluran
pernafasan.
LETAK SIMPUL
Atypical hanging
Titik gantung di samping
leher dalam posisi
sangat miring (fleksi
lateral)
Hambatan a. karotis dan
a. vertebralis.
POSISI TUBUH
Incomplete hanging
Berat tubuh tidak seluruhnya menjadi gaya
berat penggantungan parsial
Posisi duduk, bertumpu pada kedua lutut,
telungkup
Lebam mayat tungkai atas bagian bawah
dan jari-jari tangan sampai pergelangan
tangan.
Incomplete hanging
POSISI TUBUH
Complete hanging
Berat tubuh seluruhnya menjadi gaya berat
penggantungan total
Korban dalam posisi seluruh tubuh
menggantung di atas.
Lebam mayat jari-jari kaki - 1/3 tungkai
bagian bawah, jari-jari tangan - pergelangan
tangan, genitalia eksterna.
COMPLETE HANGING
PEMERIKSAAN
LUAR
Kepala
Sianosis
Mata melotot
Bintik-bintik perdarahan pada konjungtiva
palpebra dan sklera
Busa halus pada hidung dan mulut
Tidak terjulur Terjulur
di atas kartilago LIDAH di bawah
tiroidea kartilago tiroidea
PEMERIKSAAN
LUAR
Leher
Arah jejas tidak melingkari secara horizontal,
melainkan mengarah ke atas menuju ke arah
simpul dan membentuk sudut atau jika jejas
diteruskan (pada jejas yang tak melingkar secara
penuh) akan membentuk sudut yang semu (V
shape).
PEMERIKSAAN
LUAR
Leher
Warna jejas coklat kemerahan
Perabaan keras seperti kertas perkamen
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
adanya pelepasan (deskuamasi) epitel serta
reaksi jaringan.
JEJASS
Leher
Perdarahan dalam otot/ jaringan
Fraktur (os hyoid (cornu mayus), kartilago tiroidea,
kartilago krikoidea)
Robekan kecil vena jugularis
PEMERIKSAAN DALAM
Dada dan perut
Perdarahan (pleura, perikard, peritoneum)
Bendungan/kongesti organ
PERBEDAAN ANTARA PENGGANTUNGAN ANTEMORTEM &
POSTMORTEM
No Kategori Ante mortem Post mortem
1 Alat penjerat:
Biasanya simpul mati Simpul hidup
- Simpul
Hanya satu Satu atau lebih
- Jumlah lilitan
Mendatar Serong ke atas
- Arah
Dekat Jauh
- Jarak titik tumpu-
simpul
2 Korban:
Berjalan mendatar Meninggi ke arah simpul
- Jejas jerat
+ -
- Luka perlawanan
Ada, sering di daerah leher Biasanya tidak ada, mungkin
- Luka-luka lain
terdapat luka percobaan lain
Jauh Dekat, dapat tidak tergantung
- Jarak dari lantai
CARA MEMBEDAKAN KEMATIAN
(PEMBUNUHAN ATAU BUNUH DIRI
3 TKP:
Bervariasi Tersembunyi
- Lokasi
Tidak teratur Teratur
- Kondisi
Tidak teratur, robek Rapi dan baik
- Pakaian
5 Surat peninggalan - +
horizontal Penjeratan
Arah mendatar/
Jenis simpul
Bahan penjerat
GAMBARAN POSTMORTEM
Leher
Tidak sejelas jejas gantung
Arahnya horizontal
Kedalamannya regular (sama)
Tinggi kedua ujung jejas jerat tidak sama
Lecet/ memar
GAMBARAN POSTMORTEM
Leher bagian dalam
Resapan darah pada otot dan jaringan ikat.
Fraktur dari tulang rawan
Kongesti
Paru-paru :
Edema paru-paru
Buih halus pada jalan nafas.
Jejas penjeratan pada leher
CEKIKAN / MANUAL
STRANGULATION
CEKIKAN (MANUAL
STRANGULATION)
Pencekikan
Sering : Pembunuhan
Jarang : Kecelakaan
Tidak mungkin : Bunuh diri
SEBAB KEMATIAN PADA
PENCEKIKAN
TERTUTUPNYA
JALAN NAPAS
ANOKSIA
TERTUTUPNYA
TERTUTUPNYA
PEMBULUH NADI
PEMBULUH BALIK
KAROTIS
Orang tua
Orang sakit berat
Orang dalam pengaruh obat/minuman keras
Luka memar atau lecet pada :
Bagian atau permukaan dalam bibir,
Cetakan gigi/teeth marks
Tanda-tanda asfiksia?
CHOKING
GEJALA-GEJALA
KEMATIA
BATUK-BATUK SIANOSIS
N
SUFOKASI
02
Normal
02
20,9 %
9,6%
Penjara
Tambang yang runtuh
02 02
9,6% 4-6%
KEMATIAN
GAMBARAN POST MORTEM
Tanda-tanda
Asfiksia
Umum LUKA-LUKA
SIANOSIS AKIBAT
BUIH HALUS RERUNTUHAN
TARDIEUS
SPOT
TENGGELAM
(DROWNING)
Tipe I A Tipe II A
Vagal Reflex Tenggelam di
air tawar
Tipe I B Tipe II B
Spasme Tenggelam di
Laring air asin
KELAINAN POST MORTEM
PEMERIKSAAN LUAR
Mata melotot
Lidah tampak keluar
Muka menjadi hitam & sembab (Tite de
Negre)
Pugilistic attitude (Frog stand)
Gambaran vena yg jelas & hijau kehitaman
Scrotum membesar
Kulit ari mengelupas
KELAINAN POST MORTEM
PEMERIKSAAN DALAM
Asfiksia traumatik,
Tenggelam
-THANK YOU-