Anda di halaman 1dari 14

ASKEP RABIES

&
TETANUS
KELOMPOK 5 angkatan 2020
* KONSEP PENYAKIT RABIES

Rabies atau lebih sering dikenal dengan nama anjing gila merupakan suatu
penyakit infeksi akut yang menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies dan ditularkan dari gigitan hewan penular rabies. Hewan yang
rentan dengan virus rabies ini adalah hewan berdarah panas. Penyakit rabies
secara almi terdapat pada bangsa kucing, anjing, kelelawar, kera dan karnivora
liar lainnya.
Pada hewan yang menderita rabies, virus ditemukan dengan jumlah yang
banyak pada air liurnya. Virus ini ditularkan ke hewan lain atau ke manusia
terutama melalui luka gigitan. Oleh karena itu bangsa karnivora adalah hewan
yang paling utama sebagai penyebar rabies.
Penyakit rabies merupakan penyakit Zoonosa yang sangat berbahaya dan
ditakuti karena bila telah menyerang manusia atau hewan akan selau berakhir
dengan kematian.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
-Status Pernafasan
-Status Nutrisi
-Status Neurosensori
-Keamanan
-Integritas Ego
-Pengkajian Fisik Neurologik
-Keamanan
-Tingkat kesadaran
-integritas ego
--*Pengkajian fisik Neurogelik
-Tanda-tanda Vital
-Hasil pemeriksaan kepala
-Reaksi Pupil
-Tingkat Kesadaran
-Afek
-Aktivitas Kejang
-Fungsi Sensoris
-Refleks
DIAGNOSA KEPERAWATAN

*Gangguan pola nafas berhubungan dengan afiksia


*Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan penurunan
refleks menelan
*Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme
*Cemas (keluarga) berhubungan kurang terpajan informasi
*Resiko cedera berhubungan dengan kejang dan kelemahan
*Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka
INTERVENSI KEPERAWATAN

* Obsevasi tanda- tanda vital pasien terutama respirasi.


* Beri pasien alat bantu pernafasan seperti O 2. 
* Beri posisi yang nyaman.
* Kaji saat timbulnya demam
* Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.
* Berikan kompres hangat
* Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
* Kaji tingkat kecemasan keluarga.
* Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit dan kondisi pasien.
* Berikan dukungan dan support kepada keluarga pasien.
* Identifikasi dan hindari faktor pencetus
* tempatkan klien pada tempat tidur yang memakai pengaman di ruang yang tenang
dan nyaman.
* Cuci tangan sebelum memberi asuhan keperawatan ke pasien.
* Lakukan perawatan luka yang steril.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi disesuaikan
dengan intervensi
EVALUASI KEPERAWATAN

* pasien tidak mengalami gangguan dalam bernafas.


* pasien tidak menggunakan alat bantu dalam bernafas
* Pasien tidak mengalami gangguan dalam makan dan minum
* Pasien bisa menelan dengan baik
* Pasien tidak mengalami penurunan berat badan
* Suhu pasien normal (36-37 0C)
* Pasien tidak mengeluh demam
* Keluarga pasien tidak cemas lagi.
* Keluarga pasien bisa memahami kondisi pasiendan ikut membantu dalam
pemberian pengobatan.
* Pasien tidak mengalami cedera
* Pasien tidak mengalami kejang
* Tidak ada tanda – tanda infeksi seperti : kalor, dolor, tumor, dubor, dan
fungsionalasia.
* Luka pasien terjaga dan terawat
TETANUS
Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostridium tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal,
diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu
tampak pada otot masseter dan otot-otot rangKa.
Clostridium tetani adalah kuman berbentuk batang, ramping,
berukuran 2-5 x 0,4 – 0,5 milimikron. Kuman ini berspora termasuk
golongan Gram positif dan hidupnya anaerob. Spora dewasa
mempunyai bagian yang ber bentuk bulat yang letaknya di ujung,
penabuh genderang (drum stick). Kuman mengeluarkan toksin yang
bersifat neurotoksik. Toksin ini (tetanospasmin) mula-mula akan
menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin mi labil
pada pemaanasan, pada suhu 65 0C akan hancur dalam 5 menit. Di
samping itu dikenai pula tetanolisin yang bersifat hemolisis, yang
perannya kurang berarti dalam proses penyakit.
TANDA DAN GEJALA PADA TETANUS

Timbulnya gejala klinis biasanya mendadak, didahului dengan ketgangan otot


terutama pada rahang dan leher. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut
(trismus) karena spsme otot massater. Kejang otot ini akan berlanjut ke kuduk
(opistotonus) dinding perut dan sepanjang tulang belakang. Bila serangan kejang
tonik sedang berlangsung serimng tampak risus sardonukus karena spsme otot
muka dengan gambaran alsi tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke
bawah, bibir tertekan kuat pada gigi. Gambaran umum yang khas pada tetanus
adalah berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstrensi lengan
kaku dan tangan mengapal biasanya kesadaran tetap baik. Serangan timbul
proksimal, dapat dicetus oleh rangsangan suara, cahaya maupun sentuhan, akan
tetapi dapat pula timbul spontan. Karena kontraksi otot sangat kuat dapat terjadi
asfiksia dan sianosis, retensi urin bahkan dapat terjadi fraktur collumna
vertebralis (pada anak). Kadang dijumpai demam yang ringan dan biasanya pada
stadium akhir.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Melakukan pengkajian pada pasien


Keluhan utama/alasan masukk Rs
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tingkat perkembangan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan


dengan penumpukan sputum pada trakea dan
spame otot pernafasan, ditandai dengan ronchi,
sianosis, dyspneu, batuk tidak efektif disertai
dengan sputum dan atau lendir, hasil pemeriksaan
lab, Analisa Gasa Darah abnormal (Asidosis
Respiratorik).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Lakukanlah apa yang harus anda lakukan


pada saat itu. Dan catat apa yang telah anda
lakukan tidakan pada pasien.
EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi semua tindakan yang telah anda berikan


pada pasien. Jika dengan tindakan yang diberikan
pasien mengalami perubahan menjadi lebih baik.
Maka tindakan dapat dihentikan. Jika sebaliknya
keadaan pasien menjadi lebih buruk, kemungkinan
besar tindakan harus mengalami perubahan atau
perbaikan.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai