Anda di halaman 1dari 19

KELOKPOK 6

 JAMES P. A. HALAWA_C017201001
 OMMA NISPA SAMBUN_C017201016
 KLETUS DIKAT_C017201006
 ENGGELINA ROBUBUN_C017201027
 HENDRIKUS Y. KOGOYA_C017201023
 WANDI M_C017201031

ASPEK HIV AIDS, ASPEK GONORE, dan ASPEK


SIFILIS
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan
penyakit kekurangan sistem imun yang disebabkan oleh retrovirus HIV
tipe 1 atau HIV tipe 2 (Copstead dan Banasik, 2012). Infeksi HIV adalah

ASKEP HIV infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih
infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan
tubuh secara progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik dan
AIDS kanker tertentu (terutama pada orang dewasa) (Bararah dan Jauhar.
2013). Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu
kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi
oleh HIV (Sylvia & Lorraine, 2012).
 Identitas Klien

PENGKAJIAN 


Keluhan utama
Riwayat kesehatan
HIV AIDS  Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
DIAGNOSA HIV AIDS
 Keletihan berhubungan dengan status penyakit,
peningkatan kelelahan fisik, malnutrisi, ansitas, depresi,
stres
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala
terkaiit penyakit
 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan faktor biologis, ketidak
mampuan menelan.
 Ketidak seimbangan cairan elektrolit berhubungan
dengan diare
 Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan diare, muntah
INTERVENSI HIV AIDS
Dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan pada klien
berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana
tindakan pada teori dapat ditegakkan pada tijauan kasus karena
rencana tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan
dan keadaan klien.
Tahap evaluasi
menentukan kemajuan
pasien terhadap
pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons
pasien terhadap dan
keefektifan intervensi

EVALUASI keperawatan kemudian


mengganti
perawatan
rencana
jika
diperlukan. Tahap akhir
dari proses
keperawatan perawat
mengevaluasi
kemampuan pasien ke
arah pencapaian hasil.
ASKEP GONORE

Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual. Pada


pria, gonore akan menimbulkan gejala berupa keluarnya nanah dari penis. Selain itu,
penderita gonore akan merasakan perih saat buang air kecil.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2015), gonore adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat menginfeksi baik pria dan
wanita yang mengakibatkan infeksi pada alat kelamin, rectum. Gonore adalah salah satu penyakit
menular seksual paling umum yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae (Irianto, 2014).
Neisseria gonorrhoeae (N. Gonorrhoeae) merupakan bakteri diplokokkus gram negatif dan manusia
merupakan satu-satunya faktor host alamiah untuk gonokokus, infeksi gonore hampir selalu
ditularkan saat aktivitas seksual. bakteri Gram negatif berbentuk coccus, aerob.
Identitas pasien
 Yang pertama itu identitas klien seperti: nama, umur, jenis kelamin,
alamat, dll.
 Yang kedua itu identitas penanggung jawab seperti: nama, umur,
alamat dll.

PENGKAJIAN Riwarat Kesehatan


a) Keluhan utama : panas seperti terbakar
GONORE b) Riwayat kesehatan sekarang : rasa tidak enak, panas, pedih, nyeri dll
c) Riwayat kesehatan dahulu : klien pernah mengalami gonore
d) Riwayat kesehatan keluarga : pada keluarga tidak ada riwayat
penyakit gonore
e) Riwayat kesehatan lingkungan : klien tinggal dilingkungan endemic
Pola fungsi kesehatan
a) Persepsi terhadap kesehatan : jika sakit klien langsung berobat ke dokter
b) Pola aktivitas bergantung pada berat ringannya penyakit
c) Pola istirahat / tidur : klien mengatakan sering mengalami gangguan pola tidur karena merasa panas, pedih dan nyeri.
d) Pola nutrisi metabolic : klien mengalami penurunan intake karena merasa takit sering BAK dan BAB sehingga menimbulkan sakit pada
bagian kelamin.
e) Pola eliminasi : klien mengatakan merasa perih dan panas ketika BAB dan BAK.
f) Pola kognitif perceptual : klien dalam keadaan sadar penuh tapi hampir semua aktivitas tidak dilakukan dengan sempurna sehingga
butuh bantuan dan pengawasan.
g) Pola konsep diri
 Identitas diri : klien dengan kesadaran penuh dapat mengenali dirinya.
 Ideal diri : klien merasa rendah diri karena mengalami gangguan pada kelaminnya.
 Gambaran diri : klien mengalami gangguan pada gambaran diri karena disebabkan penampilan yang kotor.
 Peran diri : klien sedih dan mengatakan ingin cepat sembuh.
 Harga diri : klien merasa membebani orang
a) Seksual reproduksi : klien sangat bermasalah dan terganggu dalam reproduksi karena mengalami penyakit kelamin.
b) Pola nilai dan kepercayaan : selama sakit, klien melakukan semua ibadahnya dengan berbaring.
c) Pola koping : klien selalu menceritakan kepada istrinya jika mengalami masalah dengan penyakit.
d) Pola toleransi menejemen stress : klien mengatasi stress dengan cara curhat pada teman akrab.
Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : komposmentis, panas pada are
kelamin.
b) Pemeriksaan per sistem :
 Sistem kardiovaskular : klien mengalami takikardi
> 100/menit. TD nya hipotesis yaitu < 100 mm Hg,
klien tampak pucat dan cemas.
 Sistem respensi gastro intestinal : klien
mengalami tarkipnea dengan frekuensi >
24/menit.
 Sistem gastro intestinal : penrita tidak mengalami
gangguan pada sistem ini.
 Sistem musculoskeletal : untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dalam beraktivitas terlalu
sering dibantu dengan alat.
 Sistem integument : turgor kulit jelek
Infeksi gonorrhea
dapat didiagnosis
melalui riwayat
hubungan seksual yang
tidak terproteksi atau
berisiko, baik secara

DIAGNOSA vaginal, anal maupun


oral, timbulnya gejala
atau manifestasi klinis

GONORE
berupa cairan purulen
yang timbul dari area
tubuh yang terpengaruh,
dan secara mikroskopik
melalui pemeriksaan
penunjang gram
dan polymerase chain
reaction.
Pengobatan
pasien gonore
dengan regimen
yang paling efektif
akan menurunkan
angka penyebaran INTERVENSI
penyakit, mencegah
komplikasi dan GONORE
akan
memperlambat
resistensi kuman
terhadap antibiotik.
1) Klien tampak rileks saat berkemih
2) Klien secara verbal mengatakan tidak sakit / tidak nyeri
3) Klien akan menggunakan pencegahan non analgetik untuk mengurangi rasa
nyerinya.
4) Skala nyeri klien 2 – 3 / 0
5) Tanda – tanda vital klien dalam batas normal
6) Klien tampak tenang

EVALUASI 7)

8)
Suhu tubuh klien normal
Klien tampak nyaman
9) Secara verbal klien mengatakan nyaman
10) Tanda vital klien normal
11) Tidak ada perubahan warna kulit dan klien tidak pusing
12) Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
13) Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
14) Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
Raja singa atau sifilis adalah
penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis
diawali dengan munculnya luka yang
tidak terasa sakit di area kelamin,
mulut, atau dubur. Luka pada area
kelamin yang menjadi gejala sifilis
(sipilis) sering kali tidak terlihat dan

ASKEP SIFILIS
tidak terasa sakit, sehingga tidak
disadari oleh penderitanya. Meski
demikian, pada tahap ini, infeksi
sudah bisa ditularkan ke orang lain.
Tanpa penanganan yang cepat dan
tepat, sifilis dapat merusak organ
otak, jantung, dan beberapa organ
lain. Pada wanita hamil, infeksi juga
berbahaya karena
dapat menyebabkan kondisi janin
tidak normal, bahkan kematian bayi.
Perawat menghubungkan riwayat sifilis dengan kategori
beritut:
Anamnesa
 Ps mengeluh nyeri pada tulang
 Ps mengeluh tidak nafsu makan
PENGKAJIAN  Ps mengeluh nyeri pada kepala
 Ps mengeluh kesemutan
SIFILIS Pemeriksaan fisik
 Anoreksiadan dan BB menurun
 Deman subfebris
 Ulkus merah pada penis dan anus
 Arthritisndan paresis
 Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
sekunder ulkus mole, pasca drainase
 Hipertermi berhubungan dengan respons sistemik
ulkus mole
DIAGNOSA  Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
adanya ulkus pada genetalia
SIFILIS  Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ulkus
merah pada penis dan anus serta demam subfebris
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan
carapenularan penyakit
 Kaji tanda – tanda vital
 Kaji keluhan, lokasi, intensitas, frekuensi dan waktu
terjadinya nyeri

INTERVENSI  Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, massage, guiding


imajenery
SIFILIS  Jelaksan dan bantu pasien dengan tindakan pereda
nyeri nonfarmakologi dan noninvasive
 Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik
sesuai indikasi
 Suhu tubuh normal (36 – 37°C), Kulit tidak
pasnas, tidak kemerahan, Turgor kulitelastic,
Mukosa bibir lembab
 Pasien tidak mengeluh nyeri, Skala nyeri 0-1
(0-10), Pasien tidak gelisah.
 Pertumbuhan jaringan meningkat ,Keadaan

EVALUASI luka membaik, Luka menutup, Mencapai


penyembuhan luka tepat waktu.
 Mengungkapkan pengertian tentang proses
penyakit, pencegahan, perawatantindakan
yang dibutuhkan dengan kemungkinan
komplikasi.Mengenal perubahangaya hidup/
tingkah laku untuk mencegah terjadinya
komplikasi
SEKIAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai