Anda di halaman 1dari 45

PERICARDITIS

Dr. Lusia Nasrani


LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama pasien : AA
Tanggal lahir : 14/05/1998 (22 yo)
Perusahaan : WBP/Client X-Ray
Tanggal masuk : 28 Februari 2021
,

Keluhan utama: nyeri dada

Pasien mengeluh nyeri dada dan nyeri perut, nyeri menetap,


nyeri seperti ditusuk jarum. Keluhan ini sudah dirasakan
sejak kemarin sore. Riwayat mual (-), muntah (-). Riwayat
sosial: merokok (-). Riwayat penyakit dahulu disangkal.
Riwayat penyakit keluarga disangkal.
Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
• TD : 158/102 mmHg
• Nadi : 120 kali/menit
• Suhu : 36,4*C
• RR : 20x/menit

Dilakukan EKG, didapatkan


hasil sinus takikardi, ST elevasi
di V1-V6, aVL

Pasien diberikan terapi oleh


dokter jaga cedocard 3x1,
plavix 2x1, concor 2x1.
Pukul 21.48
Pasien mengatakan masih nyeri dada dan nyeri perut bagian bawah.
Dilakukan EKG, gambaran sinus rythm
Pasien diberikan painkiller (ponstan 3x1)
Pukul 05.51
Dilakukan EKG, gambaran STEMI anteroseptal
Pasien diberikan aspirin 1x320mg, clopidogrel 1x300, ISDN 5 mg sublingual, IVFD NS 1500 cc/24 jam, pumpitor 2x1, rujuk ke RSUD
Ternate.
ST elevasi V2-V6
ST depresi V1, T inversi V1
EKG post loading aspilet dan clopidogrel
T inversi V4-V6
ST elevasi V2-V3
T inversi V1
St elevasi V2, V3
EKG post loading aspilet dan clopidogrel
EKG tidak ada perubahan
HASIL PEMERIKSAAN DI RSUD TERNATE
Jawaban konsul dari dr. Dian Pratiwi SpJP

Pemfis jantung : S1S2 tunggal regular murmur (-)


EKG : sinus rhytm, slight ST elevasi semua
lead
Diagnosis : Perikarditis
Pada tanggal 9 Februari 2021 Pengobatan :
pasien kembali ke klinik membawa  Lansoprasole 1x30 mg
hasil rujukan dari RSUD Chasan  Ibuprofen 3x400 mg
Bosorie.  Kolkisin 1x0,5 mg
 Cefixime 2 x 200 mg
Tanda-tanda vital
• Tekanan darah : 142/90 mmHg Perencanaan:
• Nadi : 101 kali/menit  Istirahat 7 hari
• Suhu : 36,5*C  Ibuprofen dilanjutkan minimal 4 minggu
• RR : 20x/menit  Selanjutnya pasien dapat beraktivitas seperti
biasa
Apa itu pericarditis????
video
DIFERENTIAL DIAGNOSIS:
1. Benign early repolarization
2. STEMI
ANAMNESIS
Kasus Teori
 Berdasarkan teori nyeri dada bersifat
 Pada kasus, pasien mengeluh nyeri dada
tajam dan pleuritik di daerah retrosternal.
kiri seperti tertusuk sejak 2 hari timbul
 Nyeri dapat menjalar ke leher, dagu, atau
saat istirahat, pasien mengatakan nyeri
lengan, mirip nyeri dada iskemik, juga ke
paling berat dirasakan saat subuh tadi
daerah otot trapezius karena terdapat
(pukul 05.50), nyeri dada muncul pertama
hubungan antara saraf frenikus
kali saat menyetir, nyeri memberat saat
(menginervasi otot trapezius) dan
pasien berbaring dan tidak membaik
perikardium.
dengan pemberian nitrat. Pasien sempat
 Nyeri memberat saat inspirasi dan
datang pada tanggal 27 Februari 2021
berbaring terlentang, membaik saat
pukul 19.57 dan diberikan cedocard 3x1
duduk dan condong ke depan karena
dan nyeri kembali memberat tanggal 28
tekanan di perikardium parietal
Februari 2021 saat subuh pukul 05.50.
berkurang, tidak membaik dengan
pemberian nitrat.
PEMERIKSAAN FISIK
Kasus Teori

 Pada kasus, pemeriksaan fisik  Auskultasi ditemukan pericardial friction


cenderung normal. Tekanan darah rub.
 Bunyi ini terjadi akibat friksi kedua lapisan
pasien sempat tinggi saat awal
perikardium yang mengalami inflamasi,
datang (158/102). terdengar seperti suara goresan bernada
 Pemeriksaan fisik jantung dalam tinggi.
batas normal.
Pukul 05.51
Dilakukan EKG,
gambaran
 ST elevasi I, V2-
6 + PR Depresi
di Lead I,avL
 ST depresi aVR
 V5 = St Height /
T Height = 3 mm
/8mm = 0.375.
• Tahap 1 (fase akut dalam beberapa jam –
beberapa hari, 80% kasus) ditandai
dengan ST elevasi difus (bentuk konkaf)
dan PR depresi;
• Tahap 2 ditemukan pada minggu
pertama, ditandai dengan normalisasi
segmen ST dan segmen PR;
• Tahap 3 ditandai dengan T inversi difus
setelah segmen ST mencapai isoelektrik;
• Tahap 4 ditandai dengan EKG yang
normal atau T inversi persisten. Rasio ST
elevasi dan amplitudo gelombang T
(ST/T) di sadapan V6 dapat digunakan
untuk membedakan perikarditis akut dan
repolarisasi dini. Rasio ST/T pada
perikarditis akut >0,25, sedangkan pada
repolarisasi dini <0,25.
Pemeriksaan Laboratorium

Kasus Teori
 Berdasarkan teori, temuan paling
sering pada kasus pericarditis
adalah leukositosis, peningkatan
CRP, dan ESR
 Perubahan pada tanda nekrosis
miokard (CKMB dan troponin)
 Pada kasus, pasien tidak dilakukan dapat saja terjadi pada gangguan
pemeriksaan laboratorium. epicardium dan dicurigai
myopericarditis.
 Troponin dapat meningkat
apabila inflamasi melibatkan
miokardium subepikardial yang
berdekatan dengan perikardium
viseral.
Tatalaksana

Kasus Teori

 Di klinik pasien mendapatkan terapi  Hal ini sesuai dengan teori bahwa
aspirin 1x320mg, clopidogrel 1x300, ISDN tatalaksana lini pertama yaitu aspirin atau
5 mg sublingual, IVFD NS 1500 cc/24 non-steroidal anti-inflammatory drugs
jam, pumpitor 2x1, rujuk ke RSUD (NSAID) terutama ibuprofen
Ternate. direkomendasikan sebagai terapi empiris
lini pertama.
 Setelah dirujuk pasien mendapatkan  Kolkisin direkomendasikan sebagai
pengobatan lansoprasole 1x30 mg, terapi tambahan untuk meningkatkan
ibuprofen 3x400 mg dilanjutkan minimal 4 respons terapi dan mencegah
minggu, kolkisin 1x0,5 mg, cefixime 2 x rekurensi.
200 mg, istirahat 7 hari, selanjutnya  Obat gastroprotektor perlu untuk
pasien dapat beraktivitas seperti biasa. mencegah efek samping gastrointestinal.

Anda mungkin juga menyukai