Pendidikan Islam
Tindakan
(action)
Pikiran
(reflection)
Lingkaran Praksis Emansipatoris
Gambar:
Teoritisasi
Perubahan
Problem
Kemanusiaan
Pilar Pendidikan Mendatang
• Learning to Know
(kemampuan memahami makna)
• Learning to do
(berbuat dengan berpikir)
• Learning to be
(menggali potensinya sendiri)
• Learning to live together
(menuntun seseorang untuk bermasyarakat)
• Learn how to learn
(belajar berkreatif, mandiri, dan berkelanjutan)
• Learning throughout life
(belajar tidak terbatas tapi harus mencari)
Proses sinkretisme, akulturasi, sintese kultural
dan keputusan politik
• pendidikan akan bermanfaat bagi kehidupan jika bersumber
dan dibangun atas landasan pola kebenaran lokal, regonal
dan nasional, serta terkait kebutuhan peserta didik.
• Sinkretisme, keberhasilan pengaruh pendidikan, tekhnologi
dan modernisasi oleh kesanggupan reinterpretasi anak didik
dalam memahami pengaruh edkatif, yaitu melalui
pengertian, perasaan, bahasa dan penerimaan, untuk
kemudian dicernakan ke dalam kerangka konseptual kepada
pesera didik sampai mampu menolak atau menrima.
• Proses akulturasi, penyesuaian dalam pola budaya dari
beberapa kelompok dengan bermacam-macam budaya,
lewat kontak yang cukup lama.
• Sintese kultural, perpaduan budaya, yaitu perpaduan dan
persenyawaan nilai-nilai serta benda-benda budaya modern
dengan yang lama yang berlangsung tanpa konflik.
Negara dan Pendidikan
• Pendidikan meruapakan cerminan kondisi negara dan pencerminan dari ambisi-ambisi atau
refleksi dari kekuatan sosial-politik yang sedang berkuasa
• Negara demokrasi, sistem pendidikan yang memperhatikan serta mengembangkan
keunikan masing-masing pribadi dan kebebasannya.
• Negara totaliter, pemerintahan yang menguasai segalanya lewat kekuasaan absolut,
pemerintah membatasi kebebasan individu, dengan memberikan pendidikan yang uniform
bagi lembaga pendidikan. Sistem pendidikannya mencerminkan ide-ide politik para politisi
yang berkuasa.
• Negara otoriter, pendidikan adalah kekuatan politik untuk mendominir rakyat. Karena
pemerintah secara mutlak mengatur pendidikan. Tujuan pendidikan adalah membuat rakyat
menjadi alat negara.
• Negara otokratis, negara berwenang memilih dan menentukan sistem pendidikan untuk
rakyat. Rakyat mengikuti segala keputusan pemerintah tanpa reserve.
• Negara aristokratis, sistem pendidikan yang mengutamakan kaum bangsawan yang
dipersapkan menjadi penguasa birokrasi, sedangkan rakyat banyak dibiarkan tidak terdidik
dan dalam keadaan terbelakang.
• Negara komunis dan kapitalis. Di negara kapitalis, politik dan negara dikuasai oleh
sekelompok pemodal. Lembaga pendidikan umumnya dikuasai oleh pemodal sehingga
pada umumnya lembaga pendidikan dikembangkan atas dasar investasi. Konsekuensinya
lembaga pendidikan dibangun atas dasar bisnis dan keuntungan ada pada pemilik modal.
Di negara komunis yang menerapkan diktator proletariat menerapkan pendidikan sebagai
fungsi negara. Pendidikan merupakan senjata strategis untuk menguasai rakyat yakni
memacu rakyat menjadi manusia yang uniform. Politik adalah sinonim dengan
pengendalian secara ketat terhadap negara dan rakyat. Karena itu sistem pendidikannya
erat sekali berkaitan dengan sistem politik dan ambisi-ambisi politik negara tercerminkan
pada kerangka filosofis dan praksis pendidikan
Pendekatan dan Paradigma
Pendidikan
• Paradigma Sistemik-Organik
• Paradigma Holistik-Integralistik
• Paradigma Humanistik
• Paradigma Idealistik-Transformatif
• Paradigma Multikulturalisme
Paradigma Sistemik-Organik
Proses pendidikannya:
• membentuk manusia yang berguna
• kurikulum yang dapat mengembangkan aspek
pikir, zikir, dan keterampilan
• metode yang dapat mengembangkan ketiga
aspek (pikir, zikir, keterampilan)
• evaluasi yang mengukur kemampuan peserta
didik dari berbagai asek kecakapan.
Paradigma Multikulturalisme
Proses pendidikannya:
• membentuk manusia yang berbudaya
• materi yang mengajarkan nilai kebudayaannya
• metode yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan
keragaman budayadan kelompok
• sifat evaluasi yang menghormati kelompok budaya
lainnya.