Anda di halaman 1dari 15

IDENTITAS NASIONAL

Nasional berasal dari


Identitas yaitu kata nasional yang
ciri-ciri, sifat khas memiliki arti bangsa,
yang melekat pada menunjukkan
suatu hal sehingga kesatuan komunitas
menunjukkan suatu sosio-kultural tertentu
keunikannya serta yang memiliki
membedakannya semangat, cita-cita,
tujuan serta ideologi
dengan hal-hal lain.
bersama.

“identitas nasional” secara terminologis


adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain di dunia.
Faktor-faktor Pendukung Kelahiran
Identitas Nasional
Robert de Vantos mengemukakan teori tentang
munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai
hasil interaksi historis antara 4 faktor penting:
1. Faktor primer
2. Faktor pendorong
3. Faktor penarik
4. Faktor reaktif
Faktro pertama, faktor primer. Mencakup
etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun
atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-
masing.
Faktor kedua, faktor pendorong. Meliputi
pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan
lainnya dalam kehidupan bernegara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya juga merupakan suatu
identitas nasional yang dinamis.
Faktor ketiga, faktor penarik. Meliputi kodifikasi
bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya
birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan
nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah
merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional
sehingga bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa
resmi negara dan bangsa Indonesia.
Faktor keempat, faktor reaktif. Meliputi
penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa
Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai
oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan
faktor keempat melalui memori kolektif rakyat.
Suku Bangsa Kebudayaan

UNSUR-UNSUR
PEMBENTUK
IDENTITAS
NASIONAL

Agama
Bahasa
Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang


bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia miliki banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek
bahasa.
Agama

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang


masyarakatnya yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu
Cu.
Kebudayaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai


makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya
untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan dan pedoman
untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi.
Bahasa

Bahasa dipahami sebagai sitem lambang bunyi yang


arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasikan diri.
KETERKAITAN IDENTITAS NASIONAL DENGAN GLOBALISASI

IDENTITAS
GLOBALISASI NASIONAL

Suku Bangsa
Agama

Kebudayaan Bahasa
Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi yang
semakin berkembang dari tahun ke tahun, maka Identitas
Nasional pun dapat terpengaruh oleh perkebangan tersebut.
Intinya, Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap
Identitas Nasional. Jika Identitas Nasional sudah
terpengaruh oleh Globalisasi, secara otomatis unsur-unsur
pembentuk Identitas Nasional (Suku, Kebudayaan, Agama,
dan Bahasa) pun ikut terpengaruh. Itu artinya, Globalisasi
dapat dengan mudah mempengaruhi Identitas Nasional.
Sehingga sebagai suatu negara, Indonesia harus selalu
waspada akan pengaruh Global yang dapat berdampak pada
Identitas Nasional.
Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi

Era Globalisasi dapat berpengaruh bahkan dapat menggeser


nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang telah ada sejak nenek
moyang kita. Nilai-nilai tersebut ada yang bersifat positif,
adapula yang bersifat negatif.
Hal ini semua dapat menjadi ancaman dan tantang, sekaligus
peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi
di segala aspek kehidupan.
Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin luas dan
bebas. Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas
wikayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan
yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling
meniru, dan saling mempengaruhi antar budaya dari tiap-tiap
individu.

Anda mungkin juga menyukai