Anda di halaman 1dari 27

Preformulasi Sediaan Tablet

Rido Farnandi, S.Farm, M.Farm


• Tablet adalah sedian padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap. Namun
demikian, umumnya bulat yang didalamnya mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa zat tambahan.

• Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa-cetak, dalam bentuk tabung pipih atau
Sediaan Tablet sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, serta mengandung satu jenis obat atau lebih dengan
atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. (FI III)

• Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. (FI IV)

• Tablet dapat di definisikan sebagai bentuk sediaan solida yang mengandung satu atau lebih zat aktif
dengan atau tanpa eksperimen (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas,
sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan sifat anti lekat serta dibuat dengan cara mengempa
campuran serbuk dalam mesin tablet.
Sediaan solida yang berupa tablet ini terdapat dalam berbagai macam bentuk. Namun demikian, Tablet umumnya
berbentuk bundar dengan permukaan datar atau konveks. Tablet juga ada yang berbentuk khusus. Bentuk khusus tablet, seperti
kaplet, segitiga, lonjong, empat persegi, dan enam persegi (heksagonal) juga telah dikembangkan oleh beberapa pabrik.

Hal ini dimaksudkan oleh produsen tablet tersebut hanya sekedar untuk membedakan produknya terhadap produk dari
pabrik lain. Selain itu, tablet dapat dihasilkan dalam berbagai bentuk, yaitu dengan membuat pons dan lubang kempa (lesung
tablet) cetakkan yang di desain khusus.
Ukuran dan Bobot Tablet

Menurut R.Voigt , tablet memiliki garis tengah yang pada umumnya berkisar antara 15-17 mm dengan bobot tablet pada umumnya
berkisar 0.1 - 1 gram. Menurut Lachman, tablet oral biasanya berukuran 3/16 - 1/2 inc dengan berat tablet berkisar antara 120 - 700 mg ≥
800 mg dan berdiameternya 1/4 – 7/6 inci. Sementara itu, menurut FI III dan Formularium Nasional kecuali dinyatakan lain, diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Tablet

Karena popularitasnya yang besar dan penggunaannya yang sangat luas sebagai sediaan obat, tablet terbukti
menunjukan suatu bentuk yang efisien, sangat praktis, dan ideal untuk pemberian zat aktif secara oral. Hal ini
mengidikasikan bahwa tablet mempunyai keuntungan. Dari berbagai referensi, berbagai keuntungan terhadap
pemberian obat dalam bentuk sediaan tablet, antara lain:

 Praktis dan efisien. Artinya waktu peresepan dan pelayanan di apotek dapat lebih cepat,
 lebih mudah dibawa, dan disimpan.
 Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
 Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose system)
 Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat, extended release, enteric tablet.
 Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar.
 Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan salut selaput/salut gula.
 Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan mikrobiologi yang
cenderung lebih baik dibanding bentuk sediaan lain.
Selain memiliki beberapa keuntungan seperti yang telah dijelaskan, tablet juga memiliki kelemahan
atau kekurangan-kekurangan. Dari berbagai referensi diperoleh informasi bahwa kekurangan-kekurangan
tablet adalah sebagai berikut.

 Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual. Mengapa demikian? Ya karena obat yang
berbentuk tablet biasanya pahit dan terlalu besar. Akibat terlalu besar
 biasanya sulit ditelan dan juga dapat berakibat rasa sakit di tenggorokan, dan sebagainya.
 Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti yang berbentuk larutan, injeksi, dan
sebagainya.
 Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak sadar atau pingsan.
 Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai.
Bahan Tambahan dalam Tablet

Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif yang ada dalam tablet juga dibutuhkan eksipien atau semacam bahan
tambahan. Eksipien disini merupakan bahan bukan zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai
tujuan atau fungsi. Walaupun eksipien bukan merupakan zat aktif, adanya eksipien sangat penting untuk keberhasilan produksi
sediaan yang dapat diterima.

Menurut Anief, zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai:


• Zat pengisi, yaitu digunakan untuk memperbesar volume tablet. Zat-zat yang digunakan seperti:
Amilum Manihot, Kalsium Fosfat, Kalsium Karbonat, dan zat lain yang cocok.
• Zat pengikat, yaitu digunakan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Zat-zat yang
digunakan seperti: Musilago 10-20% b /v, larutan Metilcellulosum 5% b /v.
• Zat penghancur, yaitu digunakan agar tablet dapat hancur dalam saluran pencernaan. Zat-zat yang
digunakan seperti: Amilum Manihot kering, Gelatin, Natrium Alginat.
• Zat pelicin, yaitu digunakan untuk mencegah agar tablet tidak melekat pada cetakan. Zat-zat yang
digunakan seperti: Talkum 5% b/b, Magnesium stearat, Natrium Benzoat.
Syarat Bahan Tambahan

 Stabil secara fisika dan kimia,


 Memenuhi peraturan perundangan,
 Tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat,
 Bebas dari mikroba patogen dan
 Tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah
Preformulasi dapat dideskripsikan sebagai tahap perkembangan yang mana ahli farmasi
mengkatagorikan sifat fisika kimia dari bahan obat dalam pertanyaan yang mana dianggap penting
dalam formulasi yang stabil, efektif dan bentuk yang aman.
Beberapa parameter seperti ukuran kristal dan bentuk, sifat ph, solubility, sifat ph stabilitas,
polymorphisin, efek pembagian, permaebilitas obat dan disolusi dievaluasi selamaevaluasi tersebut
mungkin saja terjadi. Interaksi dengan berbagai bahan–bahan inert yang dimaksudkan untuk
penggunaan dalam bentuk akhir, yang mana diketahui.
Data yang didapat dari evaluasi ini berhubungan dengan data yang didapat dari pendahuluan
farmakologi dan studi biokimia dan memberikan ahli farmasi informasi yang mengizinkan
pemilihan dari dosis yangoptimum mengandung bahan-bahan inert yang paling diminati
perkembanganya dalam perkembangan (Gennaro, 1998)
Tujuan Preformulasi

Tujuan dasar dari aktivitas preformulasi adalah untuk menyiapkan dasar rasional untuk metode preformulasi,
untukmemaksimalkan kesempatan dalam mengoptimalkan sebuah produk obat dan penampilannya.

Dari sudut pandang seorang formulator tablet, informasi preformulasi yang paling pentingadalah studi kestabilan zat
tambahan obat. Pertanyaan berikutnya, untuk obat baru. Sebuah obat dimana formulasinyamemiliki pengalaman yang
kurang adalah untuk memilih bahan,zat tambahan yang mana baik secara kimia – fisika cocok dengan obatnya ( Lieberman,
1990).
Penerangan formula menggunakan pengalaman dan pengetahuan mengetahui bahan tambahan untuk menjaga ukuran
tablet ini seminimal mungkin tanpa mengorbankan bagian-bagian yang perlu. Formulasi dari tablet membutuhkan
pertimbangan antara lain (Lieberman, 1990):

6. Penyeleksian bahan tambahan.


1. Ukuran dari dosis atau kuantias dari bahan aktif.
7. Metode dari granulasi.
2. Stabilitas dari bahan aktif.
8. Karakter dari granulasi.
3. Kelarutan dari bahan aktif.
9. Kempa tablet, tipe, ukuran, dan kapasitas.
4. Kerapatan dari bahan aktif.
10. Kondisi lingkungan (kontaminasi dan kontrol
5. Kemampuan pengampaan dari bahan aktif.
kelembaban).
11. Stabilitas dari produk obat.
12. Ketersediaan.
Studi organoleptik yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet

Program preformulasi yang khas harus dimulai sesuai dengan bahan obat. Penggambaran istilah
warna, bau, dan rasa pada obat baru harus di cacat. Ini penting guna menetapkan standar istilah
penggambaran perintah kelengkapan guna menghindari kebingungan yang berbeda antara ilmu pengetahuan
yang digunakan dengan beberapa istilah penggambaran kelengkapan (Lieberman, 1990).
Analisis kemurnian yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet

 Kemurnian bahan obat adalah ada atau tidaknya bahan pengotor, kebanyakan berupa sintetik,
biasanya diuji dengan : Grade HPLC (Tingkat kemurnian tingkat tinggi)
 Salah satu tingkat untuk melakukan studi adalah menguji tingkat kemurnian dari bahan baku yang
akan dijadikan sebagai zat aktif sediaan tablet.
 Pada pabrik-pabrik biasanya diuji terlebih dahulu tingkat kemurnian bahan baku untuk membuat
tablet dengan HPLC, kromatografi lapis tipis.
 Salah satu parameter yang menunjukkan kemurnian, yaitu titik lebur dari bahan baku tersebut.

Ukuran partikel yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet Ukuran partikel sangat
penting dan kecocokan ukuran partikel preformulasi dapat menentukan fungsi preformulasi yang baik
(Banker, 1995).
Bentuk dan luas permukaan partikel yang dilakukan pada preformulasi untuk
sediaan tablet

Pengetahuan mengenai bentuk dan luas permukaan suatu partikel dikehendaki bentuk partikel
mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa pengaruh
terhadap luas permukaan. Luas permukaan persatuan berat atau volume merupakan suatu karakteristik serbuk
yang penting jika seorang mempelajari absorbs permukaan dan laju disolusi (Marten, 1993)
Diketahui bahwa makin luas permukaan per gram partikel, makin kecil dam partikel tersebut.
Penurunan ukuran partikel meningkatkan luas permukaan efektif dan bahan tersebut dalam kontak dengan
lapisan pelarut stasioner dan laju larutan. Makin tinggi kelarutan, makin laju disolusi. Tapi penurunan
ukuran atau peningkatan luas permukaan efektif tidak selalu mengakibatkan lebih cepatnya disolusi. Jika
diserbukkan lebih dan bila obat bersifat hidrofobik, agregasi mungkin dapat sesudah itu dan ini dapat
mengakibatkan kesulitan-kesulitan dari pembasah dan disolusi (Marten, 1993).
Sifat aliran serbuk yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet

Sifat aliran serbuk sangat penting untuk operasi tablet yang efisien. Aliran yang baik dari bubuk atau granulasi yang akan
di kompresi diperlukan untuk menjamin keseragaman bobot pencamporan yang efisien dan dapat diterima untuk tablet
kompresi. Jika obat diindentifikasi pada tahap preformulasi “kurang mengalir”, masalah ini dapat dipecahkan dengan memilih
bahan pembantu yang sesuai. Dalam beberapa kasus, serbuk obat sebelum pengempaan harus diperbaiki sifat alirannya, selama
evaluasi preformulasi bahan obat. Oleh karena itu, segi karakteristiknya harus dipalajari terutama ketika dosis besar obat harus
diantisipasi (Lieberman, 1990).
Sifat higroskopitas yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet

Zat obat banyak menunjukkan kecenderungan untuk menyerap kelembaban. Jumlah kelembaban tersebut
tetap terabsorbsi oleh berat pada sampel anhidrat dalam kesetimbangan dengan kelembaban di udara pada suhu
tertentu yang disebut sebagai kadar air. Pentingnya kelembaban terabsorbsi untuk stabilitas padatan telah
dibahas. Selain itu, keseimbangan kadar air dapat mempengaruhi liran dan karakteristik bubuk kompresi dan
kerasnya tablet akhir dan granulasi.
Sifat kristal yang dilakukan pada preformulasi untuk sediaan tablet

Sifat kristal
Banyak bahan obat yang lebih dari satu kristal dengan ruang kiri yang berbeda. Sifat ini dikenal degan polimorfisme. Perbedaan
bentuk kristal dapat disebut polimorp. Kadang-kadang, baik suatu kristal padat, mengikat molekul pelarut yang berada dalam sebuah ruang
kiri yang berisi dalam sebuah stoikiometri tetap.

Menghasilkan solvair atau pseudo plomifulsune mungkin tersedia dalam bentuk polimorf tertentu melalui manipulasi sesuai kondisi
kristalisasi. Keadaan ini termasuk sifat alami pelarut, temperatur, dan faktor lainnya. Biasanya, zat terlarut mengendap dalam larutan, maka
molekul dari hasil padatan sudah tidak tergolong dalam kesatuan tetap. Tetapi kurang lebih dalam susunan yang acak, keadaan ini dikenal
dengan bentuk amorf.
Desain Formulasi

Tujuan bentuk Sediaan tablet

Tujuan utama dari desain bentuk sediaan adalah untuk mencapai sebuah respon terapi yang diramalkan dari suatu formulasi
yang mana bisa dibuat dalam skala besar dengan menghasilkan produk yang berkualitas, untuk memastikan kualitas produk,
banyak ciri khas yang diperlukan.
Stabilitas kimia dan fisika, dengan pengawetan yang sesuai untuk melawan kontaminasi mikroba jika diperlukan,
keseragaman dosis obat, penerimaan termasuk pembuat resep dan pasien, kemasan yang cocok dan pelabelan idealnya, bentuk
sediaan harus juga mandiri dari pasien untuk pasien walaupun dalam prakteknya fitur ini sulit untuk dicapai. Perkembangan masa
depan dalam desain bentuk sediaan mungkin baik untuk mencoba beberapa
tuntutan (Aulton, 1988).
Faktor yang harus dipertimbangkan sebelum zat aktif dapat diformulasi
dengan berhasil kedalam bentuk sediaan.

Pertimbangan biofarmasetikal dalam mendesain bentuk dosis Ilmu biofarmasetik, hubungannya degan sifat fisika,
kimia dan ilmu biologi dapat diaplikasikan pada obat, bentuk dosis dan penggunaan obat. Dengan jelas, pemahaman prinsip
ini sangat penting dalam mendesain bentuk dosis utama dengan melihat penyerapan obat, baik distribusi obat, metabolisme
dan ekskresi. Umumnya bahan obat harus dalam bentuk laporan sebelum diabsorbsi melalui membran dan kulit, dalam
lambung dan paru-paru mengalir ketubuh.
Obat menembus selaput ini dengan dua cara yaitu dengan difusi pasif dan mekanisme pengangkutan yang khusus.
Dalam difus pasif ; obat harus dikontrol untuk megendalikan penyerapan, proses ditandai dengan konsentrasi selaput dengan
molekul obat yang menghantar dari daerah tinggi ke daerah yang rendah.
Daya larut lipid dari obat sangat mempengaruhi tingkat difusi. Beberapa mekanisme pengangkutan khusus mencakup
aktif dan memudahkan pengangkutn ketika menyerap, obat dapat berefek mengobati, sekalipun begitu, penghubung harus
diangkut dalam cairan tubuh (Aulton, 1988).
Faktor-faktor obat dalam mendesain bentuk sediaan

Masing-masing tipe dari bentuk sediaan memerlukan pembelajaran yang hati-hati dari sifat fisika dan kimia dari bahan obat untuk
mencapai suatu kestabilan, produk yang efisien. Sifat ini seperti disolusi, ukuran partikel/kristal. Bentuk polimorf, stabilitas padatan dan
interaksi bahan tambahan obat, dapat memiliki efek yang berbobot dalam ketersediaan fisiologi dan sifat fisika dan kimia dari obat. Dengan
mengombinasikan data tersebut dari pembelajaran farmakologi dan biokimia, bentuk sediaan yang paling sesuai dan bahan tambahan dapat
diseleksi untuk formulasi dari bentuk sediaan yang dipilih (Aulton, 1988).
Kualitas proses/produk

Bahan tambahan dapat diseleksi dengan memproduksi tablet yang sesuai atau standar tinggi kualitas in-house tablet yang
terspesifikasi. Seorang formulator harus terlibat dalam pembuatan tablet spesifik dan mampu menyediakan gagasan dalam spesifikasi
yang kritis
Tipe pengujian penampilan pada tablet meliputi :
1. Variasi berat
2. Kekerasan
3. Variasi
4. Waktu disintegrasi
5. Disolusi
6. Kadar air
7. Potensi
8. Keseragaman kadar

Untuk memberikan suatu efek obat sistemik setelah peleburannya dalam penyerapan usus dan
sebagainya. Setiap kelas obat diperhatikan dengan sangat hati-hati harus diberikan untuk formulasi
produk dan desain sebagai metode produksi untuk menghasilkan produk yang manjur dan dapat
diandalkan.
Definisi pengisi
Bahan pengisi adalah jumlah dosis tunggal dari komposisi aktif sangat kecil dan bahan inert ditambahkan untuk
meningkatkan massa tablet agar menghasilkan ukuran tablet yang praktis untuk pengempaan (Gennaro, 1998). Bahan
pengisi adalah bahan pengencer biasanya dianggap sebagai bahan inert, mereka bisa secara signifikan mempengaruhi sifat
kimia, biofarmasetik dan sifat fisik dari tablet akhir (Lieberman, 1990).

Definisi Bahan pengikat


Bahan pengikat merupakan bahan yang memberikan kualitas kohesi untuk serbuk dalam menjamin keutuhan tablet
setelah kompresi (Gennaro, 1998). Bahan pengikat merupakan bahan yang ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan
selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung
(Lachman, 1994).
Bahan Penghancur
Bahan penghancur adalah untuk memfasilitasi pecahnya tablet setelah digunakan atau sesuai yang
diinginkan (Lieberman, 1990). Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum digranulasi atau mengumpulkan
langkah pelumas sebelum kompresi kompresi atau pengolahan adalah langkah yang baik (Lieberman, 1990).
Bahan anti lekat, pelincir, dan pelicin
 Bahan pelincir
Secara umum bahan pelincir yang baik dalah pelumas yang sedikit yang dapat meningkatkan
aliran granulasi dai nopper ke dalam mekanisme umpan dan akhirnya kedalam rongga mata. Pelincir
dapat meminimalkan tingkat gelombang dan kelaparan sering ditunjukkan oleh formula pemadatan
langsung kecepatan tinggi menekan tablet memerlukan, halus bahkan aliran bahan kerongga hati.
Ketika aliran sangat miskin, glidants tidak efektif (Lieberman, 1990).

 Bahan pelicin
Fungsi utama dari pelicin adalah untuk mengurangi gesekan antara dinding mati dan tepi tablet
sebagai tablet yang dikeluarkan. Kurang cukupnya pelicin menghasilkan oleh mesin tablet sering dan
dapat menyebabkan kerusakan pori yang lebih rendah, jalur cepat dan lebih rendah
(Lieberman, 1990).
Bahan pewarna
 Warna yang dimasukkan kedalam tablet umumnya untuk satu atau lebih dari tiga tujuan. Pertama, warna dapat digunakan
untuk mengidentifikasi serupa yang tampak dalam lini produk, atau dalam kasus dimana produk dari penampilan yang sama
ada di baris produsen yang berbeda. Ini mungkin penting ketika produk identifikasi adalah masalah.
 Kedua, warna bisa membantu meminimalkan possibility dari mixups selama pembuatan ketiga, dan mungkin paling tidak
penting adalah penambahan pewarna untuk tablet untuk estetika atau nilai pemasarannya (Lieberman, 1990).

Bahan pengaroma dan pemanis


Rasa dan pemanis biasanya digunakan untuk meningkatkan rasa mengunyah tablet. Ditinjau dari pemanis alami dan
sintesis (Lieberman, 1990

Anda mungkin juga menyukai