Anda di halaman 1dari 26

KONSEP

UMUM
PENYAKI
T
Dosen : apt. PARAWANSAH, S.Farm., M.Kes
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1
RESKYTA SARANANI O1A115057
JUMARNI O1A117026
RIMALA SANIPURNAMA KINDKASMAN O1A117055
WAODE SITTI AYU NURTATI O1A117131
EKA PEBRIANA O1A117140
MELLY APRILIANTI O1A117156
ARFIANI HASTIAR O1A118001
ARIS SAKRI O1A118010
HARLINA O1A118017
O1A118030 FRIESCA DWI CAHYANI
O1A118046 ASTY IKHSANIYAH
O1A118183 OLIVIA DICHA PUTRI
O1A118185 NURCAHYANI PRATIWI R
O1A118189 NUR AFIFAH
O1A118225 SITTI NURAIDAN
O1A118229 NUR AMALIYAH
O1A119171 MUHAMMAD SULTAN FACHRI SYAHRABI
TABLE OF CONTENTS

01 02
KONSEP RANTAI PENYEBAB
SEHAT DAN TIMBULNYA
SAKIT PENYAKIT

03 04
MEKANISME TEKNIK
TERJADINYA PEMUTUSAN
PENYAKIT PENULARAN/PENY
EBARAN PENYAKIT
01
KONSEP SEHAT
DAN SAKIT
Pendahuluan
Memahami batasan sehat dan sakit sangat
penting bagi tenaga epidemiologi,
mengingat kapasitasnya dalam menentukan
ada tidaknya penyakit pada masyarakat.
Baird et al., (1999) mendefinisikan
kesehatan mencakup 3 hal, yakni sempurna
secara fisik, mental dan sosial.
Menurut Undang-undang Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009,
kesehatan disini mencakup lima aspek yaitu
01 Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik disini diartikan sebagai kondisi dimana
seseorang tidak merasakan sakit pada tubuhnya dan memang
secara klinis tidak ada penyakit, atau dengan kata lain semua
organ tubuh normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh

Kesehatan Mental 02
Kesehatan mental atau disebut juga kesehatan jiwa merupakan
kondisi yang memungkinkan optimalnya perkembangan fisik,
intelektual dan emosional seseorang dimana perkembangan ini
berjalan selaras dengan kondisi umum di masyarakat.
Lanjutan

03 Kesehatan Spiritual
Kesehatan spiritual lebih mengarah pada kemampuan
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian atau
penyembahan terhadap sang pencipta

Kesehatan Sosial 04
Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat sedemikian
rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk
memelihara dan menunjukkan kehidupannya sendiri serta kehidupan
keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya dalam bekerja
dan menikmati hiburan pada waktunya.
lanjutan

05 Kesehatan Ekonomi

Kesehatan ekonomi mengacu pada produktivitas seseorang


yang telah memasuki usia kerja, kondisi ini dapat diukur dari
mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Bagi yang belum memasuki usia kerja, anak-anak dan remaja
atau bagi yang sudah pensiun atau lanjut usia, sehat ekonomi
diukur dari perilaku produktif secara sosial, yakni mereka
memiliki kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya.
WHO menjelaskan beberapa karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat
yang positif, yaitu (Rothman et al., 2008):
1) Melihat individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh
2) Menentukan kondisi sehat melalui identifikasi
lingkungan internal dan eksternal.
3) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu
dalam kehidupan bermasyarakat.
Penyakit dan sakit
Penyakit
Penyakit (disease) dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi adanya penyimpangan
atau gangguan dari struktur atau fungsi normal bagian organ atau sistem tubuh yang
dimanifestasikan dengan sejumlah karakteristik dari gejala dan tanda, baik etiologi,
patologi dan prognosis yang diketahui atau tidak diketahui.

Sakit
Sakit dapat diartikan sebagai perasaan yang tidak nyaman di tubuh atau
bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan lain-lain).
Sakit juga merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya. (Pitriani dan Herawanto, 2019).

30% 60%
02
RANTAI PENYEBAB
TIMBULNYA
PENYAKIT
1)Penyebab/Sumber Penyakit (Agent)

Penyebab penyakit dapat digolongkan menjadi beberapa


bagian yaitu penyebab primer dan penyebab sekunder.

Penyebab Primer Penyebab Sekunder

Yang termasuk kedalam unsur penyebab Merupakan unsur yang membantu


primer adalah atau menambah dalam proses sebab
a) Unsur biologis (mikroorganisme akibat terjadinya penyakit. Seperti
penyebab) Munculnya penyakit akibat zat kimia
b) Unsur gizi (bahan makanan/zat gizi) dari luar seperti obat-obatan, bahan
c) Unsur kimiawi (bahan dari luar kimia yang terdapat dalam makanan,
maupun dalam tubuh) penambahan zat additive dalam
d) Unsur psikis makanan yang berlebihan, dan
e) Unsur genetik sebagainya.
Lanjutan

2). Manusia(Host)
Beberapa faktor yang memengaruhi kondisi manusia
sehingga terjadinya penyakit adalah genetik, jenis
kelamin, etnik group, keadaan fisiologis, keadaan
immunologis (hypercensitive, maternal antibody),
kebiasaan seseorang (kebersihan, makanan, kontak
perorangan, pekerjaan, rekreasi, pemanfaatan pelayanan
kesehatan). Faktor manusia yang cukup berpengaruh
terhadap timbulnya penyakit khususnya yang sedang
berkembang adalah kebiasaan yang buruk, seperti
membuang sampah/kotoran yang tidak pada tempatnya,
cara penyimpanan makanan yang kurang baik, hygiene
rumah tangga yang kurang mendapatkan perhatian.
3). Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan sangat menentukan dalam hubungan interaksi antara manusia dengan faktor
penyebab. Lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu :

Lingkungan Lingkungan Lingkungan Sosial


Fisik Biologi Ekonomi

Meliputi : Meliputi:
1) Kependudukan : kepadatan 1) Pekerjaan: yang berhubungan dengan
penduduk bahan–bahan kimia, atau pola aktivitas.
2) Tumbuh-tumbuhan : sumber 2) Urbanisasi: Kepadatan penduduk, adanya
Meliputi : makanan yang dapat ketegangan dan tekanan sosial.
3) Perkembangan Ekonomi: pendapatan,
iklim/cuaca, memengaruhi sumber
penyakit. status social ekonomi, daya beli bahan
tanah dan air. pangan, akses terhadap pelayanan
3) Hewan : sumber makanan,
juga dapat sebagai tempat kesehatan.
munculnya sumber penyakit 4) Bencana alam seperti : banjir, gunung
meletus, gempa bumi, peperangan dan lain-
lain. (Suantara dan I Putu, 2018).
03
MEKANISME
TERJADINYA
PENYAKIT
Konsep Terjadinya Penyakit
a)Interaksi Manusia dan Lingkungan

Manusia dan setiap makhluk hidup sangat


bergantung pada lingkungan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Suplai udara, makanan, minuman, tempat
untuk bernaung, tempat kerja, tempat
beraktivitas, dan tempat untuk
peristirahatan menjadi kebutuhan
mendasar bagi manusia. Oleh karena itu
manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya sejak dilahirkan sampai
pada saat meninggal. Namun dalam
interaksinya ini manusia juga menjadi
sumber berbagai bahan pencemar pada
lingkungan. Hubungann manusia dan
lingkungan secara sederhana dapat dapat
dilihat pada gambar di samping:
b).Model Tribad Epidemiologi
Beberapa model penyebab penyakit telah
diantaranya yang paling sederhana adalah
model segitiga epidemiologi yang
merupakan model tradisional untuk
penyakit menular. Segitiga ini terdiri dari
lingkungan sebagai penopang
keseimbangan antara agen eksternal dan
host yang rentan.
lanjutan

C).Konsep Web Causation (Kausal Multiple)


Konsep web causation atau lebih dikenal dengan istilah konsep jaring-jaring sebab-akibat
dikemukakan Mac Mohan dan Pugh, model ini menggambarkan suatu penyakit memiliki
banyak kausa dalam artian tidak hanya ditentukan oleh suatu sebab tunggal, melainkan
sebagai akibat dari serangkaian proses sebab akibat. Sehingga pada konsep ini, timbulnya
suatu penyakit dapat dicegah dengan cara memotong salah satu mata rantai
penyebarannya. Pada konsep ini juga dikemukakan untuk terjadinya penyakit terdapat
faktor yang berperan sebagai promotor dan faktor yang berperan sebagai inhibitor.

Faktor-faktor ini secara kolektif akan membentuk jaring penyebab terjadinya


penyakit, dimana setiap penyebab saling terkait satu sama lain. Perubahan pada salah
satu faktor dapat memicu perubahan dalam bentuk bertambah atau berkurangnya
kejadian penyakit.
lanjutan
d). Konsep Roda (The Wheel Causation)
Konsep roda menggambarkan hubungan manusia dengan lingkungan sebagai roda yang
didalamnya terdapat manusia dengan subtansi genetik yang dimilikinya pada bagian inti roda dan
faktor lingkungan fisik, biologis dan sosial yang mengelilingi manusia. Teori penyebab penyakit
model roda menekankan efek yang kuat antara interaksi antara lingkungan bukan menekankan
pada agen sebagai penyebab penyakit.
Kontribusi lingkungan fisik, biologi dan sosial sangat
bergantung pada kejadian penyakit, sebagai contoh:

a) Kejadian stress pada manusia sangat dipengaruhi faktor lingkungan sosial jika
dibandingkan faktor lingkungan lainnya

Penyakit-penyakit yang disebabkan mikroorganisme seperti campak, diare, disentri


b) tentunya sangat dipengaruhi faktor lingkungan biologis dan status imunitas host
dibandingkan faktor genetik
Sedangkan faktor genetik berperan besar dalam menimbulkan penyakit
c) keturunan, sehingga pada penyakit penyakit yang diturunkan proporsi
inti genetik relatif besar dibandingkan faktor lingkungan.
e)Teori Simpul Lingkungan dalam Menilai
Etiologi Penyakit
Sehat atau sakit suatu kelompok penduduk
merupakan resultan hubungan manusia dan
lingkungan, dapat juga diartikan status
kesehatan merupakan refleksi hasil akhir dari
suatu interaksi kompleks antara sistem-
sistem lingkungan eksternal dan biologis
internal. Meskipun faktor lingkungan bukan
kausa tunggal dalam kejadian penyakit,
namun lingkungan sebagai komponen
penting terhadap status kesehatan
masyarakat. Hal ini sesui dengan teori H.L
Blum (1974) bahwa faktor yang
menentukan derajat kesehatan individu
Gambar : Faktor penentu derajat
ataupun masyarakat adalah:
kesehatan
04
TEKNIK
PEMUTUSAN
PENULARAN/PENYE
BARAN PENYAKIT
Tindakan Pencegahan, Kontrol dan
Pemberantasan Penyakit Menular
Ada beberapa cara/ tindakan pencegahan, kontrol dan pemberantasan penyakit
menular yaitu:

1).Meningkatkan daya tahan tubuh.


 Penggunaan bahan-bahan
imunobiologi. Hal ini dapat dilakukan
melalui imunisasi aktif dan pasif.
 Peningkatan kesehatan diri seperti
konsumsi makanan bergizi dan olahraga
Tindakan Pencegahan, Kontrol dan Pemberantasan
Penyakit Menular

2). Memutuskan rantai


penularan
 Deteksi dini dan pemberian kemoterapi spesifik untuk menghentikan
atau membatasi penularan Contohnya Tuberkulosis dan kusta
 Isolasi kasus-kasus infeksi menular dan karantina pada orang-orang
yang terkontak. Contohnya SARS.
 Kemoprofilaksis sebelum atau sesudah terpapar penyakit menular.
Misalnya profilaksis klorokuin pada malaria.
 Pengendalian vektor. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendalikan
nyamuk Aedes aegypti pada DBD, Anopheles pada malaria (larvasida.
insektisida, pengasapan).
 Pengendalian lingkungan: udara, debu, kotoran yang bisa
mengandung agent penyakit
 Penerapan metode-metode aseptik dalam penatalaksanaan penderita
melalui penggunaan povidon jodine pada luka, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Pitriani., dan Herawanto., 2019. Epidemiologi Kesehatan


Lingkungan. Nas Medika Pustaka : Makassar.

Suantara, I.M.R., dan I Putu, S., 2018. Epidemiologi Gizi. Forum


Ilmiah Kesehatan : Ponorogo.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai