Psikososisal Kel3
Psikososisal Kel3
Konsep Diri
Kelompok 3:
Pengertian Konsep Diri Secara
Umum
Apa itu konsep diri? Pengertian Konsep Diri
adalah cara pandang dan sikap seseorang
terhadap dirinya sendiri. Konsep diri sangat
erat hubungannya dengan dimensi fisik,
karakter individu, dan motivasi diri.
Pandangan diri atau konsep diri ini mencakup
berbagai kekuatan individual dan juga
kelemahannya, bahkan termasuk
kegagalannya.
Secara sederhana, pengertian konsep diri adalah pandangan,
penilaian atau pandangan seseorang pada dirinya sendiri. Salah
satu dari para ahli seperti Atwater membagi konsep diri
menjadi tiga bentuk, antara lain;
4. Peran Diri
Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan
tujuan yang diharapkan kelompok sosial terkait dengan fungsi
seseorang di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri
sendiri yang dimiliki oleh seseorang dari hasil
observasi dan penilaian dirinya, menyadari
bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.
Komponen konsep diri ini mulai terbentuk dan
berkembang sejak masa kanak-kanak.
Jenis-jenis konsep diri
Konsep Diri Positif
Konsep diri positif menunjukkan adanya
penerimaan diri dimana
individu dengan konsep diri positif
mengenal dirinya dengan
baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat
stabil dan
bervariasi.
2. Depresi
Ketika seseorang dilanda depresi, ia akan cenderung memikirkan hal yang negatif.
3. Overthinking
Bersikap overthinking sangatlah tidak baik karena bisa mengarah ke pikiran yang
buruk, terlebih pada penilaian diri sendiri. Seseorang cenderung menilai diri
sendiri ke arah yang negatif sehingga overthinking harus segera dihentikan.
• Aspek Konsep Diri
• Konsep diri menurut Staines (Burns, 1993: 81) mempunyai 3 aspek. Ketiga aspek
tersebut adalah sebagai berikut.
• a. Konsep Diri Dasar. Aspek konsep diri dasar mempunyai istilah lain yaitu diri
yang dikognisikan. Aspek ini merupakan pandangan individu terhadap status,
peranan, dan kemampuan dirinya.
• b. Diri yang Lain. Aspek ini merupakan gambaran diri seseorang yang berasal dari
penilaian orang lain. Hal ini menjadi titik utama untuk melihat gambaran pribadi
seseorang. Pernyataan-pernyataan, tindakan-tindakan, isyarat-isyarat dari orang
lain kepada individu yang didapat setahap demi setahap akan membentuk sebuah
konsep diri sebagaimana yang diyakini individu tersebut dan yang dilihat oleh
orang lain.
• c. Diri yang Ideal. Aspek ini merupakan seperangkat gambaran mengenai aspirasi
dan apa yang diharapkan oleh individu, sebagian berupa keinginan dan sebagian
lagi berupa keharusan.
• Ahli lain, yaitu Hurlock mengemukakan bahwa konsep diri
memiliki 2 aspek sebagai berikut.
• a. Fisik. Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki
individu tentang penampilan, kesesuaian dengan jenis
kelamin, arti penting tubuh dalam hubungan dengan
perilaku, dan perasaan gengsi di hadapan orang lain yang
disebabkan oleh keadaan fisiknya.
• b. Psikologis. Aspek psikologis terdiri dari konsep individu
tentang harga diri dan hubungannya dengan orang lain, serta
kemampuan dan ketidakmampuannya (2010: 237).
• Dimensi Konsep Diri
• Konsep diri menurut Fitts (dalam Agustiani, 2006: 139-142)
dibagi dalam 2 dimensi pokok, yaitu sebagai berikut.
• a. Dimensi Internal
Dimensi Internal atau kerangka acuan internal (internal frame of
reference) adalah penilain yang dilakukan individu terhadap
dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini
terdiri 3 bentuk, yaitu :
(1)Diri identitas (identity self).
(2)Diri pelaku (behavioral self).
(3)(3) Diri penerimaan atau penilai (judging self).
• Dimensi Eksternal
Individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas
sosial, nilai yang dianut, serta hal-hal di luar dirinya pada
dimensi eksternal. Dimensi eksternal yang dikemukakan
oleh Fitts dibedakan atas 5 bentuk, yaitu :
(1) Diri fisik (physical self).
(2) Diri etik-moral (moral-ethical self).
(3) Diri pribadi (personal self).
(4) Diri keluarga (family self).
(5) Diri sosial (social self).
• Proses Terbentuknya Konsep Diri
• Konsep diri terbentuk dalam waktu yang
relatif lama, dan pembentukan ini tidak bisa
diartikan bahwa reaksi yang tidak biasa dari
seseorang konsep diri. Namun reaksi ini
muncul kerena orang lain yang memiliki
arti (sifnificant other) yang mungkin
berpengaruh terhadap pembentukan konsep
diri.
Konsep diri pada dasarnya tersusun atas berbagai tahapan (Sobur, 2010:
510-511), yaitu: