Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN TUBERKULOSIS
OLEH :
 
REZIQ INDRA RAMADHAN (2026010012)
AHMAD DEFRIANSYAH (2026010020)
ANGGUN CAHYA UTAMI (2026010018)
CHINTIYA APRILI CANTIANI (2026010009)
YOSIE YOLYANDARI(2026010087)
 
• Pengertian Tuberkulosis
– Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis. Kuman
batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria
patogen , tetapi hanya strain bovin dan human yang
patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini
berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil
dari satu sel darah merah.
• Anatomi Fisiologi
– Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Droplet yang mengandung Mycobakterium
tuberkulosis dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam. Orang dapat terifeksi kalau droplet tersebut
terhirup ke dalam saluran pernapasan. Setelah
Mycobacterium tuberkulosis masuk ke dalam saluran
pernapasan, masuk ke alveoli, tempat dimana mereka
berkumpul dan mulai memperbanyak diri. Basil juga
secara sistemik melalui sistem limfe dan aliran darah ke
bagian tubuh lainnya (ginjal, tulang, korteks serebri),
dan area paru-paru lainnya (lobus atas).
• Etiologi
– Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis
kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-
4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri
atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap
gangguan kimia dan fisik.
Klasifikasi Patofisiologi
• Tuberkulosis paru • Penularan TB Paru terjadi karena
• Adalah tuberkulosis yang menyerang kuman mycobacterium tuberculosis.
jaringan (parenkim) paru. tidak dibatukkan atau dibersinkan keluar
termasuk pleura (selaput paru) dan menjadi droplet nuclei dalam udara.
kelenjar pada hilus. Partikel infeksi ini dapat hidup dalam
• Tuberkulosis ekstra paru udara bebas selama kurang lebih 1-2
• Adalah tuberkulosis yang menyerang jam, tergantung pada tidaknya sinar
organ tubuh lain selain paru, ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
misalnya pleura, selaput otak, kelembaban. Suasana lembab dan
selaput jantung (pericardium), gelap kuman dapat tahan berhari– hari
kelenjar limfe, tulang, persendian, sampai berbulan–bulan. Bila partikel
kulit, usus, ginjal, saluran kencing, ini terhisap oleh orang sehat maka ia
alat kelamin, dan lain-lain. akan menempel pada jalan nafas atau
paru–paru.
Manifestasi Klinis

• Gejala respiratorik, meliputi:


• Batuk
• Batuk darah
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Gejala sistemik, meliputi:
• Demam
• Gejala sistemik lain
W
O
C
Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan Medis
• Pemeriksaan laboratorium • Jenis dan Dosis Obat Anti Tuberkulosis
• Anemia, terutama bila penyakit (OAT)
berjalan menahun • Isoniazid (H)
• Leukositosis ringan dengan • Rifampisin (R)
predominasi limfosit • Pirazinamid (Z)
• Laju Endap Darah (LED) meningkat • Tahap Pengobatan
terutama pada fase akut, tetapi pada • Tahap Intensif
umumnya nilai-nilai tersebut normal • Tahap Lanjutan
pada tahap penyembuhan
• Pemeriksaan bakteriologik (sputum)
• Ditemukan kuman mikobakterium
tuberkulosis dari dahak penderita,
memastikan diagnosis TB paru pada
pemeriksaan dahak.
KOMPLIKASI
Hemoptisis berat
(perdarahan dari saluran Bronkiektasis (pelebaran
Atelektasis (paru Penyebaran infeksi ke
napas bawah) yang dapat broncus setempat) dan
mengembang kurang organ lain seperti otak,
mengakibatkan kematian fibrosis (pembentukan
sempurna) atau kolaps tulang, persendian, dan
karena syok hipovolemik jaringan ikat pada proses
dari lobus akibat retraksi ginjal.
atau karena pemulihan atau reaktif)
bronchial.  
tersumbatnya jalan pada paru.
napas.
PEMBAHASAN KASUS

Pengkajian
Identitas klien     
• Nama  : Tn. A
• Umur              : 22 Tahun
• Jenis kelamin    : Laki-laki
• Agama         : Islam
• Nomor MR       :-
• Diagnosa Medis   : TB Paru dan Hemaptoe

Riwayat kesehatan
• Alasan masuk rumah sakit
• Klien masuk ke RS dengan keluhan batuk berdarah kira-kira 5 hari sebelum
masuk RS.
• Riwayat Kesehatan Sekarang
• Klien mengeluh sesak nafas dengan RR 30x/i, sekret kental dan bercampur
darah, tidak nafsu makan, TD 110/6  mmhg,  suhu 38o c, nadi 90x/i lemah.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
• Kesadaran       : compos mentis, GCS = 15 ( V = 5, M = 6, E = 4)

Tanda-tanda Vital      
• Tekanan darah     : 110/60 mmhg
• Nadi                    : 90x/I
• Suhu                    : 38 oc
• Pernapasan          : 30x/i

Pemeriksaan thorak
• Paru-paru
• Inspeksi :  Pernapasan cepat dan dangkal, peningkatan kerja otot-otot
pernapasan, dan retraksi iga
• Palpasi    :  Fremitus taktil sama kiri dan kanan, terdapat nyeri tekan
• Perkusi    :  Bunyi redup
• Auskultasi:  Ronchi, waktu inspirasi dalam yang diikuti dengan ekspirasi dalam.  
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• HB            : 15,6 gr%
• Leukosit   : 13.200/mm
• Trombosit : 314.000/mm
• Sputum BTA (+)

Radiologi : Foto thorak didapatkan infiltrat pada paru

Terapi yang di berikan


• Cairan IVFD D5% : NACL 0,9% 2:1 Drip Adona 8 Jam/kolf
• Injeksi VIT K,VIT C , KALNEK 3x1 amp
• Injeksi Cefotaxime 2x1 gr

Obat Oral
• INH 1x1
• Rifampicin 1x450 mg
• Ethambutol 1x100 mg
• PzA 1x100 mg
• B6 1x1
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
Peningkatan produksi secret kental
bercampur darah
Diagnosa • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake nutrisi tidak adekuat
Keperawata • Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d Daya
n tahan tubuh menurun. 
• Peningkatan suhu tubuh b/d Pelepasan
mediator kimia
• Gangguan pola tidur b/d nyeri dada
Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

No Data penunjang Masalah keperawatan Diagnosa keperawatan


1 Do : Bersihan jalan nafas tak bersihan jalan napas tak
- Sputum kental dan bercampur darah efektif efektif b.d
- Pernafasan 30x/menit penumpukan sekret
- Bunyi nafas tak normal (stridor, ronki) kental bercampur darah,
Ds :
- Klien mengeluh sesak nafas
- kelelahan dan kelemahan
- Batuk berulang
2 Do : Perubahan nutrisi Perubahan nutrisi kurang
- Kulit kering kurang dari kebutuhan dari kebutuhan tubuh b.d
- BB turun 3 kg selama dirawat tubuh anoreksia.
Ds :
- Kehilangan nafsu makan
- Keletihan dan kelemahan
3 Do : Resiko tinggi infeksi Daya tahan tubuh
- Klien kelihatan lemah dan penyebaran infeksi menurun
- Suhu 38 oc
- Leukosit : 13200/ mm2
Ds :
- Keletihan dan kelemahan
- Nafsu makan menurun
• Diagnosa 1 : Bersihan jalan napas tak efektif b.d
penumpukan  sekret kental bercampur darah
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji fungsi pernapasan, bunyi 1. Penurunan bunyi napas dapat
napas, kecepatan, irama dan menunjukkan atelektasis. Ronki,
kedalaman. mengi menunjukkan akumulasi
sekret/ketidaknyamanan untuk
membersihkan jalan napas
Membantu kenyamanan dalam upaya
bernapas.
2. Catat kemampuan untuk 2. Pengeluaran sulit bila sekret sangat
mengeluarkan mukosa/batuk tebal. Sputum berdarah kental atau
efektif; catat karakter, jumlah berdarah cerah diakibatkan oleh
sputum, adanya hemoptisis. kerusakan (kavitasi) paru atau luka
bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/ intervensi lanjut.
3. Berikan klien posisi semi atau 3. Meningkatkan ekspansi paru,
fowler tinggi. Bantu klien untuk ventilasi maksimal membuka area
batuk dan latihan napas dalam. atelektasis dan peningkatan gerakan
sekret agar mudah dikeluarkan.
4. Bersihkan sekret dari mulut dan 4. Mencegah obstruksi/aspirasi.
trakea, penghisapan sesuai Penghisapan dapat diperlukan bila
keperluan. pasien tak mampu mengeluarkan
sekret.
Kolaborasi
5. Lembabkan udara / oksigen 5. Mencegah pengeringan membran
inspirasi mukosa; membantu dalam
6. Berikan obat-obat yang dapat pengenceran sekret
meningkatkan efektifnya jalan 6. Bronkodilator, antikolinergik, dan
napas anti peradangan.
Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia.

Intervensi Rasional
Mandiri
1. Catat status nutrisi klien pada saat penerimaan, catat turgor 1. Berguna dalam mendefinisikan derajat atau luasnya
kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan, masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
integritas mukosa oral, kemampuan atau ketidakmampuan 2. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan / kekuatan
menelan, adanya tonus usus, riwayat mual/muntah atau diare khusus.
2. Pastikan pola diet biasa klien, yang disukai/tidak disukai. 3. Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan
3. Monitor intake dan output secara periodik dan berat badan cairan.
secara periodik. 4. Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area
4. Selidiki anoreksia, mual, dan muntah dan catat kemungkinan pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan /
hubungan dengan obat kemudian awasi frekuensi, volume, penggunaan nutrien.
konsistensi feses. 5. Menurunkan rasa tak enak karena sisa sputum atau obat
5. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan untuk pengobatan respirasi yang merangsang muntah.
pernapasan. 6. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak
perlu/kebutuhan energi dari makan makanan yang banyak
6. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi dan menurunkan iritasi gaster.
protein dan karbohidrat. 7. Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi
peningkatan metabolik
7. Anjurkan bedrest 8. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi
adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet
9. Membantu menurunkan insiden mual dan muntah karena
Kolaborasi efek samping obat
1. Rujuk ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diet. 10. Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan menunjukkan
kebutuhan intervensi / perubahan program terapi.
2. Konsul dengan tim medis untuk jadwal pengobatan 1-2 jam 11. Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan juga
sebelum/setelah makan. konsumsi kalori.
3. Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, protein serum
dan albumin.
Diagnosa 3 : Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi
b/d Daya tahan tubuh menurun
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, penyebaran 1. Membantu pasien agar mau mengerti dan menerima
infeksi melalui bronkus pada jaringan sekitarnya atau aliran terapi yang diberikan untuk mencegah komplikasi
darah atau sistem limfe dan resiko infeksi melalui batuk, bersin, 2. Orang-orang yang beresiko perlu program terapi obat
meludah, tertawa., ciuman atau menyanyi untuk mencegah penyebaran infeksi
2. Identifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi seperti 3. Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan
anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan. infeksi
3. Anjurkan pasien menutup mulut dan membuang dahak di tempat 4. Mengurangi resiko penyebaran infeksi
penampungan yang tertutup jika batuk 5. Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi
4. Gunakan masker setiap melakukan tindakan 6. Pengetahuan tentang faktor-faktor ini membantu pasien
5. Monitor temperatur mengubah gaya hidup dan menghindari/mengurangi
keadaan yang lebih buruk.
6. Identifikasi individu yang berisiko tinggi untuk terinfeksi ulang 7. Periode menular dapat terjadi hanya 2-3 hari setelah
Tuberkulosis paru, seperti: alkoholisme, malnutrisi, operasi permulaan kemoterapi jika sudah terjadi kavitas, resiko,
bypass intestinal, menggunakan obat penekan imun/ penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.
kortikosteroid, adanya diabetes melitus, kanker. 8. INH adalah obat pilihan bagi penyakit Tuberkulosis
7. Tekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani. primer dikombinasikan dengan obat-obat lainnya.
Pengobatan jangka pendek INH dan Rifampisin selama 9
bulan dan Etambutol untuk 2 bulan pertama.
9. Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer
Kolaborasi sudah resisten.
1. Pemberian terapi INH, etambutol, Rifampisin. 10. Untuk mengawasi keefektifan obat dan efeknya serta
2. Pemberian terapi Pyrazinamid (PZA)/Aldinamide, para-amino respon pasien terhadap terapi
salisik (PAS), sikloserin, streptomisin.
3. Monitor sputum BTA
• Merupakan penerapan dari rencana tindakan yang
telah disusun dengan prioritas msalah dan kegiatan
Implementasi ini dilakukan oleh perawat untuk membantu
memenuhi kebutuhan klien dan mencapai tujuan
yang diharapkan.

• Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan


untuk menentukan hasil yang diharapkan dari
tindakan yng telah dilakukan dan sejauh mana
Evaluasi masalah klien teratasi. Perawat jaga melakukan
pengkajian ulang untuk menentukan tindakan
selanjutnya bila tujuan tidak tercapai.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Saran
• Tuberculosis merupakan penyakit infeksi • Penulis menyadari masih banyak terdapat
bakteri menahun pada paru yang kekurangan pada makalah ini. Oleh
disebabkan oleh Mycobakterium karena itu, penulis mengharapkan sekali
tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam kritik yang membangun bagi makalah ini,
yang ditularkan melalui udara yang agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi
ditandai dengan pembentukan granuloma di kemudian hari. Semoga makalah ini
pada jaringan yang terinfeksi. dapat bermanfaat bagi penulis pada
• TB paru disebabkan oleh Mycobakterium khususnya dan pembaca pada umumnya.
tuberculosis yang merupakan batang
aerobic tahan asam yang tumbuh lambat
dan sensitif terhadap panas dan sinar UV.
Bakteri yang jarang sebagai penyebab,
tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan
M. Avium

Anda mungkin juga menyukai