Anda di halaman 1dari 81

Self Medication/Swamedikasi

Tati Suprapti
Departemen Pendidikan dan Pelatihan PAFI PUSAT
1
SWAMEDIKASI

Swamedikasi WHO (1988): Pemilihan dan penggunaan obat-


obatan oleh individu, termasuk obat herbal dan obat tradisional
untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri.

Swamedikasi/self medication/pengobatan sendiri


yaitu upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri
(Depkes RI, 2006).
PERMENKES RI No. 919/Menkes/Per/X/1993 Tentang
Obat Yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep
Dasar pertimbangan:
1. Dalam Rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong
dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dirasakan perlu ditunjang
dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat,
aman dan rasional.

2. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional dapat dicapai
melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan
sendiri yang sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan
rasional.

3. oleh karena itu dipandang perlu untuk mengubah golongan beberapa jenis
obat yang ditetapkan pada persetujuan pendaftarannya sebagai obat keras
menjadi obat yang dapat diserahkan tanpa resep.
3
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak


dibawah umur 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Pengobatan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

4
Cara Pemilihan Obat
Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :
1. Gejala atau keluhan penyakit.
2. Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dll.
3. Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadap obat tertentu.
4. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan

interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
5. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat

dengan obat yang sedang diminum.

6. Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap, tanyakan kepada
Apoteker.
Cara Penggunaan Obat

5. Cara Penggunaan Obat

a) Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.


b) Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.

c) Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak


diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.

d) Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.

e) Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan


kepada Apoteker.
Penggolongan dan Penandaan Obat
Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 Tentang Wajib Daftar Obat Jadi
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari:

SWAMEDIKASI
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Wajib Apotik

Narkotika
PENGGOLONGAN OBAT
Obat yang dapat diserahkan tanpa resep
1. Obat bebas
adalah obat dengan tingkat keamanan yang luas, yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter.

Penandaan khusus pada


kemasannya

Promag tablet, Panadol tablet, puyer Waisan, Bintang Toedjoe dll.


9
2. Obat bebas terbatas
( Obat daftar W = Waarschuwing )
Obat bebas terbatas
adalah obat keras yang dalam jumlah tertentu dapat diserahkan tanpa resep
dokter.
• Penandaan khusus lingkaran biru dengan • Penandaan khusus pada
garis hitam ditepinya, kemasannya
• Terdapat tanda peringatan untuk aturan
pakai obat. P1 – P6
Contoh: bentuk tablet, sirup Contoh: obat kumur/gargle

Contoh: Cream, salep, lotion

Contoh: bentuk Supositoria


Obat Keras
Ethical drug (Obat daftar G = Gevaarlijk)
( UU Obat Keras Nomor. St.1937 No.541 )

Definisi Obat keras:


1. Obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter.
 Contoh: antibiotika, obat hipertensi, obat jantung,hormon, sitostatika.
2. Obat yang penggunaannya dengan cara disuntikan atau dengan merobek
rangkaian asli dari jaringan.
 sediaan dalam bentuk injeksi, infus, sedian implant.
3. Semua obat baru yang tidak terdaftar di Depkes (yang tidak mempunyai
Nomor registrasi dari Badan POM).
4. Semua obat dalam keadaan subtansi atau semua obat yang terdapat dalam
daftar obat keras.
Obat dalam keadaan subtansi  bahan baku obat
Penandaan khusus golongan obat keras :
Lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam didalamnya
terdapat huruf K yang menyentuh lingkaran hitam.
3. Obat Wajib Apotek

Obat Wajib Apotek (OWA) adalah Obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
oleh Apoteker di Apotek  OWA1, OWA2, OWA3

Dasar pertimbangan ditetapkannya OWA :


1. untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri
guna mengatasi masalah kesehatan perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.

2. Bahwa pengobatan sendiri secara tepat,aman dan rasional dapat dicapai melalui
peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri yang
sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional.

3. untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE


(komunikasi,informasi dan edukasi), serta pelayanan obat kepada masyarakat.

14
Persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan
OWA
1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien
(nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita.

2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh


diberikan kepada pasien.
Gentamycin salep mata max 1 tube/Natrium diklofenak 25 mg max
10 tablet atas dasar pengobatan ulangan dari dokter.

3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup:


indikasi, kontra-indikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan dan efek
samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila
timbul efek obat yang tidak dikehendaki.
15
PATIENT MEDICATION RECORD
PATIENT MEDICATION RECORD (CATATAN PENGOBATAN PASIEN)
ApoteK : ……………………………………………………………………………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………………………………………………………
     
Data Pasien    
Nama : ……………………………………………………………………………………………………………………
Riwayat Penyakit : ……………………………………………………………………………………………………………………
- Asma : ……………………………………………………………………………………………………………………
- Diabetes : ……………………………………………………………………………………………………………………
- Jantung : ……………………………………………………………………………………………………………………
- Hipertensi : ……………………………………………………………………………………………………………………
Umur : ……………………………………………………………………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………………………………………………
Nomor Telp. : ……………………………………………………………………………………………………………………
     
Riwayat Alergi Ada Tidak ada
- Makanan : ……………………………………………………………………………………………………………………
- Obat : ……………………………………………………………………………………………………………………
- Lainnya : ……………………………………………………………………………………………………………………
 
Riwayat Efek Samping Obat Ada Tidak ada
Catatan :  
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Profil pengobatan
  Terapi Catatan
Tgl. Dokter/ Keluhan Nama Dosis Cara Lama Pelayanan
No. Swamedikasi Obat pemberian pemberian Apoteker

                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
NOMOR IZIN EDAR
Benadryl Original Syrup 50 ml : DTL 1641200437A1 Panadol Extra Tablet : DBL 9424502004A1
Amlodipine 5 mg tablet : GKL 0812524010A1 Xanax Tablet : DPI 1054200604A1
Amlodipine 10 mg tablet : GKL 0812524010B1 D = Obat dengan nama dagang
Chlorpheniramini maleat : GTL 0812524010B1 G = Nama generic; N = golongan Narkotika
Nama obat/ Tahun Nomor urut Nomor urut Bentuk Kekuatan obat jadi yang
gol.obat registrasi pabrik obat sediaan obat pertama di setujui
Digit 1-3 Digit 4-5 Digit 6-7-8 Digit Digit 14-15
9-10-11 Digit 12-13
Panadol Extra Tablet (bentuk kaplet) : DBL 94 245 020 04 A1
DBL 1994 245 020 04 A1
Benadryl Original Syrup 50 ml : DTL 16 412 004 37 A1
DTL 2016 412 004 37 A1

Amlodipine 10 mg tablet : GKL 08 125 240 10 B1


GKL 2008 125 240 10 B1
Swamedikasi
Pengobatan sendiri dibatasi untuk penyakit ringan seperti:

8. Biang keringat
1. Batuk
2. Flu 9. Jerawat
3. Deman
10. Kadas/kurap
4. Nyeri
5. Sakit maag 11. Ketombe
6. Cacingan
12. Kutil
7. Diare.
13. Luka bakar
14. Luka iris/serut
1. Batuk
Batuk merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan benda asing maupun lendir dari
saluran nafas bagian atas serta paru-paru.
Batuk juga bisa diidentifikasikan reaksi tubuh terhadap iritasi pada saluran nafas.
Fungsi batuk
- membersihkan jalan napas dari mukus sekresi respiratorik.
- mencegah aspirasi/tertelan makanan padat atau cair dan berbagai benda asing lain
dari luar.
- Batuk juga akan membawa keluar sekresi berlebihan yang diproduksi di dalam
saluran respiratorik, terutama pada saat terjadi radang oleh berbagai sebab.
- batuk berfungsi sebagai ‘alarm’ yang memberitahu adanya gangguan pada system
respiratorik atau sistem organ lainnya yang terkait.
Gangguan akibat batuk:
kelelahan, insomnia, suara serak, nyeri otot dan tulang, berkeringat, dan inkontinensia
urin/kehilangan kendali kandung kemih.
Jenis Batuk
Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak atau lendir baik yang mudah atau
bisa dikeluarkan atau dahak yang sulit dikeluarkan.

Batuk kering
Batuk kering ditandai dengan tidak adanya dahak atau lendir (kering).
Batuk kering biasanya berlangsung lebih lama dibanding dengan batuk berdahak.

Obat batuk
1. Antitusive (penekan pusat batuk): untuk mencegah, mengendalikan, dan menekan
batuk Codein, diphenhydramine HCl, Noscapine, Dextromethorphan HBr
2. Expectorant (pengencer dahak)  meningkatkan sekresi air di saluran respiratori
Ammonium chloride (OBH), bromhexine, Glycerilguaiacolas.
3. Mucolityc/mukolitik  mengurangi kekentalan mucus  memutus ikatan polimer
mucus N-acetylcysteine, Ambroksol, erdostein, dan carbocysteine.
Obat Batuk untuk Swamedikasi
ANTITUSIVE, EXPECTORANT, MUCOLYTIC
No Nama Obat Golongan Indikasi/Khasiat
obat
SWAMEDIKASI
 1. Glyceril guaiacolate 100mg OBT Batuk berdahak/ekspektoran
(Guaifenesin)
3. Noscapine 25mg (Longatintablet) OBT Batuk kering/Antitusive (penekan
pusat batuk)
4. Bromhexine HCl (Bisolvon) OWA  OBT Mukolitik, tablet/capsul + 8mg
kemasan tidak lebih dari 10
tablet/capsul; sirup/susp < 4mg/5ml,
kemasan tidak lebih dari 60 ml.
5. N-Acetylcystein 200mg capsul OWA Mukolitik
(Fluimucil sachet paed, Mucil capsul)
6. Erdostein (Erdosteine Etercon 300mg) OWA Mukolitik
7. Carbocysteine (Rhinathiol 375mg cap, OWA Mukolitik
Solmux 500mg cap)
Obat Batuk Golongan Obat Keras dan Narkotika
Harus dengan resep dokter

• Acetylcysteine 200 mg
2. Influenza

Influenza: penyakit infeksi akut saluran pernapasan


Ditandai:
- Demam, sakit kepala, sakit otot, batuk, pilek, dan
kadang-kadang sakit pada saat menelan, suara serak  perasaan malas dan rasa
dingin.
- Lama sakit berlangsung 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri.
Bahaya bagi:
- yang berusia sangat muda (bayi)
- Dewasa dengan fungi kardiopulmoner yang terbatas.
- Usia lanjut dengan gangguan ginjal kronik/metabolik endokrin komplikasi
pneumonia bacterial.
Penularan: transmisi virus influenza melalui udara  saluran pernapasan.
25
Kombinasi: Obat Flu
1. Decongestant/melegakan hidung tersumbat: Norephedrin/Phenylpropanolamine
(PPA), Phenylephrine HCl, Pseudoephedrin, Ephedrin, Etafedrine (ethylephedrine),
Phenylephrine.
2. Obat batuk
- Ekspektoran: GG (guaifenesin), Kalium Sulfoguaiacolas, Ammonii chloridum, Na. sitrat,
Succus, Ekstrak Ipeca, Ekstrak Thymi
- Antitusive: Diphenhydramine HCl, Dextromethorphan (DMP), Noscapine,
Levodropropizine. Isoaminile, Pipazethate HCl,
- Mukolitik: mengencerkan secret sal napas dengan memecah benang-benang
mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum
 Bromheksin, Ambroksol, N- acetylcysteine, Erdostein
3. Analgetik- antipiretik = Paracetamol, Salicylamide, Ethenzamide
4. Antihistamin: Tripolidine, Promethazine, Dexchlorpheniramini maleat, Brompheniramini
maleat, Loratadine, Chlorpheniramini maleat, Cetirizine, Phenyltoloxamine, Oxomemazine,
Doxylamine succinate, Isothipendyl, Terfenadine, Fexofenadine. 26
Obat Flu/Influensa SWAMEDIKASI
No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat
 1. Decolgen Tablet (Paracetamol 300 mg, Bebas Flu yang disertai sakit kepala dan
fenilpropanolamin 12,5mg, Terbatas demam.
Chlorpheniramini maleas 1mg, vit.C
25mg)
2. Decolgen FX Tablet (Paracetamol 650 Bebas Flu yang disertai sakit kepala berat.
mg, Pseudoephedrine HCl 30mg, Terbatas
Chlorpheniramini maleas 2mg)
3. Decolsin Tablet (Paracetamol 325 mg, Bebas Flu yang disertai sakit kepala berat
fenilpropanolamin 6,25mg, Terbatas dan batuk.
Ethylephedrine HCl 6,25mg,
Chlorpheniramini maleas 1mg,
Dextromethorphane HBr 10mg,
Guaifenesin 50mg)
5. Rhinos SR cap (Loratadine 5mg, Obat Keras hidung tersumbat, bersin, rinore dan
Pseudoephedrine HCl 60mg) lakrimasiyang menyertai flu
Antihistamin SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Chlorpheniramini maleas Tablet OBT Antihistamin
(CTM, Pehachlor, Chlorphenon)
2. Diphenhydramine OBT Antihistamin, tab/kap < 20 mg max.10 tab/kap; sirup,
suspensi < 12,5mg/5ml kemasan max 60 ml
3. Cetirizine Tablet (Betarhin OBT Antihistamin tab/kap < 10 mg max.10
Sirup <5mg/5ml kemasan = 60 ml
4. Cyproheptadine (Apeton, Heptasan) OBT Antihistamin
5. Loratadine (Alloris, Alernitis) OBT Antihistamin tab/kap < 10 mg max.10
Loratadine + Pseudoefedrin 30 mg Sirup <5mg/5ml kemasan max. 60 ml
6. Tripolidine HCl (Tripolidine + OBT Antihistamin, kombinasi dengan Pseudoefedrin, dgn
Pseudoefedrin/Actifed, Alerfed) kdr. Pseudoefedrin< 30mg/5ml pertakaran.
7. Dexbrompheniramini maleat OBT Antihistamin. Tablet < 2 mg max.20 tab.
Sirup < 2mg/5ml kemasan max. 60 ml.
8. Dexchlorpheniramini maleat OWA Max.10 tab, 3 tab lepas lambat
9. Fexofenadine. OWA-3 Antihistamin, tab < 60 mg max.10 max 10 tab,
penggunaan utk dws dan anak 12 > thn
Prekursor Farmasi
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi
industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang
mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine/
phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine, dan Potasium Permanganat.

29
Penyerahan Prekursor Farmasi

1. Penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi harus memperhatikan


kewajaran jumlah yang diserahkan sesuai kebutuhan terapi.

2. Penyerahan obat mengandung Prekursor Farmasi diluar kewajaran harus


dilakukan oleh Apoteker Penanggung Jawab Apotek/Apoteker Pendamping
setelah dilakukan screening terhadap permintaan obat.

3. Hal-hal yang harus diwaspadai dalam melayani pembelian obat mengandung


Prekursor Farmasi:
a. Pembelian dalam jumlah besar, misalnya oleh Medical
Representative/Sales dari Industri Farmasi atau PBF;
b. Pembelian secara berulang-ulang dengan frekuensi yang tidak wajar.

30
Bahan pembuat:
Ephedrine
Amfetamin dan
Pseudoephedrine Metamfetamin (shabu) 
Norephedrine/ Phenylpropanolamine Narkotika golongan 1

Ergotamin, ergometrine  Bahan pembuat Lysergide/LSD


 Narkotika golongan 1.

Potasium Permanganat
Bahan pereaksi dalam pembuatan  Amfetamin, Metamfetamin

31
+ CH3

Methamphetamine/shabu

- OH
Methamphetamine
- OH & - CH3

Amphetamine

- OH
Amphetamine

Fenilpropanolamin - OH & + CH3

Methamphetamine
• Untuk mencegah drug
abuse, industri farmasi
yang mengganti
decongestant
(pseudoephedrine,
phenylpropanolamine)
pada obat flunya
dengan Phenyleprine
Peraturan Badan POM Nomor 28 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan

Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan (Obat-Obat Tertentu) adalah obat yang bekerja di sistem
susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat
menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Obat-Obat Tertentu terdiri atas obat atau bahan obat yang mengandung:
a. Tramadol;
b. Triheksifenidil (THP) Hanya dapat digunakan
untuk kepentingan
c. Klorpromazin (CPZ)
pelayanan kesehatan
d. Amitriptilin; dan/atau ilmu pengetahuan.
e. Haloperidol; dan/atau
f. Dextromethorphane (DMP)
bentuk tunggal/tablet sudah ditarik dari peredaran)
 Tersedia dalam campuran (sediaan sirup Bantif Child: Dextromethorphane HBr 7,5mg +
Pseudoefedrin HCl 15 mg/5ml);
Alpara capsul: Paracetamol 500mg, phenylpropanolamine HCl 12,5mg, Chlorpheniramini maleas 2 mg +
Dextromethorphane HBr 15mg); Alpara per 5 ml sirup: Paracetamol 125mg, phenylpropanolamine HCl
3. Diare
Diare adalah:
1. BAB (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
200 mL/24 jam.
2. BAB lebih dari 3 kali perhari, dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut:
- diare yang berlangsung kurang dari 15 hari atau
- Pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal,
berlangsung kurang dari 14 hari.
Diare kronis: Diare yang berlangsung lebih dari 15 hari/3 minggu/1 bln.
Indonesia  15 hari  agar dokter tidak lengah  diketahui penyebabnya.
Dehidrasi (diare/muntah-muntah/muntaber)  hypokalemia (Kadar kalium
menurun)  Aritmia (gangguan irama jantung).
35
Penyebab diare
Diare akut  bakteri, parasite, virus, keracunan makanan (alergi susu sapi, makanan
tertentu), efek obat-obatan dll.
Patofisiologi
1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi (diare osmotic)  Pedialite, oralit
2. Sekresi cairan dan elektrolit meningkat (diare sekretorik  Vibrio cholera  Antibiotik.
3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
4. Defek sistem pertukaran anion/transport aktif aktif di enterosit
5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal obat loperamide/Imodium
6. Gangguan permeabilitas usus
7. Inflamasi dinding usus (diare inflamantorik) Budesonide 3 mg (Budenofalk®)
• Crohn’s Disease: radang usus pada bagian akhir bagian usus halus dan usus besar
8. Infeksi dinding usus (diare infeksi)  antibiotik
36
Obat Diare
No. Nama Obat Golongan obat Indikasi
SWAMEDIKASI
1. Kaolin-pectin (Kaotin Suspensi 60 ml) Obat Bebas Adsorben (mengikat
racun dan toksin bakteri)
2. Attapulgite (New Diatab) Obat Bebas Diare akibat toksin
3. Cairan elektrolit (Pedialite, oralit) Obat Bebas Pengganti cairan tubuh

4. Suplemen zinc (Zinc Sulfate 20mg) Obat Bebas Terbatas Diare akut pada anak

5. Probiotik (L-Bio mengandung Suplemen makanan Probiotik


Lactobacillus acidophilus,
Lactobacillus casei dan Lactococcus
lactis) 

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


1. Antibiotik (Tetracycline, Obat Keras Infeksi bakteri Vibrio
doxycycline, ciprofloxacin,  cholerae
erythromycin, atau
azithromycin).
2. Loperamide (Imodium) Obat Keras
NYERI
Menurut International Association For Study Of Pain (IASP) 1986
“An unpleasant sensory and emotional experience associated
with actual or potential tissue damage or described in terms of
such damage.”
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan
jaringan baik aktual maupun potensial, atau keadaan yang
menggambarkan kerusakan tersebut.
 Nyeri adalah keluhan rasa tidak nyaman, yang sifatnya subjektif.
 Nyeri merupakan vital sign yang kelima setelah suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah, frekuensi nafas

2 Mei 2020 38
Perbedaan Nyeri akut dengan Nyeri kronik
Acute Pain Chronic Pain
1. Nyeri berlangsung < 1 bulan 1. Nyeri ( > 1 bulan )
2. Biasanya kerusakan jaringan 2. Penyembuhan Nyeri di luar
jelas. periode yang diharapkan.
3. Meningkatnya aktivitas sistem 3. Tidak memiliki fungsi
syaraf protektif.
4. Nyeri sembuh saat penyembuhan 4. Mendegradasi kesehatan dan
5. Nyeri berfungsi sebagai fungsi
pelindung
Acute Pain Chronic Pain
Luka sayatan, luka lebam, Infeksi saluran OA (Osteoarthritis), LBP (Low Back Pain),
kemih, infeksi telinga, infeksi tenggorokkan, Multiple sclerosis, RA (Rheumatoid
infeksi mata, Sakit gigi, Sakit kepala, Nyeri Arthritis), AS (Ankylosing Spondilitis),
Batu Ginjal, batu empedu, Migrain, Gastritis, Diabetic Neuropathic Pain, Nyeri tulang,
Gout, mensturasi, Sakit saat melahirkan. Post Herpertic Neuralgia, nyeri diabetic
neuropatik, neuralgia.

2 Mei 2020 39
NSAID Non-selektif dan NSAID Selektif
1. NSAIDs konvensional (non-selektif) bekerja dengan cara:
COX-1
Asam arachidonat Prostaglandin ("Maintenance" prostaglandins)
COX-2
Asam arachidonate Prostaglandin (penyebab nyeri, demam, edema, inflamasi)

Contoh: Asam asetisalisilat (Aspirin, Acetosal), Natrium/Kalium diclofenac, ibuprofen, piroxicam,


phenylbutazon, salicylamidum, indomethacin, ketoprofen, ketorolac, etodolac, diflunisal,
flurbiprofen, nabumetone, naproxen,oxaprozin, sulindac, tolmetin, nimesulide (ditarik dari
peredaran Oktober 2007)  gagal hati (liver failure).

2. NSAIDs selektif bekerja dengan hanya menghambat enzim cyclooxygenase-2:


COX-2
Asam arachidonat Prostaglandin

Contoh:
- Celecoxib (Celebrex), etoricoxib (Arcoxia), parecoxib (Dynastat).
- Rofecoxib (Vioxx)  Ditarik dari peredaran September, 2004, gangguan cardiovascular  heart
attack dan stroke.
ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI
No Nama Obat Golongan obat Indikasi
SWAMEDIKASI
1. Acetaminophenum (Panadol, Sanmol Obat Bebas Analgetik, antipiretik
tablet, sirup)
 2.  Acidum acetylsalicylicum (Aspirin  Obat Bebas  Analgetik, antipiretik,
tablet) antiinflamasi
3. Acetaminophen 400 mg, Acetosal Obat Bebas Analgetik, antipiretik
250 mg, Coffein 50 mg (Bintang 7)
4. Ibuprofen + Parasetamol (Tremax, Obat Bebas Analgetik, antipiretik,
Axalan) Terbatas antiinflamasi.
5. Ibuprofen 400 mg, Ibuprofen 800 mg Obat Bebas Analgetik, antipiretik,
Terbatas antiinflamasi, Maks 10 tablet

6. Asam mefenamat (Ponstan, OWA Nyeri sakit kepala, sakit gigi


Benostan) Maks 20 tablet, sirup 1 botol.
ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI
No Nama Obat Golongan Indikasi
obat
SWAMEDIKASI
7. Piroksikam/Piroxicam OWA Antiinflamasi dan antirematik
Maks. 10 tablet @ 10 mg, Pengulangan dari resep.
8. Methampyron + Diazepam OWA Sakit kepala yang disertai ketegangan.
9. Diklofenak natrium tablet OWA Antiinflamasi dan antirematik
Maks. 10 tablet @ 10 mg, Pengulangan dari resep.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
1. Meloxicam 7,5mg; 15mg tablet Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
(Artrilox)
2. Phenylbutazone 200mg kaplet Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
(Berlizon)

3. Diklofenak Kalium (Cataflam tab) Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik


ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI
No Nama Obat Golongan obat Indikasi
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
4. Ketoprofen 50mg/ml ampul Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
5. Etoricoxib tablet (Arcoxia Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
60mg, 90mg
6. Tenoxicam 20 mg (Artricom Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
tab)
7. Celecoxib 100mg, 200mg Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
(Celebrex)
8. Parecoxib Na Ampul 20mg, Obat Keras Antiinflamasi dan antirematik
40mg (Dynastat ampul)
ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI
No Nama Obat Golongan obat Indikasi
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
1. Methampyrone Obat Keras Analgetik, antipiretik
(Antalgin/Dipyrone /metamizole)
2. Ketorolac tromethamine (Torasic, Obat Keras Analgetik (nyeri sedang – berat)
Toradol Tab 10mg/Ampul 10
mg/ml, 30mg/ml)
3. Tramadol HCl 50 mg (Tramal Obat Keras Analgetik (nyeri sedang – berat)
cap/Trasik cap)
4. Coditam tablet (Codein 30 mg + Narkotika Analgetika (Meringankan nyeri hebat)
Parasetamol 500 mg)
5. Oxycodone tablet (Oxycontin 80mg) Narkotika Analgetika (Meringankan nyeri hebat)

6. MST Continus (Morfin sulfat 10mg, Narkotika Analgetika (Meringankan nyeri hebat)
15mg, 30mg) )
7. Fentanyl transdermal, ampul Narkotika Analgetika (Meringankan nyeri hebat)
(Duragesic transdermal).
4. Maag

a l t hy
He
Ulser
t r i tis
gas

Defensi
ve
Aggressi Factor
ve Factor
Pencegah Ulcer
• Mukosa lambung
Penyebab Ulcer Pencegah Ulcer
• Prostaglandin
• HCl lambung • Mukosa lambung Penyebab Ulcer
• Bikarbonat
• Pepsin • Prostaglandin • HCl lambung
• Nitric oxide (Aliran
• Helicobacter pylori • Bikarbonat • Pepsin
• Nitric oxide(Aliran darah)
• NSAIDs • Helicobacter pylori
• Regenerasi sel-sel
• Alkohol darah) • NSAIDs
• Regenerasi sel-sel epitel lambung
• Merokok • Alkohol
epitel lambung • Merokok
Penyebab Peptic Ulcer Disease

Ulkus peptikum adalah kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot
saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan.
Ulkus peptikum: primer (akut dan kronis) atau sekunder akibat adanya penyakit lain.

Penyebab umum: infeksi Helicobacter pylori, NSAIDs, Pengobatan.

Penyebab lainnya:
• Zollinger-Ellison syndrome • Infeksi virus
• Malignancy (gastric/lung cancer, lymphomas) • Vascular insufficiency
• Stress fisik (Penyakit akut, luka bakar, cedera • Terapi radiasi/Kemoterapi
kepala) • Faktor genetik : mempunyai
• Emosional stress sel parietal besar.
• Gastroesophageal reflux disease (GERD)
Gastropati/Gastrophaty
Gastropati adalah terjadinya kerusakan sel epitel mukosa lambung dan gangguan
regenerasi sel epitel tanpa adanya proses inflamasi.
Penyebab gastropati: obat antiinflamsi non steroid (Non steroidal anti-inflammatory
drugs/NSAIDs), Corticosteroid (Prednison, Dexamethasone, Methylprednisolone, dll)

NSAID merusak mukosa lambung melalui 2 mekanisme:


1. Topikal : NSAID bersifat asam dan lipofilik menimbullkan iritasi pada mukosa lambung,
sehingga mempermudah ion hydrogen trapping/masuk mukosa  menimbulkan
kerusakan mukosa lambung.

2. Efek sistemik NSAID  menghambat enzim COX-1  produksi prostaglandin yang


dapat berfungsi untuk melindungi mukosa lambung menurun secara bermakna.
Obat hipersekresi asam lambung
1.Antasid: Mg(OH)2, Al(OH)3, CaCO3, Bic Natric
2.Histamine Type 2 Receptor Antagonist/H2 blocker/Antagonis Reseptor H2 (ARH2)
 Cimetidine, Ranitidine, Famotidine, Nizatidine
3.Penangkal kerusakan mucus:
- Koloid bismuth (bismuth subnitras/NBB, Bismuth sub salisilat).
- Sukralfat
- Prostaglandin sintetis: Misoprostol (PGE1), Enprostil (PGE2), Rebamipide

4. Pompa Proton Inhibitor/PPI (omeprazole, lansoprazol, pantoprazole,


esomeprazole, dexlansoprazol, rabeprazol).
5.Antibiotik bila penyebab infeksi Helicobacter pylori  amoksisilin, klaritomisin,
tetracyclin metronidazole.
6. Antagonis acetylcholine/antikolinergik/antagonis reseptor muskarinik  Propanthelin,
Pirenzepin, Clidinium bromide, Hyoscini N -butyl bromide.
Obat Maag SWAMEDIKASI
No Nama Obat Golongan obat Indikasi/Khasiat
SWAMEDIKASI
1. Antacid tablet (Waisan, Promag, Progastric) Obat Bebas Gangguan lambung, hiperasiditas, tukak
lambung/menetralisir asam lambung.
2. Kombinasi antacid dengan antispamodik dan OWA Hiperasiditas lambung, gastritis yang
psikotropik disertai dengan ketegangan
- Al (OH)3+ Mg trisilikat +
Papaverin+Diazepam. Maksimal 20 tablet perpasien
- Al (OH)3+ Mg trisilikat + Belladon ekstrak+
Klordiazepoksid)

3. Omeprazole capsul 20 mg (Pumpitor, Losec, OWA Tukak duodenum, tukak lambung


Prilosec)  Maksimum 7 capsul
4. Famotidine capsul, tablet (Pepcid) OWA OBT Tukak duodenum, tukak lambung
Maksimum 10 tablet 20mg/40mg
Pengulangan dari resep dokter
5. Ranitidine tablet, tablet (Rantin, Zantac) OWA OBT Tukak duodenum, tukak lambung
Maksimum 10 tablet 150mg
Pengulangan dari resep dokter.
6. Sukralfat Tablet,
PERATURAN (Carafate,
MENTERI KESEHATANSucramal, Inpepsa)
REPUBLIK INDONESIA
OWA Maksimum 10 tablet 1000mg
NOMOR 3 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN PENGGOLONGAN,
PEMBATASAN, DAN KATEGORI OBAT
Obat maag HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Nama generik Nama dagang Bentuk Sediaan
Rabeprazole Sodium 20 mg Pariet cap, Barole cap/inj Capsul, tablet, injeksi
Omeprazole Sodium 20 mg Pumpitor, Losec, Prilosec  injeksi
Pantoprazole sodium 40 mg Protonix, Pantozol Tablet/injeksi/delay release oral suspension.
Pantoprazol sodium (EC) & Domperidone (SR) kapsul
Esomeprazole 20mg; 40 mg. Nexium Tablet/injeksi/delay release oral suspension
Lansoprazole 15 mg Prevacid, Sopran Capsul/Tablet/injeksi/delay release oral suspension
Dexlansoprazole 30; 60 mg Dexilant, Dexirazole, Capsul
  Dexlan, Deltone, Kapidex
Ranitidine 150 mg; 300 mg Rantin, Zantac Injeksi
Famotidine 20 mg; 40 mg Pepcid Injeksi
Nizatidine 150mg Nizatec 150 mg Capsul
Cimetidine 200mg; 400 mg Tagamet Injeksi, tablet
Roxatidine 75 mg Roxagen Capsul
Misoprostol 20 mcg Cytotec Tablet
Bismuth subcitrate Pylera capsul Pylera capsul: mengandung Bismuth subcitrate 140
potassium mg, Metronidazol 125 mg, Tetracycline 125 mg.
Rebamipide 100 mg Mucosta, Rebamax Tablet
5. Asma (Asma Bronkial)
Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik:
1. Obstruksi saluran napas yang reversible (gejala  batuk, mengi, dan sesak napas).
2. Inflamasi saluran napas.
3. Peningkatan respon saluran napas terhadap berbagai rangsangan (hipereaktivitas).
Klasifikasi obat Asma
I. Bronkodilator
a. β2 Adrenergic agonists (sympathomimetics)
1.Short acting beta 2 adrenergic (SABA): Albuterol (Salbutamol), terbutalin,
orciprenalin, prokaterol, fenoterol, bambuterol, levalbuterol, metaproterenol
pirbuterol, fenoterol, tulobuterol, dan rimiterol.
2.Long acting beta 2 adrenergic (LABA): Salmeterol, Formoterol, arformoterol,
Clenbuterol, indacaterol, vilanterol, dan olodaterol, Tulobuterol, Olodaterol
b. Theophylline (methylxanthine)
c. Anticholinergic agents (muscarinic receptor antagonists)
1. Short-acting anticholinergic: Ipratropium bromide
2. Long-acting anticholinergic: Aclidinium bromide Glycopyrronium bromide
Tiotropium, Umeclidinium
3.Corticosteroid:
Inhaler corticosteroid: Beclomethasone Budesonide Fluticasone
Systemic corticosteroid: Prednisolone Methyl Prednisolone
3. Mediator antagonist (chromolin, Antihistamin, antileukotriene).
4. Mucoregulator : Carbocysteine, Anticholinergic agents, Glucocorticoids, Macrolide
antibiotics (Azithromycin, Clarithromycin and Erythromycin).
OBAT ASMA SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


SWAMEDIKASI
 1. Theophylline 130 mg (Theobron, OBT Asma (Asma Bronkial)/Bronkodilator
Bufabron, Bronchophylin, Bronsolvan)
2. Theophylline 130 mg + Pseudoefedrin OBT Asma (Asma Bronkial)/Bronkodilator
10mg/12,5mg (Asmadex, Asmasolon)
3. Aminophylline/ OBT Asma (Asma Bronkial)/Bronkodilator
Theophylline-Aethylendiamine (Asmano,
Phyllocontin continus 225mg)
4. Orciprenaline sulfate (Alupent Inhaler) OWA-3 Asma (Asma Bronkial)/Bronkodilator
Maksimum 1 wadah.
Pengulangan dari resep dokter
OBAT ASMA HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat
1. Salbutamol tab 2mg, 4mg; sirup Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
2mg/5ml, inhaler 100mcg/semprot.
(Asmacare, Azmacon, Bronchosal)
 2. Ketotifen 1mg (Astifen Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
3. Procaterol HCl 50mcg, 10mcg tab Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
(Ataroc
4. Ipatropium Bromidum inhaler (Atrovent Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
20mcg/semprot
5. Ipatropium Bromidum 20mcg + Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
Fenoterol 50mcg (Berodual Inhaler)
6. Fenoterol 100mcg (Barotec Inhaler) Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
7. Terbutalin sulfat (tab 2,5mg, Amp Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
0,5mg/ml, turbuhaler 0,5mg, sirup 2
mg/5ml.
OBAT ASMA HARUS DENGAN RESEP DOKTER
No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat
1. Terbutalin sulfat sirup 1,5mg + Guaifenesin Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
50mg/5ml
 2. Budesonide inhaler 100mcg, 200mcg/dosis Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
(Obucort swinghaler, Pulmicort, Symbicort
turbuhaler)
3. Salbutamol sulfat sirup 1,2mg + Guaifenesin Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
50mg/5ml (Proventol Expectorant, Salbron
expectorant)
4. Tiotropium Bromidum (Spiriva inhaler Starter Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
Kid 18mcg/inhalasi cap).
5. Clenbuterol Tablet 10mcg, 20mcg (Spiropent) Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
6. Ephedrine HCl Ampul 50mg/ml Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
7. Aceffylline piperazine (Etaphylline Tabblet Obat Keras Asma Bronkial)/Bronkodilator
salut selaput 250 mg, Ampul 500mg/ml
5. Obat Kecacingan
Kecacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing.
Cacing penyebabkan kecacingan :
1. Cacing kremi (Oxyuris vermicularis/Enterobius vermicularis/
threadworm/pinworm)
2. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides/roundworm).
3. Cacing tambang/hookworm (Necator americanus, Ancylostoma duodenale).
4. Cacing cambuk (Trichuris trichiura)
5. Cacing pita (Taenia saginata dan Taenia solium).
Infeksi cacing kremi /Enterobiasis atau oksiuriasis.
Cara penularan infeksi cacing
Telur yang tertelan (dari makanan/tanah yang tercemar kotoran)  menetas dalam usus
 larva menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi cacing dewasa  akan
bergerak ke daerah rektum dan bertelur.
Gejala infeksi cacing kremi: gatal di sekitar dubur (terutama pada malam hari pada saat
cacing betina meletakkan telurnya)  anak gelisah dan sukar tidur.
Infeksi Cacing tambang

Cacing tumbuh besar  berkembang di usus menghisap banyak darah dan menyebabkan
peradangan pada usus.
Gejala penyakit: Sakit perut atau perut kram, mual dan muntah, nafsu makan turun, diare, BAB berdarah
Kadang tidak menimbulkan keluhan  tidak diobati mengalami anemia dan kekurangan protein yang
parah.
Mudah lelah dan berat badan turun.
Pada anak  mengganggu pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental mereka.

Mekanisme kerja Benzimidazol:


• Secara selektif mengikat -tubulin nematoda, menghambat polimerisasi, sehingga mencegah pembentukan
mikrotubulus dan menghentikan pembelahan sel.
• Gangguan penyerapan glukosa, menyebabkan penurunan glikogen, dan simpanan ATP.
• Thiabendazole menghambat enzim spesifik cacing, fumarat reduktase.

Pengobatan jika ditemukan telur atau larva cacing:


Albendazole 400 mg tablet, diminum 1 kali sehari selama 1–3 hari
Thiabendazol, diminum 3 kali sehari selama 3 hari
Mebendazol, diminum 2 kali sehari selama 2 hari berturut-turut
Obat Kecacingan SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Mebendazole (Vermox OBT mengobati infeksi cacing kremi, cacing
500mg) tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk. 
Maks. 6 tablet, sirup 1 botol.
2. Combicitrine (sirup Piperazine OBT Ascariasis, enterobiasis.  infeksi cacing kremi
citrate 1,25gram/5ml) dan cacing gelang.
3. Piperacyl (Sirup Piperazine OBT infeksi cacing kremi dan cacing gelang. 
hydrate) 1gram/5ml)
4. Proworm (Pyrantel pamoate OBT mengobati infeksi cacing kremi, cacing gelang,
caplet 250mg) cacing tambang, cacing cambuk. 
5. Invermectin 12 mg/tablet Obat Keras Infeksi cacing gelang (Strongyloides stercoralis)
6. AKNE VULGARIS
Akne vulgaris merupakan suatu keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai
dengan adanya komedo, papul, pustule dan kista. Pada daerah-daerah predileksi
(muka, bahu, lengan bagian atas, dada atau punggung).

Gejala klinik
- Lesi utama komedo, jika beradang disertai papul, pustule, nodula dan kista.
- Lesi nodula kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila pecah dapat
mengeluarkan nanah.

Klasifikasi jerawat
1. Akne komedonal
2. Akne papulapustuler
3. Akne konglobata
Nodule/Kista
Later comedo Inflamasi PapuIe/pustula Materi komedonal masuk ke dalam
Komedo media yang dermis, terpajan sistem imun
Akumulasi sel kulit mati/korneosit/ baik untuk pertumbuhan (terutama sel T) timbul berbagai
keratin dan minyak akan menyumbat Propionibacterium acnes, proses inflamasi, Menyebabkan
pori-pori membentuk komedo. terjadinya jaringan parut.
sel darah putih/
Bila permukaan pori-pori/epitel neutrophil berkumpul di
folikularnya metutup, akan terbentuk papula, membentuk
komedo putih (white comedo) nanah,dinding komedo
Bila epitel folikularnya terbuka, keratin pecah.
dan lemaknya akan teroksidasi, Terjadi regresi lobulus
terbentuk komedo hitam black comedo sebasea.
Klasifikasi jerawat
1. Comedonal acne 2. Papulopustular acne 3. Nodulocystic acne
vulgaris vulgaris vulgaris/ jerawat batu
 
     

Komedo yang terbuka (Blackhead)

Komedo yang tertutup (whitehead) Pustula


6. AKNE VULGARIS Penatalaksanaan/Pengobatan

Tujuan pengobatan: mencegah timbulnya skiatrik (jaringan parut) dan mengurangi


frekuensi serta hebatnya eksaserbasi.
1. Akne komedonal
Dengan terapi topical yang dapat mengadakan pengelupasan kulit.
a. Asam Retinoat 0,05% dalam bentuk krim dan gel.
b. Benzoyl peroxide gel 2,5 - 5%
c. Asam salisilat 0,5 - 2% dalam larutan hidroalkoholik.
d. Pengelupasan kimia (chemical peeling) dengan larutan asam glikolat 20-50%
dapat diulang setelah 4 minggu sekali.
Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo.
2. Papulopustular acne vulgaris/Akne papulo-pustuler
a. Ringan (Tingkat I-II) umumnya dipakai kombinasi obat:
Pengelupasan kulit: (Asam Retinoat/Tretinoin, Benzoyl peroxide, Asam salisilat,
Pengelupasan kimia dan antibiotic topical (Klindamisin 1% atau Eritromisin 2% gel).
6. AKNE VULGARIS Penatalaksanaan/Pengobatan cont…
2b. Berat (Tingkat III-IV)
Obat pengelupasan kulit dan antibiotic oral:
- Tetrasiklin: 4 x 250mg atau 2 x 500mg, dosis diturunkan setelah ada
perbaikan klinis, dosis pemeliharaan 250 - 500mg/hari.
- Doksisiklin: 2 x 50 -100mg/hari.
- Klindamisin: 2 x 150 - 300mg/hari (Efek samping colitis pseudomembran)
- Eritromisin stearate: dosis dan cara sama dengan tetrasiklin.
3.Akne kongoblata/Nodulocystic acne vulgaris/akne berat lainnya.
Pengobatan sama seperti akne bentuk Papulopustular acne vulgaris dan bila diperlukan dapat
diberikan, tindakan tambahan antara lain: - Injeksi
kortikosteroid dapat diberikan pada bentuk Nodulocystic acne vulgaris dengan
Triamcinolone acetonide 2,5mg/ml dan tiap-tiap lesi dberikan 0,01-0,05 ml. -
Pengelupasan kimia. - Estrogen dan
cyproterone acetat oral (3-6 siklus mensturasi) - Ethynil estradiol.
4. Dermabrasi dan
khemabrasi untuk mengurangi parut akne.
Obat Jerawat SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Azelaic acid krim 200mg/gram (Aza 20) OBT Acne vulgaris
2. Benzoyl peroxide Gel 2,5% (Benzolac) OBT Acne vulgaris
3. Cetrimide 5mg, Resorcinol 5mg, Sulfur Obat Bebas Acne vulgaris
50mg/gram krim (Bioacne cream)
4. Glycolic acid 8,56% + Citric Acid 7,3% Obat Bebas Acne vulgaris
(Exfoliac Cream, Gel)
5. Glycolic acid 8,56% + Citric Acid 7,3% Obat Bebas Acne vulgaris
(Exfoliac Cream, Gel)
6. Clindamycin phosphate 1% solution/Gel OWA Acne vulgaris/Antibakteri
(Clinika, Clinium, Comdasin).
7. Erythromycin Topical Solution 2%, Krim 2%, OWA Acne vulgaris/Antibakteri
Gel 2% (Erymed, Eryderm)
Obat Jerawat SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Clindamycine phosphate 1,2% + Tretinoin OWA Acne vulgaris/Antibakteri
0,025% (Medi-Klin TR Gel)
2. Erythromycin 2% + Tretinoin 0,25mg OWA Acne vulgaris/Antibakteri
(Erymed Plus Topical Solution)
3. Tretinoin 0,05% (Eudyna cream/Gel) OWA Acne vulgaris/Antibakteri

Antiinflamasi
4. Betamethasone 0,1% cream OWA Antiinflamasi, maks 1 tube
5. Triamcinolone acetonide 0,1% cream OWA Antiinflamasi, maks 1 tube
6. Hydrocortisone 1% cream OWA Antiinflamasi, maks 1 tube
Obat Jerawat HARUS DENGAN RESEP DOKTER

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Adapelen (Evalen Gel 0,1%) Obat Keras Acne vulgaris

2. Cyproterone acetate 2mg + Obat Keras Acne vulgaris


Ethinylestradiol 0,035mg (Diane 35
Tablet)
5. Nicotinamid Gel 4% (Niacef Gel) Obat Keras Acne vulgaris
Infeksi bakteri pada kulit
Kulit adalah organ terbesar yang membungkus tubuh manusia.
- berfungsi melindungi otot, jaringan, tulang dan organ lain.
- rentan terhadap infeksi: virus, jamur, dan bakteri.
Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri:
1. Bisul atau Abses: infeksi kulit yang menyerang bagian folikel rambut dan jaringan bawah kulit.
2. Selulitis: infeksi pada kulit dan jaringan lunak bawah kulit yang dalam.
3. Impetigo: berupa lepuhan atau bintil-bintil pada kulit berisi cairan yang menyerupai cacar.
Umumnya terjadi pada anak-anak.
4. Folikulitis: peradangan yang terjadi pada selubung akar rambut (folikel).
Umumnya menyerang daerah kulit yang ditumbuhi rambut seperti ketiak, kepala, kumis,
janggut, tangan dan kaki. Misalnya, folikulitis dapat terjadi pada luka sehabis bercukur.
5. Ektima: borok di kulit yang tertutup kerak berwarna kuning sampai coklat tua dan terasa nyeri.
 
 
-
Impetigo Selulitis Bisul

Ektima/Ecthyma 
Folikulitis
Salep/cream kulit Antibiotik untuk SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Chloramphenicol 2% cream/unguentum OWA Infeksi bakteri pada kulit
(Kemicetin Ungt, Enkacetyn cream) Maksimal 1 tube.

2. Gentamycin 0,1% cream/unguentum OWA Infeksi bakteri pada kulit


(Balticin ungt, Garamycin cream) Maksimal 1 tube.

3. Bacitracin (Bacitracin Zinc Ointment) OWA Infeksi bakteri pada kulit


Maksimal 1 tube.
Infeksi Jamur pada kulit
Ringworm: infeksi kulit umum yang disebabkan oleh jamur, dengan gejala khas berupa
ruam melingkar (berbentuk seperti cincin) yang biasanya berwarna merah dan gatal. 
Jamur menyebabkan ringworm: Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. 
 Jenis-Jenis Ringworm
1. Tinea capitis:
Tinea capitis adalah infeksi pada kulit kepala dan lapisan rambut oleh jamur yang
menimbulkan patch kecil, gatal, bersisik dan membuat kulit terkelupas.
2.Tinea corporis: Sering muncul sebagai bercak atau ruam dengan bentuk yang khas,
yaitu seperti cincin bulat.
3.Tinea cruris: Infeksi ringworm pada kulit di sekitar selangkangan, paha bagian dalam,
dan bokong. Kondisi ini sering terjadi pada pria dan remaja laki-laki.
4. Athlete’s foot (tinea pedis)/Kutu air:  infeksi ringworm pada kaki. Sering dialami
oleh orang yang sering tidak menggunakan alas kaki di tempat umum.
5. Onychomycosis (Tinea unguium, nail fungus)
Tinea capitis Athlete’s foot (Tinea pedis)
Tinea corporis

Onychomycosis (Tinea unguium)


Tinea cruris
Salep/cream kulit Antifungi untuk SWAMEDIKASI

N Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


o
 1. Ketokonazole cream 2% 5 OBT Infeksi jamur pada kulit, rambut dan
gram/tube (Nizoral cream) kuku, kadar <2%
2. Tiokonazol (Trosyd 1% OBT Infeksi jamur pada kulit, rambut dan
cream 10gram) kuku, kadar <2%
Miconazol Nitrat 2%
3. (Daktarin cream, Daktazol OBT Infeksi jamur pada kulit dan ruam popok.
cream 20gram)
4. Terbinafine cream 1% OBT Infeksi jamur pada kulit
5gram/tube Sediaan topical untuk kulit kadar 1%
(Interbi, Termisil, Lamisil) kemasan tidak > dari 10 gram/tube.
Antifungi HARUS DENGAN RESEP DOKTER

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Ketokonazole 200mg Tablet (Anfuhex, Obat Keras terapi infeksi sistemik atau superfisial yang tidak
Dexazol, Fexazol,Fungasol) Formico) responsif dengan terapi topikal atau
nistatin/griseofulvin, kandidiasis.
2. Tiokonazol Obat Keras
3. Terbinafine (Interbi tab 250mg, Lamisisl Obat Keras Infeksi jamur pada kulit, rambut dan kuku
4. Fluconazol capsul (Candipar, Diflucan capsul, Obat Keras terapi pemeliharaan/pencegahan kambuh penyakit
Flucazol, Cryptal tablet 50mg, 150mg, jamur kandidiasis sistemik, candidiasis mucosal,
200mg pencegahan infeksi jamur pada pasien dengan
penyakit menular (HIV).
5. Nystatin (Candistin, Canditin 100.000 UI/ml, Obat Keras Candidiasis pada mulut, kerongkongan dan
Enystin susp, saluran cerna.
6. Itraconazole (Forcanox caps, Fungitrazol Obat Keras Dermatomikosis, kandidiasis, mikosis sistemik,
100mg, Sporacid) fungal keratitis, kandidiasis vagina
7. Griseofulvin tab, 330mg, 500 mg, Obat Keras Infeksi jamur pada kulit, rambut dan kuku yang
(Fungistop, Griseofort, Grivin Forte tidak dapat diatasi dengan terapi topical.
8. Amphotericin B 50 mg vial (Fungizone) Obat Keras infeksi jamur yang berpotensi mengancam jiwa
(aspergillosis, cryptococcosis, blastomycosis,
kandidiasis sistemik, coccidioidomycosis,
histoplasmosis, dan mucormycosis.
       
Pedikulosis
Pedikulosis adalah infeksi kulit dan rambut pada manusia yang disebabkan oleh kutu
Pediculus.
Pediculus humanus capitis: serangga parasit yang habitatnya di kepala manusia yang
hidup dengan cara mengisap darah manusia.
Menyerang anak-anak, terutama dengan higiene kurang (misal jarang membersihkan
rambut), dan cepat menular dalam lingkungan yang padat, misal di asrama.
Obat untuk membasmi kutu rambut dan telurnya:
Lotion Permethrin 1% (Peditox Lotion)
Skabies  Skabies/Kudis

• disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei,

• mampu mengali terowongan di kulit

• menyebabkan gatal terutama malam hari.

• Kutu skabies memakan keratin yang terdapat pada kulit manusia,

• skabies cepat menular dalam lingkungan yang padat, penularan bisa secara kontak

langsung, atau melalui perantara seperti; pakaian, handuk, bantal, kasur, dan lain-lain.
• Skabies betina tinggal di terowongan di bawah kulit, tempat mereka
bertelur dan berkembang biak.
Obat Jerawat SWAMEDIKASI

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Salep 2-4 (asam salisilat 2%-Sulfur 4%), Salicyl Obat Bebas Scabies, iritasi pada kulit
Zwafelzalf.
  HARUS DENGAN RESEP DOKTER
1. Scabicid cream 10 gram mengandung Obat Keras Scabies
Lindane 1%, usnic acid 1%
2. Medscab (permethrin 5%) Obat Keras Scabies

3. Permethrin Etercon 5% Cream 15gram/tube Obat Keras Scabies


Oral kontrasepsi
Kontrasepsi: Tindakan untuk mencegah konsepsi atau mencegah kehamilan.
Tiga cara pemberian kontrasepsi hormonal:
1. Oral a. Preparat kombinasi (derivate estrogen + progestin).
b. Mini pil hanya berisi progestin (Linestrenol).
2. Sutikan a. Depo-medroksiprogesteron asetat (DMPA) berisi
medroksiprogesteron asetat (MPA) 150 mg  12 minggu sekali.
b. Cyclofem (MPA 50mg + Estradiol sipionat 10mg  disuntikan setiap 30 hari.
3. Implant subkutan.;
Satu implant nonbiodegradable berisi berisi 68mg etonogestrel (3-ketodesogestrel), untuk 3 tahun
(Implanon) dan 6 implant tital berisi 6 x 36mg levonorgestrel, untuk 5 tahun (Norplant).
Mekanisme kerja:
2. Kontrasepsi tipe kombinasi: penghambatan sekresi Gonadotropin –releasing hormone (GnRH),
Follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteneizing Hormone (LH), tidak ada puncak LH pada
midcycle, sehingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak terjadi ovulasi.
3. Progestin menyebabkan bertambah kentalnya mucus serviks, sehingga penetrasi sperma
terhambat;
4. Gangguan keseimbangan hormonal menyebabkan hambatan nidasi; gangguan pergerakan tuba.
SWAMEDIKASI
Oral kontrasepsi sebanyak 1 siklus
(untuk siklus pertama harus dengan resep dokter)

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Yasmin (drospirenone 3mg dan ethinyl OWA
estradiol 0,030mg)
2. Diane (siproteron asetat 2 mg dan OWA
etilnilestradiol 0.035 mg).
3. Microgynon (levonorgestrel 150mg dan OWA Kontrasepsi oral untuk
etilnilestradiol 0.035 mg). mencegah kehamilan.
4. Cyclogynon (levonorgestrel 0,15mg dan OWA
etilnilestradiol 0.035 mg).
5. Gynera (Gestodene 75mcg dan OWA
etilnilestradiol 30mcg).
6. Microgynon (levonorgestrel 150mg dan OWA
etilnilestradiol 0.035 mg).
Kontrasepsi Suntik
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

No Nama Obat Gol. obat Indikasi/Khasiat


 1. Cyclopem (per ml mengandung Obat Keras Kontrasepsi
Medroxyprogesterone acetate 50mg,
estradiol cypionate 10mg)

2. Planibu Cyclopem (per ml mengandung Obat Keras Kontrasepsi


Medroxyprogesterone acetate 50mg).

3. Triclopem (per ml mengandung Obat Keras Kontrasepsi


Medroxyprogesterone acetate 50mg).
Daftar Pustaka
1.World Health Organization. Guidelines for the Regulatory Assessment of Medicinal Products for Use in Self-Medication. Geneva: World
Health Organization; 2000.
2.Depkes RI. Pedoman penggunaan obat bebas dan bebas terbatas. Jakarta: Depkes RI; 2006
3.Setyanto DB. Batuk Kronik pada Anak: masalah dan tata laksana Sari Pediatri.2004; 6 (2): 64-70.
4. Cole BE. Pain management: Classifying, understanding, and treating pain. Medicine.2002
5.Badan POM RI. Peraturan Badan POM Nomor 28 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-obat Tertentu yang Sering
Disalahgunakan. Jakarta: Badan POM RI; 2018.
6.Handoko RP, Boediarddj SA. Penyakit parasit hewani. Dalam: Menaldi LSW, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017. 134-42.
7.Martiastutik D, Ervianti E, Agusni I, Suyoso S. Penyakit kulit dan kelamin. Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press; 2018. 65-79 dan
169-72.
8.Why Sudafed Is Behind The Counter: A Meth Chemistry Lesson.
https://www.acsh.org/news/2017/09/12/why-sudafed-behind-counter-meth-chemistry Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993
Tentang Wajib Daftar Obat Jadi
9.Permenkes RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 Tentang Industri Farmasi
10.
Kepmenkes RI Nomor : 925/MENKES/PER/X/1993 Tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No. 3
11.
Kepmenkes RI Nomor : 347/MENKES//SK/VII/1990 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik No.1
12.
Kepmenkes RI Nomor : 924/MENKES/PER/X/1993 Tentang Daftar Obat Wajib Apotik No.2
13.
Permenkes RI No. 919/Menkes/Per/X/1993 Tentang Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep.
14.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Perubahan Penggolongan, Pembatasan, dan Kategori
Obat.
15.
Sharkey KA, MacNaughton WK. Pharmacotherapy for gastric acidity, peptic ulcers, and gastroesophageal reflux disease. . In: Dandan RH,
Brunton LL. Editors. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 13th Edition. New York: McGraw Hill;2017.909-
19.
16.
Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai