Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENINGKATAN

EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI


LISTRIK PADA SISTEM
PENCAHAYAAN DAN AIR
CONDITIONING DI GEDUNG
GRAHA MUSTIKA RATU
S Riyadi 2018

YANUARIUS KRISTIAN W 18050874068


DEWANGGA ARSYI S. 18050874076
TEDY MUHAMMADHY 18050874071
DENI WIJAYANTO 18050874069
SYAUQIL
FEDRYAN ADHI P
GANESHA ARDHA 18050874077
Konsumsi energi listrik terbesar di gedung Graha Mustika Ratu (GMR) digunakan untuk sistem pengkondisian
udara yaitu hampir sekitar 69,49% dari total penggunaan listrik, berikutnya 23,15% penggunaan energi listrik
untuk sistem penerangan dan stop kontak ruang sewa. Hal ini maka diupayakan peningkatan efisiensi energi. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah konservasi
energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi.
Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu
gedung atau bangunan. Berdasarkan audit awal terlihat bahwa IKE (Intesitas Konsumsi Energi) di gedung GMR
rata-rata 22,70 kWH/m2 /bulan lebih besar dari standar Permen ESDM RI No. 13 Tahun 2013 yaitu 18,5 kWH/m2
/bulan. Dari hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk energi listrik adalah sebesar 23 kWH/m2 /bulan.
Pencarian Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi ini dimulai dengan melakukan pengurangan jam
operasional sistem pengkondisian udara dan penggantian sistem penerangan ke jenis lampu Light Emiting Diode
(LED) dan didapatkan nilai IKE 19,97 kWH/m2 /bulan yaitu masuk dalam kategori boros. Pembaharuan sistem
dengan mengganti mesin pendingin yang sudah tua dengan mesin pendingin efisiensi tinggi juga merupakan
alternatif dalam menghemat konsumsi listrik, hanya saja perlu mengeluarkan biaya investasi yang tinggi. Intensitas
konsumsi energi listrik di gedung GMR dapat mencapai target kategori cukup efisien yaitu 14,04 kWH/m2 /bulan
dari rekomendasi peluang hemat energi yang telah peneliti lakukan
Pendahuluan
Kebutuhan energi yang tinggi menuntut manajemen Graha Mustika Ratu (GMR)
melakukan efisiensi dalam penggunaannya. Sehingga diperlukan upaya analisa konsumsi energi
dengan melakukan audit energi untuk mencapai tujuan efisiensi energi. Audit energi merupakan
kegiatan untuk mengidentifikasi besarnya konsumsi energi dan besarnya energi yang digunakan
pada bagian-bagian operasionalnya, serta mencoba mengidentifikasi kemungkinan penghematan
energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi secara
sistematis dan berkesinambungan
Energi
Satuan joule merupakan satuan standart internasional (SI) yang biasa digunakan untuk semua bentuk energi.
Sedangkan kWh adalah satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan energi listrik. Salah satu cara yang
paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi melalui bentuk energi listrik. Pada pusat
pembangkit, sumber daya energi primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam dan batubara), hidro,
panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Generator sinkron mengubah energi mekanis yang
dihasilkan poros turbin menjadi energi listrik tiga fase. Melalui transformator penaik tegangan (step up
transformator), energi listrik ini dikirimkan melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat-pusat
beban. Peningkatan tegangan dimaksud untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir melalui saluran
transmisi. Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah
dan ini berarti mengurangi rugi-rugi panas yang terjadi (heat lost) yaitu sebesar I 2R. Ketika saluran
transmisi mencapai pusat beban, tegangan tersebut kembali diturunkan menjadi tegangan menengah dengan
transformator penurun tegangan (step down transformator)
Konservasi Energi
Dalam konservasi energi menurut SNI 6390:2011. Konservasi energi sistem tata udara
bangunan gedung adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu untuk melestarikan sumber daya energi
dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya tanpa mengorbankan tuntutan kenyamanan
manusia dan atau menurunkan kinerja alat.

Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatkan efisiensi dan
keuntungan. Masalah yang dibahas di dalam penulisan ini mengenai besar arus pengaman dan penampang
Hantaran serta rugi-rugi atau susut tegangan (Drop Voltage).
Petunjuk Teknis Audit Energi
Bangunan Gedung

Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai
pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam
rangka peningkatan efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi. Audit
energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mencari usaha yang perlu dilakukan dalam
rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi: Kriteria
audit energi, Audit energi awal dan Audit energi rinci.
Kriteria Audit Energi

Dengan melaksanakan audit energi diharapkan: (1) Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi
(IKE) pada bangunan tersebut; (2) Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat
kenyamanan gedung yang berarti pula penghematan biaya energi; (3) Dapat diketahui profil penggunaan
energi; dan (4) Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi penggunaan
energi.
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik

Indikator utama penghematan energi di sebuah gedung umumnya menggunakan


Intensitas Konsumsi Energi (IKE). IKE menunjukkan besarnya konsumsi energi
(kWh) per meter persegi (m2) setiap bulan. Angka IKE (kWh/m2/bulan) diperoleh
dengan membagi jumlah kWh penggunaan listrik selama sebulan dengan luas
bangunan yang digunakan.

Standar IKE yang digunakan sebagai rujukan tingkat penggunaan energi gedung
dapat berbeda-beda, dipengaruhi oleh pendekatan analisa dan sampel gedung yang
diambil dalam proses perumusan standar tersebut.
Bila nilai IKE hasil perhitungan telah dibandingkan dengan target IKE dan hasilnya ternyata sama atau
kurang dari target IKE, maka kegiatan audit selanjutnya dapat dihentikan atau diteruskan dengan harapan diperoleh nilai IKE yang lebih
rendah lagi. Rumus konsumsi energi secara spesifik:

1. Bila presentase perbandingan luas lantai yang menggunakan AC terhadap luas lantai total gedung kurang dari 10 %, maka gedung
tersebut termasuk gedung yang tidak menggunakan AC dan intensitas konsumsi energi per luas lantai adalah:

2. 2. Bila presentase perbandingan luas lantai yang menggunakan AC terhadap luas lantai total gedung lebih dari
90 %, maka gedung tersebut termasuk gedung yang menggunakan AC dan intensitas konsumsi energi per
luas lantai adalah :

3. Bila presentase perbandingan luas lantai yang menggunakan AC terhadap luas lantai total gedung lebih dari 10 % dan kurang
dari 90 %, maka gedung tersebut termasuk gedung yang menggunakan AC dan tidak menggunakan AC. Intensitas konsumsi
energi per luas lantai tidak menggunakan AC adalah :

Intensitas konsumsi energi per luas lantai menggunakan AC adalah :


Sistem Penerangan
Sistem penerangan (sistem pencahayaan), yaitu suatu sistem yang berkaitan
dengan tata cahaya dan merupakan salah satu sistem yang sangat vital pada suatu
bangunan, karena sangat mempengaruhi kenyamanan, kualitas kerja, dan
produktifitas dalam bekerja. Sistem pencahayaan yang baik dapat dilihat dari
tiga aspek yaitu: kualitas, kuantitas, dan efisiensi konsumsi energi listriknya. Sistem
pencahayaan dibagi menjadi dua macam, yaitu Sistem pencahayaan alami,
sumbernya berasal dari sinar matahari atau cahaya alami secara langsung dan
Sistem pencahayaan buatan, sumbernya berasal dari cahaya selain cahaya
alami, contohnya jenis lampu yang merupakan contoh beban listrik dari sistem
penerangan.
METODE
Potensi penghematan energi dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Tanpa biaya atau biaya rendah (no/low cost), yaitu peluang penghematan energi
yang bersifat house keeping perbaikan cara pengoperasian alat dan peningkatan
kesadaran operator.
2. Biaya sedang (medium cost), yaitu peluang penghematan energi yang diperoleh
melalui modifikasi sistem/peralatan.
3. Biaya tinggi (high cost), yaitu peluang penghematan energi melalui modifikasi
sistem proses. Jika didapati IKE lebih besar dari IKE standar maka akan ada potensi
penghematan.
Audit Energi Rinci
Audit energi rinci dilakukan apabila nilai IKE bangunan lebih besar dari target nilai
IKE standar.
Kegiatan audit energi rinci ini meliputi :
1. Penelitian dan Pengukuran Konsumsi Energi
2. Kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE)
3. Analisis Peluang Hemat Energi (PHE)
4. Laporan dan rekomendasi yang dimuat dari hasil-hasil analisis, menjadi suatu
kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai