Anda di halaman 1dari 21

PERKULIAHAN PTP-132

PETROLOGI
WAHYUDI ZAHAR., ST., MT
Email: wahyudi_zahar@yahoo.com
Hp : 085266919292

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI, JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS JAMBI

MATERI-02 : Batuan Beku I


Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat cair likat, pijar, bersifat
mudah bergerak yang dikenal dengan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan
pada berbagai hal, seperti genesanya, senyawa kimianya, mineraloginya atau tempat
terbentuknya.

Batuan beku terbagi menjadi Ekstrusif & Intrusif berdasarkan tempat terbentuknya
Pengertian Magma

•Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar, yang terbentuk secara alamiah, bersifat mobil,
bersuhu antara 9000 - 12000 atau lebih dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau
selubung bumi bagian atas (lihat F. F. Grouts, 1947; Turner dan Verhoogen, 1960 ; H. Williams,
1962).

•Bunsen (1951, W. T. Huang) mempunyai pendapat bahwa ada dua jenis magma primer, yaitu
basaltis dan granitis dan batuan beku merupakan hasil campuran dari dua magma ini yang
kemudian mempunyai komposisi lain

•Dally, 1933, Winkler (Vide W. T. Huang, 1962) berpendapat lain yaitu magma lain, yaitu magma
asli (primer) adalah bersifat basa dan selanjutnya akan mengalami proses diferensiasi menjadi
magma bersifat lain.

•Magma basa bersifat encer (viscositas rendah), kandungan unsur kimia berat, kadar H+ , OH-
dan gas tinggi, sedangkan magma asam sebaliknya.
Magma dapat berubah menjadi magma yang bersifat lain oleh
proses-proses sebagai berikut :
1.Hibridasi : pembentukan magma baru karena
pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya
2.Sintesis : pembentukan magma baru karena proses
asimilasi dengan batuan samping
3.Anateksis : proses pembentukan magma dari peleburan
batuan pada kedalaman yang sangat besar
Dari magma dengan kondisi tertentu ini selanjutnya mengalami differensiasi magmatik.
Differensiasi magmatik ini meliputi semua proses yang mengubah magma dari keadaan awal
yang homogen dalam skala besar menjadi masa batuan dengan komposisi yang bervariasi.
Proses-proses differensiasi magma meliputi:
1.Fragsinasi: pemisahan kristal dari larutan magma, karena proses kristalisasi berjalan tidak
seimbang.
2.Crystal Settling: pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal berat Ca, Mg, Fe yang
akan memperkaya magma pada bagian dasar waduk.
3.Liquid Immisibility: larutan maga yang mempunyai suhu rendah akan pecah menjadi larutan
yang masing-masing akan membeku membentuk bahan yang heterogen
4.Crystal Flotation: pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium yang akan
memperkaya magma pada bagian atas dari waduk magma
5.Vesiculation: adalah proses dimana magma yang mengandung komponen seperti CO2, SO2,
S2, Cl2, dan H2O sewaktu naik ke permukaan membentuk gelembung-gelembung gas dan
membawa serta komponen volatile Sodium (Na) dan Potassium (K)
6.Diffusion: ialah bercampurnya batuan dinding dengan magma di dalam waduk magma secara
lateral
Batuan beku dalam (Plutonik) :
pembekuannya terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi.
Proses pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral
besar-besar, sempurna dan kompak.
Struktur mineral seperti itu disebut struktur plutonik atau holokristalin.
Contoh : batuan granit, diorit, sienit, dan gabro

Granit Granodiorit Gabro


K feldspar dan biotit Plagioklas dan biotit Plagioklas dan piroksen
Batuan beku luar (Vulkanik) :
batuan beku ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi,
kemudian membeku.
Proses pembekuan yang cepat menyebabkan pembentukan kristal
(hablur) tidak sempurna.
Oleh karena itu strukturnya disebut amorf (tidak berbentuk).
Contoh : basalt, andesit, dan obsidian

Andesit
Plagioklas dan hornblende
Batuan beku korok (Hypabisal) :
sisa magma yang masih cair itu meresap ke lapisan
yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa
gunung api. Kemudian menjadi dingin dan membeku.
Proses pembekuannya relatif cepat, sehingga hablur-
hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak
batuan beku dalam. Struktur batuan beku gang ini
disebut struktur forfirit.
Contoh : granit, forfirit, diorit forfirit, dan sienit
Diorit
Plagioklas dan hornblende
Klasifikasi Berdasarkan Kimiawi (C.J Hughes, 1962)

Batuan Beku Asam, >66% SiO2


contoh: Granit, Rhyolit

Batuan Beku Intermediet, 52-66% SiO2


contoh: Diorit, Andesit

Batuan Beku Basa, 45%-52% SiO2


contoh: Gabro , Basalt

 Batuan Beku Ultra Basa, <45% SiO2


contoh: Peridotit, Dunit
Struktur dan Tekstur batuan beku
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang
dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam
pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.

Tekstur umumnya ditentukan oleh beberapa hal yang penting, yaitu:

1. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut.
Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang
tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung
cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka
kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin
adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari
massa kristal.
Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak
terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh
batuan.
2. Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua
kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan
mata biasa.

Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan
bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.

Gabro Rhyolite
3. Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
4. Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:

Equigranular yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama
besar, Berdasarkan keidealan kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
Panidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
Hipidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
Allotriomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
Inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar.
Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa
mineral atau gelas.
Porfitik: Kristal besar (fenokris) tertanam di masa dasar kristal yg lebih halus
Vitroverik: Kristal besar (fenokris) tertanam di masa dasar Gelas

Tekstur Khusus tekstur yang sulit diamati secara


megaskopis
Diabasik: Plagioklas tumbuh bersama piroksen
Trakhitik: sanidin dan piroksen tertanam dalam masa
dasar kristal
Intergranular: ruang antar kristal-kristal plagioklas
ditempati oleh piroksen, olivin, dan bijih besi
Struktur Batuan Beku Ekstrusif
struktur-struktur yang berhubungan dengan aliran magma:
Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau oleh xenolith
akibat pergerakan magma.
Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang mengakibatkan perbedaan
komposisi mineral dengan batuan induknya.
Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya
menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.
Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma:

Vesikuler:lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava).

Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh mineral sekunder,
seperti zeolit, kalsit, kuarsa.

Kekar kolom: kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.

Kekar berlembar: kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban,
atau pada lava.
Schlieren Lava Bantal Vesikuler

Amigdaloidal Kekar kolom


Kekar berlembar
Struktur Batuan Beku Intrusif

Anda mungkin juga menyukai