Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DAN TEORI BELAJAR

TUJUAN

Mampu memahami defenisi,


ciri-ciri, kelemahan serta
pandangan para ahli tentang
Teori Belajar Behavioristik

Mampu memahami defenisi,


kelemahan dan kelebihan
serta pandangan para ahli
tentang
Mampu memahami defenisi, Teori Belajar Humanitik
kelemahan dan kelebihan
serta pandangan para ahli
tentang
Teori Belajar Kognitif
1

Teori
Belajar
Behavioristik
Behavioristik adalah aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi fenomena
jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan
individu dalam kegiatan belajar. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Teori Behavioristik lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia
adalah hasil belajar. Aliran ini disebut Behavioristik karena sangat menekankan kepada
perlunya perilaku (Behavior) yang dapat diamati. Teori Behaviorisme, apa saja yang diberikan
guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons) semuanya harus bisa di amati, di
ukur, dan tidak hanya tersirat (implicit).
Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini:

Mementingkan pembentukan
Mengutamakan unsur-unsur atau respon
bagian-bagian kecil

Menekankan peranan lingkungan Menekankan pentingnya latihan

Bersifat mekanistis
Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan


respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat
ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang
dimunculkan siswa ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari definisi belajar tersebut maka
menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar
itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit
yaitu yang tidak dapat diamati.
Teori Belajar Menurut Edwin Ray Guthrie (1886-1959)

Edwin Guthrie menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon


untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Hubungan antara stimulus
dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam
kegiatan belajar siswa perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar
hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga
mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan
menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan
dengan respon tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman
yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan dan
perilaku seseorang.
Teori Belajar Menurut Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990)

Teori ini dilandasi oleh adanya penguatan (reinforcement). Skinner


lebih percaya kepada penguatan negatif. Penguat negatif ini tidak sama
dengan hukuman. Bedanya, jika hukuman harus diberikan sebagai
stimulus agar respon yang timbul berbeda dengan respon yang sudah
ada, sedangkan penguat negatif sebagai stimulus harus dikurangi agar
respon yang sama menjadi lebih kuat.
Kritik atas Teori Belajar Behavioristik:

Behaviorisme tidak mengadaptasi Seringkali tidak mampu


berbagai macam jenis pembelajaran menjelaskan situasi belajar yang
karena mengabaikan aktivitas pikiran. kompleks

Bagi Pendidik yang


Behaviorisme tidak mampu berpandangan agama sebagai
menjelaskan beberapa jenis landasan pendidikan manusia,
pembelajaran. behavioristik dianggap bukan
landasan pendidikan yang ideal
2

Teori
Belajar
Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para
penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan
tujuan-tujuannya. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Teori Perkembangan Jean Piaget (1896-1980)
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan sistem syaraf.
Kesiapan anak untuk belajar yang dikemas dalam tahap-tahap
perkembangan intelektualnya sejak lahir sampai dewasa
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi
empat yaitu
• Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
• Tahap praoperasional (umur 2-7/8 tahun)
• Tahap operasional konkrit (umur 7 atau 8-11 atau 12
tahun)
• Tahap Operasional formal (umur 11/12-18 tahun).
Teori Belajar Menurut Jerome Bruner (1915-2016)

Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat


ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan
menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang
tersebut.

Dasar teori Bruner adalah anak harus berperan secara aktif saat
belajar di kelas. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan
(discovery learning), siswa mengorganisasikan bahan pelajaran
yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan
tingkat kemajuan berpikir anak. Pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses penemuan personal (personal discovery) oleh
setiap individu murid.
Teori Belajar Bermakna David Ausubel (1918-2008)

Teorinya terkait dengan sifat-sifat makna, dan ia percaya


bahwa dunia luar (external world) akan memberikan makna
terhadap pembelajaran, hanya jika berbagai konsep yang
berasal dari dunia luar itu telah mampu diubah menjadi
kerangka isi oleh siswa.
Teori Belajar dari Robert M. Gagne (1916-2002)

Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses


penerimaan informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan
keluaran dalam bentuk hasil belajar. Teorinya ini terdiri dari
tiga prinsip yaitu syarat-syarat pembelajaran (conditions of
learning), sembilan peristiwa pembelajaran(nine events of
instructions) dan taksonomi hasil belajar (taxonomy of
learning outcomes)
Kelebihan atas Teori Belajar Kognitif: Kritik Teori Belajar Kognitif

• Teori tidak menyeluruh untuk


• Dapat meningkatkan kemampuan semua tingkat pendidikan.
siswa untuk memecahkan masalah • Sulit dipraktikkan khususnya di
(problem solving). tingkat lanjut.
• Dapat meningkatkan motivasi. • Pada dasarnya teori kognitif ini
• Menjadikan siswa lebih kreatif dan lebih menekankan pada
mandiri. kemampuan ingatan peserta didik,
• Membantu siswa memahami dan kemampuan ingatan masing-
bahan belajar secara lebih mudah. masing peserta didik
• Memudahkan kita dalam memilih • Peserta didik akan kesulitan dalam
materi sesuai perkembangan atau praktek kegiatan atau materi.
usia seorang individu.
3

Teori
Belajar
Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih
abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada
bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari
pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan demikian teori humanistik dengan pandangannya yang
eklektik yaitu dengan cara memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar dengan
tujuan untuk memanusiakan manusia bukan saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus
dilakukan.
PIRAMIDA KEBUTUHAN

Aktual Pengembangan diri,


pemenuhan ideologi
isasi
Pencapaian,status,
Diri
Penghargaan tanggung jawab dan reputasi.

Sosial Afeksi,relasi dan keluarga

Keamanan,keteraturan dan
Rasa Aman stabilitas

Makanan,minuman,
Fisiologis Tidur dan pakaian
Pandangan David A. Kolb terhadap Belajar.

Kolb (1939-sekarang) seorang ahli penganut aliran humanistik


membagi tahap-tahap belajar menjadi 4, yaitu:
 Tahap pengalaman konkrit

 Tahap pengamatan aktif dan reflektif

 Tahap konseptualisasi

 Tahap eksperimentasi aktif.


Pandangan Peter Honey dan Alan Mumford terhadap Belajar.
Honey dan Mumford menggolonggolongkan orang yang belajar ke
dalam empat macam atau golongan, yaitu
 Kelompok aktivis
 Golongan reflektor,
 Kelompok teoritis
 Golongan pragmatis.
Masing-masing kelompok memiliki karakteristik yang berbeda
dengan kelompok lainnya.
Pandangan Jurgen Habermas terhadap belajar (1929-sekarang)

Menurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara


individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang
dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun lingkungan
sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan.

Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tipe belajar


menjadi tiga, yaitu;
 Belajar teknis ( technical learning)

 Belajar praktis ( practical learning)

 Belajar emansipatoris (emancipatory learning)


Kritik Teori Belajar Humanistik:

Kelebihan
Teori Belajar Humanistik:
• Pengujian yang tidak mudah
• Beberapa konsepnya masih buram
• Mengedepankan demokratis,
dan subjektif
partisipatif dialogis, dan humanis
• Kreatifitas yang sering
• Suasana yang saling menghargai
disalahgunakan
• Peran aktif peserta didik
• Pemikiran yang tidak terpusat
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
PGSD–A
S E M E S T E R III

Misrawati Sumang Bulu


NIM 732086206034
Alivia Aulia
NIM 732086206002

Elsa Nur Safitri


NIM 732086206015

Anda mungkin juga menyukai