Pencegahan Bencana Kel.4
Pencegahan Bencana Kel.4
a. Tahap pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat sebelum
terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact.
b. Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase) merupakan fase terjadinya
klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana, manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan
hidup.
c. Tahap emergensi
Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah : korban dengan masalah airway dan
breathing (jalan nafas dan pernafasan), yang sudah ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan
luka sayat, tusuk, terhantam benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma kepala,
luka bakar bila ledakan bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia atau nuklir atau gas.
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau
tempat pertemuan warga.
C. DEFINISI MANAJEMEN BENCANA
Penanggulangan bencana atau yang sering didengar dengan manajemen bencana (disaster management)
adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
D. TAHAPAN DAN KEGIATAN DALAM MANAJEMEN BENCANA
1. Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan meniadakan bahaya).
Misalnya :
• Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
• Melarang penambangan batu di daerah yang curam
• Melarang membuang sampah sembarangan
2. Mitigasi Bencana (Mitigation)
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007) atau upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.
Bentuk mitigasi :·
• Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
• Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)
7. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 uu no. 24 tahun 2007, yaitu:
Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pelaksanaan pemberian bantuan hidup dasar pada penderita trauma
(basic trauma life support) maupun advanced trauma life support.Triage Adalah tindakan
mengkategorikan pasien menurut kebutuhan perawatan dengan memprioritaskan mereka yang paling
perlu didahulukan. Paling sering terjadi di ruang gawat darurat, namun Triage juga dapat terjadi dalam
pengaturan perawatan kesehatan di tempat lain di mana pasien diklasifikasikan menurut keparahan
kondisinya. Tindakan ini dirancang untuk memaksimalkan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya
tenaga medis dan fasilitas yang terbatas.
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga diperlukan manajemen atau penanggulangan
bencana yang tepat dan terencana. Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi. Manajemen bencana di mulai dari tahap pra-bencana, tahap tanggap
darurat, dan tahap pasca-bencana. Pertolongan pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk
meminimalkan kerugian dan korban jiwa. Pertolongan pertama pada keadaan bencana menggunakan
prinsip triage.