Anda di halaman 1dari 15

PENCEGAHAN BENCANA

DOSEN PENGAMPU : SONTINA SARAGIH S.KEP;NS;MKM

AKADEMI KEPERAWATAN COLUMBIA ASIA MEDAN


T.A.2021/2022
KELOMPOK 4 :
KELOMPOK 4 :
• Juli Damayanti Harahap
(2019009)
• Gloria Sianturi
(2019005)
• Marlina Harefa
(2019011)
• Nella Erminda
Simbolon (2019014)
A.           DEFINISI DAN  JENIS BENCANA

Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana menyebutkan bencana adalah


peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
B.       TAHAPAN BENCANA

a.  Tahap pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat sebelum
terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact.
b.  Tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase)
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase) merupakan fase terjadinya
klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana, manusia sekuat tenaga mencoba ntuk bertahan
hidup.
c.  Tahap emergensi
Karakteristik korban pada tahap emergensi minggu pertama adalah : korban dengan masalah airway dan
breathing (jalan nafas dan  pernafasan), yang sudah ditolong dan berlanjut ke masalah lain, korban dengan
luka sayat, tusuk, terhantam benda tumpul, patah tulang ekstremitas dan tulang belakang, trauma kepala,
luka bakar bila ledakan  bom atau gunung api atau ledakan pabrik kimia atau nuklir atau gas.

d.  Tahap rekonstruksi

Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti sekolah, sarana ibadah, jalan, pasar atau
tempat pertemuan warga.
C.           DEFINISI MANAJEMEN BENCANA

Penanggulangan bencana atau yang sering didengar dengan manajemen  bencana (disaster management)
adalah serangkaian upaya yang meliputi  penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan  pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
D.           TAHAPAN DAN KEGIATAN DALAM  MANAJEMEN BENCANA
     
1.      Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan meniadakan bahaya).
Misalnya :
• Melarang pembakaran hutan dalam perladangan
• Melarang penambangan batu di daerah yang curam             
• Melarang membuang sampah sembarangan
2. Mitigasi Bencana (Mitigation)
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007) atau upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak yang
ditimbulkan oleh bencana.
Bentuk mitigasi :·           
• Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai, rumah tahan gempa, dll.)
• Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)

3. Kesiap siagaan (Preparedness)


Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna (UU 24/2007) 
Misalnya:
Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan /
pedoman penanggulangan bencana.
4.  Peringatan Dini (Early Warning)
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007) atau Upaya untuk memberikan tanda
peringatan bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi.Pemberian peringatan dini harus :              
• Menjangkau masyarakat (accesible)         
• Segera (immediate)           
•  Tegas tidak membingungkan (coherent)            
• Bersifat resmi (official)

5.  Tanggap Darurat (response)


Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan,
terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
6. Bantuan Darurat (relief)
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa :             
• Pangan            
• Sandang              
• Tempat tinggal sementara              
• kesehatan, sanitasi dan air bersih

7. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali
prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan
pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll).
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek  pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah  pascabencana.

10. Rekonstruksi (reconstruction)


Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua  prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah
pascabencana,  baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan  perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
N.            PRINSIP-PRINSIP PENANGGULANGAN BENCANA

Prinsip-prinsip dalam penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 uu  no. 24 tahun 2007, yaitu:

• Cepat dan tepat


• Prioritas
• Koordinasi dan keterpaduan
• Berdayaguna dan berhasil guna
• Transparansi dan akuntabilitas
• Kemitraan
• Pemberdayaan
• Nondikrisminatif
• Nonproletisi
F.   ASAS-ASAS  DALAM  PENANGGULANGAN  BENCANA

Penanggulangan bencana berdasarkan pasal 3 uu no. 24 tahun 2007 berasaskan :


• Kemanusiaan
• Keadilan
• Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah
• Keseimbangan,keselarasan,keserasian
• Ketertiban dan kepastian hukum
• Kebersamaan
• Kelestarian lingkungan hidup
• Ilmu pengetahuan dan teknologi
G.           PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN BENCANA

Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pelaksanaan pemberian bantuan hidup dasar pada  penderita trauma
(basic trauma life support) maupun advanced trauma life support.Triage Adalah tindakan
mengkategorikan pasien menurut kebutuhan  perawatan dengan memprioritaskan mereka yang paling
perlu didahulukan. Paling sering terjadi di ruang gawat darurat, namun Triage juga dapat terjadi dalam
pengaturan perawatan kesehatan di tempat lain di mana pasien diklasifikasikan menurut keparahan
kondisinya. Tindakan ini dirancang untuk memaksimalkan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya
tenaga medis dan fasilitas yang terbatas.
III.       PENUTUP

A.           KESIMPULAN

Indonesia merupakan salah satu yang rawan bencana sehingga diperlukan manajemen atau penanggulangan
bencana yang tepat dan terencana. Manajemen bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi
 penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan  pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi. Manajemen bencana di mulai dari tahap pra-bencana, tahap tanggap
darurat, dan tahap pasca-bencana. Pertolongan pertama dalam bencana sangat diperlukan untuk
meminimalkan kerugian dan korban jiwa. Pertolongan pertama pada keadaan  bencana menggunakan
prinsip triage.

Anda mungkin juga menyukai