Anda di halaman 1dari 26

KEGAWATDARURATAN

Pengertian
Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan
darurat adalah perlu mendapatkan penanganan
atau tindakan segera untuk menghilangkan
ancaman nyawa korban. Jadi, gawat darurat
adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
harus dilakukan tindakan segera untuk
menghindari kecacatan bahkan kematian korban
Tujuan pelayanan gawat darurat
Kondisi gawat darurat dapat terjadi dimana saja,
baik pre hospital maupun in hospital ataupun
post hospital,
 Rentang kondisi gawat darurat pada pre hospital
dapat dilakukan orang awam khusus ataupun
petugas kesehatan diharapkan dapat melakukan
tindakan penanganan berupa:
– Menyingkirkan benda-benda berbahaya di tempat
kejadian yang berisiko menyebabkan jatuh korban lagi
– Melakukan triase atau memilih dan menentukan
kondisi gawat darurat
– memberikan pertolongan pertama sebelum petugas
kesehatan yang lebih ahli datang untuk membantu
– Melakukan evakuasi yaitu korban dipindahkan ke
tempat yang lebih aman
 In Hospital
Kondisi gawat darurat in hospital dilakukan tindakan
menolong korban oleh petugas kesehatan. Tujuan
pertolongan di rumah sakit adalah
– Memberikan pertolongan profesional
– Memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan
Bantuan Hidup Lanjut (BHL)
– Melakukan rehabilitasi agar produktifitas korban
setelah kembali ke masyarakat setidaknya setara
bila dibanding bencana menimpanya
– Melakukan pendidikan kesehatan
Post Hospital
Kondisi gawat darurat post hospital hampir
semua pihak menyatakan sudah tidak ada lagi
kondisi gawat darurat padahal kondisi gawat
darurat ada yang terjadi setelah diberikan
pelayanan di rumah sakit, contohnya korban
perkosa
• Mengembalikan rasa percaya diri pada korban
• Mengembalikan rasa harga diri yang hilang
• Meningkatkan kemampuan bersosialisasi
Tujuan penanggulangan gawat darurat

• Mencegah kematian dan cacat pada pasien


gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat.
• Merujuk pasien gawat darurat melalui sistem
rujukan untuk memperoleh
• penanganan yang lebih memadai.
• Penanggulangan korban bencana
Berikut ini penyebab kematian
• Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)
1) Kegagalan sistem otak
2) Kegagalan sistem pernapasan
3) Kegagalan sistem kardiovaskuler
Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-perlahan)
1) Kegagalan sistem hati
2) Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
3) Kegagalan sistem pankreas
Penyebab henti jantung
• Terhentinya sistem pernafasan dengan tiba-
tiba (Penyumbatan, Dehidrasi berat,trauma
dada)
• Terhentinya peredaran darah dengan tiba-
tiba(syok )
• Kekurangan karbon dioksida
• Terganggunya fungsi susunan syaraf pusat,
Hipoksia, Hipoglikemia
Tanda-tanda henti jantung
• Korban tidak sadar
• Korban tidak bernafas
• Denyut nadi dan suara jantung hilang
• Reflek cahaya tidak ada dan pupil melebar
• Korban kelihatan seperti orang yang sudah
meninggal, pucat dan kadangkadang kulit
berwarna biru
Bantuan Hidup Dasar ( BHD )
• Bantuan hidup dasar (basic life support) adalah suatu
tindakan pada saatpasien ditemukan dalam keadaan tiba-
tiba tidak bergerak, tidak sadar, atautidak bernafas, maka
periksa respon pasien. Bila pasien tidak merespon,
aktifkan sistem darurat dan lakukan tindakan bantuan
hidup dasar
• BHD adalah suatu tindakan gawat darurat yang
memerlukan pertolongan segera untuk membebaskan
jalan nafas, membantu pernafasan, dan mempertahankan
sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu
Tindakan yang dilakukan
• Resusitasi jantung paru (RJP)
istilah yang dipakai untuk menyebut terapi
segera untuk henti jantung dan atau nafas
Tujuan BHD
• Mencegah berhentinya sirkulasi atau
berhentinya pernapasan
• Memberikan bantuan eksternal dan ventilasi
pada pasien yang mengalami henti jantung
atau henti nafas melalui resusitasi jantung
paru.
Langkah-langkah BHD
• Memastikan keadaan aman baik bagi penolong (Danger)
• Memeriksa respon korban (Respon)
• Meminta Bantuan (Shout for help)
• Circulation (Cek nadi, Kompresi dada (RJP)
• Airway control (membebaskan jalan napas dari sumbatan)
• Breathing support (Bantuan napas harus diberikan dalam
waktu 1 detik)
• Recovery position (dilakukan pada pasien tidak sadarkan
diri setelah pernapasannya normal dan sirkulasinya efektif)
Initial Assesment (penilaian awal)

Apa itu Initial Assessment ?


Initial Assessment adalah suatu penilian
kondisi awal korban maupun pasien yang
dilakukan dengan cepat dan tepat. Sehingga
dengan adanya initial assessment ini
penanganan korban maupun pasien bisa
dilakukan secara maksial tanpa membuang-
buang waktu. Dalam initial assesmet ada tim
yang bertugas memberikan penilaian terkait
kondisi korban maupun pasien. Biasanya
penilaian initial assessment berdurasi kurang
dari 5 menit. Initial assessment digunakan
dalam penanganan gawat darurat seperti
kecelakaan atau bencana alam yang
melibatkan lebih dari 1 orang.
 Penilaian Initial Assessment
 Dalam penilaian initial
assessment ada 5 komponen yang
harus dinilai, yaitu Airway,
Breathing, Circulation, Disability,
Exposure atau lebih dikenal
ABCDE.
• Tujuan dari penilaian ABCDE adalah
memberikan pengobatan yang
menyelamatkan jiwa, mengelompokan
tingkat keparahan pasien sehingga bisa
ditangani secara efektif dan efisien,
sebagai algoritma penilaian dan
pengobatan, membangun kesadaran
situasional yang sama dia antara semua
penyedia pengobatan, mengulur waktu
untuk menefakan diagnosis dan
pengobatan.
KOMSEP DR-ABC-
DEFGH.
 Danger
 Respons
 AIRWAY Control Cervical
 Breath
 Circulationing
 Disability
 Exposure
 Foley Cateter
 Gastic tube
 Hearth Monitro/ECG Monitor
KOMSEP DR-ABC-
DEFGH.
 Danger
 Respons
 AIRWAY Control Cervical
 Breath
 Circulationing
 Disability
 Exposure
 Foley Cateter
 Gastic tube
 Hearth Monitro/ECG Monitor
 Danger
Sebelum menolong korban sebaiknya kita harus perhatikan diri
kita sendiri/penolong, lingkungan dan pasien (3A, Aman Diri,
Aman Lingkungan/lokasi kejadian dan Aman Pasien/Korban)
 Rerspons
Kita harus cek status kesadaran korban dengan menggunakan
konsep AVPU
A: Alert/Sadar (klien/korban dapat dikatakan sadar apablila
dapat berorientasi terhadap tempat, waktu dan orang)
V: Verbal/respon terhadap suara (korban/klien dalam keadaan
disorientasi namun masih diajak bicara)
P: Pain/resepon terhadap nyeri (korban/klien hanya berespon
terhadap nyeri)
U: Unresponsive/tidak sadar (tentukan kesadaran korban
apakah berada dalam keadaan Alert, Verbal, Pain,
Unresponsive)
1. Airway
Apabila pasien memberi respon dengan suara normal maka
jala napas itu normal (paten). Tanda-tanda adanya
obstruksi jalan napas atau jalan napas yang terganggu
adalah sebagai berikut :
• Adanya suara bising (seperti stridor)
• Sesak napas (kesulitan bernapas)
• Resirasi paradox
• Penurunan tingkat kesadaran
• Adanya suara mendengkur
 Penanganan masalah Airway adalah :
• Head tilt and chin lift
• Pemberian oksigen
• Suction
2. Breathing
Apakah ada sesak nafas ? pada komponen ini
penilaian bisa dilakukan dengan penilaian
frekuensi respirasi, apakah normal ? Apakah
lambat ? apalah terlalu cepat ? Apakah tidak
ada ? Apakah ada sianosis ? Berikut adalah
penilaian yang perlu dilakukan dalam tahap
penilaian pernapasan
• Frekuensi
• Adanya retraksi dinding dada
• Perkusi dada
• Auskultasi paru
• Oksimetri (97%-100%)
 Penanganan dalam maasalah pernapasan
• Berikan posisi yang nyaman
• Menyelamatkan jalan napas
• Pemberian bantuan napas/oksigen
• Pemberian inhalasi
• Pemberian Ventilasi Bag-Mask
• Dekompresi ketegangan apabila ada
pneumothorax
3. Circulation
Pada penilaian sikulasi ini menitikberatkan pada penilaian
tentang sirkulasi darah yang dapat dilihat dengan penilaian
sebagai berikut :
• Warna kulit
• Bekeringat
• CRV (Capillary Refill time)<2 detik
• Palpasi denyut nadi (60-100) menit
• Auskultasi jantung (sistolik 100-140 mmHg)
• Penilaian EKG
 Penanganan masalah sirkulasi adalah sebagai berikut :
• Menghentikan pendarahan (apabila ada)
• Mengangkat kaki lebih tinggi dari kepala
• Akses intravena
• Pemberian infus saline
4. Disability
Disability menilai tentang tingkat kesadaran, dapat dengan
cepat dinilai menggunakan metode AVPU :
• A (alert) – Kewaspadaan
• V (voice responsive) – Respon Suara
• P (pain responsive) – Respon Rasa Nyeri
• U (unresponsive) – Tidak Responsif
• Reflex pupil terhadap cahaya
• Kadar gula darah
• Gerakan (movement)
Penanganan masalah disability adalah sebagai berikut :
• Tangani jalan napas
• Manajemen pernapasan
• Manajemen sirkulasi
• Pemulihan posisi
• Manajemen glukosa untuk hipoglikemia
5. Exposure
Adanya suatu trauma dapat mempengaruhi
exposure, reaksi kulit, adanya tusukan dan
tanda-tanda lain yang harus diperhatikan. Dalam
penilaian exposure dapat diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
• Eksposur kulit
• Keadaan suhu tubuh
Penanganan masalah exposure adalah sebagai
berikut :
• Berikan perawatan untuk mengatasi trauma
• Ceri penyebab utama

Anda mungkin juga menyukai