Anda di halaman 1dari 6

Acute Liver Failure + Drug Induced Liver

Injury ec OAT + Drug reaction with


eosinophilia and systemic symptoms + TB
mammae Dextra + Hipoglikemia ec Iiver
involvement + Hiponatremia ec low intake
PR TINJAUAN KASUS KIMIA
Dipresentasikan : Selasa, 7 Desember 2021
Oleh : Jerry Tjoanatan
Pembimbing : Tiene Rostini, dr. Sp.PK(K)
1. Pemeriksaan amonia darah dapat dikerjakan dimana? Sampel
apa yang digunakan? Dan apakah menggunakan sampel
aerob atau anaerob? (dr. Nina Tristina, Sp.PK(K), MKM)
a. Untuk pemeriksaan amonia darah tidak dapat dikerjakan di area Bandung ,
harus dirujuk ke Prodia pusat.
Pada LabKesDa Jabar, UPTD Lab Dinas ESDM dan Balai Besar Pulp dan Kertas
Bandung terdapat pemeriksaan amonia tapi khusus untuk sampel air
b. Sampel yang direkomendasikan adalah sampel plasma heparinisasi (lithium-
heparin), oxalate atau EDTA, direndam dalam es setelah pengambilan sampel,
disentrifugasi segera saat tiba di laboratorium, dimasukan ke aliquot dan
dianalisis dalam waktu 15-30 menit.
Stabilitas :
Amonia stabil selama kurang dari 15 menit pada 4 °C.
Pada plasma yang sudah dipisahkan dalam waktu 30 menit setelah
pengambilan  stabil selama 2 jam apabila disimpan pada suhu 2 - 8°C.
c. Sampel amonia darah dianjurkan untuk anaerob namun tidak diharuskan
secara ketat karena
◦ Kadar amonia dalam plasma heparinisasi bergantung pada pH.
• Δ substansial pCO2  Δ laju pembentukan amonia. Pada deplesi CO2 (pH> 8)
 pembentukan amonia dipercepat.
◦ Rekomendasi Urea Cycle Disorders Conference Group 
• tabung bebas amonia,
meminimalkan pelepasan
• didinginkan sebelumnya, disimpan dalam es, dan
amonia pre analisis.
• segera dikirim ke lab
◦ Pengujian berbasis microplate diffusion : dipengaruhi gradien pH
transmembran dalam pengukuran fluorokrom rasiometrik  sensitif pH,
• sinyal fluoresensi yang berkorelasi dengan konsentrasi amonia dalam sampel.
Penelitian F da Fonseca-Wollheim dkk (1992) : dalam container tertutup dengan /
tanpa udara atmosfer  penurunan pCO2 darah / peningkatan nilai pH tidak diamati
selama penyimpanan 15 menit pada 0 - 20 °C.
Sumber Pustaka
1. Dukic, L., & Simundic, A.-M.. Short-term and long-term storage stability of heparin
plasma ammonia. Journal of Clinical Pathology. 2015 : 68(4), 288–291.
2. Wurts, William. Daily pH Cycle and Ammonia Toxicity. World Aquaculture. 2003 34.
20-21.
3. Maranda, B., Cousineau, J., Allard, P., & Lambert, M. False positives in plasma
ammonia measurement and their clinical impact in a pediatric population. Clinical
Biochemistry. 2007 :40(8), 531–535.
4. Ferreira, T. B., Carrondo, M. J. T., & Alves, P. M. Effect of ammonia production on
intracellular pH: Consequent effect on adenovirus vector production. Journal of
Biotechnology. 2007: 129(3), 433–438.
5. da Fonseca-Wollheim F, Heinze KG. The influence of pCO2 on the rate of ammonia
formation in blood. Eur J Clin Chem Clin Biochem. 1992 Dec;30(12):867-9.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai