Anda di halaman 1dari 50

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

LOGO
PENGERTIAN

Sistem pengapian bertujuan untuk


mengahasilkan arus listrik bertegangan tinggi
untuk kebutuhan pembakaran campuran bahan
bakar dalam udara dalam ruangan bakar. Pada
dasarnya rangkaian pada sistem pengapian ada
dua yaitu pengapian primer dan pengapian
sekunder. Pada rangkaian primer sistem
pengapian mencakupseluruh komponen yang
bekerha dengan tegangan rendah, dari batrai
atau alternator, sedangkan rangkaian sekunder
bekerja pada tengangan tinggi seperti pada
komponen yang ada setelah terminal outputkoil
sampai pada masa busi.
FUNGSI

Untuk membangkitkan bunga api pada busi saat


piston berada pada TMA (Titik Mati Atas)
KOMPONEN
BATTERY

Aki yang disebut juga accumulator adalah komponen penyimpan


arus listrik yang biasa digunakan untuk menyalakan sebuah
rangkaian kelistrikan ditempat dimana tidak ada sumber listrik.
Pada kendaraan, sebenarnya aki hanya dipakai untuk menyalakan
motor starter dan menyalakan semua kelistrikan kendaraan disaat
mesin dalam keadaan mati.
Itu karena mobil dan motor memiliki sumber energi listrik yang
dinamakan altenator, altenator ini selain berfungsi sebagai sumber
listrik pada kendaraan juga digunakan untuk mengisi ulang arus
listrik pada aki.
Sehingga, meski aki kendaraan tidak pernah dicharge, tidak ada
istilah low battery seperti pada ponsel kita.
IGNITION SWITCH

Berfungsi untuk memutuskan dan


menghubungkan listrik pada rangkaian atau
mematikan dan menghidupkan sistem
dikendaraan. Kunci kontak pada kendaraan
memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama
pada kontak adalah terminal B dihubungkan ke
baterai, Terminal IG/ON dihubungkan ke koil
pengapian dan beban lain, Terminal ST ke
selenoid starter dan Terminal ACC terhubung ke
aksesoris kendaraan seperti radio, tape dan
lain-lain.
IGNITION COIL

Fungsi koil adalah untuk mengubah tegangan


listrik yang normalnya hanya 12V menjadi
ribuan volt untuk dapat menciptakan lompatan
bunga api pada celah busi. Untuk besar atau
kecilnya tegangan yang dibutuhkan tentunya
berbeda untuk masing-masing mobil. Hal
tersebut tergantung dari banyak parameter.
Juga tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil
tidak hanya stuck pada satu voltage (tegangan)
saja, bisa 5000 volt hingga 25.000 volt, bahkan
pada beberapa sistem pengapian mobil
berperforma tinggi dapat mencapai 40.000 volt.
Cara Kerja Ignition Coil

Arus listrik mengalir melalui kumparan primer,


sehingga terbentuklah magnit disekeliling inti
koil. Apabila dengan tiba-tiba diputuskan aliran
listrik tersebut, yaitu dengan membukanya
platina pada distributor, maka inti koil akan
kehilangan kemagnitan sehingga menyebabkan
terbangkitnya listrik tegangan tinggi, yaitu 300-
400 volt pada kumparan primer, sedangkan
pada kumparan sekunder akan terbangkit listrik
bertegangan 15.000 – 20.000 volt.
KONDENSATOR

Kondensator yang digunakan pada sistem


pengapian konvensional yang menggunakan
platina berfungsi untuk menyerap loncatan
bunga api yang terjadi pada platina saat platina
mulai membuka. Dan pada saat platina mulai
menutup, maka arus yang disimpan pada
kondensator akan di keluarkan dengan tujuan
menambah aliran arus primer. Mengingat fungsi
kondensator sangat penting pada sistem
pengapian konvensional yang menggunakan
platina maka perlu dilakukan pengecekan pada
komponen kondensator ini.
DISTRIBUTOR

Distributor berfungsi untuk menyalurkan


tegangan tinggi dari kumparan sekunder koil
menuju ke masing-masing busi sesuai dengan
FO nya (firing order).

Urutan Pengapian (FO)


Mesin 3 Silinder = 1-3-2
Mesin 4 Silinder = 1-3-4-2
Mesin 6 Silinder = 1-5-3-6-2-4
Mesin 8 Silinder Type V =
Left= 1-3-5-7
Right = 2-4-6-8
SPARK PLUG

Busi pada sistem pengapian berfungsi untuk


meloncatkan bunga api di antara elektroda
tengah dan elektroda samping busi, sehingga
nantinya loncatan bunga api ini akan digunakan
untuk membakar campuran bahan bakar dan
udara. Celah standart busi yang diijinkan
adalah 0,70mm – 0,80mm
Bagian-bagian Spark Plug

 Terminal berfungsi sebagai penghubung antara busi dengan koil


pengapian. Biasanya terminal busi memiliki konektor berupa
plug, namun ada juga yang menggunakan konektor dengan
model terminal kabel.
 Ribs adalah lekuk-lekuk yang ada pada bagian insolator. Ribs
berfungsi sebagai patokan jarak antara inti elektroda dengan
ground. Semakin jauh jaraknya ambatan antar inti besi dan
ground semakin besar hingga tegangan tidak dapat lompat dari
inti besi ke ground sekitar busi.
 Insulator bagian busi yang berfungsi untuk memberikan
topangan mekanik bagi inti elektroda yang berada ditengahnya
sekaligus sebagai isolator elektrik terhadap tegangan tinggi yang
akan mengalir di inti elektroda. Umumnya insulator terbuat dari
keramik atau porselen
 Insulator Tip teletak pada bagian ujung busi. Bagian ini akan
mengalami pembakaran pada ruang bakar, jadi bahan insulator
tip biasanya terbuat dari bahan yang tahan panas. Biasanya,
insulator tip akan tetap kuat menahan panasnya proses
pembakaran hingga 600 derajat celcius dan mampu menahan
beban hingga 60.000 Volt.
 Seal adalah sebagai penyegel atau pembatas agar kompresi yang
ada pada ruang bakar tidak mengalir keluar.
 Metal Case adalah sebagai pengunci busi ke silinder head. Metal
case juga memiliki fungsi lain diantaranya sebagai konduksi
hingga panas dari busi bisa dikonduksikan ke tempat lain, selain
itu metal case juga berfungsi sebagai sebagai ground pada busi.
 Centre Electrode terbuat dari bahan campuran dari nikel,
tembaga dan chromnium. Inti dari centre electrode terhubung
dengan bagian kepala busi melalui melalui penghubung internal
yang di selubungi oleh keramic insulatornya.
 Ground ,bagian ini adalah bagian paling ujung busi yang
bersinggungan langsung dengan body. Pada bagian ini elektron
akan melompat elektroda inti ke ground terdekat. Biasanya
bagian ini terbuat dari bahan yang memiliki daya hantar yang
baik.
BREAKER POINT / PLATINA
Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan
arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer pada ignition coil untuk menghasilkan
arus listrik tegangan tinggi pada kumparan
skunder pada ignition coil, dengan jalan induksi
magnet listik (electromagnetic induction).
Platina bekerja seperti switch (saklar) yang
menyalurkan supply listrik dari kumparan
primer koil ke massa dan memutuskan aliran
listrik tersebut untuk menghasilkan induksi
tegangan tinggi. Pembukaan dan penutupan
platina digerakkan secara mekanis oleh
cam/nok yang menekan bagian tumit dari
platina pada interval waktu yang ditentukan.
Celah standart yang dijinkan 0,40-0,50 mm
Kabel Tegangan Tinggi

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik


tegangan tinggi hasil induksi sekunder koil ke busi. Tegangan yang
dialirkan sebesar 15.000 volt sampai 30.000 volt. Kabel tegangan
tinggi terdiri dari tembaga yang diisolasi dengan karet silikon,
karena arus yang mengalir tegangannya sangat tinggi maka
isolatornya sangat tebal.
Saat listrik mengalir disekeliling kabel timbul medan magnet, pada
kabel tembaga medan magnet cukup besar sehingga mengganggu
gelombang radio. Guna mengatasi hal tersebut maka kabel tegangan
tinggi (kabel busi) terbuat dari serat karbon.
Vacum Advancer

Saat kendaraan pada kondisi beban rendah dan


menengah, maka kecepatan campuran antara
bahan bakar dan udara juga rendah
dikarenakan engine bekerja pada putaran
rendah dan campuran bahan bakar dan udara
masih kurus serta temperatur kerja dari engine
masih rendah, oleh sebab itu waktu yang
diperlukan untuk pembakaran menjadi lebih
lama. Untuk mendapatkan tekanan maksimum
pembakaran tetap bisa dekat sesudah TMA
maka saat pengapian perlu dimajukan.
Pengajuan ini dilakukan oleh sistem vacuum
advancer.
Komponen

Keterangan
1. Plat dudukan platina
2. Pull rod atau batang penarik
3. Membran atau diafragma
4. Spring atau pegas
5. Langkah maksimum
6. Sambungan selang vacum
Cara Kerja

1. Saat Vacuum advans tidak bekrja (pada saat idle dan


beban penuh)
Pada saat katup throttle gas terbuka penuh maka
kevakuman dibawah katup throttle gas menjadi rendah dan
juga pada saat posisi idle saluran vacum advans tertutup
sehingga membran atau diafragma tidak akan tertarik.
Karena membran atau diafragma tidak tertarik maka plat
dudukan platina tidak bergerak atau masih dalam posisi
semula sehingga pengapian tidak akan dimajukkan oleh
vacuum advancer
2. Saat vacuum advans bekerja (pada saat beban rendah
dan menengah )
Pada saat katup throttle gas terbuka sedikit maka
kevakuman dibawah katup throttle menjadi tinggi dan juga
saluran vacuum advans sudah terbuka sehingga membran
atau diafragma tertarik. Karena membran atau diafragma
tertarik maka plat dudukan platina berputar maju
berlawanan arah dengan putaran cam governor sehingga
akibatnya saat pengapian akan maju
Kondisi Vacuum Pada Saluran Vacuum Advancer

1. Saat Idle
Kevacuman terbesar terjadi dibawah katup
throttle gas. Kevacuman ini belum mencapai
saluran vacuum advans, sehingga membran
atau diafragma tidak akan tertarik oleh
kevacuman, oleh karena itu vacuum advancer
tidak bekerja.
2. Saat beban rendah dan menengah
Kevacuman telah mencapai daerah saluran
vacuum advans sehingga membran atau
diafragma akan tertarik oleh kevakuman ini,
oleh karena itu vacuum advancer akan bekerja.
3. Saat beban penuh
Saat katup throttle gas dibuka penuh maka
kevakuman akan menjadi kecil sehingga
kevacuman ini tidak akan mampu menarik
membran dan diafragma, karena itu vacuum
advancer tidak bekerja.
Cara Kerja Sistem Pengapian

Ketika kunci kontak di “ON” ke posisi IG arus


listrik dari baterai mengalir ke koil (+) di dalam
koil listrik tersebut terinduksi diri pada inti besi,
pada dua buah kumparan yaitu primer coil dan
sekunder coil yang kemudian listrik tersebut di
ubah dari tegangan rendah menjadi tegangan
tinggi. Kemudian dialirkan lagi ke distributor
lalu terus mengalir ke dalam rotor yang sedang
berputar.
Pada saat bersamaan sebagian kecil arus listrik
yang berasal dari koil mengalir masuk ke dalam
kondensor dan bertemu dengan arus listrik dari
rotor lalu listrik tersebut di distribusikan ke
tiap-tiap busi sesuai firing order
Pemeriksaan Saat Pengapian

1. Pertama-tama periksa posisi oktan selektor, posisi


oktan selektor harus tepat pada standar. Stel posisi
oktan selektor seperti pada gambar dibawah ini :

2. Lepaskan selang kevakuman yang menuju ke vacum


diafragma di distributor, kemudian sumbatlah ujung
dari selang vakumnya.
3. Nyalakan mesin, biarkan mesin berputar idle.
4. Pasangkan timing light dengan benar. Pada gambar A,
kabel 1 dipasangkan ke kabel busi no. 1 (sebagai pendeteksi
signal tegangan) sedangkan pada gambar B, kabel 1
dipasangkan ke kabel busi no. 1 (sebagai pendeteksi signal
tegangan), kabel 2 dan 3 ke sumber tegangan, yaitu kabel 2
ke positif baterai (bisa juga ke positif koil) dan kabel 3 ke
negatif baterai (bisa juga ke massa body mesin).
5. Arahkan timing light ke arah puli poros engkol
6. Periksa saat pengapian (untuk kendaraan toyota
kijang seri 5k saat pengapiannya adalah 5o ± 2o
sebelum TMA)
7. Hubungkan kembali selang vakum ke vakum
diafragma di distributor.
8. Matikan mesin
Penyetelan Saat Mesin Hidup

1. Bila saat pengapian tidak tepat maka setel


saat pengapian dengan cara kendorkan
terlebih dahulu baut pengikat distributor,
setelah itu putar distributor sambil
mengarahkan timing light ke arah puli poros
engkol, putar sampai saat pengapian tepat.
2. Setelah pengapian sudah tepat, kencangkan
kembali baut pengikat distributor.
3. Pasangkan kembali komponen-komponen
yang telah dilepas seperti pada keadaan
semula.
Penyetelan Saat Mesin Mati

1. Putar puli poros engkol, dan tempatkan tanda cowakan


pada posisi saat pengapian 5 o ± 2o pada Top 1 akhir langkah
kompresi.
2. Buka tutup distributor, dan kemudian lepaskan rotor.
3. Kendorkan baut pengikat distributor
4. Putar kunci kontak pada posisi ON.
5. Putarkan secara pelan-pelan distributor sampai terlihat
percikkan bunga api pada platina.
6. Jika sudah terlihat percikkan bunga api pada
platina, putar kunci kontak ke posisi Off
kemudian kencangkan kembali baut pengikat
distributor.
7. Pasang kembali rotor dan tutup distributor
dengan benar.
8. Periksa kembali saat pengapian
menggunakan timing light
Penyetelan Platina dan Pemeriksaan
Sudut Dwell

1. Buka tutup distributor


2. Lepas rotor pada distributor
3. Putar pulli poros engkol menggunakan kuci
ring sampai ebonit pada platina menyentuh
ujung nok, sehingga platina membuka paling
lebar.
4. Bersihkan ujung platina dari kemungkinan kotor ataupun
terdapat oli karena kotoran dan oli yang berada diujung
platina dapat menyebabkan terjadinya kesalahan saat
penyetelan platina.
5. Ambil feeler gauge dan bersihkan permukaan bilah-
bilahnya dari kemungkinan kotor dan terkena oli, kemudian
cari ketebalan bilah feeler gauge 0,45mm  karena spesifikasi
celah platina pada kijang 5k yaitu 0,45mm
6. Masukkan bilah feeler gauge yang ukurannya 0,45mm
kedalam celah platina
7. Kendorkan sedikit 2 sekrup yang mengikat platina
8. Setel celah platina menggunakan obeng
minus, geser obeng minus kekanan atau kekiri
untuk memperbesar atau memperkecil celah
platina.
9. Setelah selesai melakukan penyetelan celah
platina, kemudian pasang kembali rotor dan
tutup distributor.
10. Setelah komponen-komponen sudah
terpasang kembali, lakukan pemeriksaan sudut
dwell nya.
11. Ambil dwell tester, pasang probe merah ke
minus coil dan probe hitam ke ground atau
massa engine.
12. Setelah itu hidupkan engine dan baca sudut
dwellnya, spesifikasi sudut dwell pada engine kijang
5k adalah 52 derajat kurang lebih 4 derajat. Bila
sudut dwell tidak sesuai spesifikasi maka lakukan
penyetelan ulang celah platina,
13. Bila sudut dwell melebihi spesifikasi maka celah
platina terlalu sempit, sedangkan jika sudut dwell
kurang dari spesifikasi berarti celah platina terlalu
besar.
Sudut Pengapian dan Dwell

Sudut pengapian yaitu sudut putar dari cam


atau nok distributor mulai dari saat kontak
pemutus atau platina membuka (sudut A)
sampai kontak pemutus atau platina mulai
membuka kembali pada tonjolan cam atau nok
berikutnya (sudut C)
Sudut pengapian dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus berikut ini :

Sudut pengapian (a) = 360o : Z


Z = jumlah silinder

Misalnya, untuk motor yang memiliki 4 silinder


yaitu sudut pengapiannya adalah:
Sudut pengapian (a) = 360o : 4 = 90o poros cam
atau nok
Sudut dwell yaitu sudut saat kontak pemutus atau platina
menutup. Sudut dwell dapat ditunjukkan dengan gambar
berikut ini :

Keterangan :
 A sampai B merupakan sudut buka kontak pemutus atau
platina
 B sampai C merupakan sudut tutup kontak pemutus atau
platina
Sudut dwell terjadi saat kontak pemutus
(platina) pada posisi B sampai C atau lebih
jelasnya sudut dwell terjadi ketika sudut putar
cam atau nok distributor mulai dari saat kontak
pemutus (platina) menutup (posisi B) sampai
dengan kontak pemutus atau platina mulai
membuka (posisi C) pada tonjolan cam
berikutnya dengan satuan derajat poros cam

Sudut dwell dapat dihitung dengan rumus :


 Sudut dwell = 60% x sudut pengapian = 60%
x 360o : Z (dengan tingkat toleransi sebesar
± 2o
TES FORMATIF

1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian


2. Sebutkan komponen utama dari sistem
pengapian !
3. Apa yang kalian ketahui tentang vacum
advancer ? Jelaskan !
4. Jelaskan cara kerja dari sistem pengapian !
5. Hitung berapa sudut pengapian dan sudut
dwell kendaraan yang memiliki 6 silinder !

Anda mungkin juga menyukai