Anda di halaman 1dari 15

ANALISA DIAGNOSIS

PENYAKIT
Disusun Oleh :
Riski Nabillah Putri
1804034084
Diagnosa dan Gejala
Seorang pasien perempuan berumur 35 tahun mengalami gejala demam 3 hari. Disamping itu ibu tersebut juga nyeri
pada perut, mual, muntah, BAB cair. Oleh dokter ibu tersebut dianjurkan pemeriksaan. Dengan hasil sebagai berikut :

• Hemoglobin = 11,5 g/dL


• Leukosit = 7.500 sel/mm3
• Trombosit = 390.000 uL
• Eritrosit = 4.000.000 sel/mm3
• Hematokrit = 35%
• Salmonella thypi O = 1/160
• Salmonella thypi H = 1/320
• Salmonella parathypi AO = 1/160
Pertanyaan :
• A. Bagaimana analisis hasil laboratorium diatas ?
• B. Apakah penyakit yang diderita ?
• C. Apakah pemeriksaan lanjutannya ?
• D. Tinjauan Pustaka
Bagaimana Analisis Hasil Laboratorium
Tersebut ?
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan :
1. kadar Hemoglobin yang rendah
2. jumlah Leukosit normal
3. jumlah Trombosit normal
4. nilai Eritrosit normal
5. kadar Hematokrit yang rendah
6. serologi typhi O yang mengarah ke demam tifoid
7. serologi typhi H terdiagnosis demam tifoid
8. serologi paratyphi AO yang mengarah ke demam tifoid
Apakah penyakit yang diderita ?

• Penyakit yang diderita adalah penyakit tipes atau demam tifoid. Dimana
peyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella thyphi dan menular
melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh bakteri
Salmonella thyphi.
Apakah pemeriksaan lanjutannya ?
1. Tes Widal
• Tes widal adalah tes yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis tifus. Pertama, dokter akan bertanya
seputar riwayat penyakit. Kemudian, dilanjutkan dengan pertanyaan seputar kebersihan makanan dan tempat
tinggal, serta keluhan yang dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa
suhu tubuh, melihat tampilan permukaan lidah, memeriksa bagian perut mana yang nyeri, dan mendengarkan
bunyi usus dengan stetoskop.
• Dalam pemeriksaan widal, pengidap akan diambil darah sebagai sampel. Setelah itu, sampel darah akan dikirim
ke laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, sampel darah akan ditetesi dengan bakteri Salmonella yang
sudah dimatikan dalam bentuk antigen O (badan bakteri) dan antigen H (ekor atau flagel bakteri). 
• Kedua antigen tersebut diperlukan karena antibodi untuk badan bakteri dan flagel bakteri dapat berbeda.
Selanjutnya, sampel darah diencerkan sampai puluhan atau ratusan kali. Bila setelah berulang kali diencerkan
antibodi tetap terbukti positif, maka individu tersebut dianggap mengidap tipes. 
Apakah pemeriksaan lanjutannya ?
2. Tes Tubex
• Tubex merupakan alat uji yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan
antibodi IgM anti-O9 dalam darah. Antibodi tersebut dihasilkan secara
otomatis oleh sistem imun saat tubuh terinfeksi oleh bakteri Salmonella
typhi. Jadi, apabila tes Tubex mendeteksi antibodi IgM anti-O9 dalam
sampel darah  menandakan seseorang tersebut positif mengidap tipes. 
Apakah pemeriksaan lanjutannya ?
3. Pemeriksaan Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukosistosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
Dapat pula ditemukan anemia ringan dan trombositopeni. Pemeriksaan
hitung jenis leukosit dapat terjadi aneosinofilia maupun limfopeni laju
endap darah dapat meningkat.
Apakah pemeriksaan lanjutannya ?
4. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT, SGPT ini tidak memerlukan penanganan
khusus.
Tinjauan Pustaka
Penyebab dari penyakit tipes atau demam tifoid ini adalah bakteri
Salmonella typhi. Biasanya bakteri ini disebarkan melalui:
• Feses dan urine penderita yang mengkontaminasi air atau makanan
• Bakteri Salmonella typhi juga dapat menyebar melalui kontak langsung
dengan orang yang telah terinfeksi (penyajian makanan oleh orang yang
sedang mengalami demam tifoid).
Tinjauan Pustaka
Imunitas humoral pada demam tifoid berperan dalam menegakkan
diagnosis berdasarkan kenaikan titer antibodi terhadap antigen bakteri
Salmonella typhi. Imunitas seluler berperan dalam penyembuhan penyakit,
berdasarkan sifat antigen yang hidup intraselluler. Adanya rangsangan antigen
bakteri akan memicu respon imunitas humoral melalui sel limfosit B, kemudian
berdiderensiasi menjadi sel plasma yang akan mensintesis immunoglobulin (Ig).
Antibodi O IgM akan terbentuk pertama kali setelah tubuh terinfeksi Salmonella
typhi. IgM bersifat sementara, kemudian akan terjadi peningkatan antibodi
terhadap flagela H (IgG). IgM akan muncul pada hari ke 3-4 demam
Tinjauan Pustaka
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika
dibanding dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 – 20 hari.
Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat. Gejala-
gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat,
dari asimptomatik hingga gambaran penyakit yang spesifik disertai
komplikasi hingga kematian.
Kesimpulan
Demam tifoid merupakan infeksi saluran pencernaan yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid umumnya tidak memiliki gejala
spesifik dan pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan gold standard.
Demam tifoid berkaitan erat dengan sanitasi yang buruk. Pilihan antibiotik
untuk demam tifoid adalah golongan dari fluoroquinolon.
Daftar Pustaka
1. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1005/4/4.Chapter2.pdf
2. http://eprints.ums.ac.id/20509/3/BAB_II.pdf
3. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk3642006.pdf
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai