Anda di halaman 1dari 11

Ilmu biomedik dasar

Anatomi
Dan
Fisiologi
Pencernaan
Meira safira salsabila
(202101016)
PENGERTIAN
• Gastroenteritis adalah suatu keadaan inflamasi pada usus yang ditandai
buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja
yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya; dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu (Suharyono, 2008).

• Gastroenteritis adalah suatu inflamasi yang terjadi di usus ditandai dengan keadaan

dimana buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau

200ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3

kali sehari. Buang air besar encer tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah (Sudoyo,

2002). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan gastroenteritis

adalah suatu penyakit inflamasi usus dan lambung yang ditandai dengan keadaan buang
Anatomi dan Fisiologi

● Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut,


tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus.
● Fisiologi sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi
untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-
zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem
pencernaan yaitu :
● Mulut
● Tenggorokan (faring)
● Kerongkongan (esofagus)
● Lambung
● Usus halus (Usus kecil)
a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
b. Usus Kosong (Jejenum)
c. Usus Penyerapan (Illeum)
● Usus besar (kolon)
● Rektum dan anus
Etiologi dan Predisposisi
Suharyono (2008) dan Sudoyo (2002) menyebutkan bahwa penyebab dari gastroenteritis antara lain :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis.
Penyebab infeksi internal adalah virus, bakteri dan parasit:

a). Infeksi Virus

1. Retovirus: Retovirus merupakan penyebab tersering. Sering didahulu atau disertai dengan
muntah. Biasanya timbul sepanjang tahun terutama pada musim dingin. Dapat ditemukan demam atau
muntah.

2. Enterovirus: Biasanya timbul pada musim panas.


3. Adenovirus: Sering timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada saluran
pencernaan/ pernafasan.
b). Infeksi Bakteri
○ Sigella: Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September. Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun. Gejala
muntah tidak menonjol.
○ Salmonella: Bakteri menembus dinding usus. Gejala yang sering muncul diantaranya feses berdarah,
mukoid, mungkin ada peningkatan temperature, muntah tidak menonjol, terdapat sel polos dalam feses,
masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari, organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulanbulan.
○ Escherichia coli: Menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan enterotoksin.
○ Campylobacter: Biasanya bersifat invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus). Gejala yang sering
timbul kram abdomen yang hebat, muntah / dehidrasi jarang terjadi
Yersinia Enterecolitica: Gejala yang sering timbul adalah feses mukosa, sering didapatkan sel polos pada
feses, nyeri abdomen yang berat, diare selama 1-2 minggu, sering menyerupai apendicitis.

c). Infeksi Parasit karena Cacing (ascaris, strongyloides, protozoa, jamur)

d). Infeksi Parenteral


● Ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut (OMA), tonsillitis, bronkopneumoni, ensefalitis dan lain-
lain.
2). Faktor Non Infeksi
a. Malabsorbsi karbohidrat, protein dan lemak
b. Faktor makanan: Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
3). Faktor Imun
Defisiensi imun terutama SIAg (Secretory Imunoglobulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri/ flora usus dan jamur terutama candida.
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan gastroenteritis menurut Sudoyo (2002) berupa rehidrasi, dan medikamentosa.
1). Rehidrasi Oral atau Intravena
a. Cairan per oral: Cairan yang diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl, dan Na, HCO,
Kal dan Glukosa
b. Cairan Parentral.
1). Dehidrasi Ringan: 1 jam pertama 25 – 50 ml/kgBB/hari, kemudian 125 ml/kgBB/oral.
2). Dehidrasi sedang: 1 jam pertama 50 – 100 ml/kgBB/oral kemudian 125ml/kgBB/hari
3). Dehidrasi berat: 1jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit, 16 jam
berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral.

c. Pemasangan NGT bila kehilangan cairan berat, gagal terapi dehidrasi oral dan gagal mencoba
berulang kali saat akses intra vena
2). Medikamentosa
Obat yang perlu diberikan adalah obat anti sekresi, obat anti spasmolitik dan obat antibiotik
. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada pasien gastroenteritis menurut
Doengoes (2000) adalah:
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan yang
berlebih
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
makanan tidak adekuat
3. Gangguan pola eliminasi fekal: diare berhubungan dengan peningkatan
peristaltik usus
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang sering
5. Cemas berhubungan dengan krisis situasi karena perubahan status kesehatan dan
hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai