Anda di halaman 1dari 17

ANTICIPACTORY

GUIDANCE

OLEH:
KELOMPOK 1
ARDIANSYAH HASBI
NURBAETI
FITRIANI NUR
REZKI MUTIARA KARINA ARTAB
DEFINISI

Anticipatory Guidance
 merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui
terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan
membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk
mengantisipasi hal-hal yang terjadi pada setiap tingkat
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan
anak.Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua
tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar
akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak.
Tahapan Usia Anticipatory Guidance

1.Anticipatory Guidance Pada Masa Bayi (0-12 Bulan)


a.Usia 6 (enam) bulan pertama
 Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya, terutama pada
ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan.
 Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai
kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan
melalui tangisan.
 Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya
perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama.
 Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang tuanya.
 Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan.
 Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan perkembangan 
bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respon social anak misalnya dengan
tertawa/tersenyum.
 Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bagi bayi
misalnya imunisasi.
 Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat.
b.Usia 6 (enam) bulan kedua
 Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal
(stranger anxiety).
 Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya
serta menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebut.
 Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin
meningkatnya  mobilitas (pergerakan si bayi).
 Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata daripada
hukuman badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil, gunakan 1 pukulan pada
kaki atau tangannya.
 Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya
berkelakuan baik dari pada ketika ia menangis.
 Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa
ingin tahu bayi meningkat.
 Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti
ibu yang menyusui.
 Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan.
 Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya.
2. Anticipatory Guidance Pada Masa Toddler (1-3 Tahun)
a.Usia 12-18 bulan
Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toodler terutama negativism.
Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta
peningkatan asupan makanan padat.
Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai.
Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab
utama gigi berlubang.
Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah.
Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk meminimalkan
negativism, tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan
disiplin yang sesuai.
Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak.
b. Usia 18-24 bulan
Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain.
Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru.
Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan
kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang.
Mendiskusikan metode disiplin yang ada.
Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training.
Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak.
Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu
mengalami stress.
Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua.
Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan,
frustasi dan kejengkelan dalam merawat anak usia toodler.
c.Usia 24-36 bulan
Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak
untuk dilibatkan dalam kegiatan.
Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet
training.
Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler
terutama untuk bahasa yang diungkapkan.
Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar
dan nyata, hindari kebingungan dan salah pengertian.
Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play
group.
3.Anticipatory Guidance Pada Masa Preschool (3-5 Tahun)
Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya
jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya,
pencegahan kecelakaan dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat,
dan kurang menekankan pada alas an-alasannya. Sekarang proteksi pagar,
penutup stop kontak disertai dengan  penjelasan secara verbal dengan alas
an yang tepat dan dapat dimengerti.
Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua
maupun anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam
melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang
tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanak-
kanak, maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan di luar keluarga,
seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau mengembangkan karier.
Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak
umur 3, 4, 5 tahun.
1. Usia 3 tahun
Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.
Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan.
Mengantisipasi perubahan perilaku agresif.
Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternatif pilihan pada saat
anak bimbang.
Perlunya perhatian ekstra
2.Usia 4 tahun
Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik
dan bahasa yang mengejutkan.
Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua.
Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan
anak pad ataman kanak-kanak selama setengah hari.
Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada
anak.
3. Usia 5 tahun
Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative
lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya.
Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah.
Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.
Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.
4.Anticipatory Guidance Pada Masa Usia Sekolah (6-12 Tahun)
a.Usia 6 tahun
Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan
teman.
Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.
Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah.
Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan
menyiapkan kamar tidur yang berbeda.
b. Usia 7-10 tahun
Menakankan untuk mendorong kebutuhan akan
kemandirian.
Tertarik beraktifitas diluar rumah.
Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas.
c. Usia 11-12 tahun
Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang
perubahan tubuh pubertas.
Anak wanita pertumbuhan cepat.
Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.
Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada
Anak

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat


menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian
adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan.
Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan
anak, menyadari karakteristik perilaku yang
menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-
faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak.
Faktor-faktor Yang Menyebabkan
Kecelakaan :
1.Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah.
2. Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif,  semakin besar akan semakin tahu mana
yang bahaya.
3.Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh.
• Cara Pencegahan :
1.Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak.
2.Kualitas asuhan meningkat.
3.Lingkungan aman.
• Bahaya umum yang harus diperhatikan ortu:
1.Lantai rumah yang basah atau licin
2.Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan
3.Alat makan dari bahan pecah belah
4.Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat dijangkau anak
5.Adanya sumur yang terbuka
6.Adanya parit di depan/samping rumah
Upaya yang dapat dilakukan ortu di rumah:
1.Benda tajam disimpan di tempat yang aman
2.Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup
3. Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci
4.Amankan kompor dan berikan penutup yang aman
5.Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
6.Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga
7.Sekring listrik harus tertutup
8.Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen
9.Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar
yang tertutup rapat
10.Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak
1.Masa Bayi
Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2.
Pencegahan
a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
2. Masa Toddler
Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
3.Pra Sekolah
Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda tajam, akibat
naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan.
Pencegahan ada 2 cara ;
1. Mengontrol lingkungan.
2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.
Jauhkan korek api dari jangkauan.
Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak.
Mendidik anak : Cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalulintas, cara mengendarai  peran orang
tua = perlu belajar mengontrolàsepeda yang aman  lingkungan.
4.Usia Sekolah
Anak sudah berpikir sebelum bertindak.
Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.
Perawat mengajarkan keamanan:
Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
Aturan yang aman dalam berenang
Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.
Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.
5.Remaja
Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur,
luka pada kepala.
Kecelakaan karena olah raga.
Pencegahan:
a.Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
sebelumnya ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
b.Menggunakan alat pengaman yang sesuai.
c.Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan
olah raga.

Anda mungkin juga menyukai