Anda di halaman 1dari 21

IKTERUS PATOLOGIS PADA BAYI

DENGAN OBSTRUKSI BILIER


Ahmad Sirojuddin 102018050
Debi Kurniawan 102019075
Parisca Maya 102017048
Virgina Maurila 102019017
Byanca Lauwardi 102019061
Lisda Nurhidayatin 102019090
Ellinn Benecia 102019124
Jessie Miranda 102019165
Skenario 8
Bayi usia 3 bulan dibaawa orang tuanya ke dokter
dengan keluhan kuning pada seluruh tubuhnya

 Rumusan Masalah: Bayi usia 3 bulan, datang


dengan keluhan kuning pada seluruh tubuhnya
Mind Map
Anamnesis
 Terlihat kuning sejak 3 hari dan akan semakin
menguning dan berwarna hijau
 Rewel
 sering menggaruk kulitnya
 tidak ditemukan riwayat demam dan muntah
 riwayat BAB tinja pucat seperti dempul
 riwayat BAK urin gelap seperti teh pekat
Pemeriksaan Fisik
 ttv batas normal
 sklera ikterik (+)
 seluruh tubuh dan mukosa terlihat kuning
kehijauan (jaundice)
 abdomen tampak membuncit
 palpasi adanya hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang
 Bilirubin serum
 Tes fungsi hati
 Tes urin dan feses
 Tes usg

 Hasil lab Bilirubin direk meningkat


Ikterus Neonatorum
 Ikterus Fisiologis
 2-3 hari pasca lahir dan akan membaik 10-14 hari
 sembuh tanpa penggunaan obat
 Nilai bilirubin normal direk 0,2 hingga 1,2 mg/dL.
 Ikterus Patologis
 kurang dari 24 jam dan berlangsung lama
 Warna feses dempul dan urin berwarna kuning tua
 Bilirubin 3 mg/dL
Obstruksi bilier
 kondisi yang mengacu kepada penyumbatan
sistem saluran empedu sehingga dapat
menimbulkan gangguan aliran empedu dari
hati ke saluran usus
Epidemiologi
 1 : 2.500 -> sering terjadi pada ras Asia
 premature > lahir cukup bulan
 Bayi dengan kelamin laki-laki > bayi dengan
kelamin perempuan
 Obstruksi bilier yang paling sering dialami
oleh anak ialah atresia bilier
Etiologi
 Intrahepatik: hepatitis, cedera hati akibat obat,
kolangitis bilier primer, kolangitis sklerosis
primer, dan penyakit infiltratif
 Ekstrahepatik: choledocholithiasis (batu
empedu), kista choledochal, primary sclerosing
cholangitis (PSC), fibrotik, kolangiokarsinoma
(kanker saluran empedu), kanker kepala
pankreas, karsinoma atau adenoa ampullary,
penyakit infeksi seperti kolangiopati parasit
(Clonorchis sinensis Ascaris lumbricoides), ,
penyakit inflamasi dan autoimun seperti
kolangiopati AIDS dan kolangiopati autoimun
Metabolisme Bilirubin
Patogenesis
Manifestasi klinis
 Nyeri perut kuadran kanan dan mengalami
sakit istemik seperti demam, mual, muntah,
rasa gatal, lalu juga penurunan berat badan
 Jaundice. Nilai bilirubin normal direk 0,2
hingga 1,2 mg/dL. Sedangkan pada penyakit
kuning ditemukan 3 mg/dL
 feses yang berwarna pucat atau dempul dan
urin berwarna pekat
Klasifikasi tingkat keparahaan obstruksi
 Tipe I : Obstruksi lengkap  
Obstruksi ini memberikan gambaran ikterus. Biasanya terjadi
karena tumor kaput pancreas, ligasi duktus biliaris komunis,
kolangiokarsinoma, tumor parenkim hati primer atau sekunder.
 Tipe II : Obstruksi intermiten

Obstruksi ini memberikan gejala-gejala dan perubahan biokimia


yang khas serta dapat disertai atau tidak dengan serangan
ikterus secara klinik. Obstruksi dapat disebabkan oleh karena
koledokolitiasis, tumor periampularis,divertikel duodeni,
papiloma duktus biliaris, kista koledokus, penyakit hati
polikistik,parasit intra bilier, hemobilia.
Klasifikasi Tingkat Keparahan Obstruksi
 Tipe III : Obstruksi kronis tidak lengkap
Dapat disertai atau tidak dengan gejala-gejala klasik atau perubahan
biokimia yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya perobahan
patologi pada duktus bilier atauhepar. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh
karena striktur duktus biliaris komunis (kongenital, traumatik, kolangitis
sklerosing atau post radiotherapy ), stenosis anastomosis bilio-enterik,
stenosis sfingter Oddi, pankreatitis kronis, fibrosis kistik, diskinesia.
 Tipe IV : Obstruksi segmental

Obstruksi ini terjadi bila satu atau lebih segmen anatomis cabang biliaris
mengalamiobstruksi. Obstruksi segmentalini dapat berbentuk obstruksi
komplit, obstruksi intermiten atau obstruksi inkomplit kronis. Dapat
disebabkan oleh trauma (termasuk iatrogenik), hepatodokolitiasis,
kolangitis sklerosing, kolangiokarsinoma
Tatalaksana
 obstruksi bilier dari etiologi parasit, maka bisa
diberikan albendazole, mebendazole, pyrantel
pamoate
 ERCP (kolangiopankreatografi retrograd
endoskopik),
 pengangkatan endoskopi batu empedu
drainase empedu seperti sfingterotomi
 PTC (kolangiografi transhepatik perkutan)
 laparoskopi dengan dekompresi bilier
 pengangkatan obstruksi dan kolesistektomi
 transplantasi hati
Diagnosis banding
 Atresia Bilier
 Tidak adanya lumen pada traktus bilier
ekstrahepatik sehingga menyebabkan hambatan
pada aliran empedu
 Pada atresia bilier penyebab belum dapat dipastikan
 sirosis hati
 setelah 3 minggu masa kelahiran
Diagnosis Banding
 Kista Duktus Koledokus
 dilatasi kongental pohon bilier
 Penyebab dari pada kista duktus koledokus belum
dapat dipastikan
 sakit perut non spesifik, terdapat ikterus pada
konjungtiva, kulit, dan selaput lendir
Prognosis
 Prognosis dari pada obstruktif bilier sangat
bergantung pada etiologinya. Jika tidak diobati
dengan baik maka dapat menyebabkan sepsis
dan menjadi buruk hingga dapat mengancam
jiwa.
Kesimpulan
 Pasien mengalami ikterus patologis et causa
obstruksi bilier dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahuhi
penyebab pastinya. Pemeriksaan tersebut bisa
dilakukan seperti pemeriksaan usg perut foto
rontgen (cholangiography)

Anda mungkin juga menyukai