SESI PERKULIAHAN 2
www.esaunggul.ac.id
PETA
www.esaunggul.ac.id
o Jadi pembuatan peta merupakan suatu proses dalam
menyajikan informasi mengenai keadaan permukaan
bumi pada bahan (biasanya) kertas menurut aturan-
aturan kartografi. Prosesnya dimulai dari mengolah
informasi ke dalam bentuk simbol-simbol/tanda,
merancang (mendesain) peta, menggambar sampai
pencetakannya.
www.esaunggul.ac.id
PETA MENTAL
www.esaunggul.ac.id
o Seseorang yang sudah lama tinggal di suatu tempat,
akan mempunyal gambaran dalam angan‑angan
LEBIH BAIK DAN AGAK LENGKAP mengenai
penyebaran keruangan obyek-obyek yang telah dikenal
di tempat tersebut. DIBANDING dengan
gambaran‑gambaran anganangan orang yang masih
baru tinggal di tempat tersebut.
Misalnya tentang :
– Bangunan-bangunan rumah, gedung perkantoran,
sekolah, taman
– Tempat‑tempat penting, tempat ibadah, tempat
rereasi
– Jaring‑jaring jalannya, arah, dan lain sebagainya.
www.esaunggul.ac.id
o Komponen yang penting dari penggambaran dalam
angan‑angan ini adalah ;
– Penyusunan obyek‑obyek yang dilihatnya secara
keruangan (spasial management of objects)
– Manusia menyusun obyek‑obyek tersebut secara
keruangan, yang bersifat geografis (geographical
space) yang ada hubungannya dengan kehidupan kita.
o Citra atau gambaran keruangan dalam angan ‑angan ini
merupakan suatu peta dimana benda ‑benda atau
obyek‑obyek dalarn angan‑angannya diletakkan dalarn
lokasi relatifnya
o Peta semacam ini disebut sebagai Peta mental (Mental
Map) atau disebut. juga sebgai Peta kognitif (Cognitif
Map)
www.esaunggul.ac.id
www.esaunggul.ac.id
o Proses pemetaan yang dilakukan seseorang
berdasarkan apa yang diingat dalam anganangannya
(dalam otaknya) disebut sebagai proses pemetaan
kognitif (Cognitive Mapping) yang menghasilkan Peta
Mental, (Mental Map) atau Peta kogntif (cognitive
mapping)
o Sketsa Peta Mental tidak mempunyai skala, tetapi yang
penting‑ menunjukkan posisi relatif berbagai objek
(sesuai dengan posisi rilnya di lapangan) dan juga
mencantumkan arah utara secara Umum
www.esaunggul.ac.id
KLASIFIKASI PETA
1. Peta Dasar
Peta dasar adalah peta yang dijadikan dasar untuk
perencanaan umum wilayah dan pembuatan peta tematik,
karena itu peta dasar adalah peta yang bersifat umum. Peta
Rupa Bumi Indonesia (Peta RBI) yang dibuat oleh Badan
Informasi Geospasial (BIG) adalah peta yang dijadikan peta
dasar nasional. Peta RBI dibuat dengan skala 1 : 100.000, 1 :
50.000 dan 1 : 25.000, dan skala 1 : 10.000. Selain Peta RBI
yang bersifat umum, ada juga peta dasar yang bersifat
khusus misalnya peta dasar kehutanan yang digunakan
sebagai peta dasar khusus di bidang kehutanan.
www.esaunggul.ac.id
2. Peta Tematik
Tema peta adalah subyek yang disajikan pada isi peta dan
menjadi judul peta. Jadi peta Tematik adalah peta yang
hanya menyajikan subyek tertentu sesuai dengan judul peta
tersebut, misalnya; “ Peta Tata Batas Kawasan Taman
Nasional Komodo”, “Peta Tata Guna Lahan di Kabupaten
Bogor”. Peta tematik dapat dibuat oleh berbagai instansi
pemerintah dan swasta misalnya Kehutanan, pertanian,
perkebunan, geologi, kelautan dan lain-lain. Contoh lain
yaitu: Peta Penggunaan Tanah Perdesaan, Peta
Penggunaan Tanah Perkotaan, Peta Kemampuan Tanah,
Peta Tematik Wilayah Pesisir dan Pantai, Peta Tematik
Pulau-Pulau Kecil, Peta Tematik Kawasan Perkotaan, Peta
Tematik Kawasan Perdesaan, Peta Tematik Wilayah Khusus
Perbatasan dan Konservasi, dll.
www.esaunggul.ac.id
JENIS PETA
www.esaunggul.ac.id
2. Berdasarkan bentuk tampilannya:
a. Peta analog dibedakan atas peta planimetri dan peta
stereometri.
1) Peta planimetri adalah peta yang dibuat dalam bentuk
datar (dua dimensi) dapat disebut juga sebagai peta
garis. Peta ini dibuat di suatu bidang datar, dapat
menggunakan kertas ataupun bahan lain. Perbedaan
kenampakan bentuk-bentuk permukaan bumi atau
daratan dan perairan digambarkan dengan perbedaan
warna atau simbol lain.
2) Peta stereometri adalah peta yang dibuat dalam bentuk
timbul (tiga dimensi). Peta ini dibuat berdasarkan bentuk
permukaan bumi yang sebenarnya. Pada peta ini dapat
dilihat kenampakan permukaan bumi dengan relief yang
jelas, misalnya gunung yang tampak menjulang, dataran
dan lembah posisinya lebih berada di bawah.
www.esaunggul.ac.id
b. Peta Foto adalah peta yang dihasilkan dari mosaik foto
udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama dan
keterangan. Peta foto terektifikasi adalah peta foto yang
sudah dilakukan pembetulan dan disesuaikan dengan
proyeksi sentral, sedang yang melalui proyeksi
ortogonal disebut orthofoto.
c. Peta Digital, adalah peta yang merupakan konversi
dalam bentuk digital yang tersimpan dalam komputer.
Peta digital mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan peta analog, antara lain adalah:
Peta ini dibuat dengan menggunakan komputer
sehingga proses pembuatannya lebih cepat dan
hasilnya lebih bagus. Untuk pembaruan (revisi) peta pun
dapat dilakukan lebih cepat. Sedangkan untuk
penyimpanannya, tidak memerlukan ruang sebanyak
yang diperlukan untuk menyimpan peta analog.
www.esaunggul.ac.id
MACAM PETA
www.esaunggul.ac.id
2. Macam Peta menurut Skala Peta.
a. Peta kadaster/peta teknik, berskala 1 : 100 – 1 :
10.000
b. Peta skala besar adalah peta berskala < 1 : 5.000 –
1 : 250.000
c. Peta skala sedang adalah peta berskala <
1:250.000–1 : 500.000
d. Peta skala kecil adalah peta berskala <1:500.000–
1 : 1.000.000
e. Peta skala tinjau adalah peta berskala < 1 :
1.000.000
o Perlu disadari bahwa bahwa tidak ada kriteria angka
absolut yang membatasi antar macam peta tersebut.
www.esaunggul.ac.id
PRAKTIKUM ACARA I
ANALISA PETA
I. TUJUAN :
1. Mampu memahami definisi kartografi
2. Mampu mengetahui sejarah kartografi
3. Mampu memahami definisi peta
4. Mampu mengenali dan membedakan barbagai macam peta
5. Mampu mengidentifikasi kelengkapan peta
www.esaunggul.ac.id
II. ALAT DAN BAHAN :
1. Peta acuan (guide map).
www.esaunggul.ac.id
III. LANGKAH KERJA :
A. Mengidentifikasi Kelengakapan Peta.
1. Cari dan pilih minimal 4 peta, sumber dapat berasal dari internet.
2. Identifikasi peta berdasarkan judul peta, klasifikasi, skala , isi,
pembuat, tahun pembuatan, dan beri keterangan tambahan.
3. Masukkan hasil identifikasi dalam tabel.
www.esaunggul.ac.id
FORMAT JILID
LAPORAN PRAKTIKUM
PERPETAAN KARTOGRAFI
SDP 112 (KJ01)
LOGO UEU
Di Susun Oleh:
Nama :
NIM :
Program Studi :
Dosen :
www.esaunggul.ac.id
FORMAT LAPORAN
ACARA I
ANALISA PETA
I. TUJUAN
II. ALAT DAN BAHAN
III. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kartografi 4. Jenis dan Macam-macam Peta
2. Sejarah Kartografi 5. Kelengkapan Peta
3. Peta
IV. LANGKAH KERJA
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Identifikasi Kelengkapan Peta (Terlampir)
2. Peta Salinan di Kertas Kalkir (Terlampir)
VI. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Kelengkapan Peta
2. Penggambaran Peta
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.DAFTAR PUSTAKA
www.esaunggul.ac.id
FORMAT LAPORAN
1. Kertas HVS ukuran A4
2. Laporan diketik memakai huruf Times New Roman ukuran 12 dengan
jarak spasi 1,5
ACARA I
ANALISA PETA KETELITIAN PENGGAMBARAN
3 spasi
I. TUJUAN
1. ……..
2. ……..
3 spasi
II. ……..
www.esaunggul.ac.id
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
I. Penulisan Daftar Pustaka dari Sumber Buku
1. Nama
Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama
belakang penulis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda
koma (,) setelah itu cantumkan nama depan dan tengah penulis buku
tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis atau
lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis
kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang sesuai
nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan
lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut
tidak perlu dituliskan.
Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya
dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
• Mahaso, Ode (Ed.). 1997.
www.esaunggul.ac.id
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Jika pengarang terdiri dari dua atau tiga orang, nama pengarang
dituliskan semuanya dengan ketentuan nama orang pertama dibalik
sedangkan nama orang kedua dan ketiga tetap. Di antara kedua nama
pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”.
Contoh:
• Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
• Kusmadi, Ismail. Dini A., dan Eva R.
Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik
lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan) atau et all.
Contoh:
• Kartika, Salma dkk.
• Susan, Alberta et. all.
www.esaunggul.ac.id
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang
cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup
dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik.
Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan
tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan
dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
• Keraf, Gorys. 1979.
• _________ . 1982.
• _________ . 1984.
www.esaunggul.ac.id
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
II. Tahun Terbit
Setelah nama, cantumkan tahun terbit buku.
www.esaunggul.ac.id
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
VI. Contoh Daftar Pustaka dari Buku
Data Buku:
– Judul : Kartografi Dasar
– Penulis : Dewi Liesnoor Setyowati, Andi Irwan Benardi, Saptono
Putro
– Penerbit : Ombak
– Kota Penerbit : Yogyakarta
– Tahun Terbit : 2014
Cara Penulisan:
Liesnoor, Dewi. Andi Irwan Benardi, dan Saptono Putro (2014).
Kartografi Dasar. Penerbit Ombak: Yogyakarta.
www.esaunggul.ac.id
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
VI. Contoh Daftar Pustaka Sumber dari Internet
Penulisan daftar pustaka yang sumbernya dari web akan ditambah
dengan alamat web itu sendiri. Selain itu juga perlu dicantumkan tanggal
akses web tersebut.Berikut ada beberapa contoh daftar pustaka yang
sumbernya dari internet.
Cara Penulisan:
Romadecade. 2016. Peta Indonesia. https://www.romadecade.org/peta-
indonesia/#!. (7 September 2019, 10.36).
Risnawan,A.2011.Kartografi Dasar.[tersedia:Online]
Http://agungrisnawan.blogspot.co.id/2011/03/kartografi-dasar.html.
(7 September 2019, 10.37)
www.esaunggul.ac.id