Anda di halaman 1dari 15

PERSEDIAAN

PENGERTIAN
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan
barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan
untuk dijual atau diproses lebih lanjut

 Persediaan harus dimiliki oleh perusahaan


karena merupakan produk yang harus dijual
sebagai sumber pendapatan. Persediaan
merupakan salah satu aset perusahaan yang
sangat penting karena berpengaruh langsung
terhadap kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pendapatan.
METODE PENCATATAN
Secara umum terdapat dua metode yang dipakai untuk
menghitung dan mencatat persediaan berkaitan dengan
perhitungan beban pokok penjualan :

1. Metode Fisik (Periodik), adalah metode pengelolaan


persediaan, dimana arus kas keluar masuknya barang tidak
dicatat secara rinci sehingga untuk mengetahui nilai
persediaan pada suatu saat tertentu harus melakukan
perhitungan barang secara fisik (stock opname) di gudang.

Persediaan awal barang xxx


Pembelian xxxx
Persediaan total xxxxx
Persediaan akhir (xx)
Beban pokok penjualan xxx
a. FIFO (First In First Out)
 Pada metode ini barang yang masuk (dibeli atau
diproduksi) terlebih dahulu akan dikeluarkan (dijual)
pertama kali, sehingga yang tersisa pada akhir periode
adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi
terakhir.
 Sebagai contoh, PT. Niaga Jaya adalah distributor
microwave merek “Hotmix”. Selama bulan Januari 2012,
data yang dimiliki perusahaan ini berkaitan dengan
persediaan adalah sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Volume Harga/Unit Nilai

2012

1 Jan Persediaan 250 Unit 550.000 137.500.000

12 Jan Pembelian 300 Unit 600.000 180.000.000

21 Jan Pembelian 350 Unit 640.000 224.000.000

31 Jan Pembelian 100 Unit 675.000 67.500.000

Total 1.000 Unit 609.000.000


 Selama bulan Januari 2012, perusahaan ini menjual 700 unit
microwave kepada para pelanggannya secara tunai dengan
harga jual Rp900.000/unit.
 Pada akhir bulan, bagian akuntansi dan gudang melakukan
stock opname persediaan. Hasil perhitungan fisik
menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan adalah
sebanyak 300 unit.
 Karena perusahaan menggunakan metode FIFO, maka dari
300 unit, yaitu sebanyak 100 unit menggunakan harga
Rp675.000/unit dan sebanyak 200 unit menggunakan harga
Rp640.000/unit. Jadi nilainya adalah :

100 unit @ Rp675.000 = 67.500.000


200 unit @ Rp640.000 = 128.000.000
Total 195.500.000
Beban pokok penjualan (FIFO) :
Persediaan awal (1 Jan) 137.500.000
Pembelian 471.500.000
Persediaan total 609.000.000
Persediaan akhir (31 Jan) (195.500.000)
Beban pokok penjualan 413.500.000

 Nilai beli sebesar Rp471.500.000 adalah nilai


beli pada bulan Januari untuk 3 kali transaksi
pembelian, yaitu pada tanggal 12,21 dan 31
Jan.
b. LIFO (Last In First Out)
 Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi
paling akhir akan dikeluarkan/dijual paling awal). Jadi
barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang
berasal dari pembelian atau produksi awal periode.
 Dalam kasus PT. Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan
metode LIFO, maka dari 300 unit, yaitu sebanyak 250 unit
menggunakan harga Rp550.000/unit dan sebanyak 50 unit
menggunakan harga Rp600.000/unit. Jadi nilainya adalah :

250 unit @ Rp550.000 = 137.500.000


50 unit @ Rp600.000 = 30.000.000
Total 167.500.000
Beban pokok penjualan (LIFO) :
Persediaan awal (1 Jan) 137.500.000
Pembelian 471.500.000
Persediaan total 609.000.000
Persediaan akhir (31 Jan) (167.500.000)
Beban pokok penjualan 441.500.000
c. Rata-rata (Average)
 Dalam metode ini barang yang dikeluarkan/dijual
maupun barang yang tersisa dinilai berdasarkan harga
rata-rata, sehingga barang yang tersisa pada akhir
periode adalah barang yang memiliki nilai rata-rata.
 Dalam kasus PT. Niaga Jaya, diumpakan metode yang
digunakan adalah metode average. Maka berikut
ilustrasi perhitungannya :

Harga beli rata-rata persediaan :


Rp609.000.000 : 1000 unit = Rp609.000/unit
Nilai persediaan pada akhir Jan :
Rp609.000 x 300 unit = Rp182.700.000
Beban pokok penjualan (Average) :
Persediaan awal (1 Jan) 137.500.000
Pembelian 471.500.000
Persediaan total 609.000.000
Persediaan akhir (31 Jan) (182.700.000)
Beban pokok penjualan 426.300.000
METODE PENCATATAN
1. Metode Perpetual, adalah metode pengelolaan
persediaan dimana arus masuk dan arus keluar
persediaan dicatat secara terinci. Dalam metode ini
setiap jenis persediaan dibuatkan kartu stok yang
mencatat secara rinci keluar masuknya barang di
gudang beserta harganya. Metode ini dipilah lagi
kedalam beberapa metode, antara lain :

a. FIFO (First In First Out)


 Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau
diproduksi) terlebih dahulu akan dikeluarkan (dijual)
pertama kali, sehingga yang tersisa pada akhir
periode adalah barang yang berasal dari pembelian
atau produksi terakhir.
b. LIFO (Last In Fisrt Out)
 Dalam metode ini, barang yang masuk
(dibeli/diproduksi paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal), sehingga barang
yang tersisa pada akhir periode adalah barang
yang berasal dari pembelian atau produksi awal
periode.

c. Moving Average
 Dalam metode ini, barang yang dikeluarkan/dijual
maupun barang yang tesisa dinilai berdasarkan
harga rata-rata bergerak. Jadi, barang yang tersisa
pada akhir periode adalah barang yang memiliki
nilai rata-rata.
 Metode periodik dan perpetual tidak hanya
memiliki perbedaan dalam cara menghitung
beban pokok penjualan dan cara mengelola
persediannya, tetapi juga dalam
pencatatannya seperti berikut ini :
Transaksi Jurnal
Periodik Perpetual

Pembelian barang Pembelian XX Persediaan XX


dagang Kas XX Kas XX

Penjualan barang Kas XX Kas XX


dagang Penjualan XX Penjualan XX
HPP XX
Persediaan XX
Lanjut ke Ms. Word

Anda mungkin juga menyukai