KJR Alinyemen Vertikal
KJR Alinyemen Vertikal
Tu ju an P em
b e l a j a r a n : Mahasiswa dapat merencanakan alinyemen
vertikal dan mengkoordinasikan dengan alinyemen
horizontal dengan
benar.
IV. Alinyemen Vertikal
Alinyemen Vertikal
□ Alinyemen vertikal adalan garis potong yang dibentuk
oleh
bidang vertikal terhadap sumbu jalan atau bidang tegak
melalui sumbu jalan.
□ Profil ini menggambarkan perencanaan terhadap adanya
jalan naik atau turun untuk memberikan pertimbangan
akan kemampuan kendaraan bermuatan penuh melalui
jalan tersebut.
□ Bagian lurus dapat berupa landai positif (tanjakan),
atau landai negatif (turunan), atau landai nol (datar).
□ Kemungkinan pelaksanaan pembangunan secara
bertahap harus dipertimbangkan, misalnya peningkatan
perkerasan,
Alinyemen Vertikal
□ Gambar alinyemen vertikal ini biasa disebut
”Gambar penampang memanjang” yang
umumnya terdiri dari rangkaian garis lurus
yang berupa landai jalan, satu sama lain
dihubungkan dengan lengkung vertikal.
Potongan memanjang berpengaruh terhadap
Kelandaian
Akednaaal k
i ha ni latia un put ekn umreunuanj
uvkekrtaiknabl edsaalarmnya suatu jarak
horizontal yang biasa dinyatakan dengan
persen
Hampir seluruh kendaraan penumpang dapat
berjalan dengan baik dengan kelandaian
7 – 8 % tanpa ada perbedaan dibandingkan
pada bagian datar,
Tetapi untuk kendaraan truk pada kelandaian
ini sudah tampak pengaruhnya terhadap
kecepatan.
m e n g g uaniaakna mn iknem
Antar Kota, Bina
Ke l a n d
Marga, 1997
i rbu dmi tedpbi i epreki rkaenr
Lajur Pendakian
b e sar ,
Konstruksi
a t. menerus
Jalan Raya 1 7
IV. Alinyemen Vertikal
Lajur Pendakian
Berdasarkan TPGJAK 1997:
□ Disediakan pada jalan arteri atau kolektor
□ Apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR >
15.000 smp/hari, dan persentase truk > 15 %.
Pendakian
Serong Serong
Lajur Pendakian
30 45 > 200 50 45
TAMPAK ATAS
POTONGAN MEMANJANG
Pendakian
Lajur Lajur
Serong Serong
Pendakian 1 Pendakian 2
30 45 50 45
TAMPAK ATAS
POTONGAN MEMANJANG
Lengkung Vertikal
bUenrtbuekdma ednp
i gehruu
l bkuanng ksauna tduu
□ Lengkung
a k
cembung:
g k undga vai enrt ikyaaln. g
e a
l A
l“titik
e npotong
kelandaian berada di L/2
L
atas lengkung”
□ Lengkung cekung:
“titik potongberada di
kelandaian L/2
L
bawah lengkung”
Rumus Dasar
g2 %
Lengkung yang biasa
lengkung parabola digunakan adalah
sederhana.
PTV
PPV bX
PLV Y
X
g1 %
Lv/2 Lv/2
Lv
Lengkung Vertikal
□ Y=
X = tinggi lengkung dari PLV
jarak horizontal
□ b = g1 = kelandaian 1
□ c = tinggi PLV
□ g2 = kelandaian 2
□ Lv = panjang lengkung
□ PLV = awal lengkung
PPV = titik potong kelandaian
□ PTV = akhir lengkung
Lengkung Vertikal
□ Untuk memperoleh Y maka perlu dicari besarnya a,
dengan cara:
❑ Tinggi PTV = Tinggi PPV + g 2 x Lv/2
= PPV + g2 .Lv/200
❑ Tinggi E = Tinggi PPV + g1 x Lv/2
= PPV + g1 .Lv/200
❑ aX 2 = Tinggi PTV – Tinggi E
= g2 .Lv/200 - g1 .Lv/200
= (g2 – g1).Lv/200
❑ X untuk titik PTV = Lv
❑ a.Lv 2 = (g2 – g1 )Lv/200
❑ a = (g2 – g1 )/200.Lv
Lengkung Vertikal
Pyaannga
j dnagp mati nmm
i emumen leunhgi skyuanrga
2
A S
Lv
100
2h
1
2 h 2
2
2
200 h1 h2
Lv 2 S
A
avnejratinkganl ycaembung,
ditentukan oleh faktor keamanan pada
malam hari (penyinaran pada malam hari)
dan faktor kenyamanan karena pengaruh
penambahan gaya berat oleh gaya
sentripetal.
A S 2
Lv
150 3 .5 S
1 5 0 3.5 S
L v 2S
A
2. Jarak pandangan
h
lebih besar dari panjang lengkung
(S>Lv)
8 0 0 C 4 0 0 1h 2
L v 2 S
h A
bent
ggpa uke njagleamn
a. Kpensgeeam
l uadat i, np ednaunm kepnaynagm
http://slidepdf.com/reader/full/kjr-alinyemen-vertikal 37/3
7