Anda di halaman 1dari 16

Kegawatdaruratan Obstetri

Perdarahan Postpartum
Perdarahan yang terjadi sebanyak >500cc pada persalinan pervaginam dan >1000cc pada Sectio
Caesaria

 Penyebab : 4T
a. Tonus : Hipotoni , Atonia Uteri
b. Tissue : Retensio Plasenta, Plasenta Restan
c. Trauma : Laserasi Jalan Lahir
d. Trombosit : Faktor Pembekuan Darah
 Pengelolaan
a. Evaluasi Airway Breathing
b. Circulation Pemasangan Jalur infus , bisa 2 jalur infus bila
diperlukan
c. Resusitasi Cairan dan oksigenasi
d. Tegakkan Diagnosis Terapi sesuai penyebab
e. Bila pasien stabil , bisa dilakukan proses perujukan ke
fasilitas yang lebih memadai
Perdarahan Antepartum
Perdarahan yang terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu

 Penyebab :
a. Solusio Plasenta
b. Plasenta Previa
c. Pecahnya Vasa previa
d. Akibat yang ditimbulkan bisa terjadi Prematuritas dan
Gangguan hemodinamik pada ibu
e. Pengelolaan hampir sama dengan pengelolaan
perdarahan postpartum
Eklampsia
Kejang tonik klonik yang terjadi pada ibu hamil atau ibu setelah melahirkan dengan
adanya keadaan preeklampsia berat sebelumnya

 Pengelolaan
a. Potong kejang dengan MgSO4 2g 20% secara
Intravena bisa diulang 2-3x
b. Evaluasi Airway Breathing Circulation (pemasangan
tongue spatel)
c. Oksigenasi
d. Fiksasi anggota tubuh bila diperlukan
e. Bila pada ibu hamil terjadi eklampsia, begitu keadaan
stabil, segera dilahirkan
Partus Lama
Persalinan yang berlangsung lebih dari 18jam dengan kontraksi yang adekuat dan melewati
garis waspada pada fase aktif

 Komplikasi Yang Bisa Muncul


a. Ruptur Uteri
b. Fetal Distress
c. Hipotoni dan atonia Uteri
d. Ibu Kelelahan
 Pengelolaan
a. Evaluasi Keadaan Umum, TTV
b. Evaluasi 3P Power Passage Passenger
c. Rehidrasi Cairan
Prolapsus Tali Pusat
Keadaan tali pusat berada sejajar atau dibawah bagian terbawah janin pada
keadaan inpartu dan Kulit ketuban sudah pecah

 Penyebab
a. Posisi kepala janin belum masuk PAP
b. Posisi janin letak lintang atau letak sungsang
c. Polihidramnion
d. Komplikasi yang paling banyak terjadi gawat janin
dan bayi meninggal
 Pengelolaan
a. Diagnosis ditegakkan dengan VT
b. Persalinan segera diakhiri dengan SC atau peringan kala 2
c. Posisi ibu trendelenberg
d. Bagian bawah janin didorong ke atas
e. Reposisi Tali Pusat
Distosia Bahu
Kesulitan melahirkan bahu pada persalinan Kala II

 Penyebab
a. Bayi Besar
b. Obesitas
c. Ibu hamil dengan DM
d. Kelainan bentuk panggul
e. Komplikasi yang sering terjadi : Gawat Janin dan
Trauma pada bayi dan ibu
 Pengelolaan
a. Melahirkan Bahu Posterior
b. Meminta pertolongan
c. Kosongkan VU
d. Episiotomi lebar
e. Manuver Mc Robert
f. Disimpaksi bahu anterior
g. Rotasi Bahu
Ruptura Uteri
Adanya robekan atau diskontinuitas dinding uterus karena peregangan otot myometrium yang
berlebihan

 Penyebab :
a. Cephalopelvic Disproportion
b. Partus Macet
c. Bayi Besar
 Gejala yang timbul
a. Perdarahan pervaginam
b. Nadi cepat dan sesak napas
c. Perdarahan intraabdominal
d. Syok hipovolemik
e. Hilangnya kontraksi
f. Adanya bandl ring dan nyeri perut bawah
g. Bagian janin mudah teraba
 Pengelolaan :
a. Evaluasi Airway Breathing Circulation
b. Infus Line 2 jalur dan dilakukan resusitasi
c. Dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap
d. Dilakukan Histerektomi atau Histeroraphy
e. Pemberian Antibiotika Triple Drug
Partus Tak Maju / Partus Macet
Ketidakmajuan persalinan dengan adanya kontraksi yang adekuat

 Pengelolaan
a. Evaluasi 3P (Power, Passage Passenger)
b. Persalinan harus diakhiri
c. Rujuk ke fasilitas yang memadai
d. Komplikasi yang sering timbul Gawat janin dan
Ruptura Uteri

Anda mungkin juga menyukai