Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 9

“Gagal Ginjal
Kronik”
A G U N G C A H YA W I B AWA N T O (1802012703)

C I C I N J U WA R N I A S I H (1802012720)

D I N A P U T R I P R ATA M I (1802012658)

JIHAN SALSABILAH F (1802012657)


DEFINISI
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal.
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif
& Kusuma, 2013).
ETIOLOGI
Pada dasarnya, penyebab gagal ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi gloumerulus atau yang disebut
juga penurunan Glomerulus Filtration Rate (GFR). Penyebab gagal ginjal kronik menurut Andra & Yessie, 2013.
◦ Gangguan pembuluh darah
◦ Gangguan imunologis.
◦ Infeksi : dapat dijelaskam oleh beberapa jenis bakteri terutama E-Coli yang berasal dari kontaminasi tinja pada
traktus, urinarius bakteri. Bakteri ini mencapai ginjal melaluli aliran darah atau lebih sering secara assende
bagian bawah lewat ureter ginjal sehingga dapat menimbulkan kerusakan irreversibel ginjal atau pielonefritis.
◦ Gangguan metabolik
◦ Gangguan tubulus primer : terjadinya nefrotoksis akibat analgesik atau logam berat
◦ Obstruksi traktus urinarius : oleh batu ginjal, hipertrofi prostat , dan kontriksi uretra.
◦ Kelainan konginental dan herediter : kondisi keturunan yang dikarakteristikkkan oleh terjadinya kista atau
adanya cairan didalam ginjal dan organ lain.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi gagal ginjal kronis berupa kerusakan ginjal yang direpresentasikan oleh penurunan laju filtrasi
glomerulus yang berujung pada berbagai komplikasi.
Tahapan gagal ginjal disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan metabolis (DM), infeksi (pielonefritis),
Obtruksi Traktus Urinarius, hipertensi, dan gangguan imunologi. Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagai
nefron (glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
MANIFESTASI KLINIS
Menurut perjalanan klinisnya (Corwin, E 2009):

1. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat menurun hingga 25% dari
normal.

2. Insufisiensi ginjal , selama kejadiaan ini pasien mengalami polyuria dan nokturia, GFR 10%
hingga 25% dari normal, kadar kreatimin serum dan BUN sedikit meningkat diatas normal.

3. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom urenik (lemah, latargi, anoreksia, mual
muntah, kelebihan volume cairan, kejang- kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR
kurang dari 5-10 ml/menit, kadar, serum kreatinin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi
perubahan biokimia dan gejala komplek.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi, untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi yang terjadi

2. Foto polos abdomen

3. IVP (Intra Vena Pielografi)

4. USG

5. Renogram

6. Pemeriksaan radiologi jantung, untuk mencari kardiomegali, efusi perikardial

7. Pemeriksaan radiologi tulang, untuk mencari osteodistrofi (terutama untuk falanks jari)

8. Pemeriksaan radiologi paru, untuk mencari uremik lung,

9. EKG untuk melihat kemungkinan : hipertropi ventrikel kiri, tanda- tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit.

10. Pemeriksaan laboratorium


KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia

2. Perikarditis

3. Hipertensi .

4. Anemia

5. Penyakit tulang serta klasifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum rendah, metabolisme
vitamin D dan peningkatan kadar aluminium.

6. Asidosis metabolic, neuropati perifer, hiperuremia.


PENCEGAHAN
1. Primer
Tujuannya untuk mengurangi maupun menghilangkan pemaparan dari faktor- faktor yang dapat
menyebabkan penyakit ginjal, seperti deteksi awal dan penanganan hipertensi, mengurangi paparan infeksi,
mencegah terjadinya obesitas, serta pencegahan penyakit ginjal secara genetik melalui konseling genetik.

2. Sekunder

Pencegahan sekunder dengan melakukan penanganan dari progresifitas kerusakan ginjal berdasarkan derajat
kerusakan ginjal.

3.Tersier
Pencegahan tersier dilakukan dengan menunda komplikasi jangka panjang seperti kecelakaan/ disabilitas
dengan renal replacement therapy yaitu dialisis atau transplantasi ginjal.
KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
I1. dentitas pasien

Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua.

2. Keluhan utama

Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, takikardi/takipnea pada waktu melakukan
aktivitas dan koma.

3. Riwayat kesehatan pasien dan pengobatan sebelumnya

Berapa lama pasien sakit, bagaimana penanganannya, mendapat terapi apa, bagaimana cara minum obatnya apakan teratur
atau tidak, apasaja yang dilakukan pasien untuk menaggulangi penyakitnya.

4. Aktifitas/istirahat

Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia/gelisah atau samnolen), kelemahan otot, kehilangan
tonus, penurunan rentang gerak
5. Sirkulasi

Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina), hipertensi, nadi kuat, edema jaringan
umum dan pitting pada kaki, telapak tangan, nadi lemah, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang
jarang pada penyakit tahap akhir, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning, kecenderungan perdarahan.

6. Integritas ego

Faktor stress, perasaan tak berdaya, taka da harapan, taka da kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah, mudah
terangsang, perubahan kepribadian.

7. Eliminasi

Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut), abdomen kembung, diare, atau
konstipasi, perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, oliguria.
8. Makanan/Cairan

Peningkatan berat badan cepat (oedema), penurunan berat badan (malnutrisi), anoreksia, nyeriulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak
sedap pada mulut (pernapasan ammonia), penggunaan diuretic, distensi abdomen/asietes, pembesaran hati (tahap akhir), perubahan turgor
kulit/kelembaban, ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah.

9. Neurosensori

Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, syndrome “kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemahan,
khususnya ekstremitas bawah, gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan
memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

10. Nyeri/kenyamanan

Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki dan perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah.

Pernapasan

11. Napas pendek, dyspnea, batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak, takipnea, dyspnea, peningkatan frekuensi/kedalaman dan
batuk dengan sputum encer (edema paru).
12. Keamanan Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual
terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal, petekie, area ekimosis pada kulit,
fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi

13. Seksualitas

Penurunan libido, amenorea, infertilitas

14. Interaksi social

Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

15. Penyuluhan/Pembelajaran

Riwayat Diabetes Melitus (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis herediter, kalkulus urenaria,
maliganansi, riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan, penggunaan antibiotic nefrotoksik saat
ini/berulang
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah

DS: -    
DO :
Perubahan status nutrisi (kelebihan/ Gangguan integritas kulit/ jaringan
- Kerusakan jaringan / kerusakan kulit
- Nyeri kekurangan)
- Kemerahan

DS :    
- Dipsnea
Gangguan mekanisme regulasi Hipervolemia
- Orthopnea
DO :
- Edema perifer
- BB meningkat dalam waktu singkat
- Kadar Hb/ Ht turun
- Oliguria
- Intake lebih banyak daripada output
DIAGNOSA YANG MUNGKIN
MUNCUL
1. Gangguan integritas kulit/ jaringan b.d perubahan status nutrisi
(kelebihan/ kekurangan)
2. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
INTERVENSI
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Dx (SLKI) (SIKI)

1 Integritas kulit & jaringan Perawatan integritas kulit (I. 11353)


(L.14125) O:
Setelah diberikan asuhan - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
keperawatan selama 1x 24 jam T:
diharapkan gangguan integritas - Ubah posisi tiap 2 jam tirah baring
kulit meningkat dengan KH : - Bersihkan perinial dengan air hangat
1. Perfusi jaringan meningkat (5) - Hindari produk bebahan dasar alkohol
2. Kerusakan jaringan menurun E :
(5) - Anjurkan mengunakan pelembab (mis : lotion,
3. Nyeri menurun (5) serum)
4. Suhu kulit membaik (5) - Anjurkan minum air yang cukup
5. Sensasi membaik (5) - Anjurkan meningkatkan status nutrisi
2 Keseimbangan Cairan (L. 05020) Manajemen Hipervolemia (I. 03114)
Setelah diberikan asuhan keperawatan O:
selama 1x 24 jam diharapkan keseimbangan - Periksa tanda & gejala hipervolemia (Mis :edema, dipsnea, JVP
cairan meningkat dengan KH : meningkat)
1. Asupan cairan meningkat (5) - Monitor status himodinamik (mis :frekuensi jantung, tekanan
2. Keluaran urine meningkat (5) darah. MAP< CVP, PAP)
3. Edema menurun (5) - Monitor intake output cairan
4. Berat badan membaik (5) T:
5. Turgor kulit membaik (5) - Timbang BB setiap hari
- Batasi asupan cairan dan garam
E:
- Anjurkan melapor jika keluaran urine <0,5 ml/Kg dalam 6 jam
- Ajarkan cara mengukur & mencatat asupan dan keluaran cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan
K:
- Kolaborasi pemberian diuerik
- Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diueretik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai