Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN

INSTRUMEN/KUESIONER

ENDAH SETYANINGRUM
Syarat Instrumen yang baik

Relevan dengan tujuan dan hipotesis penelitian


Mudah ditanyakan
Mudah dijawab
Data yang diperoleh mudah diolah (diproses), dsb.
Prinsip Dasar Perancangan Kuesioner

1. Pertanyaan hendaknya jelas maksudnya


 Menggunakan kata-kata yang tepat dan jelas
maksudnya
 Tidak terlalu luas atau indifinitif (tak terbatas)
 Tidak terlalu panjang
 Tidak boleh memimpin (ibu sdh mengikuti KB
bukan ?)
 Sebaiknya dihindari pertanyaan yang dobel negatif
Prinsip Dasar Perancangan Kuesioner

2. Pertanyaan hendaknya membantu ingatan responden


Bentuk pertanyaan seyogianya tertutup
Menghindari pertanyaan “bias” (pertanyaan umur,
income sebaiknya tidak ditanyakan jumlah tepatnya,
tetapi kisarannya)
Pertanyaan hendaknya memotivasi responden untuk
menjawab (pertanyaan pertama yang menyenangkan
responden)
Pertanyaan dapat meyaring responden
Pertanyaan seserhana mungkin
Unsur – Unsur Dalam Kuesioner

1. Jenis Pertanyaan (mengenai ; fakta, pengetahuan,


pendapat/sikap, perilaku/tindakan & informatif)
2. Bentuk Pertanyaan (terbuka ; free response question,
direct response question, tertutup ; dichotom choice,
multiple choice, check list, ranking question))
3. Isi Pertanyaan (disesuaikan dengan tujuan penelitian
serta tergantung pada dalam dan dangkalnya data
yang digali)
4. Sequences (urutan-urutan) Pertanyaan (intoduksi,
pertanyaan pemanasan, pertanyaan demografi,
pertanyaan pokok)
Pre Coding

Hasil jawaban suatu kuesioner selanjutnya akan


diproses melalui coding sheet atau dimasukkan ke
dalam kartu kode maupun komputer.
Supaya mudah maka tiap jawaban pertanyaan diberi
kode tertentu.
Contoh :
Apabila bapak /ibu sakit ke mana biasanya berobat ?
01. Diobati sendiri 04. ke dokter praktik
02. Ke Puskesmas 05. ke mantri praktik
03. Ke dukun 09. lain-lain (sebutkan)…….
VALIDITAS & RELIABILITAS

Setelah Kuesioner sebagai alat ukur selesai disusun, perlu


dilakukan uji coba trial di lapangan.
Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya dari
tempat dimana penelitian tersebut harus dilaksanakan
Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran
mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden
untuk uji coba paling sedikit 20 orang.
Hasil uji coba ini kemudian digunakan untuk mengetahui
sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang telah disusun
tadi memiliki “validitas” dan “reliabilitas”.
VALIDITAS

Adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu


benar benar mengukur apa yang diukur.
Apabila seorang anak balita beratnya 20 kg, maka
timbangan yang digunakan untuk menimbang anak
tersebut juga menunjukan berat 20 kg, bukan 19,5 kg
atau 20,5 kg. hal ini berarti timbangan tersebut valid.
Demikian pula kuesioner sebagai alat ukur harus
mengukur apa yang diukur. Apabila suatu kuesioner
untuk mengukur pengetahuan responden tentang
“imunisasi” maka akan menghasilkan sesuai dengan
pengetahuan yang memiliki oleh responden yang diukur
VALIDITAS

Untuk mengetahui apakah yang kita susun kuesioner


tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,
maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai)
tiap tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner
tersebut.

Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas


kontruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di
dalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur.
Contoh pertanyaan kuesioner

Kita akan mengukur pengetahuan imunisasi TT bagi ibu


hamil, maka kita susun pertanyaan pertanyaan begini :
1. Apakah ibu pernah mendengar imunisasi TT ?
2. Bila pernah, untuk siapa imunisasi diberikan ?
3. Apa guna(manfaat) imunisasi itu diberikan ?
4. Berapa kali imunisasi itu harus diterima ?
5. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi TT?
6. Di mana ibu dapat memperoleh imunisasi TT tersebut ?
Lanjutan

Pertanyaan tsb diberikan kpd sekelompok


responden sbg sasaran uji coba. Pertanyaan
diberi skor/nilai jawaban masing-masing sesuai
dgn sistem penilaian yg ditetapkan.

2 : untuk jawaban yang paling benar


1 : untuk jawaban yang mendekati benar
0 : untuk jawaban yang salah
Contoh Distribusi Skors Tiap-Tiap Pertanyaan

Res 1 2 3 4 5 6 7 8 total
p
A 2 1 1 2 2 1 2 2 13
B 1 2 1 1 2 2 1 1 11
C 2 2 2 2 2 2 1 1 14
D 1 1 2 2 1 1 2 1 11
E 1 1 1 1 1 1 2 2 10
F 2 2 1 1 2 2 2 2 14
G 2 2 2 1 2 2 2 2 15
Hitung Korelasi

Hitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan


dgn skor total.
Teknik korelasi yang dipakai “product moment”
rumusnya sbb :

N (ΣXY) (ΣX) (ΣY)


rXY = ---------------------------------------
√{N ΣX2 -(ΣX)2 } {NΣY2 –(ΣY) 2 }
Contoh Korelasi skor jawaban no 1 dgn skor total

Responden X Y X2 Y2 XY
A 2 13 4 169 26
B 1 11 1 121 11
C 2 14 4 196 28
D 1 11 1 121 11
E 1 10 1 100 10
F 2 14 4 196 28
G 2 15 4 225 30

N=8 11 88 19 1128 144


Cara menguji validitas kuesioner

Menggunakan rumus product moment


Pertanyaan 1 0,151
2 0,797
3 0,713
4 0,997
5 0,443
6 0,412
7 0,521
8 0,843
Lanjutan

Kemudian lihat tabel, responden 7, berdasarkan tabel,


diperlukan taraf signifikansi misalnya 0,666 maka
nilai korelasi yg memenuhi taraf signifikansi di
bawah 0,666 adalah pertanyaan ; 1, 5, 6, dan 7,
sedang pertanyaan no. 2, 3, 4 dan 8 tidak valid jd
harus diganti
RELIABILITAS

Indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat


pengukur dapat dipercaya/diandalkan
Kuesioner yang sudah mempunyai validitas dapat
diuji reliabilitasnya.
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menguji
kuesioner sebanyak dua kali terhadap orang yang
sama dengan selang waktu 15 – 30 hr.
Reliabilitas
Hasil pengukuran pertama dikorelasikan dengan
hasil pengukuran (tes) yang kedua dengan
menggunakan tes korelasi product moment.
Bila hasilnya (angka korelasinya) sama atau lebih
dari angka kritis pada derajat kemaknaan P> 0,05
(lihat tabel), maka alat ukur/kuesioner tersebut
reliabel.

Anda mungkin juga menyukai