Nurul Hidayah (10120037) Sopiatul Maula (10120044) DEFINISI IJMA’ Ijma’ menurut istilah para ahli ushul fiqih adalah kesepakatan para mujtahid pada suatu masa di kalangan umat islam atas hukum syara’ mengenai suatu kejadian setelah wafatnya Rasulullag SAW. Kata ijma' secara bahasa berarti "kebulatan tekad terhadap suatu persoalan" atau "kesepakatan tentang suatu masalah". Menurut istilah ushul fiqh, seperti dikemukakan 'Abdul Karim Zaidan, "kesepakatan para mujtahid dari kalangan umat Islam tentang hukun syara'pada satu masa setelah Rasulullah wafat." RUKUN IJMA’ o Adanya sejumlah mujtahid saat terjadinya suatu peristiwa. o Adanya kesepakatan seluruh mujtahid di kalangan umat Islam terhadap hukum syara mengenai suatu peristiwa pada waktu terjadinya tanpa memandang suatu negeri, kebangsaan, ataupun kelompok mereka. o Bahwasanya kesepakatan mereka adalah dengan mengemukakan pendapat masing-masing mujtahid tentang pendapatnya yang jelas mengenai suatu peristiwa, baik penyampaiannya secara ucapan maupun perbuatan o Terealisasinya kesepakatan para mujtahid terhadap suatu hukum. DASAR HUKUM IJMA’ Dalam QS. An-Nisa ayat 115 memberikan peringatan atau ancaman kepada mereka yang menentang Rasullullah SAW. dan mengikuti jalan bukan orang mukmin. Menurut Muhammad Abu Zahrah, menjelaskan wajib hukumnya mengikuti jalan orang mukmin dan termasuk hasil kesepakatan (ijma’) mereka. Dalam QS. An-Nisa ayat 59 menuliskan tentang dasar ijma’ yaitu dalam surat An-Nisa ayat 59 bahwa lafadz ulil amri (pemegang kekuasaan) tersebut mencakup urusan duniawi, seperti kelapa Negara, anggota perwakilan rakyat, para menteri dan lain sebagainya. Juga mencakup pemegang urusan agama, seperti para ulama, para mufti dan para mujtahid. Dalam hadist Riwayat Ahmad رواه احمد.ون َح َسنًا فَهُ َو ِع ْن َد هّٰللا ِ َح َس ٌن َ َما َراَى ْال ُم ْسلِ ُم “Apa yang dipandang baik oleh orang-orang muslim, maka di sisi Allah pun ia dipandang baik pula.” (H.R. Ahmad) Dari isyarat beberapa nash di atas, cukup jelas memberikan petunjuk, bahwa dalam hal tertentu utamanya dalam hal permasalahan hukum sangat utama untuk mengikuti pendapat yang disepakati oleh kaum muslimin, ulum amri atau para mujtahid. Ijma’ dalam hukum islam Definisi ijma’ baik secara etimologi maupun terminologi dari seluruh kalangan ulama, maka jelaslah bahwa ijma’ itu adalah kesepakatan, di mana yang sepakat di sini adalah semua mujtahid muslim, berlaku dalam suatu masa tertentu sesudah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Di sini ditekankan “sesudah masa Nabi”, karena selama Nabi masih hidup, al-Qur’an lah yang akan menjawab persoalan hukum karena ayat al-Qur'an kemungkinan masih turun dan Nabi sendiri masih sebagai tempat bertanya tentang hukum syara', sehingga tidak diperlukan ijma’. Ijma' itu berlaku dalam setiap masa oleh seluruh mujtahid yang ada pada masa itu, hal ini bukan berarti kesepakatan mujtahid semua masa sampai hari kiamat. KLASIFIKASI IJMA’ Ijma’ Sharih Ijma’ Sukuti kesepakatan para mujtahid pendapat yang dikemukakan pada suatu masa atas hukum secara jelas oleh sebagian suatu kasus, dengan cara mujtahid terhadap suatu mengemukakan pendapatnya kejadian, baik berupa fatwa secara jelas melalui fatwa atau atau putusan hukum. putusan hukum. Maksudnya Sedangkan ulama yang lain bahwa setiap mujtahid hanya diam, tidak mengeluarkan pernyataan atau mengungkapkan pendapatnya tindakan yang mengungkapkan baik dengan suatu persetujuan pendapat nya secara jelas. atau sangkaan.