Anda di halaman 1dari 33

KERJA

PRAKTEK
ANALISA PERAWATAN TRAFO ARUS
DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK PAYA GELI

Yusri Triadi
180402024
PENDAHULUAN
GI (Gardu Induk) merupakan peralatan listrik tegangan tinggi atau tegangan

ekstra tinggi yang mempunyai fungsi dan kegunaan dari masing-masing peralatan

yang satu sama lain saling terkait sehingga penyaluran energi dapat terlaksanakan

dengan baik.

Salah satu peralatan yang utama yang terdapat di gardu induk yaitu

transformator arus. Pemeliharaan dan pengoperasian yang tidak benar terhadap

transformator arus akan memperpendek umur transformator arus dan akan

menimbulkan gangguan beban lebih.


TRAFO
ARUS
Transformator Arus (Current
Transformer-CT) yaitu peralatan yang
digunakan untuk melakukan
pengukuran besaran arus pada instalasi
tenaga listrik di sisi primer yang
berskala besar dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang
besar menjadi besaran arus yang kecil
secara akurat dan teliti untuk
keperluan pengukuran dan proteksi.
FUNGSI TRAFO ARUS
1.Mengkonversi besaran arus pada sistem tenega listrik dari
besaran primer menjadi besaran sekunder untuk
keperluan pengukuran sistem meteran dan proteksi.
2.Mengisolasi rangkain sekunder terhadap rangkaian
primer, sebagai pengaman terhadap manusia atau
operator yang melakukan pengukuran.
3.Standarisasi besaran sekunder untuk arus nominal 1 A
dan 5 A.
PRINSIP KERJA TRAFO
ARUS
Pada dasarnya prinsip kerja trafo arus sama dengan transformator daya. Jika

pada kumparan primer mengalir arus Ip, maka pada kumparan primer timbul

gerak gaya magnet sebesar N1I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks pada

inti, kemudian membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan

sekunder. Jika terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan

sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada

kumparan sekunder.
BAGIAN-BAGIAN TRAFO
ARUS
1. Bagian atas transformator arus (transformator head)
2. Peredam perlawanan pemuaian minyak (coil-resistant expansion
bellows)
3. Terminal utama (primary terminals)
4. Penjepit (clamp)
5. Inti kumparan dengan belitan berisolasi utama (core and coil
assembly with primary winding and main insulation)
6. Inti dengan kumparan sekunder (core with secondary windings)
7. Tanki (tank)
8. Tempat terminal (terminal box)
9. Plat untuk pentanahan (earthing plate)
PENYEBAB GANGGUAN
TRAFO ARUS
1. Tegangan Lebih Akibat Petir
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa, sehingga menimbulkan
gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada
trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat
kerusakan peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan
arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah. Tetapi apabila terjadi
kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrester sehingga
mengalir ke transformator. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo,
maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar
lilitan.
PENYEBAB GANGGUAN
TRAFO ARUS
2. Overload dan Beban Tidak Seimbang
Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas
maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban
penuh (full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas
dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang
menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan
rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.
PENYEBAB GANGGUAN
TRAFO ARUS
3. Loss Contact Pada Terminal Bushing
Gangguan ini terjadi pada bushing transformator yang
disebabkan terdapat kelonggaran pada hubungan kawat
phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini
mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima
oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas
yang dapat menyebabkan kerusakan belitan trafo.
PENYEBAB GANGGUAN
TRAFO ARUS
4. Isolator Bocor/Bushing Pecah
Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh :

a. Flash Over
Flash over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi seperti pada
saat terjadi sambaran petir/surja hubung. Bila besar surja tegangan yang timbul menyamai
atau melebihi ketahanan impuls isolator, maka kemungkinan akan terjadi flash over pada
bushing. Pada system 20 kV, ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over
menyebabkan loncatan busur api antara konduktor dengan body trafo sehingga
mengakibatkan hubungan singkat phasa ke tanah.

b. Bushing Kotor
Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar di
permukaan bushing.Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui permukaan
bushing sehingga mencapai body trafo. Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar
sampai endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun.
PEMELIHARAAN
TRAFO ARUS
Tujuan dilakukan pemeliharaan:

1. Untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi.


2. Untuk memperpanjang umur peralatan sesuai dengan usia teknisnya.
3. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.
4. Untuk meningkatkan keamananperalatan.
5. Untuk mengurangi lama waktupemadaman akibat sering terjadinya gangguan.

Uraian tentang pemeliharaan trafo arus yang terdiri dari:

6. Pemeliharaan mingguan
7. Pemeliharaan bulanan
8. Pemeliharaan 6 bulanan
9. Pemeliharaan 4 tahunan
SHUTDOWN
TESTING/MEASUREMENT
Shutdown testing/measurement adalah pekerjaan pengujian yang
dilakukan pada saatperalatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini
dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi
ketidaknormalan. Terdiri dari :
1. Pengujian tahanan isolasi
2. Pengujian tan delta
3. Pengujian kualitas isolasi isolasi SF6
4. Pengujian kualitas minyak isolasi
5. Pengukuran tahanan pentanahan
6. Pengukuran ratio
7. Pengujian Eksitasi
1. PENGUJIAN TAHANAN
ISOLASI
Pengujian tahanan isolasi berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan
isolasi pada trafoarus baik antar belitan maupun antara belitan dan ground.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan tegangan DC kepada
media isolasi yang akan diukur tahanannya yaitu sebesar 5 kV untuk sisi
primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Dengan mengukur arus bocor yang
melewati media isolasi, maka akan didapatkan nilai tahanan isolasi dalam
satuan mega ohm. Alat yang digunakan untuk pengujian tahanan isolasi
adalah Mega Ohm meter.
2. PENGUJIAN TAN
DELTA
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai faktor disipasi materialisolasi.
Penurunan kualitas isolasi akan menyebabkan nilai tangen delta semakin
tinggi. Selain nilai tangen delta, nilai kapasitansi juga terukur. Kasus yang
umum terjadi adalah hubung singkat antar lapisan kapasitor yang ditandai
dengan meningkatnya nilai kapasitansi.
Pada isolasi yang sempurna, sudut d akan mendekati nol. Membesarnya
sudut d mengindikasikan meningkatnya arus resistif yang melewati isolasi
yang berarti kontaminasi. Semakin besar sudut d semakin buruk kondisi isolasi.
3. PENGUJIAN KUALITAS
ISOLASI SF6
Selain media minyak atau isolasi kertas, SF6 juga digunakan sebagai media
isolasi pada CT. Untuk mengetahui kondisi isolasi, perlu dilakukan pengujian
kualitas isolasi SF6 yang terdiri dari pengujian tingkat kemurnian gas
(purity), kelembaban gas (dew point atau moisture content) dan decomposition
product. Pengujian kualitas gas pada CT belum umum untuk dilakukan di PLN.
Untuk mengetahui langkah yang paling optimum untuk dilakukan pada CT
berisolasi untuk sementara ini belum dapat dijelaskan. Mengingat bahwa volum
gas yang terdapat pada CT tidak banyak. Namun untuk mengetahui kondisi
awal, perlu dilakukan pengujian kualitas gas.
4. PENGUJIAN KUALITAS
MINYAK ISOLASI
Pengujian kualitas minyak pada transformator hanya dapat dilakukan pada transformator instrument
jenis nonhermetically sealed. Pengujian kualitas isolasi dilakukan pada kondisi khusus, misalnya
tujuan investigasi atau jika deperlukan yaitu jika ditemukan anomali pada CT. Pengujian kualitas minyak
isolasi CT sesuai standard IEC 60422 meliputi:
1. Pengujian Break Down Voltage (BDV)
2. Pengujian Water Content
3. Pengujian Acidity
4. Pengujian Dielectric Disspation Factor
5. Pengujian Interfacial Tension
6. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)
5. PENGUKURAN TAHANAN
PENTANAHAN
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan
menggunakan alat uji tahanan pentanahan.
Nilai tahanan pentanahan mempengaruhi
keamanan personil terhadap bahaya tegangan
sentuh.
6. PENGUKURAN RATIO
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio
hasil pengukuran dengan nilai pada nameplate. Pengujian ini
menggunakan alat uji injeksi arus (high current test injection),
dilakukan dengan mengatur catu daya pada alat uji sesuai dengan
nilai yang diinginkan serta mencatat arus pada sisi sekunder
kedua CT. Rasio CT sama dengan rasio dari CT referensi yang
dikalikan rasio antara arus sisi sekunder CT referensi dengan arus
sisi sekunder CT yang diuji.
7. PENGUJIAN EKSITASI
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
eksitasi dari trafo arus. Karakteristik eksitasi adalah suatu grafik
yang menggambarkan hubungan antara arus eksitasi dan tegangan
rms yang diterapkan pada sisi sekunder CT dalam kondisi sisi
primer open circuit. Dalam kurva karakteristik eksitasi dapat
diketahui tegangan knee dari suatu CT maka dapat dipastikan
bahwa CT tidak mengalami kejenuhan saat arus primer sama
dengan arus hubung singkat tertinggi.
SHUTDOWN
TREATMENT
Shutdown Treatment adalah pekerjaan untuk memperbaiki anomali yang ditemukan pada saat In Service
Inspection/ measurement atau menindaklanjuti Shutdown Testing/Measurement.
KESIMPULAN
1. Penyebab gangguan pada transformator arus yaitu tegangan lebih akibat petir, overload dan beban tak
seimbang, loss contact pada terinal bushing, dan isolator bocor atau pecah. Terjadinya overload
dikarenakan beban yang terpasang pada transformator melebihi kapasitas maksimum yang dapat
dipikul transformator dimana arus beban melebihi arus beban penuh (full load) dari transformator.
2. Pemeliharaan peralatan listrik khususnya transformator arus perlu dilakukan untuk mengembalikan
keandalan peralatan tersebut. Keandalan peralatan yang baik dapat mengoptimalkan pembangkitan
listrik. Jenis-jenis perawatan terdiri dari shutdown measurement dan shuwdown treatment. Adapun
shutdown treatment terdiri dari pengujian tahanan isolasi pengujian tan delta, pengujian kualitas
isolasi isolasi SF6, pengujian kualitas minyak isolasi, pengukuran tahanan pentanahan, pengukuran
ratio, dan pengujian Eksitasi. Adapun shuwdown treatment adalah tindak lanjut dari shutdown
measurement.
DOKUMEN
TASI
PERAWATAN CT
SWITCH YARD GARDU INDUK PAYA GELI
PERAWATAN BATERAI
TRANSFORMATOR ARUS
PEMELIHARAAN MARSHALLING KIOSK
PENGENALAN PROTEKSI
PROSES PENGGANTIAN CVT
PENGECEKAN NILAI PENTANAHAN
PROSES GROUNDING
PERAWATAN DS-BUS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai