Anda di halaman 1dari 13

8 Tahap Perkembangan Erikson

Ghifanny Ramadhanty (10050018064)


Annisa Rachamdeanty (10050018069)
Salsabila Azzahra (10050018070)
Nadifa Sabira Rahadita (10050018081)
Dinda Febriani Putri Setiawan (10050018109)
Biografi Erikson
Erik Homburger Erikson atau Erik Salomonsen lahir pada 15 Juni 1902 adalah seorang pakar psikologi
perkembangan dan psikoanalis berkebangsaan Jerman, dikenal akan teorinya akan perkembangan psikososial
manusia. Erikson lahir dari orangtua berdarah Denmark di Frankfurt, Jerman. Erikson merupakan anak dari
perkawinan di luar nikah yang ia dan ibunya rahasiakan (“Erik Erikson,” 1994). Erikson dibesarkan oleh
ibunya sendiri sampai dia berusia 3 tahun, ketika ibunya menikah lagi, kali ini dengan dokter anak setempat,
Dr. Homburger.

Erikson muda bukan murid yang baik. Meskipun ia unggul dalam mata pelajaran tertentu — terutama sejarah
kuno dan seni — ia tidak menyukai suasana sekolah formal. Ketika dia lulus dari SMA, ia merasa bingung
dan tidak pasti tentang masa depannya di kehidupan. Alih-alih kuliah, ia malah berkeliaran di seluruh Eropa
selama satu tahun, kembali ke rumah untuk belajar seni untuk sementara waktu, dan kemudian memulai
perjalanannya sekali lagi. Dia melalui apa yang dia sebut moratorium, suatu periode di mana kaum muda
meluangkan waktu untuk mencoba menemukan diri mereka sendiri.

Akhirnya pada usia 25 tahun, ia menerima undangan untuk mengajar anak-anak di sekolah baru di Wina yang
didirikan oleh Anna Freud dan Dorothy Burlingham. Ketika erikson tidak mengajar, dia belajar psikoanalisis
anak dengan Anna Freud dan yang lainnya, dan ia menganalisisnya.
Biografi Erikson
Ketika sedang mengajar seni di sebuah sekolah di Wina, ia mendapati sekolah tersebut mempraktekkan teori
psikoanalisis dibawah pengawasan oleh putri dari Sigmund Freud yaitu Anna Freud. Anna melihat kepedulian
Erikson kepada anak – anak, lalu menyarankan agar Erikson mempelajari psikoanalisis di Institut
Psikoanalisis Wina. Disana dengan pengajaran para ahli, Erikson mempelajari spesialisasi tentang analisa
psikologi pada anak – anak dan mempelajari metode Montessori dalam pendidikan yang menfokuskan pada
perkembangan anak dan tingkatan seksualnya.

Pada tahun 1933, Erikson dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat dan menjadi ahli psikoanalis anak
pertama di Boston. Ia mulai memperdalam ketertarikannya pada psikoanalis dan mengembangkan hubungan
antara psikologi dan antropologi. Penelitian – penelitian yang ia lakukan kelak menjadi dasar dari Teori
Psikososial Erikson yang terkenal tersebut. Pada tahun 1950 ia menerbitkan sebuah buku berjudul Childhood
and Society.

Erikson kemudian melanjutkan penelitiannya pada anak – anak dan anak muda, ia mengembangkan suatu
konsep bahwa terjadinya krisis perasaan dan identitas tidak bisa diacuhkan pada masa remaja. Ia masih
menulis buku dan kembali mengajar di Harvard sampai pensiun pada tahun 1970 dan akhirnya wafat pada
tanggal 12 Mei 1994.
8 Tahap Perkembangan

Tahap Umum: Trust vs Mistrust. (0 – 18 Tahap Umum: Autonomy vs Shame and Doubt. (18
Bulan) bulan – 3 tahun)
● Trust: Saat bayi menemukan ● Autonomy: Anak melatih membuat pilihan dan
menjalankan keinginan mereka. Mempertahankan
konsistensi, kepastian, keandalan ketika ingin dan menyingkirkan ketika tidak mau.
tindakan pengasuh mereka. Bayi akan ● Shame and Doubt: Muncul dari kesadaran harapan
tenang meskipun ditinggal pengasuh. dan tekanan sosial. Shame itu perasaan tidak
● Mistrust: Bayi merasa pengasuh tidak terlihat baik di mata orang lain. Doubt itu dari
dapat diandalkan, tidak dapat diprediksi kesadaran bahwa seseorang tidak begitu kuat dan
dan tidak ada saat dibutuhkan. Bayi orang lain dapat melakukan tindakan dan
akan merasa cemas saat ditinggal.. Jika pengendalian yang lebih baik.Anak harus belajar
menyesuaikan diri dengan peraturan sosial tanpa
berhasil dalam tahap ini akan kehilangan rasa otonomi. (toilet training) Ketika
mengembangkan Hope. berhasil di tahap ini maka akan mengembangkan
Will atau tekad tak terputus untuk melakukan
pilihan bebas serta pengendalian diri.
8 Tahap Perkembangan

Tahap Umum: Initiative vs Guilt (3 – 6 Tahap umum : Industry vs Inferiority (6-12 tahun)
tahun) ● Industri: Anak-anak lebih sering bermain
● Inisiatif: Bergerak maju dengan dengan keluarga dan bersemangat untuk
membuat rencana, tujuan, dan tekun mempelajari keterampilan yang lebih luas.
dalam mencapainya. Seperti membaca, menulis, berhitung,
● Guilty: pola asuh yang salah, mereka mengerjakan sesuatu yang bermakna, bekerja
cenderung merasa bersalah dan sama dengan peer-nya.
akhirnya hanya berdiam diri. Jika ● Inferiority: Muncul karena biasanya anak
seimbang mengembangkan Purpose. belum menyelesaikan konflik pada tahap
awal. Penyelesaian krisis di tahap ini
mengarah pada kekuatan ego yang disebut
Competence
Identity vs Role Confusion (12-18
Tahun) Intimacy vs Isolation (18-40 Tahun)
Pada tahap ini seorang anak remaja akan Pada fase ini seseorang sudah memiliki komitmen
mencoba banyak hal untuk mengetahui jati diri untuk menjalin suatu hubungan dengan orang lain.
Dia sudah mulai selektif untuk membina hubungan
mereka sebenarnya, dan biasanya anak akan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang
mencari teman yang memiliki kesamaan sepaham. Namun, jika dia mengalami kegagalan,
dengan dirinya untuk melewati hal tersebut. maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam
Jika anak dapat menjalani berbagai peran berinteraksi dengan orang.
baru dengan positif dan dukungan orang tua, Keberhasilan dalam melewati fase ini tentu saja
maka identitas yang positif juga akan tercapai. tidak terlepas dari fase-fase sebelumnya. Jika pada
Akan tetapi jika anak kurang mendapat fase sebelumnya seseorang belum dapat mengatasi
rasa curiga, rendah diri maupun kebingungan
bimbingan dan mendapat banyak penolakan identitas, maka hal tersebut akan berdampak pada
dari orang tua terkait berbagai peranannya, kegagalan dalam membina sebuah hubungan, dan
maka ia bisa jadi akan mengalami menjadikannya sebagai seseorang yang terisolasi.
kebingungan identitas serta ketidak yakinan Pada tahap ini, bantuan dari pasangan ataupun teman
terhadap hasrat serta kepercayaan dirinya. dekat akan membantu seseorang dalam melewati
tahap ini.
Generativity vs Self Absorption (40-65
Tahun) Integrity vs Despair (65 tahun keatas)
Pada tahap ini, normalnya seseorang sudah Tahap ini merupakan tahap terakhir, dimana
mapan dalam kehidupannya. Kemajuan karir individu berhasil menyesuaikan diri dengan
atau rumah tangga yang telah dicapai keberhasilan dan kegagalan dalam hidup.
memberikan seseorang perasaan untuk Apabila individu mengalami kegagalan dalam
memiliki suatu tujuan. Namun jika seseorang menyesuaikan diri, maka yang terbentuk
merasa tidak nyaman dengan alur adalah keputusasaan. Keputusasaan dalam
kehidupannya, maka biasanya akan muncul menghadapi perubahan siklus kehidupan.
penyesalan akan apa yang telah dilakukan di Dalam tahapan ini berkembang pula
masa lalu dan merasa hidupnya mengalami kebijaksanaan, yaitu nilai yang berkembang
stagnasi. dari hasil pertemuan antara integritas dan
keputusasaan.
1. The Stages Refer to Qualitatively
Different Behavior Patterns

Erikson, memberi kita pemahaman yang baik tentang bagaimana perilaku berbeda
secara kualitatif pada titik yang berbeda. Anak-anak di tahap otonomi terdengar
sangat berbeda dari anak-anak di tahap kepercayaan; mereka jauh lebih mandiri.
Anak-anak pada tahap inisiatif berbeda lagi. Sedangkan anak-anak yang
membangun rasa otonom menentang otoritas dan menjauhkan orang lain, anak-anak
dengan rasa inisiatif lebih berani dan imajinatif, berlari dengan penuh semangat,
membuat rencana besar, dan memulai kegiatan baru. Perilaku memiliki citarasa
yang khas di setiap tahapannya
2.The Stages Describe General Issues

Tahapan merujuk pada karakteristik atau masalah umum. Erikson berusaha untuk
menggambarkan masalah umum pada setiap periode. Pada tahap lisan, misalnya, ia
menunjukkan bahwa bukan hanya stimulasi zona ini yang penting, tetapi cara umum
untuk mengambil dan, lebih umum lagi, pengembangan rasa percaya pada
seseorang. Demikian pula, pada setiap tahap Erikson mencoba mengisolasi masalah
paling umum yang dihadapi individu di dunia sosial.
3.The Stages Unfold in an Invariant
Sequence

Erikson mengatakan bahwa setiap tahap hadir dalam beberapa bentuk


sepanjang hidup, tetapi masing-masing mencapai krisisnya sendiri pada waktu
tertentu dan dalam urutan tertentu.Pendapat Erikson didasarkan pada asumsi
bahwa urutannya sebagian merupakan produk dari pematangan biologis. Seperti
yang ia katakan, anak itu mematuhi “hukum perkembangan batin, yaitu hukum-
hukum yang pada masa prenatalnya telah membentuk satu organ demi satu dan
yang sekarang menciptakan suksesi potensi untuk interaksi yang signifikan
dengan orang-orang di sekitarnya.
3.The Stages Are Cultural Universal

Erikson yakin tahapannya dapat diterapkan ke semua


budaya. Erikson, juga menyadari perbedaan besar di antara
budaya. Apa yang diklaim oleh Erikson adalah bahwa semua
budaya mengarahkan diri mereka sendiri ke masalah-masalah ini.
Semua budaya berupaya mencapai tugas-tugas ini karena budaya
itu sendiri adalah bagian dari proses evolusi; dalam evolusi
bersama, kelompok-kelompok yang gagal dalamtugas-tugas ini
memiliki lebih sedikit peluang untuk bertahan hidup.
Analisis Teori

1.Model Filosofis Perkembangan


Contextual Model, karena konsep-konsep yang diperkenalkan erickson secara bertahap
mengarah pada pemahaman tentang pertemuan umum yang paling menentukan antara anak
dan dunia sosial.
2.Sumber dan Hukum Perkembangan
•Sumber Perkembangan : Nature-Nurture. Karena pada setiap tahapan yang dikemukakan
Erikson merupakan hasil dari given dan choice. Anak memiliki pilihan yang telah
diberikan kepadanya, namun tetapi anak juga tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh yang
berada di lingkungan sekitarnya.
•Hukum Perkembangan : Discontinuity, karena pada setiap anak tentunya memiliki
kepribadian yang berbeda-beda, sehingga setiap tahapan yang terlewati tidak akan berlaku
sama untuk masing-masing individu.
Analisis Teori

3.Sudut Pandang:
Phylogeny, karena kondisi yang dipelajari akan membentuk menjadi “Individu khas”.
Instability, karena perubahan bisa meningkat / menurun / menghilang tergantung situasi
kondisi (tergantung pengasuhan orang tua dan individu itu sendiri).
4.Perspektif Teori
Life Course, pada setiap tahapan selalu ada faktor interaksi sosial yang berperan dalam
membentuk perkembangan individu.
5.Pendekatan Teori Perkembangan
Differential Theory,karena mencari klasifikasi/kelompok/persamaan individu-individu
yang berbeda-beda
 
 

Anda mungkin juga menyukai