Anda di halaman 1dari 18

Alief Rakhman Setyanto S.E.,M.

E
Ekonomi Makro Pengantar
Program Studi Akuntansi
Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret
FUNGSI UANG

Uang memiliki 3 tujuan:

- Sebagai Penyimpan Nilai -


- Unit Hitung -
- Media Pertukaran -
Sebagai Penyimpan Nilai
(Store of value)
“Uang adalah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa
depan”

Contoh: “jika saya bekerja hari ini dan mendapat $100, saya bisa
menyimpan uang itu dan membelanjakannya besok, minggu depan,
bulan depan, dsb”.
Sebagai Unit Hitung
(unit of account)
“ Uang memberikan ukuran di mana harga ditetapkan dan uang
dicatat”

Uang adalah ukuran yang kita gunakan untuk mengukur transaksi


ekonomi
Sebagai Media Pertukaran
(medium of exchange)
“Uang adalah apa yang kita gunakan untuk membeli barang dan
jasa”

Kemudahan untuk mengubah uang menjadi sesuatu yang lain –


barang dan jasa – kadang disebut liquiditas uang
Jenis – jenis Uang
• Uang yang tidak memiliki nilai interinsik disebut Uang Atas –
Unjuk (fiat money) ditetapkan sebagai uang berdasarkan dekrit
pemerintah, atau atas unjuk pemerintah.
• Dimasa lalu, perekonomian berjalan menggunakan Uang
komoditas (commodity money) sebagai alat pembayaran
menggunakan komoditas dengan nilai interinsik sebagai uang.
Contohnya emas (gold standard). standar emas berlaku di dunia
selama akhir abad ke – 19.
Bagaimana Kuantitas Uang
Dikendalikan
Jumlah uang yang tersedia disebut Jumlah uang beredar. Dalam
perekonomian yang menggunakan uang atas-unjuk, pemerintah,
mengendalikan jumlah uang beredar. “Kontrol atas jumlah uang
beredar disebut Kebijakan Moneter”.

Kebijakan moneter didelegasikan kepada lembaga independen


yang disebut bank sentral.
Bagaimana Kuantitas Uang Diukur

• Karena uang adalah persediaan aset yang digunakan untuk


transaksi, kuantitas uang adalah jumlah aset tersebut.
• Aset yang paling jelas untuk dimasukan dalam kuantitas uang
adalah Mata Uang (currency) atau biasa disebut uang kartal (ex:
uang kertas, uang logam)
• Jenis aset kedua yang digunakan dalam transaksi adalah
rekening giro.
Teori Kuantitas Uang (David Hume)
Teori kuantitas uang adalah sebuah proporsi yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara kuantitas uang dan tingkat harga.

1. Transaksi Dan Persamaan Kuantitas


Semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk bertransaksi maka semakin banyak
uang yang dipegang. Hubungan antara transaksi dan uang ditunjukkan dalam persamaan
kuantitas :

MxV=PxT

M = Uang ( Kuantitas Uang )


V = Perputaran ( menyatakan berapa kali uang berpindah tangan dalam periode
tertentu )
P = Harga ( Harga dari suatu transaksi tertentu )
T = Total jumlah transaksi dalam setahun ( Dengan kata lain, berapa kali dalam setahun
barang dan jasa dipertukarkan dengan uang)
Contoh bisa dilihat pada hal. 82 Buku Makroekonomi (N.Gregory Mankiw)
2. Dari Transaksi Menjadi Pendapatan

Dalam Bagian ini, jumlah transaksi (T) diganti dengan output


total dari perekonomian (Y).

MxV=PxY
Y = Output
Persamaan ini disebut perputaran pendapatan uang yang
menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan
seseorang dalam periode tertentu.
3. Fungsi Permintaan Uang dan Persamaan
Kuantitas
Keseimbangan Uang Riil (M/P) adalah kuantitas uang dalam bentuk jumlah
barang dan jasa yang bisa dibelinya.
Fungsi permintaan uang adalah persamaan yang menunjukkan apa yang
menentukan kuantitas keseimbangan uang riil yang ingin ditahan orang.

(M/P)d = kY
k = konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin ditahan orang
untuk setiap pendapatan.
Pendapatan yang tinggi mendorong pemintaan yang lebih besar terhadap
keseimbangan uang riil. Ketika orang ingin menahan banyak uang untuk setiap
pendapatan (k besar), uang tidak sering berpindah tangan (v kecil) begitu pula
berlaku sebaliknya.
4. Asumsi Perputaran Konstan

Jika kita mengasumsikan perputaran konstan atau tetap, maka


kuantitas uang menentukan nilai dari output perekonomian.

MV = PY

Perubahan dalam kuantitas uang (M) harus


menyebabkan perubahan yang proporsional dalam
GDP nominal (PY).
UANG, HARGA, DAN INFLASI
Sekarang kita mempunyai teori yang menjelaskan apa yang menentukan
seluruh tingkat harga perekonomian. Teori tersebut memiliki 3 unsur :
1. Faktor-faktor produksi dan fungsi produksi menentukan tingkat output Y.
2. Jumlah uang beredar, M. menetukan nilai output nominal, PY.
Kesimpulannya ini berasal dari persamaan kuantitas dan asumsi bahwa
perputaran uang adalah tetap.
3. Tingkat harga P adalah rasio dari nilai nominal output PY terhadap tingkat
output Y.
Jadi, teori kuantitas menunjukkan tingkat harga adalah proporsional
dengan jumlah uang beredar. Dengan kata lain, teori kuantitas uang
menyatakan bahwa bank sntral, yang mengawasi jumlah uang beredar,
memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi. Jika bank sentral
mempertahankan jumlah uang yang beredar tetap stabil, tingkat harga akan
stabil. Jika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat,
tingkat harga akan meningkat dengan cepat.
Penerimaan dari Pencetakan Uang
(Seigniorage)
Pemerintah bisa mendanai pengeluarannya dalam tiga cara:
1. meningkatkan penerimaan lewat pajak
2. meminjam dari masyarakat dengan menjual obligasi pemerintah
3. mencetak uang.
Penerimaan yang ditingkatkan melalui pencetakan uang disebut
seigniorage. Peningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan
inflasi, namun inflasi ini meningkatkan penerimaan bagi pemerintah
seakan menetapkan pajak inflasi.
Ketika mencetak uang baru, pemerintah membuat uang lama di tangan
masyarakat menjadi berkurang nilainya karena ketika harga naik, nilai
riil uang di masyarakat turun. Jadi inflasi seperti pajak atas memegang
uang, ditanggung oleh setiap orang yang mempunyai uang tersebut.
Seigniorage hanya terjadi pada sistem fiat money.
Inflasi dan Tingkat Bunga

Tingkat bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan


mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Faktor penentu tingkat bunga terbagi atas dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan
nasional, jumlah uang beredar, dan ekspektasi inflasi.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku
bunga luar negeri dan tingkat ekspektasi perubahan nilai
tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap analisis
keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai
keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur
utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang.
•  
Tingkat bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu tingkat
bunga nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga
nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan
kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedangkan
tingkat bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli
uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang
yang dipinjam. Tingkat bunga riil adalah selisih antara
tingkat bunga nominal dengan laju inflasi.
r
 

r = tingkat bunga riil


i = tingkat bunga nominal
=tingkat inflasi
•Efek
  Fisher  i

Persamaan di atas (Fisher equation) menunjukan tingkat bunga bisa berubah


karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah.
Teori kuantitas dan persamaan fisher sama-sama menyatakan bagaimana
pertumbuhan uang mempengaruhi tingkat bunga nominal. Menurut
persamaan fisher , kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi menyebabkan
kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal.

Dua Tingkat Bunga Riil: Ex Ante dan Ex Post


Tingkat bunga riil ex ante adalah tingkat bunga riil yang diharapkan
pemberi pinjaman dan peminjam ketika kesepakatan dibuat. r
Tingkat bunga riil ex post adalah tingkat bunga riil yang terealisasi secara
nyata.
r
Efek fisher dinyatakan dengan i

Anda mungkin juga menyukai