Anda di halaman 1dari 27

TRANSFORMASI STRUKTURAL

Alief Rakhman Setyanto


Prodi Akuntansi
SV UNS
APA ITU TRANSFORMASI STRUKTURAL
?
Transformasi struktural berarti suatu proses perubahan
struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor
industri atau jasa, dimana masing-masing sektor akan
mengalami proses transformasi yang berbeda-beda.
Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan
sebagai proses industrialisasi.
Transformasi struktural merupakan prasyarat dari
peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan dan
penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi
kelanjutan pembangunan

TRANFORMASI
PERTANIAN KE
INDUSTRI
BAGAIMANA TRANFORMASI STRUKTUR
PEREKONOMIAN INDONESIA ?
Indonesia memiliki potensi pembangunan paling lengkap dan
luar biasa besarnya untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera,
dan berdaulat.
 Pertama berupa 255 juta jiwa penduduk (terbanyak keempat
di dunia) dengan jumlah kelas menengah yang cukup banyak
(65 juta orang) merupakan human capital dan potensi pasar
domestik yang sangat besar.
 Kedua, kekayaan alam yang begitu beragam dan besar, baik
yang terdapat di daratan, apalagi di lautan.
 Ketiga, posisi geoekonomi yang sangat strategis, dimana 45%
dari seluruh barang yang diperdagangkan di dunia dengan nilai
1.500 trilyun dolar AS per tahun dikapalkan melalui laut
Indonesia
Pada kenyataannya,pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak
disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang.
artinya titik balik untuk aktivitas ekonomi tercapai lebih dahulu
dibanding titik balik penggunaan tenaga kerja.
Sehingga terjadi masalah-masalah yang seringkali
diperdebatkan diantaranya apakah pangsa PDB sebanding dengan
penurunan pangsa serapan tenaga kerja sektoral dan industri mana
yang berkembang lebih cepat, agroindustri atau industri
manufaktur. Apabila transformasi kurang seimbang dikuatirkan
akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumber daya
manusia pada sektor primer.
Perubahan Struktur PDB 4 Sektor di Indonesia (periode 1960 - 2020)
100

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10

0%
196 197 198 198 199 199 2020

Pertanian Pertambangan Industri Jasa-jasa

Dari gambar yang ada kita dapat memberikan analisis serta menentukan trend untuk setiap sektor
sebagai berikut : sampai dengan tahun 1970, struktur perekonomian Indonesia masih didominasi oleh
sektor pertanian. Hal ini berarti, sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan nasional masih lebih
banyak dibanding sektor-sektor lainnya (khususnya industri).
PENJELASAN PDB INDONESIA
PROSES PERUBAHAN STRUKTUR
PEREKONOMIAN DI INDONESIA

 Proses perubahan struktur perekonomian di Indonesia


ditandai dengan:
1. Merosotnya pangsa sektor primer (pertanian)
2. Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri)
3. Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi
kontribusinya akan meningkat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi.
Dampak positif proses transformasi Dampak negatif proses transformasi
perekonomian :
perekonomian :

1. Hilangnya lahan pertanian (sawah


1. Peningkatan produksi pertanian dan non sawah), yang mengakibatkan
yang dirangsang oleh perubahan para petani dan buruh penggarap
sistem pertanian subsistence ke kehilangan mata pencaharian.
pertanian modern (agroindustri). 2. Munculnya pengangguran struktural
2. Penyerapan tenaga kerja
yang tidak mungkin tertampung
seluruhnya pada sektor industri dan
(pengangguran) di perkotaan pada
jasa.
industri-industri baru.
3. Tingginya laju urbanisasi yang
3. Percepatan arus uang dan barang menjadikan beban kota semakin berat
yang merangsang percepatan serta menimbulkan masalah-masalah
pendapatan perkapita masyarakat, sosial lainnya.
yang pada gilirannya memperbaiki
DENGAN
tingkatADANYA DAMPAK-DAMPAK POSITIF MAUPUN NEGATIF, MAKA
kesejahteraannya.
PERMASALAHAN YANG PALING PENTING BAGI KITA ADALAH BAGAIMANA
MEMPERCEPAT PROSES TRANSFORMASI PEREKONOMIAN DENGAN
MEMAKSIMALKAN DAMPAK POSITIF YANG BISA DITIMBULKAN, SEKALIGUS
MEMINIMALKAN KEMUNGKINAN NEGATIF YANG TIDAK DIINGINKAN
PADA POSISI BERAPA PEREKONOMIAN
INDONESIA ?
Walau indonesia masih negara berkembang, ternyata indonesia punya
data perekonomian bagus di dunia.

Indonesia sudah termasuk kelompok “The top 10 Emerging


countries”. Kelompok negara-negara berkembang yang paling maju.
Bersama China, India, Brazil, Mexico, Afrika Selatan dsb. Indonesia
terpilih untuk menjadi anggota G20 yang terdiri dari negara-negara
maju dan negara-ngara bekembang (emerging countries)
Demikian pula diantara negara-negara terbesar didunia (termasuk
negara-negara yang sudah maju) Indonesia telah mencapai posisi ke-
16. Diperkirakan akan dan dapat meraih tempat yang lebih tinggi
lagi. Posisi ke-7, melampaui berbagai negara di Eropa yang sudah
lama tergolong negara yang maju. Sumber :
http://thepresidentpostindonesia.com
 Peringkat pertumbuhan ekonomi indonesia
TEORI ARTHUR LEWIS (TEORI
MIGRASI)
Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada
dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di
pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian
modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama.

Di pedesaan, pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga terjadi kelebihan


suplai tenaga kerja. Akibat over supply tenaga kerja ini, tingkat upah menjadi
sangat rendah.
Sebaliknya, di perkotaan, sektor industri mengalami kekurangan tenaga
kerja. Hal ini menarik banyak tenaga kerja pindah dari sektor pertama ke sektor
kedua sehingga terjadi suatu proses migrasi dan urbanisasi. selain itu, tingkat
pendapatan di negara bersangkutan meningkat sehingga masyarakat cenderung
mengkonsumsi macam-macam produk industri dan jasa. Hal ini menjadi motor
utama pertumbuhan output di sektor-sektor nonpertanian.
TEORI HOLLINS CHENERY (TEORI
TRANSFORMASI STRUKTURAL).

 Teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam


tahapan proses perubahan ekonomi di suatu negara yang
mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor
industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait
satu dengan yang lainnya dalam komposisi Agregat Demand,
perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), Agregat Supply
(produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TRANSISI EKONOMI

1. Kondisi dan Struktur awal ekonomi dalam negeri


Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi sudah memiliki
industri-industri dasar yang relatif kuat akan mengalami proses
industrialisasi yang lebih pesat.

2. Besarnya pasar dalam negeri


Pasar dalam negeri yang besar merupakan salah satu faktor insentif
bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industri, karena
menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi.

3. Pola distribusi pendapatan


Merupakan faktor pendukung dari faktor pasar. Tingkat pendapatan
tidaklah berarti bagi pertumbuhan industri-industri bila distribusinya
sangat pincang.
4. Karakteristik Industrialisasi
Mencakup cara pelaksanaan atau strategi pembangunan industri yang
diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan
industri, dan insentif yang diberikan.

5. Keberadaan sumber daya alam


Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, terlambat melakukan
industrialisasi, tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi
(perubahan struktur) dari pada negara yang miskin SDA.

6. Kebijakan perdagangan luar negeri


Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking
policy), pola hasil industrialisasinya akan berkembang tidak efisien
dibandingkan negara-negara yang menerapkan outward looking policy.
PENDEKATAN -
PENDEKATAN
DALAM
PENGKAJIAN
PROSES
TRANSFORMA
SI EKONOMI
KASUS DI INDONESIA

 Perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat. Periode sejak tahun
1983 hingga krisis ekonomi peran sektor-sektor primer cenderung menurun
sedangkan sektor sekunder (seperti industri manufaktur; listrik, gas, dan air;
serta kontruksi) dan sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran, transport&
komunikasi, bank& keuangan, dankegiatan-kegiatan ekonomi lainnya) terus
meningkat.

 Pada sektor pertanian sendiri juga telah terjadi perubahan struktur ekonomi
antar subsektor yang tidak seimbang dengan perubahan struktur pangsa
penyerapan tenaga kerja. Beban penumpukan tenaga kerja yang terjadi saat ini
pada sektor pertanian tidak terdistribusi dengan merata pada masing-masing
subsektor, dimana hampir semuanyaditanggung subsektor tanaman pangan
sehingga kondisi keluarga petani tanaman pangansemakin memprihatinkan.

 Secara umum telah terjadi perbaikan kualitas sumber daya manusia di


Indonesia, terbukti komposisi penduduk dengan pendidikan setara pendidikan
setara pendidikanmenengah ke atas semakin besar, sebaliknya komposisi
penduduk dengan tingkat
 Konsepsi pembangunan ekonomi
Pembangunan Ekonomi adalah usaha-usaha untuk
INDIKATOR PEMBANGUNAN EKONOMI

meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur


dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (Irawan dan M.
Suparmoko, 6:2002). Di samping itu, pembangunan ekonomi juga
dapat dikatakan sebagai  upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi yang berskala besar, yakni skala sebuah Negara. Oleh
karena skala yang besar tersebut, dalam rangka melakukan
evaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi masih sering
mengalami kesulitan. Ditambah lagi ukuran tingkat kesejahteraan
yang tidak sederhana karena meliputi banyak hal atau
multidimensi. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, ahli ekonomi
pembangunan menyusun dan mengidentifikasikan berbagai
indicator pembangunan.
APA ITU INDIKATOR?

Merupakan sumber informasi yang sistematik serta obyektif . Sebuah


instrument yang menunjukkan keterkaitan berbagai hal.
Pemerintah misalnya, secara regular mensurvei rumah tangga ataupun
perusahaan untuk mempelajari aktivitas dan dampak kegiatan mereka
terhadap kesejahteraannya. Tanpa adanya indikator - indikator ini, pola
atau gejala yang sedang terjadi serta pengaruhnya akan sulit diketahui
secara pasti. Indikator yang diperoleh secara survey oleh pemerintah
ataupun lembaga yang berkepentingan digunakan sebagai tolak ukur untuk
mengawasi dan merumuskan suatu kebijakan. Dapat disimpulkan bahwa
indicator pembangunan ekonomi adalah suatu instrument untuk
mengetahui derajat pembangunan yang dilakukan oleh suatu Negara yang
meliputi beberapa aspek.
PEMBANGUNAN EKONOMI

Pada umumnya diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu


perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, semakin banyak dan semakin
berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin
meningkat. Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan
kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran
masyarakat menjadi semakin tinggi.

Keberhasilan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi tergambarkan


dari pencapaian suatu sasaran atau tujuan dari indikator pembangunan yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu indikator harus merupakan sesuatu yang
akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau
melihat tingkat kinerja baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun tahap
setelah kegiatan selesai dan berfungsi
INDIKATOR PEMBANGUNAN
Indikator pembangunan dapat memberikan gambaran
mengenai lajunya perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat dan corak perbedaan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang terjadi di berbagai negara. Selain itu,
indikator pembangunan juga dapat dipergunakan untuk
mengetahui syarat-syarat yang diperlukan oleh negara
berkembang untuk menyamakan tingkat kehidupannya
dengan negara maju. Indikator Pembangunan dapat terbagi
2 yaitu

(1) Indikator Pembangunan Moneter dan


(2) Indikator Pembangunan Non Moneter
INDIKATOR PEMBANGUNAN MONETER

 Indikator Pendapatan Per Kapita


 Perekonomian dikatakan sedang tumbuh / berkembang apabila adanya
serangkaian peristiwa yang timbul untuk mewujudkan peningkatan
pendapatan per kapita dalam jangka waktu panjang, sehingga sekalipun ada
satu waktu di mana peningkatan pendapatan per kapita seolah-olah terhenti,
tapi bila di waktu mendatang terjadi peningkatan , maka itu tetap dapat
disebut terdapat pembangunan ekonomi.
 Pendapatan per kapita seringkali digunakan pula sebagai indicator
pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi antara
Negara-negara nmaju dengan Negara sedang berkembang. Pendapatan per
kapita selain dapat memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat di berbagai Negara juga dapat menggambarkan
perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah
terjadi di antara berbagai Negara.
Melalui indikator pendapatan perkapita ini Bank Dunia (2003)
mengklasifikasikan negara menjadi tiga golongan, yaitu :

a)  Negara berpenghasilan rendah (low-income economies)


Negara-negara ini memiliki Pendapatan perkapita Kurang atau sama
dengan US$ 745 petahun.

b)  Negara berpenghasilan menengah (middle-income economies)


Kelompok Negara ini memiliki Pendapatan perkapita lebih dari US$ 745
namun kurang dari US$ 8.626 pertahun

c)   Negara berpenghasilan tinggi (high- income economies)


Negara di dalam kelompok ini mempunyai GDP perkapita sebesar US$
9.206 atau lebih pada tahun 2001.
INDIKATOR PEMBANGUNAN NON MONETER

Yaitu Indikator Sosial


Oleh Backerman, yang dibedakan menjadi 3 kelompok :
 Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat
di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan
pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan
Golbert dan Kravis.
 Penyesuaian pendapatan masyarakat bandingkan dengan
mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
 Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari
setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat
moneter (non monetary indicators).
INDEKS KUALITAS HIDUP DAN
PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan
masyarakat, ada sebuah indeks gabungan yang
dikenal dengan Physical Quality of Line Index
(PQLI) dan Indeks Kualitas Hidup (IKH). Indeks
ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. Indeks
Kulaitas Hidup (IKH) terdiri dari 3 indikator
yakni,
 tingkat harapan hidup,

 angka kematian,

 dan tingkat melek huruf.


 INDIKATOR CAMPURAN
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan
tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan.

Kesehatan : Rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan.


Perumahan : Sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah.
Angkatan Kerja : Partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber
penghasilan utama, status pekerjaan.
Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi,
kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi.
Ekonomi : Tingkat konsumsi perkapita.
Kriminalitas: Jumlah pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun,
jumlah perkosaan pertahun.
Perjalanan wisata : Frekuensi perjalanan wisata pertahun.
Akses di media massa : Jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.
Cukup Sampai Disini

Anda mungkin juga menyukai