Oleh Kelomppok 10
Four Levers of control adalah faktor kontrol yang menjaga organisasi seimbang sehubungan dengan tujuan
dan perilaku. Namun, model Levers of Control mengasumsikan bahwa tujuan organisasi dapat berubah
sebagai akibat dari perubahan strategi. Sistem pengendalian dalam proses pengimplementasian strategi
menjadi hal yang sangat penting (Anthony, 20017).
Simons (2000) mengungkapkan bahwa terdapat empat hal yang perlu dianalisis dan dipahami dalam
proses pengimplementasian strategi agar berjalan dengan baik dan sukses yaitu:
core values
risk to be avoided
critical performance variable
strategic uncertainties.
Simons (2000) mendefinisikan, “Belief system are the explicit set of organizational definitions that senior
managers communicate formally and reinforce systematically to provide basic values, purpose, and direction for
the organization.”Sebagaimana dijelaskan bahwa belief system merupakan suatu penjelasan tentang organisasi
yang berisi pernyataan prinsip dasar, tujuan serta arahan bagi perusahaan yang disusun secara sistematis dan
dikomunikasikan secara formal oleh para manajer. Belief systems dimaksudkan untuk mengkomunikasikan misi,
kredo, dan tujuan organisasi yang semuanya ini membantu manajer untuk mentransformasi nilai-nilai yang
sekiranya masih sulit untuk dipahami karyawan sekaligus menjadikannya aktivitas yang fokus pada tujuan
organisasi (Bruining, Bonnet, & Wright, 2004).
Belief system merupakan sistem formal yang digunakan oleh manajer untuk mendefinisikan,
mengkomunikasikan nilai-nilai inti perusahaan dalam rangka untuk menginspirasi dan memotivasi
karyawan untuk mencari, mengeksplorasi, membuat,serta mengeluarkan upaya dalam tindakan
yang tepat. Belief system menjelaskan tentang nilai- nilai inti organisasi, definisi organisasi,
tujuan dan arah organisasi.
2) Boundary System
Simons (2000) mendefinisikan, “Boundary system are formal systems used by top managers
to establish explicit limits and rules which must be respected”. Secara umum, boundary
systems ini terdiri atas dua macam yaitu: business conduct boundaries dan strategic
boundaries. Business conduct boundaries diciptakan melalui pembuatan pedoman perilaku
yang memberikan batasan bagi para karyawan, sedangkan strategic boundaries lebih kepada
penjelasan detail mengenai perilaku yang diperbolehkan dalam pencarian peluang oleh
karyawan yang dapat mendukung strategi yang telah ditetapkan perusahaan.
Manajer harus mengharapkan tidak kurang dari integritas penuh dari semua bawahan.
Sebenarnya, sebagian besar karyawanakan, sebagai masalah prinsip pribadi, memilih
untuk melakukan apa yang benar tanpamemerlukan insentif atau penghargaan
eksplisit.
Untuk menghargai integritas akanmengeluarkan biaya tanpa peningkatan kinerja
organisasi.Kontrol internal Sistem kepercayaan nad bounday mengeliminasi nilai
inti dan melarang perilaku,namun manajemen tetap harus menjaga kembali
pelanggaran yang disengaja dan kesalahan yang tidak disengaja dalam proses
perusahaan. Kesalahan dapat terjadi dengan berbagai cara:staf yang tidak terlatih
mungkin memproses transaksi secara tidak benar, atau karyawan berpengalaman
mungkin membuat kesalahan yang tidak disengaja dalam permintaan kerja sehari-
hari.
Pengamanan sistem
Pengamanan struktural
Pengamanan struktural Pengamanan sistem mencakup hal
mencakup hal berikut: berikut:
1. pemisahan tugas 1. Pencatatan lengkap dan akurat
2. Akses terbatas ke sistem informasi
2. tingkat otorisasi yang
dan database
ditentukan 3. pelaporan manajemen tepat waktu
3. audit independen
Menurut (Mulyadi 2011) Sistem Pengendalian manajemen adalah suatu sistem untuk merencanakan tujuan masa
depan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, serta
melaksanakan rencana dan pemantauan yang telah dicapai. Merchant dan (Van der Stede 2014) dalam (Adhitama,
2017) memandang terdapat 3 kategori primer yang sebagai penyebab dalam kasus pengendalian manajemen, yaitu:
1. Kurangnya pengarahan.
2. Masalah motivasi.
3. Keterbatasan Individu
Menurut (Anthony & Govindarajan 2000), faktor informal dalam sistem pengendalian
manajemen meliputi
1.Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah norma perilaku yang diharapkan oleh masyarakat dan organisasi
perusahaan juga bagian darinya. Standar ini menggabungkan etika profesional melalui
kesetiaan, organisasi perusahaan, ketekunan, antusiasme dan efisiensi untuk menyelesaikan
tugasnya (Tidak hanya menyelesaikan tugas tepat waktu).
2. Faktor internal.
Faktor-faktor internal dalam sistem pengendalian manajemen antara lain:
1.Budaya.
2.Gaya kepemimpinan.
3.Organisasi informal.
4.Pemahaman dan komunikasi.
Tipe Pengendalian
Menurut Tessier dan Otley (2012) yang terpenting ialah pengendalian individu yang harus
dilakukan oleh seorang direktur. Dimana setiap direktur harus memiliki 2 watak ini yakni
pengendalian sosial dan pengendalian teknikal.
•Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial dapat didefinisikan sebagai pengendalian yang dapat membangkitkan rasa
emosional, rasa yang tidak rasional, elemen yang afektif pada karyawan.(Ray,1986,p.288).
Menurut Scott (2001) yang mengatakan bahwa pengendalian sosial ini ialah suatu budaya yang
teratur yang terjadi dalam sebuah perusahaan/ organisasi. Pengendalian sosial juga
mempengaruhi pengendalian teknikal
•Pengendalian Teknikal
Pengendalian Tenikal dapat didefinisikan sebagai pengendalian yang spesifik mengenai
bagaimana seorang pekerja melaksanakan tugasnya (Perrow,1986) serta bagaimana setiap
individu dan grup dalam suatu organisasi (Malmi and Brown (2008) mendasarkan semua pada
peraturan dan standart yang berlaku. Menurut Alvesson dan Karreman, 2004; Macintosh, 1994
dan Merchant, 1985 pengendalian teknikal ini mengatur aktivitas sehari – hari perusahaan
seperti menentukan tujuan dan mengkontrol output. Pengendalian teknikaldapat membantu
merasionalkan komponen sosial dalam paket sosial (Abernethy dan Chua, 1996).
Objek Pengendalian
Menurut Tessier dan Otley (2012) Objek atau tujuan dalam pengendalian ialah kinerja
(performance) dan kepatuhan (compliance). Kedua objek tersebut saling melengkapi satu sama
lain. Sedangkan tingkatan dari perusahaan dibagi menjadi 2 pula yakni level strategis dan level
operasional. Dengan adanya 2 tujuan dari pengendalian ini, maka belief system dan boundary
system tidak berlaku pada level perusahaan yang sama. Belief system digunakan untuk
mengatur kinerja (performance) dan kepatuhan (compliance), sedangkan boundary system
hanya digunakan untuk mengatur kepatuhan (compliance).
Operational Performance
Strategic Boundaries
Operational Boundaries
Kesimpulan
Four Levers Of Control Simons mengembangkan kerangka Sistem Pengendalian dengan menekankan
suatusistem yang formal, sistem informasi yang dapat memelihara atau mengubah pola kegiatan,yang tidak
hanya berorientasi kepada pencapaian sasaran namun juga inovasi. Kerangka tersebut disebut dengan
Levers of Control. Simon (2000) menjelaskan bahwa terdapat empat sistem kontrol Levers of
Control(LOC) yaitu belief system, boundary system, diagnostic control system, dan interactivecontrol
system yang bekerja sama untuk manfaat perusahaan. tujuan dalam pengendalian ialah kinerja
(performance) dan kepatuhan (compliance). Kedua objek tersebut saling melengkapi satu sama lain.
Sedangkan tingkatan dari perusahaan dibagi menjadi 2 pula yakni level strategis dan level operasional
Dengan adanya 2 tujuan dari pengendalian ini, maka belief system dan boundary system tidak berlaku pada
level perusahaan yang sama. Belief system digunakan untuk mengatur kinerja (performance) dan kepatuhan
(compliance), sedangkan boundary system hanya digunakan untuk mengatur kepatuhan (compliance).
Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami sadar bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya
memiliki kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan pada penulisan-penulisan lainnya dimasa depan. Dengan adanya kritik dan saran dari
pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadi makalah yang
lebih baik lagi dan dapat memberi manfaat yang lebih bagi kita semua.
Thanks For Your Attention