Anda di halaman 1dari 37

JURNAL, BUKU BESAR,

DAN BUKU PEMBANTU

Monika Budiman, SE., M.Ak


1. PRINSIP-PRINSIP DASAR JURNAL

Pengertian

Jurnal umum adalah buku harian atau formulir khusus yang digunakan untuk mencatat semua aktivitas
transaksi secara kronologis dan sesuai urutan tanggal dengan mencantumkan nama transaksi, kelompok
akun, dan nominal di kolom kredit atau debit. Secara etimologis kata jurnal berasal dari bahasa Prancis,
yaitu jour yang artinya hari. Tulisan khusus ini biasanya digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas
transaksi yang muncul dari semua transaksi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu.

Prinsip dasar pembuatan jurnal menurut Mulyadi (2010:104)

1. Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang cukup memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk
menggunakan karyawan dalam mencatat dengan segera transaksi keuangan yang terjadi.
2. Jurnal akan digunakan untuk memisahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti
penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian.
1. PRINSIP-PRINSIP DASAR JURNAL

3. Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci harus digunakan kolom-kolom khusus
dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan (posting) jumlah per kolom ke dalam
rekening yang bersangkutan di dalam buku besar.
4. Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan dalam
buku besar, yang akan menerima jumlah yang akan dibukukan dari jurnal.
5. Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka yang akan diringkas
dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar.
6. Sedapat mungkin jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga pekerjaan menyalin
informasi dari dokumen sumbernya dibuat sangat minimum.
7. Harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber tertentu dengan jurnal sehingga
pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat ditentukan.
2. JENIS JURNAL

1. JURNAL UMUM

Jurnal umum merupakan tempat untuk mencatat semua transaksi keuangan perusahaan pada periode tertentu
secara sistematis. Untuk membuat jurnal umum akuntansi, harus paham terlebih dahulu mengenai saldo normal
masing-masing akun.

Contoh jurnal umum: misalnya tanggal 1 Februari 2019 Toko Pikachu membeli peralatan dan perlengkapan
kantor masing-masing sebesar Rp10.000.000 dan Rp5.000.000, maka jurnal umumnya sebagai berikut:
JENIS JURNAL
2. JURNAL KHUSUS

Jurnal khusus adalah jurnal yang dikelompokkan secara khusus sesuai dengan jenis transaksi nya. Terdapat empat
jenis jurnal khusus, seperti:

 Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang / produk atau jasa secara kredit.
 Jurnal penjualan, untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit.
 Jurnal penerimaan kas, berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang dari berbagai sumber
pemasukan, seperti pendapatan penjualan dan yang lainnya.
 Jurnal pengeluaran kas, digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran uang untuk berbagai macam
biaya / beban.

Contoh Jurnal Penjualan:


JENIS JURNAL
3. JURNAL PENYESUAIAN

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk membandingkan jumlah yang
dicatat apakah sudah sama dengan periode pengakuan yang sama.

Jadi pada akhir periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu
disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Namun, harus diingat bahwa untuk menentukan periode
pelaporan pendapatan atau beban tergantung pada sistem akuntansi yang digunakan, cash basis atau accrual basis.

Contoh Jurnal Penyesuaian


Pada tanggal 1 Desember 2018 dibayarkan uang sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp12.000.000, maka pada
jurnal setiap bulan Anda harus membuat jurnal penyesuaian untuk sewa tersebut sebesar Rp 1.000.000. Jadi jurnal
penyesuaiannya pada bulan pertama seperti berikut ini:
JENIS JURNAL
4. JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup adalah salah satu dari jenis jurnal yang dibuat untuk menormalkan atau memindahkan saldo
perkiraan sementara sehingga perusahaan dapat mengetahui laba rugi bisnis selama satu periode.

Saldo perkiraan sementara yang dimaksud adalah perkiraan normal dan prive.

Adapun dasar untuk menyusun jurnal penutup yaitu kertas kerja kolom laba/rugi.

Tidak semua akun harus dibuat jurnal penutup.

Akun yang harus dibuatkan jurnal penutup ada empat: akun pendapatan, akun beban, rekening prive dan rekening
ikhtisar laba/rugi.

Contohnya, saldo akun pendapatan pada akhir periode diketahui sebesar Rp150.000.000.
JENIS JURNAL
5. JURNAL PEMBALIK

Jurnal pembalik berbeda dengan jurnal penutup. Jurnal pembalik dibuat dengan tujuan untuk mempermudah
pencatatan transaksi di awal periode akuntansi. Jadi jurnal pembalik adalah ayat jurnal yang dibuat untuk
membalikkan jurnal penyesuaian transaksi tertentu. Sehingga bentuk jurnal pembalik adalah kebalikan dari
jurnal penyesuaian. Maksudnya jika pada jurnal penyesuaian saldo berada pada sisi debit maka pada jurnal
pembalik dipindahkan atau ditukar pada sisi kredit, begitu pula sebaliknya.

Sama halnya dengan jurnal penutup, tidak semua akun dapat dibuat jurnal pembaliknya.

Transaksi yang perlu dibuat jurnal pembalik yaitu:

• Beban dibayar di muka yang dicatat sebagai beban.


• Pendapatan diterima di muka yang dicatat sebagai pendapatan.
• Beban yang masih harus dibayar.
• Pendapatan yang masih harus diterima.
JENIS JURNAL
5. JURNAL PEMBALIK

Seperti yang di contohkan pada jurnal penyesuaian, pada tanggal 1 Desember 2018 dibayarkan uang sewa gedung
untuk satu tahun sebesar Rp12.000.000.

Maka pada jurnal setiap bulan, harus membuat jurnal penyesuaian untuk sewa tersebut sebesar Rp1.000.000.
Jadi jurnal penyesuaiannya pada bulan pertama seperti berikut ini:

Jurnal Penyesuaian

Untuk membuat jurnal pembalik hanya perlu membaliknya dari jurnal penyesuaian:

Jurnal Pembalik
3. METODE PENCATATAN DATA KEDALAM JURNAL

Menurut Mulyadi, jurnal umumnya berbentuk buku yang dijilid (biasanya pada perusahaan yang menggunakan
sistem manual di dalam pembukuannya). Jurnal dapat pula berbentuk lembaran - lembaran formulir lepas yang
digunakan terutama jika pembukuan menggunakan mesin pembukuan. Dalam akuntansi dengan komputer, jurnal
berbentuk arsip transaksi dalam bentuk pita magnetik (magnetic tape) atau magnetic disk, yang setelah dicek
kebenaran dan kesahihannya, digunakan untuk memutakhirkan (update) arsip induk (buku besar dan buku pembantu).

Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencatat informasi dalam jurnal:
1. Dengan pena. Informasi dalam dokumen sumber disalin dalam jurnal dengan menggunakan tulisan tangan.

2. Dengan mesin pembukuan. Informasi dalam dokumen sumber dicatat dalam jurnal dengan mesin pembukuan,
bersamaan dengan pembukuan ke dalam rekening buku pembantu. Pencatatan ke dalam jurnal dapat pula
dilakukan bersamaan dengan pembuatan dokumen sumber, yaitu dengan menggunakan jurnal dan rekening buku
pembantu sebagai tembusannya. Dalam kedua cara tersebut, jurnal diperoleh tembusan pencatatan ke dalam
rekening buku pembantu atau di dalam dokumen sumber.
3. METODE PENCATATAN DATA KEDALAM JURNAL

3. Dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi sebagai jurnal. Dalam cara ini jurnal berupa
arsip dokumen sumber disusun menurut waktu terjadinya transaksi. Cara ini menghindari
pekerjaan penyalinan informasi dari dokumen sumber ke dalam jurnal. Pembukuan ke dalam
rekening buku besar di lakukan dengan cara membuat rekapitulasi dari dokumen sumber ini.

4. Dengan komputer. Data dalam dokumen sumber di masukan ke dalam sistem komputer
melalui keyboard dan dicatat kedalam arsip transaksi (transaction file) yang berfungsi sebagai
jurnal. Jika perusahaan menggunakan formulir elektronik, penangkapan data sekaligus
dilakukan pada saat entry kedalam formulir elektronik dan ke dalam arsip transaksi sekaligus.
Arsip transaksi ini setelah divalidasi, kemudian digunakan untuk memutakhirkan arsip induk
(buku besar dan buku pembantu).
4. LANGKAH PERANCANGAN JURNAL

Berikut adalah langkah-langkah yang biasa ditempuh oleh ahli sistem dalam merancang jurnal :

 Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik transaksi yang terjadi dalam perusahaan.


 Membuat jurnal standar (standard journal entries) untuk setiap jenis transaksi yang frekuensi
terjadinya tinggi.
 Merancang jurnal berdasarkan jurnal standar tersebut.
5. KARAKTERISTIK BUKU BESAR DAN BUKU
PEMBANTU

• Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk menyortasi
dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal.

• Akun adalah judul suatu catatan akuntansi yang umumnya berbentuk T, yang dibagi dua bagian,
sebelah kiri disebut debit dan sebelah kanan disebut kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan
dan mencatat transaksi berdasar prinsip tata buku berpasangan (double entry bookkeeping).

• Jika diperlukan rincian akun tertentu dalam buku besar, dibentuklah buku pembantu. Buku
pembantu (subsidiary ledgers) adalah suatu kelompok akun yang merupakan rincian akun tertentu
yang ada dalam buku besar (general ledger), yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat
penyusunan laporan dan neraca saldo. Dalam ledger less bookkeeping, fungsi buku pembantu ini
digantikan oleh arsip dokumen sumber.
5. KARAKTERISTIK BUKU BESAR DAN BUKU
PEMBANTU

• Akun yang ada dalam buku besar, yang dirinci dalam buku pembantu disebut dengan akun kontrol
(controlling account), sedangkan akun yang ada dalam buku pembantu, yang merupakan rincian
akun tertentu dalam buku besar disebut dengan akun pembantu (subsidiary account). Data yang di-
posting ke dalam buku pembantu ini diperoleh dari dokumen sumber atau dari jurnal.

• Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu disebut dengan
pembukuan (posting).

• Dalam sistem manual, kegiatan posting ini memerlukan 4 tahap berikut ini:
1. Pembuatan rekapitulasi jurnal.
2. Penyortasian akun yang akan diisi dengan data rekapitulasi.
3. Pencatatan data rekapitulasi dalam akun yang bersangkutan.
4. Pengembalian akun ke dalam arsip pada urutannya semula.
6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Formulir Akun Buku Besar

Ada berbagai variasi bentuk formulir akun buku besar:


1. Akun dengan debit lebar (wide debit ledger).
2. Akun biasa (regular ledger).
3. Akun berkolom saldo di tengah (center balance ledger).
4. Akun berkolom saldo (balance ledger).
5. Akun ganda berkolom saldo (double ledger with balance ledger).
6. Akun dengan saldo lama dan saldo baru (old and new balance ledger).
6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun dengan Debit Lebar


6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun Biasa
6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun Berkolom Saldo di Tengah


6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun Berkolom Saldo


6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun Berkolom Saldo Debit dan Saldo Kredit


6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun Ganda Berkolom Saldo


6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Akun dengan Saldo Lama dan Saldo Baru


6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Susunan Akun/Rekening Buku Besar

• Buku besar merupakan tempat untuk menampung informasi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan. Dengan demikian susunan informasi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan merupakan dasar untuk menyusun akun-akun yang ada dalam buku besar.
Selanjutnya akun akun yang ada dalam buku besar digunakan sebagai dasar penggolongan
transaksi yang dicatat dalam jurnal.
• Akun-akun yang dibentuk dalam buku besar harus disesuaikan dengan jenis dan susunan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Biasanya laporan keuangan yang
dipakai sebagai dasar pembentukan dan penyusunan akun-akun buku besar adalah laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi.
6. FORMULIR DAN SUSUNAN REKENING BUKU
BESAR

Sebagai contoh jenis dan susunan informasi mengenai aset lancar di dalam laporan posisi
keuangan perusahaan manufaktur umumnya adalah sebagai berikut:

 Kas dan bank;


 Investasi jangka pendek;
 Piutang;
 Cadangan kerugian penurunan nilai piutang;
 Persediaan barang jadi;
 Persediaan barang dalam proses;
 Persediaan bahan baku dan bahan penolong;
 Uang muka;
 Biaya dibayar dimuka;
 Aset lancar lainnya.
7. KODE AKUN/REKENING

• Kode adalah suatu rerangka (framework) yang menggunakan angka atau huruf atau
kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya
telah dibuat.
• Kode ini memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen-elemen yang ada di dalam
suatu klasifikasi.
• Pengolahan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat,
mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengambil data keuangan.

Tujuan Kode:
1. Mengidentifikasi data akuntansi secara unik;
2. Meringkas data;
3. Mengklasifikasi akun atau transaksi;
4. Menyampaikan makna tertentu.
7. KODE AKUN/REKENING

Metode Pemberian Kode Akun

1. Kode Angka atau Alfabet Urut (numerical or alphabetic sequence code);


• Rekening diberi kode dengan angka urut, dari angka kecil ke angka besar.
• Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening dengan kode 1 sampai 9 memiliki 1 angka
dalam kode rekeningnya, sedangkan rekening dengan kode 10 sampai dengan 99 memiliki 2 angka
, sedangkan rekening dan kode 100 sampai 999 memiliki 3 angka dalam kode rekeningnya,dan
seterusnya.
• Perluasan klasifikasi pada suatu rekening akan mengakibatkan perubahan kode semua rekening
yang kodenya lebih besar dari kode rekening yang mengalami perluasan. Sebagai contoh, jika
rekening 21 Beban yang ditangguhkan dalam daftar rekening diatas dirinci lebih lanjut menjadi 3
rekening : 21 Beban organisasi, 22 Rugi Trial-Run, dan 23 Beban Promosi, maka rekening-
rekening yang sebelumnya berkode diatas rekening yang dipecah tersebut (kode 22 dan
selanjutnya) semuanya akan mengalami perubahan kode.
7. KODE AKUN/REKENING

2. Kode Angka Blok (block numerical code);


Dalam metode pemberian kode ini, akun buku besar dikelompokkan menjadi beberapa
golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk memberi kodenya.
Pemberian kode dengan Kode Angka Blok ini memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) akun diberi
kode dengan blok angka yang berurutan, dari angka kecil ke angka besar, (2) jumlah angka (digit) dalam
kode tidak sama, (3) perluasan klasifikasi pada suatu akun ditampung dengan menyediakan angka
cadangan dalam setiap blok yang diperkirakan akan mengalami perluasan klasifikasi.

Contoh: 1-24 Aktiva Lancar,


25-39 Investasi Jangka Panjang,
40-69 Aktiva Tetap Berwujud
70-79 Aktiva Tidak Berwujud,
dst.
7. KODE AKUN/REKENING

3. Kode Angka Kelompok (group numerical code);


Kode Angka Kelompok terbentuk dari dua atau lebih sub-codes yang dikombinasikan menjadi satu
kode. Kode Angka Kelompok ini mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1) akun diberi kode angka atau
kombinasi angka dan huruf, (2) jumlah angka dan/atau huruf dalam kode adalah tetap, (3) posisi angka
dan/atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu, (4) perluasan klasifikasi dilakukan dengan memberi
cadangan angka dan/atau ke kanan.

Contoh:
Jumlah angka dalam kode adalah 5, dengan rincian 3 angka pertama untuk menunjukkan hubungan biaya
dengan struktur organisasi (ada 3 jenjang organisasi), dan 2 angka sisanya untuk menunjukkan jenis biaya
(karena jumlah jenis biaya diperkirakan tidak akan lebih dari 100, sehingga hanya diperlukan 2 angka saja).
Rincian jenis biaya beserta kodenya adalah sebagai berikut :
01 Biaya bahan baku
02 Biaya bahan penolong
03 Biaya bahan bakar
04 dst
Berdasarkan kode tersebut di atas, biaya bahan penolong yang dikeluarkan oleh Bagian Pulp diberi kode
21102.
7. KODE AKUN/REKENING

4. Kode Angka Desimal (decimal code);


Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memberi kode angka terhadap klasifikasi yang
membagi kelompok menjadi maksimum 10 sub-kelompok dan membagi sub-kelompok menjadi maksimum
10 golongan yang lebih kecil dari sub-kelompok tersebut. Pemberian kode dengan Kode Angka Desimal ini
memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) akun diberi kode dengan angka yang berurutan, dari angka kecil ke
angka besar, (2) jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Klasifikasi besar memiliki jumlah
angka yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan klasifikasi rinciannya, (4) perluasan klasifikasi pada
suatu rekening dilakukan dengan maksimum pecahan tidak lebih dari 10. Pemberian kode perluasannya
dilakukan dengan menambahkan 1 angka di sebelah kanannya.
Contoh:
I. Persediaan
1. Persediaan Suku Cadang
2 Persediaan Bahan Penolong
3 Persediaan Bahan Baku
4. Persediaan Lain-Lain
7. KODE AKUN/REKENING

5. Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf (numerical sequence preceded by an alphabetic
reference).
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dengan huruf. Setiap rekening diberi
kode angka yang dimukanya dicantumkan huruf singkatan kelompok rekening tersebut. Misalnya :
AL 101, ATL 112, MO 245
AL merupakan singkatan dari Aktiva Lancar, ATL singkatan dari Aktiva Tidak Lancar dan MO
singkatan dari Modal.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merancang Kode Akun:

 Kerangka harus secara logis memenuhi kebutuhan pemakai dan metode pengolahan data yang digunakan.
 Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode.
 Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
8. BUKU PEMBANTU (SUBSIDIARY LEDGERS)

Buku pembantu adalah suatu kelompok akun yang merupakan rincian akun tertentu dalam
buku besar (general ledger), yang dibentuk untuk memudahkan dan mempercepat penyusunan
laporan dan neraca saldo.

Umumnya perusahaan manufaktur menyelenggarakan berbagai buku pembantu berikut ini:


a. Buku pembantu persediaan;
b. Buku pembantu piutang;
c. Buku pembantu utang;
d. Buku pembantu harga pokok produk;
e. Buku pembantu biaya;
f. Buku pembantu aset tetap.
9. POSTING KE REKENING BUKU BESAR DAN BUKU
PEMBANTU

Posting ke dalam buku besar dan buku pembantu dapat dilakukan dengan salah satu di antara
empat metode berikut ini:
1. Posting jurnal ke dalam akun buku besar dengan tulisan tangan dan posting dokumen sumber ke
dalam akun buku pembantu dengan cara yang sama.
2. Posting dokumen sumber ke dalam akun buku pembantu yang menghasilkan jurnal sebagai
tembusan posting ke dalam akun tersebut.
3. Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat dari pengisian dokumen sumber, yang
sekaligus menghasilkan jurnal sebagai tembusan pengisian bukti tersebut.
4. Pembukuan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping).
10. CARA PENANGANAN DOKUMEN SUMBER

o Dokumen sumber merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam data terjadinya transaksi
keuangan, yang merupakan dasar untuk melakukan pencatatan ke dalam jurnal dan akun pembantu.
o Dokumen sumber yang sering kali disebut dengan istilah media dapat digolongkan menjadi dua
jenis: media tunggal (single document atau single media) dan media campuran (mixed document atau
mixed media).
o Media tunggal adalah dokumen sumber yang hanya berisi satu akun yang didebit atau satu akun yang
dikredit.
o Media campuran adalah dokumen sumber yang berisi lebih dari satu akun yang dikredit atau lebih
dari satu akun yang didebit.
o Pencatatan dokumen sumber ke dalam jurnal, baik yang berupa media tunggal maupun media
campuran tidak menimbulkan masalah, karena pencatatan ke dalam jurnal didasarkan pada urutan
tanggal terjadinya transaksi yang tercantum dalam media yang bersangkutan.
10. CARA PENANGANAN DOKUMEN SUMBER

o Namun pencatatan data yang direkam pada media campuran ke dalam akun pembantu memerlukan metode
penanganan tertentu, karena setiap pencatatan media ke dalam akun pembantu memerlukan lima tahap berikut
ini:

 Tahap ke-1: Mengambil media yang akan dicatat ke dalam akun pembantu.
 Tahap ke-2: Mencari kartu akun yang akan didebit atau dikredit yang disimpan dalam arsip berdasarkan
data yang tercantum dalam media.
 Tahap ke-3: Mengambil dari arsip kartu akun yang dipilih dalam tahap ke-2 dan meletakkannya diatas
meja (atau jika posting ke dalam akun dilakukan dengan mesin pembukuan, dipasang pada mesin
tersebut).
 Tahap ke-4: Mencatat data yang tercantum dalam media ke dalam kartu akun yang diambil dari arsip pada
tahap ke-3.
 Tahap ke-5: Mengembalikan kartu akun ke tempatnya semula dalam arsip untuk memudahkan
pencariannya kembali dalam posting berikutnya.
10. CARA PENANGANAN DOKUMEN SUMBER

Penanganan Media Tunggal

• Posting media tunggal ke dalam akun pembantu tidak menimbulkan masalah.

• Sebagai contoh media tunggal adalah faktur penjualan kredit yang merupakan dokumen
sumber dalam pencatatan piutang ke dalam akun pembantu piutang.

• Faktur penjualan kredit dibuat untuk setiap pembeli, sehingga setiap faktur hanya berisi satu
pendebitan ke dalam akun pembantu piutang debitur yang namanya tercantum dalam faktur.
10. CARA PENANGANAN DOKUMEN SUMBER

Penanganan Media Campuran

 Random posting
Dalam metode ini, media campuran diposting ke dalam akun sesuai dengan urutannya pada saat
diterima oleh petugas posting.
Karakteristik random posting adalah:
1. Setiap media hanya diambil sekali untuk di-posting kedalam akun.
2. Akun dapat diambil lebih dari satu kali selama periode posting.

 Exhaust posting
Dalam metode ini, media dikelompokkan kembali menurut akun yang akan didebit atau dikredit. Akun
hanya diisi sekali dengan semua debit atau kredit selama posting semua media.
Karakteristik exhaust posting adalah:
1. Setiap akun hanya diambil sekali untuk diisi posting dari media.
2. Media dapat diambil lebih dari satu kali untuk di-posting ke dalam akun selama periode posting.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai