Anindya Firda Puspita 2010811049 Muhammad Hisyam H. 2010811056 Elma Malinda 2010811065 Muhammad Nur Jalaludin 2010811073 Faisep Ratna Sari 2010811080 Sasikirani Trufi Wardhani 2010811083 A. Konformitas
1. Definisi Konformitas
Konformitas adalah proses dalam diri anggota kelompok untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma yang ada dalam kelompok (Riggio, 2009). Dalam hal ini karena kelompok merasa bahwa norma kelompok memiliki makna yang sangat signifikan untuk kelangsungan aktivitas-aktivitas kelompok dan identitas kelompok maka kelompok melakukan tekanan (implisit maupun eksplisit) kepada anggota kelompok untuk mematuhi norma dalam kelompok. Konformitas sebagai gambaran kepatuhan anggota terhadap norma kelompok akan sangat membantu suatu kelompok mempertahankan keteraturan dan keseragaman suatu kelompok. 2. Faktor yang Mempengaruhi Konformitas • Kohesivitas (Baron dan Byrne, 2003) • Ukuran kelompok (Baron dan Byrne, 2003) • Jenis norma yang berlaku (Baron dan Byrne, 2003)] • Identitas sosial (Sears, 2004)
3. Ciri-ciri perilaku konformitas
• Kepercayaan terhadap kelompok • Kepercayaan yang lemah terhadap penilaian sendiri • Rasa takut terhadap celaan sosial • Rasa takut terhadap penyimpangan
4. Terbentuknya Perilaku Konformitas (Baron dan
Byrne 2005) • Pengaruh normatif • Pengaruh informasional B. Kesepakatan
1. Pengertian Kesepakatan
Menurut Subekti (dalam Anggia, 2020), kata
“sepakat” merupakan persesuaian kehendak antara dua pihak, yang berarti apa yang dikehendaki oleh pihak pertama juga dikehendaki oleh pihak yang lainnya, dan kehendak tersebut menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik. Baron (2015: 5) menyebutkan bahwa kesepakatan adalah satu bentuk pengaruh sosial yang melibatkan permintaan langsung dari seseorang kepada orang lain. 2. Cara Mencapai Kesespakatan • Teknik Ingratiation atau Mengambil Hati • Teknik Foot-in-the-Door • Teknik Lowball • Teknik Door-in-the-Face • Teknik That’s-Not-All • Teknik Jual Mahal (Playing Hard to Get) • Teknik Fast-Approaching-Deadline
3. Faktor yang Membentuk dan Mempengaruhi
Kesepakatan • Pertemanan atau rasa suka • Komitmen atau konsisten • Kelangkaan • Timbal Balik • Validasi Sosial • Otoritas 4. Ciri-Ciri Kesepakatan • Bertujuan menentukan solusi dan menjadi sarana penyelesaian masalah bersama. • Menghasilkan kesepakatan atau perjanjian. • Menghasilkan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak. • Memprioritaskan atau menitikberatkan pada kepentingan bersama. • Memiliki tujuan praktis, yaitu sebagai media penghasil kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berkepentingan. C. Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata “Patuh”. Menurut KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), Patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk pada ajaran dan aturan. Kepatuhan adalah perilaku positif penderita dalam mencapai tujuan terapi. Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur dan disiplin yang harus dijalankan. 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Milgram (1963) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan yaitu: • Status lokasi • Tanggung jawab personal • Legitimasi dari figure otoritas • Status dari figure otoritas dapat mempengaruhi kepatuhan. • Dukungan dari rekan • Kedekatan dengan figure otoritas 3. Bentuk –bentuk kepatuhan • Otoritarian, • Conformist, • Compulsive deviant, • Hedonik psikopatik, • Supramoralist 4. Keterkaitan Antara Konfomitas, Kesepakatan dan Kepatuhan
Sears (1991) mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas
remaja ditandai dengan adanya tiga hal sebagai berikut: • Keterkaitan Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. • Kesepakatan Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. • Kepatuhan Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tidakan walaupun remaja tidak menginginkannya. 5. Bentuk Ekstrim Pengaruh Sosial
Menurut Kartono, bentuk-bentuk perilaku delinkuen pada
remaja dibagi menjadi empat, yaitu: • Kenakalan terisolir (delinkuensi terisolir) • Kenakalan neurotik (delinkuensi neurotik) • Kenakalan psikopatik (delinkuensi psikopatik) • Kenakalan defek moral (delikuensi defek moral)
Mitchison (2019) menyebutkan bahwa respon yang diperoleh terkait
dengan foto yang diunggah juga meningkatkan body dissatisfaction. Hal ini yang kemudian menginisiasi subjek untuk mengedit foto-fotonya sebelum diunggah di sosial media. Jika mereka puas dengan kondisi fisiknya, maka penilaian positif muncul dan berkembanglah body satisfaction. Namun sebaliknya, body dissatisfaction terjadi ketika pandangan terhadap tubuh negatif dan terjadi adanya kesenjangan antara penilaian individu terhadap tubuhnya yang sebenarnya dan dengan gambaran tubuh idealnya (Grogan, 2008). DAFTAR PUSTAKA Andini, Sarita Fajar. (2020). Aktivitas dan Pengaruh Sosial Media terhadap Body Dissatisfaction pada Dewasa Awal. Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA 12.1. Hlm. 34-43. Apsari, Ayu Rahmaditha., Purnamasari, Santi Esterlita. (2018). Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi 19.1. Hlm 1-12. Baron, A. R. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Hlm 53. Baron, A. R., Branscombe, N. R. (2012). Social Psichology. 13th edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Baron, R. A., Branscombe, N. R. (2015). Psikologi Sosial. Jilid 2 Edisi ke-13. Jakarta: Penerbit Erlangga. Damayanti, Resti Septina., et al. (2018). Konformitas Dan Kematangan Emosi Dengan Perilaku Agresi Siswa Smk Di Jakarta Timur. Ikra-Ith Humaniora: Jurnal Sosial dan Humaniora 2.37 Hlm. 4-79. David O’Sears, et. al., (1985). Psikologi Sosial Jilid Kedua, ter. Michael Adryanto. Jakarta : Erlangga. Hlm 76. Hanurawan, F. (2014). Psikologi Kelompok. Serang: FTK Banten Press. Hartati, Sri. (2021). Pendekatan Kognitif Untuk Menurunkan Kecenderungan Perilaku Deliquensi pada Remaja. Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia 9.2. Hlm. 24631. Hidayah, Rifa’i. (2011). Psikologi Pengasuhan Anak. Malang: UIN-Malang Press (Anggota IKAPI Press). Hidyah, S. (2014). Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Dengan Pembentukan Identitas Diri Pada Remaja.Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiy8s35wrjzAhVXbysKHXsCCKwQFnoECAUQAQ&url=http%3 A%2F%2Frepository.uin-suska.ac.id%2Fview%2Fdivisions%2Fps%3D5Fpk%2F2014.html&usg=AOvVaw3GlWZsH-94LEq27s6lMn9F&cshid=1633617381606332 diakses 7 Oktober 2021. Mulyadi, S., Rahardjo, dkk. . Psikologi Sosial. file:///D:/PSIKO%20SOSIAL%201/B.8_290121%20BUKU%20PSIKOLOGI%20SOSIAL%20Rev%20(1)_compressed.pdf. Diakses 7 Oktober 2021. Priambodo, D. A., dkk. (2014). Makalah Psikologi Social. Universitas Islam Sultan Agung. https://www.slideshare.net/munnahab/psikologi-sosial-pengaruh-sosial. diakses 7 Oktober 2021. Rakhmat, Jalaluddin. (1996). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hlm 150. Sihotang, Artledia. (2011). Hubungan sntara Konformitas Terhadap Kelompok Teman Sebaya dengan Pembelian Impulsif pada Remaja. Diss. Universitas Diponegoro. Silfia, A. (2020). Perancangan Kerjasama ANTARA Perfect Shoes Care dengan Endorser. Universitas Internasional Batam. http://repository.uib.ac.id/2870/5/k-1651124-chapter2.pdf. Diakses 7 Oktober 2021. Susetyo, Heru. (2018). Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Merokok pada Remaja Putri di Kota Yogyakarta. Diss. Universitas Mercu Buana Yogyakarta.