Anda di halaman 1dari 18

GAGAL GINJAL KRONIK

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANGGI HAPSARI PUTRI
KELAS : A1 SEMESTER IV
NIM : OO1STYC 18
DEFINISI GGK
Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal
tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal
yang bersifat progresif dan irreversible.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang
menyebabkan uremia retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah
ETIOLOGI
Infeksi saluran kemih atau
pielonefritis kronis

Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis,


stenosis arteri renalis)
Gangguan jaringan penyam
bung ( SLE
polia
oliarterites
es noodduussaa,, sklerosis sisteem
mik)

it ko ng enita
it l
al da n her
he ed
re ite
dite r ( ppeennyyaakkiitt
Penyak
bulus ginjal)
ginjal polikistik, asidosis tu

Penyakit metabolik ( DM, gocit, hiperparatiroirisme), Netropati


toksik, Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
D Kerusakan ginjal dengan GFR
normal (≥ 90)
E
Kerusakan ginjal ringan dengan
S GFR ringan (60-89)
K
Kerusakan ginjal ringan dengan
R GFR sedang (30-59)
I
Kerusakan ginjal ringan dengan
P GFR berat (15-29)
S Gagal ginjal (< 15 (atau menjalani
I dialisis)
Manifestasi Klinik
Gangguan Gangguan
Kardiovaskuler Muskoloskeletal

Gangguan Integument Gangguan Reproduksi

Gangguan
Gangguan Perkemihan
Pilmoner

Gangguan Gangguan
Gastrointestinal Endokrim
Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (Termasuk glomelurus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat
disertai reabsorbsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya saring.
Metode adaftip ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron-
nefron rusak.Beban bahan yang harus di larut menjadi lebih besar daripada yang bisa
direabsorbsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena
jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguria timbul disertai retensi produk
sisa.
Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang
80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun
sampai 15ml/menit atau lebih rendah itu. (Barbara C Long, 1996, 368)
PATHWAY
Darah Tes urine

Pielografi Sistouretrogram
Ultrasonon ginjal
intravena berkemih

Endoskopi ginjal
Biopsi ginjal & EKG
nefroskopi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Keperawatan

 Hemodialisis
 Dialisis peritoneal
 Diet protein  Transplantasi ginjal
 Diet Kalium  Modifikasi terapi obat
 Diet kalori dengan fungsi ginjal
 Kontrol hipertensi
 Kebutuhan cairan  Dialisis
 Koreksi hiperkalemi
 Koreksi anemia
Asuhan Keperawatan Pada Kasus
Gagal Ginjal Kronik (GGK)
PENGKAJIAN
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Psikososial
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum dan TTV
2. B1 ( Breating)
3. B2 ( Boold)
4. B3 ( Brain)
5. B4 ( Bladder)
6. B5 ( Bowel)
7. B6 ( Bone)
PENGKAJIAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
Laboratorium Diagnostik lain
 Laju endapan darah
 Ureum dan kreatinin
 Hiponatremi  Foto polos
 Hipokalsemia dan
abdomen
hiperfosfatemia
 Phosphate alkaline meninggi  Intra Vena
akibat gangguan Pielografi (IVP)
metabolisme tulang  USG
 Hipoalbuminemia dan
hipokolesterolemia  Ranogram
 Peninggian gula darah  EKG
 Hipertrigeliserida
 Asidosis metabolik
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Aktual/resiko terjadinya kerusakan integritas


kulit b.d ganggguan status metabolik, sirkulasi
(anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati
ferifer), penurunan turgor kulit, penurunan
aktifitas, akumulasi ureum dalam kulit.

Ketiakseimbangan nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi
yang tidak adekuat sekunder dari
anoreksia, mual, muntah.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Aktual/resiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d ganggguan status
metabolik, sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati
ferifer), penurunan turgor kulit, penurunan aktifitas, akumulasi ureum
dalam kulit.
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
Kriteria hasil: kulit tidak kering, hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit
berkurang.
Intervensi Rasional
Kaji terhadap kekeringan kulit, pruritus, Perubahan mungkin disebabkan oleh
eksklorasi, dan infeksi penurunan aktivitas kelenjar keringat
atau pengumpulan kalsium dan fosfat
pada lapisan kutaneus.
Kaji terhadap adanya petekie dan Perdarahan yang abnormal sering di
purpura hubungkan dengan penurunan jumlah
dan fungsi platelet akibat uremia.
Monitor lipatan kulit dan area yang Area-area ini sangat mudah terjadi
edema injuri.
Gunting kuku dan pertahankan kuku Penurunan curah jantung
terpotong pendek dan bersih mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium/air dan
penurunan urine output.
Kolaborasi Mengurangi stimulus gatal pada kulit.
Berikan pengobatan antipruritis sesuai
pesanan.
Ketiakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi
yang tidak adekuat sekunder dari anoreksia, mual, muntah.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan mual atau muntah
pasien hilang
Kriteria hasil: observasi TTV dalam keadaan normal, porsi makan habis, intake
makan meningkat, mual muntah pasien meningkat.
Intervensi Rasional
Dilakukan tindakan terapeutik (pendekatan Agar terjalin hubungan saling
terapeutik) pada pasien dan keluarga, misal percaya antara pasien, keluarga
: senyum, sapa, salam, sopan dan santun dan tenaga kesehatan

Berikan informasi pada pasien tentang Agar pasien mengerti tentang


pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pentingnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi
Monitor Berat Badan Untuk mengetahui perkembangan
berat badan pasien
Berikan makanan kesukaan jika tidak ada meningkatkan nafsu makan pasien
kontraindikasi
Anjurkan untuk menjaga oral hygiene untuk menjaga kebersihan mulut
pasien dan mengurangi mual
Atur jadwal tindakan medis keperawatan agar tidak mengganggu jadwal
agar tidak menurunkan nafsu makan makan pasien
EVALUASI
Hal ang diharapkan setelah pasien gagal ginjal kronis mendapatkan intervensi
adalah sebagai berikut:
• Pola nafas kembali efektif.
• Ridak terjadi penurunan curah jantung.
• Tidak terjadi aritmia.
• Tidak terjadi kelebihan volume cairan tubuh.
• Peningkatan perfusi serebral.
• Pasien tidak mengalami deficit neurologis
• Tidak mengalami cedera jaringan lunak.
• Peningkatan integritas kulit
• Terpenuhinya informasi kesehatan asupan nutrisi terpenuhi
• Terpenuhinya aktivitas sehari-hari
• Kecemasan berkurang
• Mekanisme koping yang ditetapkan positif. (Wijaya, 2013)

Anda mungkin juga menyukai