Anda di halaman 1dari 57

DIABETES MELLITUS

Definisi
Diabetes mellitus adalah penyakit
metabolik, gangguan
metabolisme lemak, karbohidrat,
protein yang disebabkan oleh
defek sekresi insulin atau
sensitivitas reseptor insulin
rendah atau keduanya sehingga
kadar glukosa darah tinggi
Diabetes :
Glukosa darah puasa > 126 mg/dl
Glukosa 2 jam PP > 200 mg/dl (2 jam ,75 g
glukosa )
Glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL
HbA1c > 8 % (normal < 6 %)

IGT/ TGT : Glukosa darah 2 jam PP > 140 – 199


mg/dl
Glukosa darah puasa terganggu 100-125 mg/dl
Non diabetes
Glukosa darah (mg/dl)
Puasa < 100
Sewaktu < 100
2 jam post prandial < 140
Waktu tidur < 120

HbA1c 4-6 %

Hipoglisemia < 60 mg/dl


Tipe diabetes melitus berdasarkan
etiologi:
IDDM (tipe 1) destruksi sel autoimun,
idiopatik.
NIDDM (tipe 2) resistensi insulin disertai
dengan defisiensi insulin relatif, sampai
defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin.
tipe spesifik lain (defek genetik,
pankreatitis, endokrinopati, infeksi, obat)
Gestational DM
Prevalensi diabetes di dunia

Negara Jumlah juta (1995) Perkiraan


Jumlah juta (2025)
India 19,4 57,2
China 16,0 37,6
US 13,9 21,9
Russian Fed. 8,9 12,2
Japan 6,3 8,5
Brazil 4,9 11,6
Indonesia 4,5 12,4
Pakistan 4,3 14,5
Mexico 3,8 11,7
Ukraine 3,6 Egypt 8,8
Negara lain 49,7 103,6
Total 135,3 300

Sumber : Soewondo, P,
Pusat diabetes dan lipid, RSCM Jakarta
Prediksi prevalensi menurut WHO untuk
Indonesia
8,4 Juta th 2000 akan meningkat jadi 21 juta
th 2030
Di jakarta th 1982 1,7 juta
1993 5,7 juta
2001 12,8 juta
Th 2030 diperkirakan usia > 20 th ada 193
juta dengan penderita di kota 14,7% (12
juta), pedesaan 7,2% (8,1 juta)
Riskesdas 2013:
Prevalensi diabetes di DI Yogyakarta (2,6%), DKI
Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan
Kalimantan Timur (2,3%), di Sulawesi Tengah
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi
Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3
persen.
Gejala DM
Poliuria, polidipsia, polifagia
Bobot badan turun dengan penyebab tidak
jelas
Peningkatan kadar gula darah dan HbA1c
Glikosuria, ketonuria
Mudah infeksi dan sulit sembuh
Lemas, ngantuk
Kesemutan, gatal, mata kabur
Disfungsi ereksi , pruritus vagina
Patogenesis NIDDM
Genetik :
Fungsi sel beta pankreas lemah
defek enzimatik
massa berkurang
penuaan dini
Lingkungan
obesitas
kurang gerak
hiperglisemia, hiperinsulinemia
obat
gangguan endokrin
Faktor risiko
Usia >45 th
Usia lebih muda IMT >23 kg/m2 dengan
kebiasaan:
- kurang aktif
- orang tua DM
- riwayat melahirkan dengan bayi >4 kg
- hipertensi (>140/90 mm Hg)
- HDL < 35mg/dl, dan atau TG > 250 mg/dl
- riwayat penyakit kardiovaskular
Faktor risiko yang bisa dimodifikasi :
Berat badan lebih (IMT > 24 kg/m2).
Kurangnya aktivitas fisik.
Hipertensi (> 140/90 mmHg).
Dislipidemia (HDL < 35 mg/dL dan atau
trigliserida > 250 mg/dL)
Diet tak sehat (unhealthy diet). Diet
dengan tinggi gula dan rendah serat akan
meningkatkan risiko menderita
prediabetes/ intoleransi glukosa dan DM
tipe 2.
Perbandingan DM tipe 1 dan 2
Parameter DM tipe 1 DM tipe 2
Populasi pasien 10 % 90%
Usia <30 th >40 th
Berat badan rendah Normal atau tinggi
Onset cepat lambat
Insulin endogen Rendah/tidak ada
ada
Antibodi sel ada Tidak ada
pankreas
Antigen lekosit ada Tidak ada
manusia (HLA)
Etiologi Kerusakan sel Tidak jelas, sekresi insulin
beta pankreas rendah, resistensi insulin
Faktor lingkungan Virus, toksin, obesitas
autoimun
Di USA IDDM 0,5%, NIDDM 5-6 % ( >90 % dari seluruh penderita)
DI Indonesia dari seluruh penderita DM :90 % NIDDM ; HLA : human leucocyte antigen
Diabetes gestasional
Penyebab :
Kebutuhan energi meningkat
Peningkatan kadar hormon

Dampak Diabetes gestasional


• janin cacat (malformasi kongenital)

• bayi meninggal

• bayi besar/bobot badan tinggi


Sasaran terapi diabetes
Memelihara kadar gula darah normal atau
mendekati normal
Memelihara pertumbuhan normal anak
Mengatur makanan dengan aktivitas fisik dan obat
Mencegah simptom hiperglisemia seperti poliuria,
penglihatan kabur, hilang bobot badan, infeksi
ulang, ketoasidosis, koma hiperosmolar,
mencegah simptom hipoglisemia termasuk
perubahan mood, gangguan mental dan koma.
Mencegah komplikasi
Mengobati gangguan fisiologi lain
Penanganan diabetes
Diabetes tipe 1 : insulin
diet
olahraga

Diabetes tipe 2 : diet


bobot badan diturunkan
olahraga
obat antidiabetika oral
insulin
Penanganan diabetes
Diabetes tipe 1 : insulin
diet
olahraga

Diabetes tipe 2 : diet


bobot badan diturunkan
olahraga
obat antidiabetika oral
insulin
Algoritma kontrol glisemik untuk anak dan
dewasa
Gaya hidup,edukasi,
Target nutrisi, olahraga
HbA1c < 6,5
Glukosa puasa < 110 mg/dL
2 jam pp 140-180 mg/dL

tidak tercapai

Periksa A1c monoterapi Tidak tercapai


3-6 bl 3 bulan

kombinasi
Tambah obat ketiga atau
exenatid jika A1c<8,5,
jika >8,5 tambah insulin
Monoterapi inisial :
Metformin
Tiazolidindion : pioglitazon
Sulfonylurea: glibenklamid, glikasid,
glipizid
Insulin
Nonsulfonilurea sekretagoga (meglitinid):
nateglinid, repaglinid
Inhibitor alfa glukosidase : akarbosa,
miglitol, voglibose
Terapi kombinasi
Sulfonylurea – metformin
Metformin –Tiazolidindion
Sulfonylurea/metformin –exenatid (agonis
GPL1)
Kombinasi lain dengan: Nateglinid,
repaglinid, akarbosa, miglitol,inhibitor DPP4
(sitagliptin), insulin

Penggunaan insulin :
Kehamilan, IDDM, Ketoasidosis, Hiperglisemia berat
Penanganan diabetes
NIDDM

Terapi non farmakologi


Diet, olahraga
Tidak berhasil
monoterapi Tidak berhasil

Kombinasi
Tidak berhasil
Insulin

Kehamilan
Ketoasidosis
IDDM
Hiperglisemia berat
Mekanisme obat antidiabetes
Obat anti Mekanisme kerja
DM
Insulin Glukosa uptake , penguraian glukosa oksidatif
glikogen , protein dan lemak
Mekanisme kerja antidiabetes

Sulfonilurea Gen I Stimulasi insulin dari sel 


Klorpropamid, pankreas
tolbutamid
Gen II glimepirid, idem
glipizid, gliburid
 glukosidase Inhibisi kompetitif  glukosida
inhibitor: akarbosa, hidrolase,  amilase pankreatik
miglitol, voglibose
Biguanida: Menghambat produksi glukosa
metformin hepatik, sensitivitas reseptor
insulin perifer
Obat anti DM Mekanisme kerja

Tiazolidindion : Kepekaan sel otot skelet , hati, sel


Rosiglitazon, lemak terhadap insulin
pioglitazon Menghambat penguraian lemak dari
jaringan adiposa

Peroxixom proliferator
activated receptor-gamma
Mekanisme kerja antidiabetes
GLP-1 agonis Inhibisi pelepasan glukagon, induksi
Exenatide, pelepasan insulin
Menunda pengosongan lambung
menekan napsu makan (exenatide);
Menghambat
DPP4
Sitagliptin, menginhibisi dipeptidil peptidase-IV
vildagliptin (DPP4 menginaktivasi GLP-1)
Meglitinid : Seperti sulfonilurea
Repaglinid
nateglinid
Inhibitor SGLT2 menginhibisi SGLT2 pada tubulus
(sodium glucose co proksimal, mencegah reabsorpsi glukosa
transporter 2):
canagliflozin,
dan meningkatkan eksresi ke urin.
dapagliflozin
Kombinasi obat
Sering
Sulfonilurea-biguanida
Sulfonilurea-insulin
Sulfonilurea- alfa glukosidase inhibitor

Lebih jarang
Sulfoniurea-biguanida-insulin
Biguanida-alfa glukosidase inhibitor
Biguanida-insulin
Alfa glukosidase inhibitor-insulin
Tipe insulin Onset Puncak Durasi
Ultra short 0-0,25 jam 1-2 jam 2-4 jam
acting
short acting 0,5-1 jam 2-4 jam 6-8 jam

intermediate 1-4 jam 6-10 jam 16-24 jam

Long acting 4-6 jam 18 jam 24-36 jam


Glukosa darah Dosis insulin sub
(mg/dl) kutan (U)
< 140 0
140-200 2
201-300 5
301-400 10
>400 12
Pengawasan tekanan darah dan
profil lipid pada pasien DM
Hipertensi dan dislipidemia dapat menyebabkan
komplikasi kronis, maka harus dipelihara sbb.:
Tekanan darah :
Dewasa <130/85 mmHg
Lipid :
LDL < 100 mg/dl
Trigliserida < 200 mg/dl
HDL pria > 35 mg/dl
wanita > 45 mg/dl
Dosis anti diabetes
Obat anti DM Dosis
klorpropamid 250 mg , maks 1,5 g/hari
tolbutamid 1-2 g, maks 3 g/hari
glimepirid 1-2 mg, maks 8 mg/hari
glipizid 5 mg, maks 40 mg/hari
glibenklamid 2,5-5 mg, maks 20 mg/hari,Micro- nized 1,5-3 mg,
maks 12 mg/hari
Akarbosa 25 mg TID/makanan, 50-100 mg TID
Miglitol 25 mg TID, 50-100 mg TID
Metformin 500 mg BID/850 mg QD, 2500 mg/hari
Rosi/pioglitazon 4-8 mg QD/ 4 mg BID (tunggal/+metf)
repaglinid 0,5-4 mg a prandial /+metf atau insulin
Dapagliflozin, 10 mg 1x sehari, pada gangguan fungsi hati 5 mg/
sekali sehari.
canagliflozin, 100-300 mg/hari
empagloflozin 10-25 mg/hari
Efek samping obat anti diabetes

Obat anti DM Efek samping


Insulin hipoglisemia
Klorpropamid, Diskrasia darah,
tolbutamid hipoglisemia, reaksi
disulfiram
glimepirid, glipizid*, Diskrasia darah, jaundice
kolestatik, hipoglisemia
* Reaksi disulfiram
Gliburid Diskrasia darah, jaundice
(glibenklamid) kolestatik, hipoglisemia
Hepatitis, liver function test
Efek samping obat anti diabetes
Obat antiDM Efek samping
Akarbosa Gangguan sal. cerna
Miglitol Gangguan sal. cerna, LFT

Metformin Anemia megaloblastik


Laktat asidosis, gangguan rasa di lidah
Rosiglitazon Udem ringan sampai berat
anemia, kolesterol
Pioglitazon Udem ringan, anemia, kolesterol
Repaglinid Bobot badan naik
Gliflozin infeksi urogenital, vaginitis.
Wanita hamil : insulin
Hipertensi : ACE inh (dosis sulfonilurea
diturunkan), alfa bloker

Interaksi obat:
Obat yang memperparah DM:
Rifampisin (metabolisme tolbutamid )
Fenitoin (inhibisi sekresi insulin)
Kontrasepsi oral (toleransi glukosa )
Diuretik (hipokalemia, sekresi insulin )
Glukokortikoid (kerja insulin ,
glukoneogenesis )
Merokok/ nikotin (meninggkatkan adrenalin)
Meningkatkan kerja antidiabetes :
Asetosal (efek insulin )
Etanol (sekresi insulin )
Tetrasiklin (meningkatkan efek insulin)
Sulfonamida, fenilbutazon, oksifenbutazon
(menurunkan bersihan sulfonilurea)
Eritromisin, fluko-, ketoko- ,itrakonazol (efek
repaglinid naik)
Kloramfenikol (inhibisi metabolisme
sulfonilurea)
ACE inhibitor ( meningkatkan kepekaan otot
skelet terhadap insulin)
Kegagalan terapi diabetes tipe 2
Penyakit progresif (kegagalan sel  pankreas)
Kegagalan dengan obat hipoglisemik oral
Kepatuhan pasien : regimen sulit, mahal,
konsumsi makanan, interaksi obat
Pada kondisis khusus
Dislipidemia pada diabetes
-risiko kardiovaskular meningkat
-kadar yang baik HDL>50 mg/dl, TG <150
mg/dl
-pengurangan asupan lemak, perubahan gaya
hidup
-target pengobatan LDL<100 mg/dl, pada
pasien dengan penyakit kardiovaskular
LDL<70 mgdl, TG< 150 mgdl, HDL>40 mgdl
-Bila TG>400 mg/dl berisiko pankreatitis
Hipertensi pada diabetes
Bila sistole > 130mm Hg dan atau Diastole >80
mmHg, tek darah harus diturunkan <130/80, bila
ada proteinuria >1g/24jam tek darah harus<
125/75
Penanganan non farmakologis
Penanganan farmakologis perhatikan obat anti
hipertensi terhadap profil lipid, metabolisme
glukosa, resistensi insulin, hipoglisemia
terselubung.
Obat antihipertensi dapat dipilih: ACEI. ARB,
bloker dosis rendah, penghambat antagonis
kalsium non dihidropiridin atau kombinasi bila target
tidak tercapai
Obesitas pada diabetes
Obesitas pada DM cukup tinggi atau DM karena
obesitas (resistensi insulin).
Obesitas karena dismetabolik terutama akibat
resistensi insulin menyebabkan dislipidemia,
hiperglikemia, hipertensi
Penurunan 5-10 % bb dapat memperbaiki
dismetabolik, dan menurunkan risiko PJK
Penanganan dengan perubahan pola makan dan
bila tidak cukup dengan sibutramin atau orlistat.
Gangguan koagulasi pada diabetes
Riwayat DM dengan kardiovaskular ditangani
dengan asetosal 75-160 mg/hari
Asetosal 75-160 mg/hari digunakan sebagai
strategi pencegahan primer pada DM tipe 2 pada
risiko kardiovaskular. Di samping usia >40 th,
merokok, hipertensi, dislipidemia dan albuminuria,
Asetosal tidak dianjurkan pada usia <21 th,
peningkatan sindrom Reye.
Penggunaan pengganti asetosal atau dalam
kombinasi dapat dipertimbangkan.
Studi kasus
Bapak BD usia 60 th mengalami penglihatan kabur
sudah 3 minggu, merasa lemah, lesu , poliuria,
polidipsia, dan untuk mengatasinya
memgkonsumsi vitamin selama 1 minggu tetapi
idak ada perbaikan.
Sebelumnya mengalami hipertensi 7 th,
hiperlipidemia 5 th, Keluarga : ayah dan kakek
DM, ayah meninggal strok pada usia 62 th.
Bapak BD menikah usia 30 th dan memiliki 2 anak.
Jarang olahraga tetapi tidak merokok dan tidak
minum alkohol
Obat yang dikonsumsi propanolol 80 mg 1x sehari.
Tanda2 vital: BP 149/96. P 80, RR 18, BMI 41.
Data lab. ;
Na 141 mEq/L, K 4 mEq/L, l 96 mEq/L, Ca 9,9
mg/L. AST 21IU/L, ALT 15 IU/L.

Pertanyaan:
1. Informasi apa yang mengarah ke diagnosis
DM tipe 2.
2. Jelaskan faktor risiko DM tipe 2
3. Informasi apa yang berhubungan resistensi
insulin
4. jelaskan penanganan penyakit dan
masalahnya
5. Penanganan non farmakologi apa yang
tepat untuk pasien ini.
6Jelaskan rencana farmakoterapi dan
pengontrolan parameter lab.
Evaluasi
SOAP:
Subjective: Bapak BD, usia 60 th,
mengalami keluhan ……. … Menerima
propanolol. Ayah meninggal karena strok.
Ayah dan kakak penderita DM
Objective: BP 149/96. P 80, RR 18, BMI 41.
Data lab. ; Na 141 mEq/L, K 4 mEq/L, l
96 mEq/L, Ca 9,9 mg/L. AST 21IU/L, ALT
15 IU/L. obesitas.
Assessment:
Diabetes mellitus menurut tanda2 nya, hipertensi
tingkat I 7 th, hiperlipidemia 5 th , obesitas.. DM
merupakan komplikasi dari hiperlipidemia dan
hipertensi serta obesitas.
Propanolol tidak tepat untuk DM.

Plan:
Periksa glukosa darah, HbA1c, pengobatan DM :
metformin, hipertensi : CCB, hiperlipidemia :
statin. Diet. Olahraga dll. Kontrol tek darah,
kolesterol total, HDL, LDL, TG.

Anda mungkin juga menyukai