MOC
(Medical Online Championship)
Food Allergy
Acute
Alergi Susu Sapi
IgE mediated
• kadar IgE susu sapi yang positif (uji tusuk kulit atau uji
IgE RAST).
• timbul dalam waktu 30 menit sampai 1 jam.
• urtikaria, angioedema, ruam kulit, dermatitis atopik,
muntah, nyeri perut, diare,bronkospasme, dan
anafilaksis.
Sekunder
• Akibat kerusakan pada saluran pencernaan yang
menyebabkan rusaknya vili
Oropharyngeal
Candidiasis
• C.albicans
• Oral thrush
• Infants, older adults
who wear dentures,
patients treated with
antibiotics, or those
with cellular immune
deficiency states
• Lesions can be
scrapped off
Oral Hairy
Leukoplakia Leukoplaki
a
Etiologi
• Obstruksi lumen appendix oleh hiperplasia limfoid, fecalith, corpus
alienum, neoplasma, striktur paska inflamasi
• Infeksi (biasanya bersifat hematogen)
Patofisiologi
• Obstruksi lumen sekresi mukus terus berlanjut dan kolonisasi
bakteri
tekanan intraluminal naik pembuluh limfe dan vena
terjepit
edema dan transudasi tekanan intraluminal semakin
naik
Appendicitis Akut - Gejala Klinis
disuria,
• Nyeri flank/punggung (letak retrocecal), nyeri suprapubik (letak pelvical), nyeri testikular
(letak retroileal)
• Nyeri lepas tekan (rebound tenderness) / Blumberg sign akibat iritasi
peritoneum
Appendicitis Akut - Tanda Klinis
• Rovsing sign nyeri perut kuadran kanan bawah
saat palpasi kuadran kiri bawah
• Psoas sign nyeri perut kuadran kanan bawah
saat ekstensi panggul kanan
• Obturator sign nyeri perut kanan bawah saat
rotasi internal panggul kanan
Obturator sign
Diagnosis & Tatalaksana
• Preoperatif
observasi TTV, resusitasi
cairan, tirah baring, puasa,
antibiotik IV spektrum luas
• Operatif
1. Open Appendectomy =
insisi transversal (Davis-
Rockey) atau insisi oblique
(McArthur-McBurney) pada
kuadran kanan bawah
2. Laparoscopic
appendectomy
0-3 : dapat dipulangkan tanpa imaging
4-6 : evaluasi dengan pemeriksaan penunjang
≥7 : konsul bedah
Penunjang Radiologi :
- USG : pilihan awal pada anak, dewasa muda, ibu hamil. Efisien, aksesibel, non
radiasi
- CT Scan : Akurat (highly sensitive & specific), “invasive” karena efek
penggunaan radiasi
- MRI : sensitif dan spesifik, namun kurang aksesibel
- Foto polos abdomen : mengidentifikasi free gas di cavum abdomen (app
Peritonitis
• Inflamasi peritoneum, jaringan yang melapisi
permukaan dalam dinding abdomen dan viscera
abdomen
• Klasifikasi :
– Peritonitis primer
• Infeksi peritoneum yang tidak berhubungan langsung dengan
kelainan intrabdominal (spontaneous bacterial peritonitis)
• Biasanya berhubungan dengan ascites
– Peritonitis sekunder
• Infeksi peritoneum karena kelainan intrabdominal (misal perforasi
hollow viscous isi gastrointestinal masuk ke cavum peritoneum
menyebabkan peritonitis)
– Peritonitis tersier
• Tahap akhir peritonitis. Tanda dan gejala klinis peritonitis dan
sepsis tetap ada walaupun peritonitis sekunder sudah diterapi
Peritonitis Sekunder – Etiologi
Tanda dan Gejala Peritonitis
Gejala Tanda
Pemeriksaan
fisik
• Abdominal distention • Abdominal
(darm countour, darm distention
steifung) • Silent abdomen
• Hyperperistaltic • Tympanic percussion
(Hipoperistaltik pada
prolonged • RT : ampulla recti
obstruction) intak
• Metalic sound (+) • Tanda dehidrasi
• RT : ampulla recti
kolaps
• Tanda dehidrasi
Pemeriksaan
Penunjang
• Dilatasi usus dengan air fluid • Dilatasi diffuse usus
level (udara mengisi kolon & rektum)
• Tidak adanya udara pada bagian
distal usus
Klasifikasi Ileus Obstruktif
• Letak sumbatan
– Ileus letak tinggi : sumbatan di proximal
ligamentum Treitz (flexura
duodenojejunalis) dominan
vomiting
– Ileus letak rendah : sumbatan di distal
ligamentum Treitz dominan distensi
abdomen
• Derajat obstruksi
– Obstruksi total gejala lebih berat,
tidak bisa flatus dan BAB
– Obstruksi parsial gejala lebih ringan,
masih bisa flatus dan BAB
• Open VS Closed-Loop
– Open ended obstruction risiko
strangulasi lebih rendah
– Closed loop obstruction risiko
strangulasi tinggi (misal pada hernia
inkarserata, volvulus)
Ileus – Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos abdomen 3 posisi supine,
semierect / erect, LLD (left lateral decubitus)
Herring bone appearance Coiled spring Multiple air fluid level – step ladderappearance
Tatalaksana Ileus
Tatalaksana:
– Nil per os
(NPO)/dipuasakan
– Resusitasi cairan
& monitor Urin
output
– Pemasangan
NGT
dekompresi,
mencegah
aspirasi
– Serial abdominal
exam
• Hemorrhoid interna
– Pelebaran plexus hemorrhoidalis
interna (dibentuk oleh vena rectalis
superior et media)
• Hemorrhoid externa
– Pelebaran plexus hemorrhoidalis
externa (dibentuk oleh vena
rectalis inferior)
Hemorrhoid - Klasifikasi
Tatalaksana Bedah
• Hemorrhoidektomi (excision atau stapled)
Sumber :
Hemorrhoids: From basic pathophysiology
to clinical management
World J Gastroenterol. 2012 May 7;
18(17):
2009–2017.
• Laboratorium
– Hb, fecal occult blood Filling
testing (FOBT) defec
t
– CEA (Carcinoembryonic
Antigen. Kadar normal <
2,5 n/mL)
• Colon In Loop (CIL)
Apple core
barium enema appearanc
– Filling defect, apple core e
appearance
• Colonoscopy + Biopsi
Hernia Abdominalis
• 75% hernia abdominal
hernia inguinal
• Hernia inguinal
dibagi menjadi
– Hernia inguinalis
lateralis (HIL) / hernia
inguinalis indirek
2/3 kasus
– Hernia inguinalis
medialis (HIM) /
hernia inguinalis direk
1/3 kasus
Hernia Inguinalis Lateralis
• Lokus minoris resisten = anulus
inguinalis internus / profundus /
lateral
• Isi hernia masuk melalui anulus
inguinalis internus memasuki
canalis inguinalis keluar
melalui anulus inguinalis
externus memasuki funiculus
spermaticus dan DAPAT TURUN
HINGGA SCROTUM (HERNIA
SKROTALIS)
• HIL kongenital akibat
processus vaginalis persisten
• HIL akuisita adanya
Keyword isi hernia DAPAT masuk peningkatan tekanan
hingga skrotum intraabdominal kronis
terbukanya anulus inguinalis
internus
Hernia Inguinalis Medialis
• Lokus minoris resisten
= Trigonum Hasselbach
• Hernia melalui dinding
inguinal yang disebut
trigonum Hasselbach
• Selalu didapat ketika
dewasa akibat
Keyword isi hernia TIDAK DAPAT
peningkatan tekanan
masuk hingga skrotum intraabdominal kronis
dan kelemahan
Trigonum Hasselbach = Dibentuk tepi musculus relatif dinding
rectus abdominis, arteri epigastrica inferior,
ligamentum inguinalis inguinal posterior
Membedakan HIL dan HIM
• Finger Examination
Test
– Minta pasien berdiri
lalu masukkan jari
melalui skrotum
ikuti
funiculus
spermaticus hingga
mencapai anulus
inguinalis externus
– Minta pasien
mengejan
• Massa menyentuh
UJUNG JARI
Hernia inguinalis
lateralis
• Massa menyentuh SISI
JARI Hernia
Hernia reponibilis (reducible)
• Isi hernia MASIH DAPAT KELUARMASUK
• Protrusi isi hernia biasanya terjadi saat peningkatan tekanan intrabdomen (bersin, batuk, mengejan,
menangis, tertawa)dan posisi berdiri
• Protrusi isi hernia biasanya menghilang saat posisiberbaring
Hernia inkarserata
• Isi hernia TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN DAN TERJEPIT OLEH CINCIN HERNIA.
• GANGGUAN PASASE USUS (+). GEJALA ILEUS mual, muntah, distensi abdomen, nyeri abdomen
kolik (hilang timbul)
Hernia strangulata
• Isi hernia TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN DAN TERJEPIT OLEH CINCIN HERNIA disertai gangguan
aliran
arteri
• Adanya gangguan vaskularisasi akibat jepitan. Gejala NYERI ISKEMIK MENETAP, takikardia,
leukositosis, edema dan eritem pada kulit yang melapisi hernia, pasien tampak toxic, dehidrasi dan
demam
Tatalaksana Hernia Inguinalis
Non Bedah
• Mencari dan memperbaiki faktor risiko yang menyebabkan
hernia (misal BPH, batuk kronis)
• Analgetik bila nyeri
• (B) A smaller-caliber tube is not used because it may curl up in the upper
esophageal segment, giving a false impression of esophageal continuity.
• Klinis :
– 1-12 minggu, muntah proyektil,
bile free, bolus+gastric juice
– Baby looks hungry, fluid
deficiency and electrolyte
imbalance
– Palpable mass (olive) in the RUQ
• Dx :
– Plain photo (Single bubble sign)
– Barium meal / OMD (Umbrella sign)
• Komplikasi : dehidrasi & aspirasi
• Tx :
– Non surgery : resusitasi cairan
– Surgery : pyloromyotomy
Radiographic Features
Umbrella / Mushroom / String /
Single Bubble Double-track / Shoulder / Beak
sign (Plain sign(Barium Meal)
Photo)
Atresia / Stenosis
Duodeni
• Atresia: complete obstruction;
stenosis: partial obstruction
• Lokasi tersering di
duodenum pars horizontal
• Symptom: regurgitasi & vomit
(bilous vomit)
• Dx : (double bubble)
• Bilious vomit
• Abdominal distention (in distal atresia)
• Jaundice (32%) which is characteristically due to
indirect hyperbilirubinemia
• Failure to pass meconium in the first 24 hours (rule out Hirschsprung
disease; passage of meconium does not rule out intestinal atresia)
• Abdominal distention is most evident in cases of ileal atresias, in which it
is diffuse, as opposed to proximal jejunal atresias, in which the upper
abdomen is distended and the lower abdomen is scaphoid.
• Intestinal loops and their peristalsis may be seen through the thin
abdominal wall of newborns.
Atresia Jejunum
useful in determining
the level of
atresia
Klasifikasi Atresia Ani
• Menurut Berdon, membagi atresia ani berdasarkan
tinggi rendahnya kelainan, yakni :
~ Atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum
berakhir di atas muskulus levator ani (jarak > 1,5 cm
dengan kulit luar)
~ Atresia ani letak rendah : bagian distal rectum melewati
musculus levator ani (jarak < 1,5cm dari kulit luar)
TRIAS :
• Colicky & Cramping abdominal pain
• Bilious vomiting
• Mucous-red “currant jelly stools”
Physical Exam :
• Palpable abdominal
mass (Sausage
Appearance)
• Dance ‘s sign
Radiographic Features
Intussusception
USG :
• Target or doughnut sign (Transverse cross section)
• Sandwich sign, pseudokidney sign
(Longitudinal section)
Pseudokidney
Barium Enema : Cupping sign
(as a diagnostic) or therapeutic (non-
operative reduction)
Volvulu
s
Definition:
• IBS adalah kelainan fungsional usus kronis berulang dengan nyeri atau
rasa tidak nyaman abdomen yang berkaitan dengan defekasi atau
perubahan kebiasaan buang air besar setidaknya selama 3 bulan
Epidemiology:
• Prevalensi IBS pada wanita sekitar 1,5-2 kali prevalensi pada laki-laki.
• IBS dapat terjadi pada semua kelompok umur dengan mayoritas pada
usia 20-30 tahun dan cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Kriteria Diagnosis (Rome IV)
3. IBS dengan campuran kebiasaan buang air besar atau pola siklik (IBS-M)
Feses padat/bergumpal dan lembek/cair ≥25% waktu Ditemukan pada satu pertiga kasus
Types of Endoscopy:
Colonoscopy, Sigmoidoscopy, Upper
Endoscopy, Capsule Endoscopy
DYSPEPSIA
Rasa tidak nyaman dapat
Definisi (Konsensus Nasional berupa salah satu atau
Dispepsia, PGI 2014) beberapa gejala berikut yaitu:
disfagia progresif
muntah rekuren/persisten
anemia
demam Tidak
Obat yang dipergunakan dapat berupa antasida, antisekresi asam lambung (PPI misalnya omeprazole,
rabeprazole dan lansoprazole dan/atau H2-Receptor Antagonist [H2RA]), prokinetik, dan sitoprotektor
(misalnya rebamipide), di mana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi keluhan dan riwayat
pengobatan pasien sebelumnya.
Penggunaan prokinetik seperti
metoklopramid, domperidon, cisaprid,
itoprid dan lain sebagainya dapat
memberikan perbaikan gejala pada beberapa
pasien dengan dispepsia fungsional.
Pemeriksaan dapat dilakukan dalam waktu paling tidak dalam 4 minggu setelah
akhir dari terapi yang diberikan.
ULKUS PEPTIKUM
A peptic ulcer is a mucosal
break, 3 mm or greater in
size with depth, that can
involve the stomach or
duodenum.
ULKUS PEPTIKUM
Suatu penyakit yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan faktor protektif dan agresif pada mukosa
lambung dan duodenum.
Faktor Agresif: asam lambung, pepsin,
Faktor Defensif: sekresi mukus, bikarbonat
NSAIDs, h.pylori
Gejala: rasa nyeri/ terbakar pada daerah epigastrium atau hipokondrium yang dapat menyebar
hingga ke punggung.
Ulkus Gaster: pain – food → pain Ulkus Duodenum: pain – food → relieved
Strong realtionships with NSAID use Rarely associated with NSAID use
’Disfungsi’ SEB
Hernia hiatus
Keterlambatan
pengosongan lambung Peningkatan tekanan intraabdomen
Katzka DA, DiMarino AJ. In: The esophagus, second edition, Castell DO (editor).
Little, Brown & Company, Boston, USA. 1995:443–53.
GERD
Definisi:
Gejala Khas
• Heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih)
• regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah)
• nyeri epigastrium
• disfagia
• Odinofagia
1. Stricture
2. Mallory Weiss
tear
3. Barrets
Esophagus
ruptur varises
Kehilangan darah esofagus
gastroesofagus
dari saluran cerna
atas mulai dari
esofagus sampai
dengan duodenum gaster ulkus peptikum
(dengan batas
anatomik di
ligamentum Treitz)
duodenum gastritis erosif
Tindakan umum terhadap pasien
diutamakan untuk ABC.
Stabilkan Hemodinamik
•Pemasangan IV line paling sedikit 2 dengan
jarum(kateter) yang besar minimal no 18. Hal ini
penting untuk keperluan transfusi. Dianjurkan
pemasangan CVP
•Oksigen sungkup/ kanula. Bila ada gangguan A-B
perlu dipasang ETT
• Mencatat intake output, harus dipasang kateter
urine
•Memonitor Tekanan darah, Nadi,saturasi oksigen
dan keadaan lainnya sesuai dengan komorbid yang
ada.
Acute
Chronic (Kernicterus)
Kernicterus
Conjugated –
- Biliary atresia
- Neonatal hepatic
syndrome
Definisi Inkompatibilit
• Terjadi pada bayi golongan darah A
atau B dengan ibu O
as ABO
• Isoantibodi pada golongan O
merupakan IgG yang dapat
menembus plasenta
Klinis
• Hemolisis signifikan terjadi
<1%
• Jaundice, anemia,
hepatosplenomegaly (jarang)
• Sering muncul 24 jam
pertama
Laboratorium
• Peningkatan retikulosit, eritroblast
• Coombs test direct newborn
• Coombs test indirect ibu
Hyperbilirubinemia in breast-fed infants
Breast-feeding Jaundice Breast-milk Jaundice
Onset During the first week of life After the first week of life
(early onset) (late onset)
Etiology Poor caloric intake and/or increased enterohepatic circulation of
dehydration bilirubin as a result of the presence of
Weight loss >8-10% beta-glucuronidase in human milk and/or
Wet diapers<6x/day by day to the inhibition of the hepatic
3-4 glucuronosyl transferase by a factor such
Stool<4x/day by day 3-4 as free fatty acids in some human milk
Nursing<8x/day
Usual time of 3-6 days 5-15 days
peak
bilirubin
Peak TSB >12 mg/dl >10mg/dl
Incidence 12-13% 2-4%
Intrahepatik Ekstrahepatik
• Peningkatan • Peningkatan
SGOT/SGPT >10 kali, SGOT/SGPT <5 kali,
dengan dengan peningkatan
peningkatan gamma GT >5 kali
gamma GT <5 kali • Penyebab tersering :
• Penyebab : proses atresia bilier
infeksi hepatoseluler,
kelainan
metabolik/endokrin
Jenis
• Fetal embryonic/Syndromic (10-35%)
• Post/Peri-natal/Non syndromic (65-90%)
Penunjang
• USG 2 fase
• Kolangiografi
Treatment
• Prosedur Kasai sebelum usia 8 minggu
GALL BLADDER DISORDER
CHOLELITHIASIS DAN CHOLECYSTITIS
Gallstone:
Consist of Pigment
stone/ cholesterol
stone/mixed
stone
Symptoms and signs:
• Demam
• Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan
teralihkan ke bawah angulus scapula dekstra, bahu kanan atau
yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina pektoris,
berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan
kolik bilier.
• Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau
makanan berlemak di malam hari.
• Flatulens dan mual
• Ikterik
• Teraba massa kandung empedu
• Tanda Murphy positif (nyeri apabila gallbladder
inflamasi),
suggestive untuk CHOLECYSTITIS
Diagnostic Imaging
• USG
• CT Scan
• Hepatobiliary scintigraphy
• Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP)
Complications:
Treatment:
• Tirah baring, Puasa, Pemasangan infus, Pemberian anti nyeri dan
anti mual, Pemberian antibiotik:
• Surgical: Laparoscopic cholecystectomy, ERCP
CHOLANGITIS
DD RUQ PAIN
Parameter Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Nyeri Kolik + + +/- +/-
Nyeri Tekan - - + +
Demam - - + (low grade) + (high grade)
Ikterus - ++ +/- ++
HEPATITIS
Akut
HBsAg:
• <1 s/c : Negative
• 1-5 s/c: Indeterminate
• >5 s/c: Positive
Anti HBs
• <5 mIU: Negative:
• 5-12 mIU: indeterminate
• >12 mIU: Positive (Protective Level)
*Window period in Hep B infection : the period that elapses during HBsAg to HBsAb seroconversion
WINDOW PERIOD
PERJALANAN ALAMIAH HEPATITIS B KRONIK
(EASL, 2012)
Fase Immune Tolerant
• HBeAg (+), tingkat replikasi virus Hepatitis B tinggi, sehingga HBV DNA serum tinggi, AST rendah (nekro
inflaasi hepar rendah, progresifitas fibrosis rendah)
Fase Immune Reactive HBeAg-positive
• Kadar AST fluktuatif, nekroinflamasi hati sedang sampai berat, progresifitas fibrosis yang cepat
• Berlangsung beberapa tahun setelah fase pertama dan diakhiri dengan seroconversi HBeAg
Note: Tidak indikasi terapi pantau tiap 3 bulan bila HBeAg positif dan tiap 6 bulan bila HBeAg negatif.
Selama terapi, pemeriksaan DNA VHB, HBeAg, anti HBe, dan ALT setiap 3-6 bulan, → diakhir periksa HBsAg (-)→ cek Anti HBs
Vaksinasi Hepatitis B
PANKREATITIS AKUT
Peningkatan amilase atau lipase lebih dari tiga kali nilai batas normal
Suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang
berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan
nodulus regeneratif
Anemia, Thrombositopenia,
Leukopenia →
Pansitopenia
PEMERIKSAAN USG
Menilai sudut hati, permukaan
hati, ukuran, homogenitas,
massa, ascites, splenomegali,
thrombosis vena porta,
pelebaran vena portal
(ALA)
CLINICAL PRESENTATION
Parameter Pyogenic Liver Abscess Amebic Liver Abscess
• Fever, RUQ pain, tenderness with hepatomegaly may cause pleuritic pain
• Ludwig Sign : menekan sela iga ke-6 setentang linea axilaris anterior
PARASITOL
OGI
PROTOZOA HELMINTH
Disentri (Bloody Diarrhea) Diare dengan darah
(+)
Disentri basiler
• Kausa: Shigella dysenteriae (bakteri gram negatif) Disenti amoeba
• Transmisi = makanan /air yang terkontaminasi, • Kausa : Entamoeba hystolitica (parasit)
fecal- • Transmisi = makanan / air yang terkontaminasi,
• ora • fecal-oral
• Inkubasi cepat (1-7 hari)
• Onset subakut (1-3 minggu)
• Gejala konstitusional (+) → demam tinggi,
• Gejala konstitusional (-) → demam (8-38%)
anoreksia, malaise
• Gejala :
• Gejala
• Diare awalnya watery → darah (+) lendir (+) • Diare lendir (+) darah (+)
• Frekuensi 8-10 kali/hari, namun bisa 100 • Frekuensi lebih sedikit dibanding
kali/hari disentri basiler (<10 kali/hari)
• Nyeri perut (+) • Nyeri perut (+) hebat (kolik)
• Muntah (+) • Diagnosis = Mikroskopik feses, deteksi
• Demam tinggi (39,5-40 0C) antigen,
• Tenesmus (+) • Serologi amoeba
• Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai • Antiparasit = Metronidazole 3x500-750 mg,
ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, 5-10 hari)
kaku kuduk, halusinasi)
• Diagnosis = kultur feses
• Antibiotik = Ciprofloxacin 2x500 mg (5 hari),
• Cotrimoxazole ( 2x960 mg, 5-7 hari)
Entamoeba histolytica (Amebiasis)
→
Infective stage
Cyst dari
Entamoeba
histolytica,
ukuran 5-20 ㎛
. Badan
kromatoid
tampak seperti
massa tebal
berbentuk
batang / cerutu.
Parasit intesti nal→ Eosinophilia → Kristal
Charcot Leyden (tampak padpemeriksaan mikroskopik
feses)
Abses Hepar
Amebik
Manifestasi
ekstraintestinal
tersering dari
Amebiasis
• Onset 8-20 minggu, terdapat riwayat disentri amoeba (+) pada beberapa kasus
• Demam, nyeri kuadran kanan atas (kadang meluas ke epigastrium, dada kanan, bahu
kanan), batuk, keringat dingin, malaise, penurunan BB, anoreksia, cegukan
• Px fisik = Hepatomegali, nyeri tekan hepar, fluktuasi (+), jaundice (<10 %)
• Lab = Leukositosis, ↑↑ enzim liver dan ALP, seramobea (+); Imaging = USG, CT-SCAN
• Terapi = Metronidazole 3x500-750 mg (7-10 hari)
Infeksi
Cacing
Tremato
da
HELMIN
TH
Nemat Cesto
oda da
Trematoda
Blood flukes
“Triple S”:
• Schistosoma
• Spina terminalis
(knob)
• Serkaria
Schistosoma
Schistosoma Schistosoma
haematobium egg
mansoni egg japonicum egg
Prevalensi di Afrika utara, sub-
Prevalensi di sub-Saharan Hanya di Asia, terutama
Saharan Africa, Timur Tengah,
Africa, China, Filipina,
India
Timur Tengah, Amerika Thailand, Indonesia
Schistosomiasis / Bilharziasis
Siklus Hidup
Ascaris lumbricoides – Siklus
Hidup
Hookworm – Siklus Hidup
Cutaneous Larva Migrans
(CLM) / Creeping eruption
•Infeksi dan migrasi intradermal
dari larva
hookworm
•Etiologi → Larva filariform
dari Ancylostoma braziliense
atau Ancylostoma caninum
(keduanya bukan parasit alami
pada manusia)
•Faktor risiko → kontak dengan
pasri yang terkontaminasi
•Klinis → papul eritema dan
berkelok- kelok (serpiginosa) yang
GATAL
•Terapi
–Albendazole 1x400 mg (3
hari) atau
–Ivermectin (200
mcg/kg/hari, qD, 1-2 hari)
Cestoda : Proglottid & Scolex
Hymenolepis nana
Segmen
Proglottid
Segmen
Proglottid
gravid
gravid →
5-10 cabang → 15-30
uterus cabang
uterus
Scolex
Scolex
Rostellum Rostellum
(+) (-)
Neurosistiserkosis – Taenia solium
Terapi
• Dietilcarbamazin (DEC) 3 x 6 mg/kgBB/kali (12 hari) → makrofilarisida &
mikrofilarisida.
• Mengeradikasi mikrofilaria dan cacing dewasa, tetapi tidak dapat
menyembuhkan
perubahan anatomi pada elephantiasis
• Pembedahan → aspirasi hidrokele, limfangioplasti, prosedur
jembatan limfe, eksisi radikal dan graft kulit, bedah mikrolimfatik
Profilaksis
• DEC 6 mg/kgBB SINGLE DOSE dan Albendazole 400 mg SINGLE DOSE
per tahun
• ATAU
• Ivermectin 150-200 mcg/kg SINGLE DOSE dan
Albendazole 400 mg SINGLE DOSE per tahun
TERIMAKASIH