Anda di halaman 1dari 31

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh :
Fariz Auliadi Khalil, S.Ked
2006112036
 
 
Preseptor :
dr. Jeri Indrawan, Sp.OG

1
PENDAHULUAN
Klasifikasi Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait, Revisi Kesepuluh,
mendefinisikan hiperemesis gravidarum (HG) sebagai muntah terus-menerus dan
berlebihan yang dimulai sebelum akhir minggu kehamilan ke-22 dan selanjutnya
membaginya menjadi ringan dan berat, kondisi parah diperumit oleh metabolisme

3

Timbulnya mual berkorelasi dengan tingkat human chorionic gonadotropin
(hCG), yang biasanya meningkat dalam 4 minggu setelah periode menstruasi
terakhir, memuncak pada sekitar 9 minggu kehamilan.

4
Laporan
kasus

5
▸ Identitas Pasien
▸ Nama : Ratna Putri
▸ Jenis Kelamin : Perempuan
▸ No. Rekam Medis : 17.13.71
▸ Tanggal Masuk : 04 Oktober 2021
▸ Tanggal Lahir : 06 Juli 1984
▸ Usia : 37 Tahun
▸ Agama : Islam
▸ Status Perkawinan : Menikah (Istri)
▸ Suku : Aceh
▸ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
▸ Alamat : Ds. Raja Ahmad, Nibong, Kec. Syamtalira Bayu,
Aceh Utara
▸ Golongan Darah : O

6
Anamnesis
▸ Keluhan Utama
▸ Mual muntah
▸ Keluhan Tambahan
▸ Riwayat Penyakit Sekarang
▸ Pasien perempuan berusia 37 tahun dengan usia kehamilan 09 –
10 minggu dirujuk ke RSUD Cut Meutia dengan keluhan mual,
muntah semenjak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dan
memberat sejak tadi malam muntah mengeluarkan darah. Pasien
juga mengeluhkan merasakan lemas. Pasien tidak mengeluhkan
sakit perut. BAB dan BAK dalam batas normal.
7
▸ Riwayat Persalinan
▸ Kehamilan ini merupakan kehamilan ke empat pasien. Pasien pernah
mengalami abortus sebanyak satu kali.
▸ Riwayat Kontrasepsi
▸ Pasien tidak sedang menggunakan kontrasepsi dan pernah menggunakan kb
suntik sebelumnya.
▸ Riwayat Penyakit Dahulu
▸ Hal yang serupa : (+)
▸ Riwayat Penyakit Keluarga
▸ Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Tidak terdapat anggota keluarga
yang mengalami keluhan dan gejala yang sama dengan pasien.

8
Riwayat Kebidanan
Menarche : 16 tahun
Haid : Teratur
Siklus : Teratur (28 – 30 hari)
Lama Haid : 5 – 7 Hari
Dismenorrhea : (+)
Hari pertama haid terakhir : 01 - 08 - 2021
Taksiran persalinan : 08 - 05 - 2022
Usia kehamilan : 09 – 10 minggu

Riwayat ANC
Puskesmas 2 kali
bidan 3 kali.

9
▸ Status Generalis
▸ Riwayat Penggunaan Obat
▸ Kulit
▸ Pasien tidak pernah mengonsumsi obat – obatan
▸ 1. Warna : Sawo matang
tertentu
▸ 2. Turgor : Normal
▸ Pemeriksaan Fisik
▸ 3. Sianosis : Tidak ada
▸ Tanda-tanda fisik :
▸ 4. Ikterus : Tidak ada
▸ GCS : E4V5M6
▸ 5. Oedema : Tidak ada
▸ Kesadaran : Compos mentis ▸ 6. Anemia : Tidak ada
▸ Keadaan Umum : Baik ▸ Kepala
▸ Heart Rate : 95 kali per menit ▸ 1. Rambut : Hitam, distribusi merata
▸ Respiratory rate : 22 kali per menit ▸ 2. Wajah : Simetris, tidak dijumpai deformitas dan
oedema
▸ Tekanan darah : 110/80 mmHg
▸ 3. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
▸ Suhu : 36oC refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+).
▸ SpO2 :
98%
▸ 4. Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-)
▸  
▸ 5. Hidung : Deviasi septum (-/-), sekret (-/-)
▸ Status gizi : ▸ 6. Mulut : Bibir pucat (-)
▸ Berat badan : 50 kg ▸ Leher
▸ Tinggi badan : 145 cm ▸ 1. Inspeksi : Simetris
▸ Indeks masa tubuh : 23,79 kg/m 2
▸ 2. Palpasi : Pembesaran KGB (-),
● distensi vena jugularis (-)

10
▸ Thoraks Status Obstetri
▸ 1. Paru Inspeksi : tidak ada kelainan
▸ Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak dada simetris kiri-kanan, tidak ada Inspekulo : (-)
retraksi
▸ Palpasi : Tidak ada benjolan, nyeri tekan (-), massa (-) VT : (-)
▸ Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
DJJ : (-)
▸ Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
▸ 2. Jantung His : (-)

▸ Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak simestris, ictus cordis tidak TFU : tidak dilakukan
terlihat
▸ Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
▸ Perkusi : Batas jantung normal
▸ Auskultasi : Bunyi jantung I/II normal, murmur (-), gallop (-)
▸ Abdomen
▸ Inspeksi : Bentuk abdomen normal
▸ Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba
▸ Perkusi : Timpani
▸ Auskultasi : Peristaltik usus normal
▸ Ekstremitas : Akral hangat

11
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 04 Oktober 2021
Nama Test Hasil Test Nilai Normal
Hematologi
Darah Lengkap
Hemoglobin (HGB) 12.50 12.0-18.0 g/dl
Eritrosit (RBC) 4.78 3.8-5.8 juta/uL
Hematokrit (HCT) 36.81 37.0-47.0 %
MCV 77.07 79-99 fL
MCH 26.18 27.0-31.2 pg
MCHC 33.97 33.0-37.0 g/dl
Leukosit (WBC) 7.47 4.0-11.0 ribu/uL
Thrombosit (PLT) 244 150-450 ribu/uL
RDW-CV 11.86 11.5-14.5%
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0.30 0-1.7%
Eosinofil 0.46 0.60-7.30%
Nitrofil Segmen 80.26 39.3-73.7%
Limfosit 14.92 18.0-48.3%
Monosit 4.06 4.40-12.7%
NLR 5.38 0-3.13 Cutoff
ALC 1114.23 0-1500 juta/L
Golongan Darah O -
Bleeding Time 2’ 1-3 menit
Clothing Time 8’ 9-15 menit
Serologi/Imunologi
Hepatitis
HBsAg kualitatif Negatif Negatif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif
VDRL Non Reaktif Non Reaktif
Kimia Darah
Glukosa Darah
Gula Stik 85 70-125 mg/dl
13
USG (09 November 2021)

14
▸ Diagnosis
▸ Hiperemesis gravidarum
▸ Penatalaksanaan
▸ IVFD RL 20 tetes/menit
▸ Inj. Ondancetron 1 Amp/ 8jam
▸ Inj. Ranitidine 1Amp/12jam
▸ B .com 2x/ hari

15
Tanggal SOAP Terapi
4/10/2021 S/ P/B masuk dar IGD dengan keluhan mual(+), muntah (+) IVFD RL 20 tetes/menit
O/ k/u lemah, GCS : E4M6V5 TD : 110/90 mmHg HR : 80x/menit RR : Inj.Ranitidine 1 Amp/ 12 jam
22x/menit T : 36oC SpO2 : 98% Inj. Ondancetron 1 Amp/ 8 jam
A/ HEG+G4P2A1 hamil 09-10 minggu
P/ a/u istirahat yang cuup
a/u makan sedikit tapi sering
5/10/2021 S/ masih mual(+), muntah (+) IVFD RL 20 tetes/menit
O/ k/u lemah TD : 100/80 mmHg HR : 80x/menit RR : 20x/menit T : 36oC Inj.Ranitidine 1 Amp/ 12 jam
SpO2 : 98% Inj. Ondancetron 1 Amp/ 8 jam
A/ HEG+G4P2A1 hamil 09-10 minggu
P/ Observasi KU pasien
Istirahat yang cukup
Makan sedikit tapi sering

6/10/2021 S/ mual, muntahnya sudah berkurang IVFD RL 20 tetes/menit


O/ k/u membaik TD : 100/60 mmHg HR : 80x/menit RR : 20x/menit T : 36 oC Inj.Ranitidine 1 Amp/ 12 jam
SpO2 : 98% Inj. Ondancetron 1 Amp/ 8 jam
A/ HEG+G4P2A1 hamil 09-10 minggu
P/ Istirahat yang cukup
Makan makanan yang bergizi
Sementara observasi
 
 

16
7/10/2021 S/ mual, muntahnya sudah berkurang IVFD RL 20 tetes/menit
O/ k/u membaik Inj.Ranitidine 1 Amp/ 12 jam
TD : 100/70 mmHg
HR : 82x/menit
Inj. Ondancetron 1 Amp/ 8 jam
RR : 20x/menit
T : 36oC
SpO2 : 98%
A/ HEG+G4P2A1 hamil 09-10 minggu
P/ menganjurkan untuk banyak istirahat.
Makanan bergizi
 

8/10/2021 S/ k/u baik  


A/ HEG+G4P2A1 hamil 09-10 minggu
P/ PBJ

17
Tinjauan Pustaka

18
Definisi

Hiperemesis Gravidarum adalah bentuk mual dan


muntah yang parah pada kehamilan yang dapat
menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau
penurunan berat badan yang signifikan, yang
memerlukan perawatan di rumah sakit.

19
Epidemiologi

Prevalensi Hipremesis Gravidarum bervariasi antara 0,3 dan 3,2%,


tergantung pada negara kelahiran ibu . mual dan muntah parah pada
kehamilan, menyebabkan lebih dari 285.000 pasien keluar dari rumah sakit di
Amerika Serikat setiap tahunnya. Perkiraan mual dan muntah yang parah
pada kehamilan sangat bervariasi dan berkisar dari 0,3% di daftar Swedia
hingga 10,8% di daftar wanita hamil di Cina, dengan sebagian besar penulis
melaporkan kejadian 0,5%.

20
Etiologi
Banyak faktor prediktif telah diajukan,
seperti
Patofisiologi
▸ infeksi Helicobacter Pylori (H. Pylori)
▸ Ada teori yang menyebutkan
▸ kecenderungan genetik
bahwa perasaan mual adalah
▸ indeks massa tubuh rendah (BMI) akibat dari meningkatnya kadar
▸ kehamilan ganda korionik gonadotropin, estrogen
▸ Leptin dan progesteron karena keluhan
▸ Hipertiroidisme ini mucul pada 6 minggu
▸ meningkat Konsentrasi -hCG pertama kehamilan yang dimulai
dari hari pertama haid terakhir
▸ dan riwayat Hiperemesis Gravidarum
dan berlangsung selama 10
pada kehamilan sebelumnya
minggu.

21
Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu:

Tingkat I Tingkat II
▸ Gejala lebih berat Tingkat III
▸ Muntah yang terus menerus
 kondisi tingkat III sangat jarang,
▸ timbul intoleransi terhadap ▸ segala yang dimakan dan
yang mulai terjadi adalah
makanan dan minuman diminum dimuntahkan, haus
 gangguan ke-sadaran (delirium-
hebat
▸ berat badan menurun koma)
▸ Subfebril  muntah berkurang atau berhenti,
▸ nyeri epigastrium
▸ nadi cepat dan lebih dari 100 - tetapi dapat terjadi ikterus,
▸ muntah pertama keluar, lendir 140 kali per menit sianosis, nistagmus, gangguan
dan sedikit cairan empedu, dan jantung, bilirubin, dan proteinuria
yang terakhir keluar darah. ▸ tekanan darah sistolik kurang
dalam urin.
dari 80 mmHg
▸ Nadi meningkat sampai 100 kali
per menit dan tekanan darah ▸ Apatis
sistolik menurun. ▸ kulit pucat, lidah kotor, kadang
▸ Mata cekung dan lidah kering, ikterus , aseton, bilirubin dalam
turgor kulit berkurang, dan urin urin, dan berat badan cepat
sedikit tapi masih normal. menurun.

22
Diagnosis

Fisik
Amenorea yang disertai Fungsi vital
dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis,
muntah hebat nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan berat badan menurun, pada vagina
darah menurun pada keadaan berat,
toucher uterus besar sesuai besarnya
subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-
kehamilan , konsistensi lunak, pada
koma).
pemeriksaan inspekulo serviks
berwarna biru (livide).

Pemeriksaan USG Laboratorium


untuk mengetahui kondisi kesehatan kenaikan relatif hemoglobin dan Pada keluhan hiperemesis yang berat
kehamilan juga untuk mengetahui hematokrit, shift to the left, benda dan perlu berulang kali dibahas untuk
kemungkinan adanya kehamilan keton, dan proteinuria. konsultasi psikologi.
kembar atau kehamilan molahidatidosa.

23
tatalaksana

Stop makanan per oral 24-48 jam


Cairan intarvena obat
harus disediakan untuk ▸ Vitamin B1, B2, dan B, masing-masing 50 100 mg/hari/infus.
mengisi kembali volume ▸ Vitamin B12 200 ug/hari/infus
intravaskular yang hilang. ▸ vitamin C 200 mg/hari/infus.
Rehidrasi bersama dengan ▸ Fenobarbital 30 mg IM 2 - 3 kali per hari atau klorpromazin 25 50 mg/hari
penggantian elektrolit sangat IM atau kalau diperlukan

penting dalam pengobatan ▸ diazepam 5 mg 2 3 kali per hari IM


hiperemesis ▸ Antiemetik: prometazin (avopreg) 2 3 kali 25 mg per klorperazin (stemetil) 3
kali 3 mg per hari per oral atau mediamer Bg 3 kali 1 per hari per oral.
▸ Antasida: asidrin 3 x 1 tablet per hari per oral atau milanta 3 x 1 tablet per
hari per oral atau magnam 3 x 1 tablet per hari per oral.

24
Diet sebaiknya meminta saran ahli gizi

▸ Diet hyperemesis I ▸ Diet hiperemesis II ▸ Diet hiperemesis III


sebaiknya diberikan pada diberikan bila rasa mual diberikan kepada penderita
hiperemesis tingkat III. dan muntah berkurang. dengan hiperemesis ringan.
Makanan hanya berupa roti Secara ber- angsur mulai Menurut kesanggupan
kering dan buah-buahan: diberikan bahan makanan penderita minuman boleh
Cairan tidak diberikan yang nilai gizi tinggi. diberikan bersama
bersama makanan tetapi 1- Minuman tidak diberikan makanan. Pilihan ini
2 jam sesudahnya. bersama makanan. cukup dalam semua zat
Makanan ini kurang Makanan ini rendah dalam gizi, kecuali kalsium
mengandung zat gizi, semua zat gizi, kecuali
kecuali vitamin C sehingga vitamin A dan D.
hanya diberikan selama
beberapa hari.

25
Hiperemesis gravidarum jika tidak dikelola Mullin et al menunjukkan bahwa
dengan baik, dapat menyebabkan : mereka dengan hiperemesis
• morbiditas yang signifikan
gravidarum lebih mungkin untuk
• malnutrisi
menderita
• ketidakseimbangan elektrolit
• Trombosis
• Hematemesis
• penyakit depresi • Pusing
• dan hasil kehamilan yang buruk seperti • pingsan, dan pengobatan
prematuritas dan janin usia gestasi antiemetik.
kecil.

Bolin et al mengamati bahwa wanita dengan hiperemesis gravidarum memiliki peningkatan risiko
gangguan plasenta, seperti solusio plasenta, dan risiko ini terutama ditandai di antara wanita dengan
hiperemesis gravidarum pada trimester kedua
26
Pembahasan

Mual dan muntah umumnya terlihat pada paruh


pertama kehamilan. Mual pasien dan durasi muntah
Pasien Ny. Ratna Putri (G4P2A1) 37 (kurang dari satu jam pada kasus ringan, lebih dari
tahun dengan usia kehamilan 09 – 10 enam jam pada kasus berat) dan jumlah muntah dinilai
minggu dirujuk ke RSUD Cut Meutia untuk membagi pasien ke dalam kategori (dua kali
dengan keluhan mual, muntah semenjak untuk mual tingkat ringan dan sedang dan muntah
2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dan kehamilan, lebih dari lima kali dalam kasus yang
memberat sejak tadi malam muntah parah) Jika mual dan muntah parah, dan jika durasinya
mengeluarkan darah. Pasien juga berkepanjangan, kasus ini disebut hiperemesis
mengeluhkan merasakan lemas. gravidarum

27
Pasien mengalami menarche pada usia Hal ini sesuai dengan penelitian Pinelopi
16 tahun, memiliki siklus haid yang Ioannidou(2019) mengenai faktor resiko
teratur, dan lama haid selama 5-7 hari. terpenting pada hiperemesis gravidarum
Hari pertama haid terakhir pada tanggal yaitu Infeksi H.pylori, predisposisi genetik,
01 Agustus 2021. Keluhan saat BAB IMT rendah , kehamilan ganda,
dan BAK tidak ada. Pasien mengaku hipertiroidisme, -hCG, dan riwayat HG pada
setiap hamil awal kehamilan kehamilan sebelumnya .
mendapatkan gejala yang sama yaitu
mual muntah yang berkepanjangan.

28
Prinsip tatalaksana hiperemesis gravidarum
yaitu diet dengan modifikasi jumlah dan
Pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas ukuran makanan yang dikonsumsi sepanjang
normal. Pada pemeriksaan penunjang juga hari dapat membantu meringankan gejala.
dalam batas normal. Pasien di berikan Memakan dengan jumlah yang kecil dari
cairan intravena Ringer laktat 20 tetes/menit makanan dan cairan tapi sering dapat
dan Injeksi Ranitidine 1 Amp/12 jam dan membantu mencegah kasus mual dan muntah
Injeksi Ondancetron 1 Amp/ 8 jam. Pasien yang memburuk . Wanita dengan hiperemesis
juga disarankan untuk istirahat yang cukup gravidarum diharapkan untuk beristirahat
dan makan sedikit tapi sering. sebanyak mungkin.

29
KESIMPULAN

Hiperemesis Gravidarum adalah bentuk mual dan muntah yang parah pada kehamilan
yang dapat menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau penurunan berat badan yang
signifikan, hiperemesis gravidarum ditandai dengan muntah parah pada kehamilan yang
memerlukan rawat inap antenatal di rumah sakit <20 minggu kehamilan.
Faktor resiko terpenting pada hiperemesis gravidarum, seperti infeksi Helicobacter
Pylori (H. Pylori), kecenderungan genetik , indeks massa tubuh rendah (BMI), kehamilan
ganda, leptin, hipertiroidisme, meningkat Konsentrasi -hCG dan riwayat Hiperemesis
Gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
Prinsip tatalaksana hiperemesis gravidarum adalah pemberian cairan intravena, diet,
pemberian antiemesis, rehidrasi. Hiperemesis gravidarum jika tidak dikelola dengan baik,
dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan, termasuk malnutrisi dan
ketidakseimbangan elektrolit, trombosis, penyakit depresi, dan hasil kehamilan yang buruk
seperti prematuritas dan janin usia gestasi kecil.
Terima Kasih

31

Anda mungkin juga menyukai