Anda di halaman 1dari 14

PLURALITAS DAN

PLURALISME
AGAMA
Islam dan Budaya Lokal (IBL)
Dosen Pengampu: Aristoni, SHI, MH
Kelompok 1 – A1AKR
1.NURUL HIDAYAH (2150510001)
2.SYARIFA RAHMA RUFAIDA (2150510002)
3.NABILA ISCHAK PUTRI (2150510003)
4.MEKA LAILATUL FAJRI (2150510004)
5.MUHAMMAD LUTFI FATONI (2150510005)
6.MUHAMMAD SYIHAB FATKHURROZAQ (2150510006)
7.NUNUNG LAYYINA MAWARDAH (2150510007)
Pengertian Pluralisme Dan Pluralitas
Agama
Pluralisme merupakan paham yang menghargai
adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan
memperbolehkan kelompok yang berbeda tersebut untuk
tetap menjaga keunikan budayanya masing-masing.
Pluralitas merupakan keberagaman atau
keanekaragaman yang ada dalam masyarakat,
contohnya adalah adanya keberagaman suku, budaya,
agama, bahasa, ras, dan lainnya.
Pengertian Pluralitas Pluralisme Agama
Pluralitas agama merupakan sebuah pengakuan atas
perbedaan agama-agama dengan tetap memegang prinsip dan
cara pandang satu agama terhadap agama yang lain disertai
keyakinan akan kebenaran agamanya di atas agama yang lain
tanpa menafikan pemaksaan keyakinan kepada penganut
keyakinan lain apalagi menggunakan kekerasan, baik secara
struktural maupun kultural.
Pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama antar
agama yang berbeda-beda dalam suatu komunitas dengan
tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-
masing agama.
Dampak Positif Dan Negatif Pluralisme
Dampak positif dari pluralisme adalah melatih kita
untuk saling menghormati bangsa untuk saling
menghargai, membuktikan kepada dunia bahwa
Indonesia merupakan negara yang kaya akan perbedaan
namun tetap damai dan juga memotivasi untuk anak-anak
generasi selanjutnya untuk memelihara kesatuan bangsa.
Dampak negatifnya adalah munculnya perpecahan
antar manusia yang bersumber dari agama serta adanya
konflik antar umat beragama.
Dampak Positif Dan Negatif Pluralitas
Dampak positif pluralitas adalah mampu
mendayagunakan perbedaan sebagai aset
yang berharga untuk menuju peradaban.
Dampak negatifnya adalah munculnya
tindakan rasisme, diskriminasi, ketidakadilan
sosial, dan lain sebagainya.
Pluralitas Agama Di Indonesia

Seperti yang diketahui bahwa indonesia terdiri dari bermacam macam


agama antara lain, Hindu, Budha, Islam, Kristen Katholik, Kristen
Protestan dan Konghucu. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap inklusif oleh
masing-masing pihak agar tecipta suasana yang lebih terbuka, pluralistik
dan menjadikan pluralitas agama ini menjadi alat pemersatu bangsa
dengan landasan saling menghormati satu sama lain.
Pluralitas Agama Di Indonesia

Konsep pluralitas agama di Indonesia ini menuai pro dan kontra, antara lain:
●Pro Pluralitas
Bagi yang pro pruralitas agama, keberagaman agama ini dianggap sebagai hal yang positif. Ini disebabkan karena keberagaman di
Indonesia ini bisa menjadikan Indonesia sebagai contoh yang baik bagaimana kehidupan kerukunan antar agama. Selain itu bagi
kelompok pro pluralitas beranggapan bahwa islam juga harus mencerminkan salah satu ajarannya yakni sikap toleransi. Dengan
mencerminkan sikap toleransi ini maka umat Islam juga dapat mencerminkan ajaran agamanya kepada penganut agama lain, bahwa islam
itu toleran dan tidak radikal. Selain itu bagi kelompok pro pluralitas ini mereka juga mengutamakan kesatuan dari NKRI. Karena itu setiap
kebijakan dalam pemerintahan haruslah menguntungkan semua umat beragama dan jangan hanya menguntungkan satu umat saja.
●Kontra Pluralitas
Bagi kelompok kontra pluralitas, pluralitas dianggap bisa mengancam kemurnianajaran suatu agama. Ini disebabkan karena pada
dasarnya setiap agama memiliki ajaranmasing masing yang berbeda dari agama lain. Dan ketakutan para kelompok kontra pluralitasini
adalah bahwa nantinya ajaran setiap agama akan saling bercampur baur dengan ajaranagama lain.
Pluralitas Islam Di Indonesia
Keberagaman dalam islam bisa dilihat dari adanya aliran islam seperti 2 aliran terbesar yang ada di Indonesia,yakni Muhammadiyah
dan Nahdatul Ulama. Selain 2 aliran terbesar di Indonesia tadi masih banyak juga aliran islam lainnya di Indonesia, seperti wahabi, syiah,
LDII, dan masih banyaklagi. Setiap aliran islam tersebut mempunyai ciri masing masing yang tidak dimiliki oleh aliran lain.
1.Nahdatul Ulama
NU menganut paham Ahlussunah waljama'ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrem aqli (rasionalis) dengan kaum
ekstrem naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanyaal-Qur'an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal
ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-
Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: imam Syafi'I dan mengakui tiga madzhab
yang lain: imam Hanafi, imam Maliki, dan imam Hanbali. Sikap tawassuth dan i’tidal (tengah - tengah atau keseimbangan). Yakni selalu
seimbang dalam menggunakan dalail, antara dalil naqli dan dalil aqli, antara pendapat jabariyah dan qodariyah, sikap moderat dalam
menghadapi perubahan dunyawiyah. Dalam masalah fiqih sikap pertengahan antara ”ijtihad” dan taqlid buta, yaitu dengan cara bermadzhab,
ciri sikap ini adalah tegas dalam hal-hal yang qathi’iyyat dan toleran dalam hal-hal zhanniyyat.
Pluralitas Islam Di Indonesia
2. Muhammadiyah
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlandi Kampung Kauman Yogyakarta
pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H). Nama "Muhammadiyah" diambil dari
tokoh pembaharu dari Mesir bernama Muhammad Abduh seorang cendekiawan dari Mesir.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan ajaran islam yang sudah dianggap
melenceng karena bercampur baur dengan kebudayaan lokal. Gerakan Muhammadiyah berciri
semangat membangun tata sosial dan Pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik.
Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis
dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Pro-Kontra Pluralisme Agama Di Indonesia
● Bangsa Indonesia tak pernah tabu dari adanya keberagaman atau pluralitas. Tetapi berbeda
ketika berbicara tentang pluralitas agama yang seringkali menjadi latar belakang terjadinya
banyak konflik dalam suatu kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faham pluralisme
terutama dalam pembahasan ini adalah konsentrasi pada masalah agama memiliki definisi
sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas, berkaitan dengan penerimaan terhadap
agama-agama yang berbeda, dan dipergunakan dalam cara yang berbeda-beda.
● Menurut Adian Husaini, pluralisme agama adalah suatu paham yang melegitimasi dan
mendukung kekufuran dan kemusyrikan, sedangkan islam adalah agama yang benar-benar
memurnikan Allah dari perbuatan syirik atau agama yang benar-benar mentauhidkan Allah,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa
selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang menyekutukan
Allah,maka sungguh ia telah melakukan dosa yang sangat besar ” (QS: An-Nisa:48)
Pro-Kontra Pluralisme Agama Di Indonesia
● Dengan ayat ini, sudah jelas bahwa Allah sangat murka dengan kemusyrikan,sedangkan
pluralisme agama melegitimasi segala jenis kemungkaran. Karena itu mustahil paham pluralisme
dapat hidup berdampingan secara damai dengan tauhid islam.
● Tanggapan Gus Dur yang disebut sebagai Bapak pluralisme ialah Menurut beberapa referansi,
yang dikembangkan oleh Gus Dur adalah pluralisme sosial bukan teologis, sebab dalam banyak
kesempatan Gus Dur juga menyatakan bahwa kebenaranajaran Islam adalah mutlak dari sisi
dogma teologisnya. Sebagai penganut Islam taat, makaGus Dur tidak mengingkari terhadap ayat-
ayat yang memang sudah sangat jelas tentangkebenaran ketuhanan dan ritual di dalam Islam.
Terkait kasus Ahmadiyah, misalnya, Gus Durmenyatakan bahwa Ahmadiyah adalah keliru. Akan
tetapi mereka adalah warganegara sahyang harus dilindungi oleh undang-undang. Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa pembelaan dia terhadap kelompok Ahmadiyah lebih pada upaya
melindungi kelompok-kelompok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan membenarkan
ajarannya.
Kesimpulan
Pluralitas dan pluralisme memang sudah selayaknya ditanamkan pada diri setiapmanusia. Hal ini mengingat bahwa
kedua hal tersebut merupakan hal pokok yang mendasarisikap kerukunan dalam masyarakat. Terlebih jika ditambah kata
"agama" dibelakangnya,yang sebagian orang tidak memahami hal tersebut. Sehingga yang ada hanyalah mengakui bahwa
agama mereka yang paling benar dan cenderung merendahkan (bahkan kekerasanfisik) agama lain. Memang, meyakini bahwa
agama kita yang paling benar itu tidaklah salah, karena itu merupakan kayakinan yang tidak dapat diganggu gugat. Akan
tetapi, menganggap remeh agama orang lain, sampai-sampai merendahkan pemeluknya, adalah sesuatu yang fatal.
Dalam sejarah islam, Rasulullah SAW sangat menghargai pemeluk agama lain(selama mereka tidak memerangi ataupun
merendahkan islam). Terbukti bahwa antara umat muslim dan non muslim kala itu hidup rukun tanpa ada konflik yang berarti.
Dengan tetap meyakini agama masing-masing. Perjanjian hudaibiyah menjadi salah satu buktinya.
Walaupun pluralitas agama diakui dalam islam, tapi kita juga tetap wajib mendakwahkan islam, terlebih kepada pemeluk
agama lain dengan tetap menghargai agama mereka, walaupun dalam keyakinan islam, hanya islamlah yang selamat.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai