Anda di halaman 1dari 22

ATEROSKLEROSIS

Tugas Mata Kuliah Patofisiologi


Dosen Pengampu : dr. Sri Widyastari
Kelompok 1
Abdurrachman Taufiq NIM P272400200183
Irsan Setiamukti NIM P272400200194
M. Nurul Ikhsan NIM P272400200199
Siti Johariyah NIM P272400200202
PENDAHULUAN
• Kita sering mendengar aterosklerosis dan
arteriosklerosis.
• Keduanya merupakan masalah di pembuluh darah
• Serupa namanya tapi berbeda.
• Aterosklerosis mengacu pada penumpukkan
lemak, kolesterol dan zat-zat lain di dalam dan
dinding arteri yang dapat membatasi aliran darah.
• Arteriosklerosis merupakan suatu proses
pengerasan (kaku) pada pembuluh darah.
- Aterosklerosis: proses penebalan pembuluh
darah arteri.
- Terjadi karena penumpukkan yang tda. lemak,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan
berbagai substansi lainnya terbentuk dalam
lapisan dalam dan dinding arteri.
- Disebut dengan plak; yang bisa pecah dan
memicu gumpalan darah.
- Jika dibiarkan bisa menghambat aliran darah
seperti jantung, otak, ginjal dll.
Dimana Terjadi Aterosklerosis

Turnika Intima
Patofisiologi Aterosklerosis
• Pembentukan plak aterosklerosis :Pada awalnya terdapat small
LDL yang membawa kolesterol masuk ke dalam sel endothelium.
Small LDL yang masuk ini berbahaya karena mudah teroksidasi.
Setelah small LDL ini teroksidasi, maka ia akan merangsang sel
makrofag untuk menfagositosisnya. Hal ini dikarenakan sel
makrofag menganggap bahwa small LDL yang telah teroksidasi ini
adalah benda asing.
• Setelah adanya fagositosis dari LDL, maka makrofag ini akan
membentuk foam cell (sel busa). Foam cell yang terbentuk ini
akan menempel dan kemudian mengering pada pembuluh
darah. Foam cell ini akan menstimulasi smooth muscle cell
proliferation sehingga akan terbentuk plak
aterosklerosis/atheroma
Patofisiologi Aterosklerosis
• Dinding arteri yang terdapat banyak plak aterosklerosis ini semakin
lama akan menjadi semakin kaku, hal ini dikarenakan plak
aterosklerosis yang terbentuk semakin lama akan semakin menempel
pada dinding dalam arteri. Sehingga dinding arteri yang mengalami
arterosclerosis ini akan kehilangan kelenturannya. Selain itu arteri ini
juga akan semakin menyempit dikarenakan plak aterosklerosis yang
semakin banyak.Plak aterosklerosis yang semakin banyak ini akan
berkumpul dan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah arteri.
• Plak aterosklerosis yang pecah ini akan mengakibatkan pembentukan
thrombus. Thrombus inilah yang juga dapat mengakibatkan pembuluh
darah yang terkena aterosklerosis ini akan menjadi semakin sempit.
Selain itu thrombus ini dapat pula terlepas dan kemudian mengalir
bersama dengan aliran darah sehingga menyebabkan penyumbatan
pada tempat yang lainnya,  thrombus emboli.
Etiologi
Aterosklerosis ini dapat diakibatkan karena beberapa hal, yakni :·       
• Usia : Semakin bertambah usia, maka penumpukan plak
aterosklerosis semakin besar.
• Riwayat Keluarga : yang memiliki orang tua / saudara dengan
aterosklerosis, maka anda memiliki resiko terkena aterosklerosis
dua kali lebih besar.
• Jenis Kelamin : Pria lebih berisiko terkena aterosklerosis
dibandingkan dengan wanita. Hal ini dikarenakan pria memiliki
hormone testosterone. Akan tetapi pada wanita yang telah
mengalami menapouse juga memiliki resiko yang tinggi terkena
aterosklerosis, hal ini dikarenakan pada wanita yang telah
mengalami menapouse kadar prostaglandin yang dihasilkan
menjadi semakin berkurang. Hal inilah yang dapat memicu
timbulnya plak aterosklerosis.·         
Etiologi
• Kadar Kolesterol HDL rendah dan LDL tinggi . Apabila kadar HDL
rendah dan LDL tinggi, maka akan banyak kolesterol yang
menumpuk di jaringan, termasuk jaringan endotel pada pembuluh
darah arteri. Kolesterol yang disimpan akan membuat jaringan
endotel semakin membesar ke arah dalam dan menyempitkan
bahkan menyumbat arteri.·         
• Hipertensi : Tingginya tekanan darah biasanya krn konsentrasi
darah yang tinggi membuat viskositas (kekentalan) darah
meningkat sehingga dapat menyumbat pembuluh darah arteri
apabila melewatinya.·        
• Diabetes Melitus : Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada
bagian dalam arteri dalam jangka panjang.
PROSES ATEROSKLEROSIS
Proses Aterosklerosis

• Terjadi secara degeneratif, dipengaruhi


usia.
• Usia sd 10 th umumnya lumen masih
normal.
• Sd. 20 th baru ada sedikit plak di turnika
intima
• Tapi sampai usia 40 th masih dinamakan
preklinis atau belum ada keluhan
penyakit.
• Lesi bermakna ketika terjadi sumbatan 75
% dari lumen bahkan bisa 90 %.
• Penyumbatan progresif lumen agregasi
trombosit  pembentukan thrombus.
• Bisa membentuk thrombus emboli dan
bisa beredar mengikuti arteri  iskemik
Dugaan Penyebab
Aterosklerosis dimulai dengan adanya kerusakan
endotel, adapun penyebab lain diantaranya adalah:
- Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam
darah
- Tekanan darah yang tinggi
- Tembakau
- Diabetes
Faktor Resiko
Yang tak dapat diubah Yang dapat diubah
• Usia • Mayor:
• Jenis kelamin - Peningkatan lipid serum
• Riwayat keluarga - Hipertensi
• Ras - Merokok
- Gangguan toleransi gula
- Diet tinggi lemak jenuh,
kolesterol dan kalori
• Minor :
- Gaya hidup yang kurang bergerak
- Stress psikologis
- Tipe kepribadian
Anamnesis
Anamnesis pasien sangat penting dalam menentukan lokasi dan
tingkat keparahan aterosklerosis. Gejala pasien bergantung pada
lokasi aterosklerosis.
• Aterosklerosis Koroner
• Gejala aterosklerosis koroner yang paling sering ditemukan
adalah nyeri dada. Nyeri dada pada penyumbatan koroner
disebut sebagai angina. Angina dapat timbul saat aliran darah
koroner tersumbat 50-70%. Sering kali, gejala angina muncul
hanya saat pasien sedang beraktivitas.
• Selain itu, gejala lain dari aterosklerosis koroner yang dapat
ditemukan adalah sesak napas, pusing, fatigue, diaforesis,
palpitasi, dan edema tungkai akibat gagal jantung
Anamnesis
Aterosklerosis Nonkoroner

Gejala aterosklerosis nonkoroner tergantung pada letak aterosklerosis. Berikut ini


merupakan gejala yang dapat ditemukan berdasarkan letak aterosklerosis :

- Sistem saraf pusat: kelemahan atau penurunan sensasi pada muka atau tungkai,
disartria, inatensi, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, kesulitan
berbicara

- Sistem vaskular perifer: klaudikasi (rasa tidak nyaman saat aktivitas pada grup
otot bagian distal arteri yang terkena), nyeri kaki saat istirahat, impotensi, ulkus
atau gangrene pada kaki

- Sistem vaskular gastrointestinal: nyeri abdomen postprandial, mual, muntah,


diare, distensi, hematokezia, melena, hematemesis, penurunan berat badan
Diagnosis Aterosklerosis

Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien
dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik
dilakukan dengan mengecek denyut nadi, detak
jantung, dan tekanan darah pasien. Dokter juga akan
mengamati bila pasien memiliki luka yang lambat atau
tak kunjung sembuh.
Diagnosis Aterosklerosis
Pemeriksaan Penunjang
Jika pasien diduga mengalami aterosklerosis, dokter akan melakukan sejumlah tes
penunjang untuk memastikannya. Tes tersebut meliputi:
-Tes darah, untuk melihat kadar kolesterol dan gula darah.
-Ankle-brachial index (ABI), yaitu tes perbandingan indeks tekanan darah kaki dan
lengan, guna memeriksa penyumbatan arteri pada area tungkai.
-Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dan melihat tanda
penyakit jantung koroner (atherosclerosis heart disease).
-USG Doppler, untuk melihat adanya penyumbatan arteri di tungkai dengan gelombang
suara.
-Stress test atau pemeriksaan EKG treadmill, untuk memeriksa aktivitas listrik jantung
dan tekanan darah saat melakukan aktivitas fisik.
-Angiografi, yaitu pemeriksaan kondisi arteri jantung dengan menyuntikkan zat kontras
(pewarna) pada arteri, sehingga dapat terlihat dengan jelas melalui foto Rontgen.
-Pemindaian dengan magnetic resonance angiography (MRA) dan CT scan, untuk
memeriksa kondisi pembuluh darah arteri.
Pengobatan Aterosklerosis
Penangan aterosklerosis dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu
1, Perubahan gaya hidup sehari-hari merupakan hal utama yang perlu
dilakukan. Penderita dianjurkan untuk lebih sering berolahraga guna
meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta mengurangi
konsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol.
2. Dokter juga dapat memberi obat-obatan untuk mencegah arterosklerosis
bertambah buruk. Obat-obatan ini dapat berupa:
• Obat-obatan untuk mencegah penggumpalan darah, seperti aspirin.
• Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah, seperti penghambat beta
(beta blockers), antagonis kalsium (calcium channel blockers), serta diuretik.
• Obat penurun kadar kolesterol, seperti statin dan fibrat.
• Obat untuk mencegah penyempitan arteri, seperti ACE inhibitor.
• Obat-obatan untuk mengendalikan kondisi medis yang bisa menyebabkan
aterosklerosis, misalnya obat diabetes untuk menjaga kadar gula darah
Pengobatan Aterosklerosis
3. Prosedur Medis ; Pada kasus aterosklerosis yang parah, dokter mungkin akan menyarankan
penanganan dengan:
• Pemasangan ring (stent) dan angioplasty
Prosedur ini digunakan untuk membuka penyumbatan atau penyempitan arteri,
kemudian memasang tabung kecil di sana agar aliran darah kembali lancar.
• Terapi fibrinolitik
Terapi ini dilakukan untuk mengatasi penyumbatan arteri akibat pembekuan
darah, dengan memberikan obat pelarut atau pemecah gumpalan darah.
• Operasi bypass
Prosedur ini dilakukan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan arteri
dengan cara memintas pembuluh darah yang tersumbat, menggunakan pembuluh
darah dari bagian tubuh lain atau selang berbahan sintetis.
• Endarterektomi
Prosedur ini dilakukan untuk membuang tumpukan lemak pada dinding arteri
yang menyempit. Biasanya, prosedur ini dilakukan pada arteri leher.
• Arterektomi
Prosedur ini digunakan untuk membuang plak dari arteri, menggunakan kateter
berpisau tajam di salah satu ujungnya.
Pencegahan Aterosklerosis
Aterosklerosis dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Cara yang bisa dilakukan antara lain:
 Melakukan pola makan sehat dengan gizi seimbang yang kaya serat
dan karbohidrat kompleks, serta rendah kolesterol.
 Menghindari atau membatasi konsumsi minuman beralkohol.
 Berolahraga selama 30 menit per hari, setidaknya 5 hari dalam
seminggu.
 Berhenti merokok.
 Menjaga berat badan dalam rentang ideal.
 Mengelola stress dengan baik, misalnya dengan melakukan relaksasi
(mengendurkan otot-otot yang tegang) atau meditasi.
 Tidur yang cukup.
Daftar Pustaka
• Adi PR (2014). Pencegahan dan Penatalaksanaan Aterosklerosis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Ed I. Jakarta:InternaPublishing, pp: 1425-1434.
• Herman SI (2013). Hubungan Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi Dengan Kejadian
Penyakit Jantung Koroner Di RS M.Djamil Padang. 4(2):369-375.
• Price SA, Lorraine MW (2006). Patofisiologi konsep klinis proses-prose penyakit. Ed 6.
Jakarta: EGC: 517-656.
TERIMA KASIH
MATUR NUWUN
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai