Anda di halaman 1dari 55

ENERGI IKAT.

Energi ikat adalah


jumlah energi yang diperlukan untuk
memutuskan suatu ikatan tertentu.

Reaksi kimia sebenarnya adalah proses


pemutusan ikatan dan
penggabungan ikatan yang baru.

Pada pemutusan ikatan


DIPERLUKAN ENERGI,
sebaliknya
pada penggabungan ikatan
DIKELUARKAN ENERGI.
Untuk reaksi eksoterm, besarnya energi yang
timbul dari penggabungan ikatan lebih besar
dari pada energi yang diperlukan untuk
menentukan ikatan.

Besarnya energi ikat misalnya seperti


tabel berikut ini :
Ikatan K Kal/mol Ikatan K Kal/mol
H–H 104 C - Cl 79
H–F 135 Br – Br 46
H – Cl 103 H – Br 89
Cl – Cl 58
Contoh :

Diketahui
H2  H+H H = +104 k Kal
Cl2  Cl + Cl H = + 58 k Kal
HCl  H + Cl H = +103 k Kal

Ditanyakan :
H reaksi H2 + Cl2  2 HCl
Penyelesaian :

H2  H + H H = +104 k Kal
Cl2  Cl + Cl H = + 58 k Kal
2H + 2Cl  2 HCl H = - 206 k Kal

H2 + Cl2  HCl H = - 44 k Kal

Jadi H = - 44 k Kal
PROSES TERMOKIMIA
(PROSES PERUBAHAN PANAS DALAM
REAKSI)

Panas reaksi.

Perubahan panas yang terjadi


pada suatu reaksi disebut panas
reaksi.

Panas reaksi dinyatakan dalam


satuan panas misalnya kalori,
atau
satuan tenaga misalnya Joule.
Bila dalam suatu reaksi disertai
dengan pengeluaran panas atau
pelepasan kalor, maka reaksinya
disebut eksoterm.

Panas reaksi pada eksoterm ditulis


dengan tanda positif (+).

Contoh :
N2(g) + 3 H2(g)  2 NH3(g) + 26,78 K.kal
Sebaliknya bila suatu reaksi memerlukan panas,
maka disebut endoterm.

Panas reaksi ditulis dengan tanda negatif (-).

Contoh :
2NH3(g)  N2(g) + 3 H2(g) - 26,78 K.kal
HUKUM TERMOKIMIA

Hukum Lavoisier dan Laplace (1780).

"Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan 1


mol zat dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor
yang diperlukan untuk menguraikan zat tersebut ke dalam
unsur-unsurnya".

Contoh :
C(p) + O2(g)  CO2(g) ; H298o = - 94,1 k.kal
CO2(g)  C(p) + O2(g) ; H298o = + 94,1 k.kal

Jadi bila reaksi berlangsung sebaliknya, maka


tanda H harus berlawanan.
Hukum Hess (1840).

"Kalor reaksi dari suatu reaksi


tidak tergantung pada apakah reaksi
tersebut berlangsung dalam satu
tahap atau dalam beberapa tahap".

Hukum ini penting sekali terutama dalam


perhitungan kalor reaksi yang tidak
dapat ditentukan dengan percobaan.
Secara umum, hukum ini dijelaskan sebagai berikut
a. Reaksi langsung.
A  B H1 = X k.kal

b. Secara tidak langsung :


1) Lewat C : A  C H1 = c.kal
C  B H3 = b.kal

2) Lewat D, lalu E
A  D H4 = a K.kal
D  E H5 = d K.kal
E  B H6 = e K.kal
Maka menurut hukum diatas berlaku hubugan
X=b+c=a+d+e

Atau
H1 = H2 + H3 = H4 + H5 + H6

Contoh :
2H2(g) + O2(g)  2 H2O(c) H = - 136 k.kal
H2(g) + O2(g)  H2O(c) H = - 44,8 k.kal
Hitung H untuk reaksi :
2H2O2  2H2O + O2
Penyelesaian
2H2(g) + O2(g)  2 H2O(c) H = - 136 k.kal
2H2O2(c)  2H2(g) + 2O2(g)H= 2 (+44,8)k.kal
2H2O2(c)  2H2O(c) + O2(g) H = - 46,4 k.kal

Kalor reaksi, H, dapat dijumlahkan atau


dikurangkan sesuai dengan
penjumlahan persamaan reaksinya
H = -136 + 2 (44,8) = - 46,4 .kal
Jadi untuk reaksi
2H2O2 (cair)  2H2O + O2
Berlakunya rumus ini dapat dilihat pada contoh berikut :

P(s)+ 3/2Cl2(g)+½ O2(g) POCl3(g)Hf=  141,5 kkal

H2(g)+ Cl2(g) 2HCl(g) Hf =  44,2 kkal

PCl5(g) P(s) + 2 ½ Cl2(g) Hf = 95,4 kkal

H2O(g) H2(g) + ½ O2(g) Hf = 57,8 kkal

PCl5(g)+H2O(g) POCl3(g)+ 2HCl(g) Hf = 32,5 kkal


Dengan hasil yang sama H untuk reaksi
terakhir dapat dihitung dengan rumus diatas
tadi :

H=  Hf produk   Hf reaktan


= ( Hf POCl3 + 2 Hf HCl )
 ( Hf PCl5 + Hf H2O )
=  141,5  44,2 + 95,4 + 57,8
=  32,5 kkal
Contoh soal.
 
a.Hitunglah panas pembentukan dari
asetilena (etuna), jika panas
pembakarannya :
H =  310,615 kkal/mol dan
panas pembentukan gas CO2 dan H2O cair
masing-masing :
Hf CO2 =  94,1 kkal/mol
Hf H2O =  68,32 kkal/mol
Jawab .

CHCH(g) + 2 ½ O2 2 CO2(g)+ H2O(l) H = 310,615 kkal

H =  Hf produk   Hf reaktan

H = {2(Hf CO2) + Hf H2O}  {Hf C2H2 + 2½(Hf O2)}


=  188,2  68,32  Hf C2H2
=  256,52  Hf C2H2
310,615 =  256,52  Hf C2H2

Hf C2H2 =  256,52 + 310,615 = 54,095 kkal/mol


b. Berapa panas yang diperlukan untuk
membuat 1 kg CaC2 menurut reaksi
berikut :

CaO(s) + 3 C(s) CaC2(s) + CO(g)

Harga Hf dari :


CaO(s) =  151,9 kkal/mol,
CaC2(s) =  15,0 kkal/mol
dan CO(g) =  26,4 kkal/mol.
Jawab.
H =  Hf produk   Hf reaktan
=  (15,0 + 26,4)  (151,9)
= 110,5 kkal/mol.

1 kg CaC2 = 15,60 mol.

Jadi panas yang diperlukan untuk membuat 1 kg


CaC2 = 15,6 X 110,5 kkal
= 1724 kkal
HUBUNGAN KALOR REAKSI PADA TEKANAN
TETAP (H) DG KALOR REAKSI PD VOLUME
TETAP (E).

Apabila sistem mengalami penyusutan volume,


maka panas yang timbul dalam reaksi tekanan
tetap lebih besar daripada kalau volume tetap
yaitu sebesar tenaga untuk kerja yang
dilakukan lingkungan (atmosfer) terhadap
sistem.
Apabila volume produk =volume
reaktan, maka panas reaksi pada
tekanan tetap = panas reaksi pada
volume tetap.
 Hubungan antara H dengan E adalah :
H = E + p V
H = perubahan entalpi
= panas yang diserap atau
panas yang dikeluarkan
pada tekanan tetap.
E = panas yang diserap atau
dikeluarkan pada volume tetap.
p V = W = kerja yang dilakukan
terhadap sistem atau oleh sistem.
p V = p (V2  V1)
= pV2  pV1
= n2RT  n1RT

H = E + nRT
= (n2  n1)
= nRT.
Jadi
 H = perubahan entalpi
= panas yang timbul pada reaksi
kimia untuk tekanan tetap.
E = panas yang timbul pada reaksi kimia
volume tetap
n = perubahan jumlah mol gas yaitu
selisih antara jumlah mol gas
reaktan, sebab volume zat padat/ cair
diabaikan.
R = 1,98 kal/mol. OK.
T = temperatur absolut reaksi.
a.Perhatikan rumus di atas unrtuk reaksi
eksoterm ada tiga macam kemungkinan
berikut :
 
1) Jika n  0, ini berarti harga secara
bilangan (numerically) untuk H lebih kecil
dari E.

Dengan kata lain panas yang timbul dari reaksi


pada tekanan tetap lebih kecil dibanding dari
reaksi pada volume tetap.
2) Jika n = 0, ini berarti harga secara
bilangan (numerically) untuk H = harga H
= harga E.

Atau panas yang timbul dari reaksi pada


tekanan tetap = panas yang timbul dari
reaksi pada volume tetap.
 
3) Jika n  0, ini berarti harga secara
bilangan (numerically) untuk H lebih besar
dari E.

Dengan kata lain panas yang timbul dari reaksi


pada tekanan tetap lebih besar dibanding
panas yang timbul dari reaksi pada volume
tetap.
Kemungkinan ketiga ini biasanya terjadi pada
reaksi pembakaran. Jadi pembakaran
hidrokarbon (HC) pada tekanan tetap akan
menghasilkan lebih banyak panas dari
pembakaran hidrokarbon pada volume tetap.
Selisihnya sebesar tenaga yang digunakan untuk
kerja lingkungan terhadap lingkungan. Seperti
sudah dikatakan di muka,
 
panas reaksi biasanya dimaksudkan untuk
proses tekanan (perubahan entalpi), sebab
reaksi kimia kebanyakan dilakukan dan
dipelajari pada tekanan tetap.
Tetapi panas pembakaran zat cair dan zat padat
biasanya diukur pada volume tetap. Untuk
mencari panas pembakarannya pada tekanan
tetap dapat digunakan rumus

H = E + nRT,

demikian pula sebaliknya.


 Pada reaksi isothermis volume tetap, harga E
 0.
Contoh soal.
 
1) Panas pembakaran n-heptana pada
volume tetap dan temperatur 25 oC adalah
1148,93 kkal/mol.
Hitunglah harga H yaitu panas
pembakarannya jika dilakukan pada tekanan
tetap.
Jawab.
C7H16(l) + 11O2(g) 7 CO2(g) + 8 H2O(g)

E =  1148,93 kkal
n = (15  11) = 4
T = 25 + 273 = 298 oK
R = 1,98 kal/mol.oK.
H = E + nRT maka
= {  114930 + 4(1,98) (298) } kal
=  114930 + 2369 kal
=  112561 kal.
=  112,561 kkal.
2) Panas pembakaran pada tekanan tetap,
temperatur 25 oC dari CS2 cair = 246,6
kkal/mol.

a) Hitunglah panas pembakarannya


pada volume tetap, dalam bom
yang tertutup.
 
 b) Hitunglah Hf CS2 cair itu jika Hf
CO2 gas =  94,1 kkal/mol dan Hf
SO2 gas =  71,0 kkal.
Jawab.
CS2(l) + 3 O2(g) CO2(g) + 2 SO2(g)
n = (1 +2) 3 = 0
R = 1.987 kal/mol.oK
T = 25 + 273 = 298 oK
a) H = E + nRT = E + 0 (RT)
H = E
jadi
E = H
=  246,6 kkal.
b) H =  Hfproduk   Hfreaktan
= { Hf CO2 + 2 Hf SO2 }
 { Hf CS2 + 3(0) }
= ( 94,1  142 )  Hf CS2
=  236,1  Hf CS2
=  236,1  Hf CS2
=  246,6 kkal.

Hf CS2 = 246,6  236,1


= 10,5 kkal/mol.
3) Di dalam kalorimeter bom, pembakaran
1,71 gram sukrosa menghasilkan kenaikan
temperatur 3 oC. Panas pembakaran sukrosa
1350 kkal/mol.

a) Berapa kapasitas panas total dari air dan


kalorimeter ?

b) Jika kalorimeter berisi 1850 gram air


dengan panas jenis = 1 kal/gr.oK, berapakah
kapasitas panas kalorimeter.
Jawab.

Reaksi dalam bom kalorimeter adalah reaksi


pada volume tetap, maka harus dicari dulu
kalor pembakaran sukrosa pada volume
tetap dengan rumus :

E = H  n . R . T
Reaksi pembakaran sukrosa :

C12H22O11(s) + 12 O2(g) 12 CO2(g) + 11 H2O(l)

E =  1350  0
=  1350 kkal.

Untuk 1,71 gram =

Asas Black : Kalor dihasilkan


= kalor dihisap
a) C . t = 6,75

6,75
C  2,25 kkal/K
3
b) qkal + qair = qsukrosa

qkal = qsukrosa  qair .

C . t = 6750  m . c . t.
= 6750  1850 . 1 .
3
= 1200 kal.
1200
C  400 kal/K
3

Anda mungkin juga menyukai