Anda di halaman 1dari 27

DM

EFUSI PLEURA
oleh
Dr. Silka Reslia Riswanto

Pembimbing
Dr. Dhian Prasetyo Adhiputro

1
DM

2
Definisi

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau


berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes
Melitus (DM)

Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes melitus merupakan


suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Klasifikasi

Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes Melitus Tipe 2.

DM Gestasional.

Diabetes Melitus Tipe lain.


• Defek genetik pada fungsi sel beta
• Defek genetik pada kerja insulin
• Penyakit eksokrin pankreas
• Endokrinopati
• Diinduksi obat atau zat kimia
• Infeksi
• Imunologi
Epidemiologi

Pada tahun 2000, jumlah


Indonesia menduduki penderita diabetes
ranking ke-4 di dunia dalam mencapai 8,4 juta dan
hal jumlah penderita diperkirakan pada tahun
diabetes setelah China, 2030 jumlah penderita
India dan Amerika Serikat. diabetes di Indonesia akan
berjumlah 21,3 juta.
Etiologi

Insufisiensi insulin

Genetik

Faktor Risiko DM tipe 2 :

• Kelebihan berat badan dan obesitas / IMT >23, obesitas


sentral, aktivitas fisik, dan diabetes gestasional, hipertensi
>140/90 mmHg, riwayat keluarga, umur >40 tahun,
dyslipidemia.
Patogenesis

Pertama, glukosa plasma tetap normal walaupun terlihat resistensi insulin


karena kadar insulin meningkat.

Pada fase kedua, resistensi insulin cenderung memburuk sehingga meskipun


konsentrasi insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk
hiperglikemia setelah makan.

Pada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin menurun,
menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata.
Manifestasi Klinis

Polifagi

Polidipsi

Poliuri

Penurunan berat badan

Keluhan tambahan lain  sering kesemutan, rasa


baal dan gatal di kulit
Diagnosis

Gejala klasik DM

Gula Darah Sewaktu ≥200 mg/dl.


Gula Darah Puasa ≥ 126 mg/dl.
Gula darah 2 jam pada TTGO ≥200 mg/dl.
10
Tata Laksana
12
Komplikasi

Komplikasi akut Komplikasi kronik

• Diabetik ketoasidosis • Komplikasi vaskular


(DKA), hyperglicemic dan non vaskular.
hyperosmolar state
(HHS) dan
hipoglikemi.
EFUSI
PLEURA

14
Definisi

Efusi pleura adalah


adanya cairan yang
berlebih dalam rongga
pleura baik transudat
maupun eksudat
Klasifikasi

Efusi Pleura Transudat


• Pada efusi jenis transudat ini keseimbangan kekuatan
menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh darah.
Efusi pleura eksudat
• Eksudat ini terbentuk sebagai akibat penyakit dari pleura itu
sendiri yang berkaitan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler (misal pneumonia) atau drainase limfatik yang
berkurang (misal obstruksi aliran limfa karena karsinoma)
Epidemiologi

Jumlahantara pria dan wanita


Di Amerika Serikat, terdapat setara, meskipun 2/3 kasus
sekitar 1.5 juta kasus efusi efusi pleura akibat keganasan
pleura setiap tahunnya. muncul pada wanita, umumnya
terkait kanker payudara
Etiologi / Faktor Pencetus

Efusi pleura transudat


• Gagal jantung
• Sindroma nifrotik
• Hipoalbuminemia
• Sirosis hepatis
Efusi pleura eksudat
• Pneumonia bakterialis
• Karsinoma
• Infark paru
• Pleuritis
Patofisiologi

Ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan di kavum


pleura, sehingga menyebabkan akumulasi cairan pleura, baik berupa
transudat maupun eksudat

Cairan pleura transudat terjadi akibat ketidakseimbangan tekanan


hidrostatik dan onkotik.

Cairan pleura eksudat terjadi akibat inflamasi pleura. Inflamasi


parenkim/pleura akan meningkatkan permeabilitas sel mesotel dan
kapiler sehingga terjadi akumulasi cairan di kavum pleura.
Manifestasi Klinis

Kesulitan
Sesak nafas Nyeri dada
bernafas

Peningkatan
suhu tubuh Keletihan Batuk
jika ada infeksi
20
Diagnosis

Anamnesis

• Eksplorasi dari gejala sistem pernapasan berupa sesak, nyeri dada dan batuk.
• Adanya keluhan/riwayat pneumonia atau infeksi paru lainnya
• Gejala penyakit jantung, ginjal, liver mengarah kepada efusi pleura transudat
• Demam mengarah kepada etiologi infeksi
• Usia tua, penurunan berat badan, riwayat merokok mengarah kepada etiologi keganasan
• Riwayat kaki bengkak unilateral mengarah kepada etiologi emboli paru
• Riwayat trauma mengarah kepada etiologi hemothorax / chylothorax
• Riwayat pekerjaan & sosial yang meningkatkan risiko ruptur esofagus: paparan asbestos,
konsumsi alkohol berlebih
• Riwayat obat-obatan / operasi sebelumnya: methotrexate, phenytoin, nitrofurantoin,
isoniazid, dasatinib, amiodarone
• Riwayat penyakit inflamatori/sistemik sebelumnya, misalnya lupus, artritis rheumatoid
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi: adanya tanda-tanda hipervolemia, trakea


terdorong
• Palpasi: penurunan fremitus vokal, trakea terdorong ke
sisi kontralateral hemitoraks yang terdapat efusi
• Perkusi: pekak pada hemitoraks yang terdapat
efusi, shifting dullness bila terdapat asites. Jika terdapat
asites, perlu dicurigai adanya infeksi sistemik
• Auskultasi: penurunan/hilangnya suara napas di area
hemitoraks yang terdapat efusi
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang

• Rontgen Toraks
• Ultrasonografi Toraks
• Computed Tomography (CT) Scan Toraks
• Torakosentesis dan Analisis Cairan Pleura
• Percutaneous Pleural Biopsy
Terapi

Thorakosentasis
• Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri, dispnea dan lain-lain. Cairan efusi
sebanyak 1 – 1,5 liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika jumlah cairan
efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian.
Pemberian anti biotik Jika ada infeksi.

Pleurodesis
• Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat (tetrasiklin, kalk dan bieomisin) melalui
selang interkostalis untuk melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.
Tirah baring
• Tirah baring ini bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena peningkatan aktivitas akan
meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga dyspnea akan semakin meningkat pula.
Biopsi pleura, untuk mengetahui adanya keganasan.
Komplikasi

Infeksi Fibrosis paru

Empyema Sepsis

Constrictive
fibrosis

25
Edukasi

Hindari sumber infeksi, baik dari udara, air, makanan

Tidak merokok

Segera kontrol ke layanan kesehatan jika mengalami sesak napas, nyeri dada
yang memburuk, batuk berkelanjutan, atau demam

Risiko komplikasi bila efusi pleura tidak ditangani dengan baik

Bila terpasang selang drainase / kateter interkostal: segera beritahu petugas


medis bila merasa nyeri dada atau sesak bertambah
26
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai